Anda di halaman 1dari 1

1.

Keimaman Harun:
- Harun adalah saudara laki-laki Musa dan Miryam, berasal dari suku Lewi. Dalam
tradisi paling awal, Harun harus membahasakannya dalam perkataan apa yang
dikehendaki Allah (Kel. 4:16), namun Harun tidak memiliki peran keimanan.
- Musa dipanggil Allah untuk pergi ke Mesir, namun Musa mengeluh bahwa ia tidak
fasih bicara (Kel. 4:10), dan Harun diperkenalkan sebagai orang yang pandai bicara
(Kel. 4:14). Maka Harun bertugas sebagai nabi atau jurubicara dan melalui dia Musa
akan berbicara kepada Firaun (Kel. 7:1).
- Harun diperintahkan mejumpai Musa di padang gurun (Kel. 4:27). Musa
memberitahukan kepada Harun pekerjaan yang akan mereka lakukan. Keduanya
mengumpulkan semua tua-tua umat Israel dan menerangkan kepada mereka apa yang
hendak dilakukan oleh Allah. Bangsa itu percaya pada ucapan-ucapan mereka (Kel.
4:27-31).
- Namun, tanda-tanda kepercayaan yg pertama segera lenyap. Akibat penindasan yg
kejam, orang Israel tidak mendengarkan -- 'karena mereka putus asa dan karena
perbudakan yg berat itu' (Kel 6:8). Karena itu Tuhan menyuruh Musa dan Harun
menghadap raja Mesir. Harun akan membuat tanda-tanda ajaib. Maka, tampillah dia
sebagai jurubicara yg dipercayai dan bertindak bersama Musa di hadapan Firaun.
- Watak Harun tidak setegar watak Musa. Ketika Musa berada di atas gunung, Harun
menyerah -- walaupun mungkin dengan hati yg luluh -- lalu memenuhi desakan
bangsa itu untuk membuat ilah bagi mereka. Mungkin pula Harun berpikir bahwa
dalam bentuk ilah mode baru itu ia menyembah Tuhan (Kel. 32:5). Tapi sekalipun
demikian ia telah turut mengambil bagian dalam pemujaan berhala. Ketika Musa
memanggil mereka yg memihak kepada Tuhan, maka suku Harun, yaitu bani Lewi,
segera tampil dengan ikhlas. Peristiwa ini memperlihatkan Harun bukan pemimpin,
melainkan orang yg lemah dan mudah menurut.
- Tapi Allah memakai pelayan-pelayan yg berdosa, dan adalah maksud-Nya bahwa
Harun akan melayani sebagai imam besar. Sesuai kesucian jabatan, maka dibuatlah
pakaian yg indah untuk imam besar, seperti diuraikan dalam Kel. 39. Pentahbisan
untuk jabatan itu merupakan peristiwa yang sangat khidmat, dan dilaksanakan oleh
Musa. Harun sendiri diurapi dengan minyak untuk menguduskannya bagi jabatan yg
suci itu.

Anda mungkin juga menyukai