Anda di halaman 1dari 22

INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT

INDONESIA

Oleh :
Albert (345120004)
M. Ilham Ryansyah Ambon
(345120005)
Andy Wijaya (345120008)
Oppy Fahrizi (345120032)
MENURUT AHLI
Randall collins (1975), seorang sosiolog ternama,
mengatakan bahwa pertanyaan mendasar
sosiologi bukanlah mengapa masyarakat
terbentuk, tetapi setelah masyarakat terbentuk
apa yang membuat orang-orang tetap terikat di
dalamnya. Suryadinata berpendapat bahwa
ethnie atau kelompok etnik percaya bahwa
mereka berasal dari suatu kelompok nenek
moyang yang sama (ini bisa nyata atau hanya
dibayangkan) dan memiliki suatu akar budaya
yang sama pula.
Menurut suryadinata, ada dua tipe bangsa,
yaitu ethnic nation yang berasal dari satu
kelompok etnik dan social nation yang
berasa dari berbagai kelompok etnik
(suryadinata 2000). Indonesia masuk
kedalam tipe kedua.
Fenton mengatakan bahwa fanatisisime
atau ekstrimitas etnis biasanya berbeda
identitasnya; ada yang keras dan adapula
yang lemah atau kabur.
IKATAN PRIMODIAL
Ikatan primodial, terutama keagamaan
dan rasial, memang sangat mendasar
dalam kehidupan sosial, karena manusia
selalu cenderung menggolonggkan diri
menjadi kita dan mereka. Hal ini
bersal dari sosialisasi dan unsur
psikokultural manusia yang disebut
sebagai needs for belonginig (kebutuhan
untuk tergabung dalam suatu identitas).
NASIONALISME
Nasionalisme sendiri adalah ekspresi perasaan
sebangsa. Ideologi ini biasanya diekspresikan
dalam bentuk gerakan yang memuja bangsa
(nation). Bangsa seperti ini pada dasarnya tidak
berasal dari suatu satuan masyarakat yang
homogen, tetapi memiliki berbagai unsur identitas
yang beragam, seperti suku, agama, ras dan
sebagainya, sehingga dirasa perlu untuk
mengembangkan berbagai program atau kebijakan
untuk membujuk warganya agar merasa memiliki
suatu identitas bersama yang bersifat nasional.
Secara teoritis, strategi yang dikembangkan
pemerintah bisa dibedakan menjadi tiga
macam :
Pendekatan asimilatif
Pendekatan akulturatif
Pendekatan multikulturalis
Rasa nasionalisme juga bisa dipengaruhi atau
diganggu oleh apa yang disebut natinal
homeland, yaitu suatu negara yang dianggap
sebagai daerah asal kelompok ras tertentu.
MCCRONE MEMPERKENALKAN KONSEP NEO-
NATIONALISM, YAITU GERAKAN
KEBANGSAAN DARI MASYARAKAT DI SUATU
DAERAH YANG MOTIVASI UTAMANYA ADALAH
MEMPERJUANGKAN SUMBER-SUMBER DAYA
DAERAHNYA TERHADAP PEMERINTAH PUSAT.
PERASAAN SEPERTI INI SERING MUNCUL
PADA MASYARAKAT YANG KAYA SUMBER
DAYA ALAM DAN TELAH MAJU SECARA
EKONOMI, TATKALA MASYARAKAT SIPILNYA
TELAH MENJADI SEMAKIN SADAR ATAS
KEKAYAAN DAERAHNYA DAN MULAI
MENGEMBANGKAN ASPIRASI UNTUK
MEBEBASKAN DIRI DARI PEMERINTAH PUSAT
Ungkapan Ben Anderson (1983)
bahwa negara-bangsa adalah suatu
imagined community amat tepat sebab
eksistensi negara-bangsa tergantung
dari seberapa besar warga
masyarakatnya mengakui,
mendambakan dan
meambayangkannya.
BERBAGAI PERSPEKTIF DALAM SOSIOLOGI

Dalam sosiologi dikenal beberapa


perspektif (sudut pandang). Dalam
buku Sistem Sosial Indonesia ini akan
diperkenalkan perspektif yang bersifat
mskro-struktural, yaitu fungsional dan
konflk. Selain itu akan di bahas pula
perspektif yang bersifat
interpretivisme, yang lebih bertataran
mirkro.
PERSPEKTIF STRUCTURAL FUNGSIONAL

