Perpustakaan - Uns.ac - Id Digilib - Uns.ac - Id: Bab Ii Tinjauan Pustaka
Perpustakaan - Uns.ac - Id Digilib - Uns.ac - Id: Bab Ii Tinjauan Pustaka
id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kerangka Teori
15
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
b. Bentuk-bentuk Korupsi
Beberapa bentuk korupsi (Muhammad Azhar,2004: 47) diantaranya
adalah sebagai berikut:
c. Jenis-jenis korupsi
b. Tugas Polisi
c. Wewenang Polisi
Disamping memiliki tugas-tugas tersebut di atas, Polisi memiliki
wewenang secara umum yang diatur dalam Pasal 15 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia yaitu sebagai berikut:
1) Menerima laporan dan/atau pengaduan;
2) Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang
dapat mengganggu ketertiban umum;
3) Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;
4) Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau
mengancampersatuan dan kesatuan bangsa;
5) Mengeluarkan peraturan Kepolisian dalam lingkup kewenangan
administratif Kepolisian;
6) Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan
kepolisian dalam rangka pencegahan;
7) Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
8) Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret
seseorang;
9) Mencari keterangan dan barang bukti;
10) Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
3) Asas Akuntabilitas,
4) Asas Kepentingan Umum, dan
5) Asas Proposionalitas
b. Fungsi dan Tugas Komisi Pemberantasan Korupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas, yaitu :
a. Pengertian Penyidikan
tindakan
penyidik dalam hal dan menuntut cara yang diatur dalam Undang-Undang ini
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna menemukan
Polisi Negara
Republik Indonesia atau pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi
wewenang oleh Undang-Undang Berdasar
Pasal tersebut penyidik adalah: (1) Peajabat Polisi Negara Republik
Indonesia, (2) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh Undang-Undang.
Agar dapat mengetahui siapa yang dimaksud dengan orang yang berhak
sebagai penyidik ditinjau dari segi instansi maupun kepangkatan, ditegaskan
dalam Pasal 6 KUHAP. Dalam pasal tersebut ditentukan instansi dan
kepangkatan seorang pejabat penyidik. Bertitik tolak dari ketentuan Pasal 6
KUHAP yang dimaksud, yang berhak diangkat sebagai pejabat penyidik
antara lain adalah agar seorang pejabat Kepolisian dapat diberi jabatan
sebagai penyidik, maka harus memenuhi syarat kepangkatan sebagaimana hal
itu ditegaskan dalam Pasal 6 ayat (2) KUHAP. Menurut penjelasan Pasal 6
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
KUHAP
Undang-Undang
TIPIKOR
Nomor 20 Tahun
2001
PENYIDIKAN
Keterangan Bagan:
Mengacu pada Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (KUHAP), pejabat Polisi negara Republik Indonesia adalah
bertindak sebagai penyelidik dan penyidik perkara pidana (Pasal 4 jo Pasal
6 KUHAP). Jadi, Polisi berwenang untuk menjadi penyelidik dan penyidik
untuk setiap tindak pidana, termasuk Tindak Pidana Korupsi. Adapun
kewenangan Kejaksaan untuk melakukan penyidikan disebutkan dalam
Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia. Berdasarkan Pasal 30 ayat (1) huruf d Undang-Undang
Kejaksaan, kejaksaaan berwenang untuk melakukan penyidikan terhadap
tindak pidana tertentu berdasarkan Undang-Undang. Kewenangan
kejaksaan ini contohnya kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id