Anda di halaman 1dari 18

Pendidikan Kewarganegaraan

PRAKTIK KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME


DALAM KHASANAH INDONESIA DITINJAU DARI
PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

oleh:

Bakhtiar Raharjo (140331604956)


Bhisma Wildan (140331606703)
Faismatul Kholifah (140331605705)
Hkit Fail Nurhasanah (140331604243)

By
Group 7
Sub BAB :
PRAKTIK
Pengertian KKN (Korupsi, KORUPSI,
Kolusi dan Nepotisme
KOLUSI, DAN
NEPOTISME
Pengertian HAM (Hak Asasi
Manusia)
DALAM
KHASANAH
KKN ditinjau dari
INDONESIA
perspektif HAM DITINJAU DARI
PERSPEKTIF
HAK ASASI
MANUSIA
Korupsi

Menurut KBBI (Kamus Besar


Undang-Undang Bahasa
No.31 Indonesia)
Tahun korupsi Pemberantasan
1999 tentang adalah penyelewengan
Tindak
atau penyalahgunaan
Pidana uang
Korupsi, korupsi negara
adalah (perusahaan
setiap orang yangdsb) untuk keuntungan
dikategorikan pribadi
melawan hukum,
atau orang lain.
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Korupsi
Kondisi yang mendukung munculnya korupsi

1. Konsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung


jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-
rezim yang bukan demokratik.

2. Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah

3. Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih


besar dari pendanaan politik yang normal.

4. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.

5. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan


"teman lama".
Korupsi
Kondisi yang mendukung munculnya korupsi

6. Lemahnya ketertiban hukum.

7. Lemahnya profesi hukum.

8. Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.

9. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.

10. Rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagal
memberikan perhatian yang cukup ke pemilihan umum.

11. Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau


"sumbangan kampanye".
Kolusi

Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan


membuat kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan
kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian uang
atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala urusannya
menjadi lancar.
Nepotisme

Kata nepotisme berasal dari kata Latin nepos, yang berarti


"keponakan" atau "cucu".
Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau keluarga atau
teman akrab berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan
kemampuannya.
Nepotisme

Di Indonesia, tuduhan adanya nepotisme bersama dengan


korupsi dan kolusi (ketiganya disingkat menjadi KKN) dalam
pemerintahan Orde Baru, dijadikan sebagai salah satu pemicu
gerakan reformasi yang mengakhiri kekuasaan presiden
Soeharto pada tahun 1998.
HAM

Ketetapan MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi


Manusia , dirumuskan bahwa HAM adalah:

“hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal
dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk
hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak
kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan dan kesejahteraan,
yang oleh karena itu tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun”.
HAM

Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang


melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Macam-macam HAM

hak-hak yang diatur dalam Undang-undang Nomor 39


Tahun 1999, adalah:
1) hak untuk hidup;
2) hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan,
3) hak untuk mengembangkan diri,
4) hak untuk memperoleh keadilan
5) hak atas kebebasan pribadi,
6) hak atas rasa aman,
7) hak atas kesejahteraan,
8) hak turut serta dalam pemerintahan,
9) Hak Perempuan,
10) Hak Anak.
KKN VS HAM

Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih


dan Bebar dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme mengatur bahwa

“praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme tidak hanya


dilakukan antara penyelenggaran negara, melainkan
juga antara penyelenggara negara dengan pihak lain
yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta membahayakan
eksistensi Negara”.
KKN merupakan tindakan melanggar hukum dan HAM. Karena KKN adalah
tindakan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi atau kelompok
tertentu, yang merugikan kepentingan negara atau orang banyak. Menurut hukum
tindakan ini termasuk kejahatan atau kriminal (extra ordinary crimes).

Menurut prespektif HAM, tindak KKN berarti melakukan diskriminasi terhadap


orang lain untuk menikmati manfaat umum dari suatu pelayanan.
Begitu besarnya tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Maka yang menjadi korban
adalah publik/masyarakat luas. Karena korbannya adalah rakyat maka HAM bisa
menjadi salah satu pintu masuk atau menjadi analisis terhadap tindakan korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Melalui menggunakan instrumen HAM dapat mendorong partisipasi
masyarakat untuk lebih mengetahui hak-hak mereka yang dirampok, dapat
ditunjukkan dengan nyata bagaimana individu-individu warga menjadi korban
pembantaian dari anggaran negara (yang dikorupsi).
Dalam UUD 1945 ditegaskan bahwa

Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan atas


kekuasaan belaka (Machstaat) ini berarti bahwa Republik Indonesia adalah
Negara hokum yang demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan menjamin semua warga Negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan tanpa ada kecualinya.
Kesimpulan

KKN
Apabila adalah
negara perbuatan
membiarkan KKNyang merugikan
merajela, dan melanggar
itu sama artinya semua
negara membiarkan
hukum yang
rakyat hidup ada.
dalam KKN jugaIni
ketidakadilan. dapat
berartimerusak danmelakukan
negara sedang membuat Negara
pelanggaran
kita HAM.KKN membuat kerugian dalam bidang ekonomi dan
ini hancur.
MenurutNegara
social prespektifIndonesia
HAM, tindak
danKKN
ituberarti
akanmelakukan diskriminasi
berdampak serius terhadap
bila tidak
orang lain untuk menikmati manfaat umum dari suatu pelayanan. Kembali ke
kita tekan. Kita haruslah dapat menekan KKN itu sekecil mungkin
kondisi presepsi umum dari masyarakat yang melihat fenomena kesenjangan sosial
agar tidak berkembang di Indonesia. Haruslah kita katakan dan
yang ada.
yakin bahwa KKN bukanlah bagian dari budaya Indonesia.
Say NO to KKN

Terima kasih 
Dasar hukum pemberantaran tidak pidana KKN:

Undang-Undang No. 3 Tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi


Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negera yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Peraturan Pemerintah Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan
Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2005 tentang Sistem Manajemen Sumber Daya
Manusia KPK

Anda mungkin juga menyukai