Perspektif ini diperkenalkan oleh tokoh-


tokoh utama dalam sosiologi, sperti
august comt(1898), Herbert spencer
(1898),Talcott Parson (1937), Kingsley
Davis (1937), Robrt K. Merton (1957)
dan lain-lain. Pada dasarnya perspektif
ini percaya bahwa untuk tujuan
analisis, masyarakat dapat
dianalogikan sebagai organism biologis.
Analogi ini dilator-belakangi oleh
pandangan bahwa masyarakat
merupakan suatu system yang unsure-
unsurnya saling terikat dalam suatu
pola keteraturan tertentu (struktur
social) dan memiliki fungsi yang khas
dan saling tergantung secara
kepentingannya sendiri tetapi demi
keberlangsungan hidup dari system
(survival of the system).
Aliran pemikiran ini mengajukan seperangkat asumsi dasar tentang
masyarkat, yaitu.:
1. Masyarakat merupakan suatu jaringan kelompok manusia yang
bekerjasama secara teoriganisasi, berdasarkan seperangkat
aturan dan nilai yang dianut dan disepakati oleh sebagian besar
anggota masyarakat tersebut (value consensus).
2. Hubungan antar sub-sistem dalam masyrakat menciptkan
keteraturan social (social oerder) yang sangat kuat, sehingga
perubahan dalam suatu system selalu bersifat evalusioner (tidak
revolusioner) sebab perlu mengalami proses adaptasi secara
sistematik.
3. Pada dasarnya suatu system social selalu berusaha
mempertahankan stabilitas.
4. Karena setiap unsure dalam system social selalu memiliki fingsi
yang berguna bagi unsure lainnya atau bagi kelangsungan hidup
seluruh system, unsure yag tidak memiliki fungsi akan hilang
dengan sendirinya.
5. Perubahan social disebut fungsional apabila menunjang
kelangsungan hidup system.
Herbert Spencer (1898) seorang tokoh structural fungtional telah
menggambarkan secara cukup rinci persamaan dan perbedaan antara
masyarakat sebagai suatu system social dengan system biologis yang di
sebutnya sebagai system organik.
Persamaan keduanya adalah:
Baik system organik maupun system social cenderung tumbuh menjadi
semakin kompleks karena fungsi yang ada dalam suatu pranata akan
mengalami proses diferensiasi, misalnya dalam masyarakat sederhana
pranata keluarga mencakup seluruh fungsi pendidikan, tetapi dalam
masyarakat yang telah berkembang akan muncul pranata baru yang
menjanlankan funsgi pendidikan.
Sedangkan perbedaan antara system social dari system biologis adalah:
Dalam organic system unur-unsurnya saling melekat secara fisik,
sedangkan dalam seupr-oerganic system unsure-unsurnya bisa tersebar
(dispersed).
PERSPEKTIF KONFLIK
Bahwa masyarakat merupakan suatu system
dari sejumlah unsure yang saling terkait secara
fungsional. Sifat pendekatan ini anti
individualistis karena yang menjadi titik berat
perhatian adalah kebutuhan system
(masyarakat), bukan kebutuhan individu-individu
didalamnya.
Persepektif ini memandang keteraturan social
yang didukung oleh norma dan moral
masyarakat adalah hasil paksaan dari
kekuatan kelompok yang berkuasa.
Terbentuknya stratifikasi atau pelapisan social
pada setiap masyarakat adalah sesuatu yang
fungsional (perlu) untuk memberikan
penghargaan yang lebih tinggi kepada dan
seseorang atau kelompok yang memiliki fungsi
yang lebih penting dan lebih berat agar mau
menjalankan funsgi itu dalam masyarakat.
Stratifikasi social adalah sumber ketidak-adilan
dan merupakan alat eksploitasi bagi kelom[ok
yang kuat terhadap yang lemah.
PERSPEKTIF INTERPRETIVISME; SYMBOLIC INTERACTIONISM

Interpretivisme berakar pada tradisi


yang dikembangkan weber yang
berpandangan bahwa ealaupun manusia
digerakan oleh kekuatan social (social
forses) dalam bentuk kultur maupun
structur, namun manusia adalah
mahluk yang memiliki kemampuan
untuk memberika makna secara pribadi
terhadap tindakan yang dilakukannya.
Weber menggolongkan tindakan social
(social acting) menjadi empat tipe
yaitu:
a) Ratioanal action

b) Value based-rational action


c) Tradisional action

d) Affectual atau emotional action


T EORI SOSIOLOGI
T ENTANG MASYARAKAT INDONESI A
T EORI MASYARAKAT MAJ EMUK (P LURAL SOCI ET Y )

Teori masyarakat Dualistik


J.H Boeke dalam disertasinya lebih tertarik pada perbedaan
sistem dan mentalitas ekonomi antara dua peradaban
yang hidup bersama dalam masyarakat Hindia belanda
pada waktu itu ( Boeke 1942)

Teori involusi
Geertz (1968) mengolaborasi skema Boeke dengan
menggambarkan adanya dua sistem ekologi di Indonesia,
yaitu wilayah dalam (Pulau Jawa) dan wilayah luar
(pulau-pulau lain di Indonesia terutama Sumatra
CIRI PERKEMBANGAN SOSIAL DI INDONESIA

Secara sosiologis, masyarakat Indonesia berbeda


dengan bangsa eks penjajah, bahkan juga berbeda
dengan sesama bekas jajahan lainnya di Asia
Tenggara. Gejala-gejala sosial ini sejak lama telah
banyak direkam oleh para sosiolog atau antropolog
BaratTesis Wertheim, menurut King adalah tentang
pentinganya peran negara dalam kehidupan dan
pembangunan ekonomi pada masyarakat Indonesia.
Wertheim menggunakan konsep-konsep Marx tentang
asiatic mode of production and oriental despotism
serta konsep Weber tentang birokrasi patriomonial
dan Islam.
BATASAN KONSEP INTEGRASI
Suatu defenisi yang relatif netral tentang
integrasi dikemukakan oleh Richard Scott
(1970), yaitu suatu ikatan (coherence)
serta kesatuan (unity) antara satuan-
satuan (units) yang tergabungdalam
suatu organisasi sosial.
Konsep integrasi bisa dibedakan kedalam
sekurang-kurangnya tiga sifat, yaitu
integrasi normatif, integrasi fungsional
dan integrasi koersif (paksaan).
KONSEP-KONSEP INTEGRASI

Integration Conformity
Equilibrium Peace
Stabilty Cohesion
The absence of Compromise
conflict Harmony
Tolerance Solidity
Solidarity(kesetiaka Sinergy
wanan)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai