Anda di halaman 1dari 2

ALAM SEBAGAI BAGIAN HIDUP MANUSIA8

GRACIA STEFANI, IXA, 03.


Selamat pagi bapak johan, bu dian, pak tomi serta bu retno Pada pagi hari ini saya akan
berkhotbah yang bertemakan tentang alam sebagai bagian hidup manusia namun sebelumnya
saya mempunyai beberapa pertanyaan menurut masing masing dari persepsi dari bapak ibu
guru sekalian, apa sebenarnya peran alam sebagai bagian dari hidup manusia? Mengapa alam
sangat penting bagi manusia? Apakah bapak dan ibu guru sudah menjaga dan memelihara
alam kita dan kira kira contoh penerapannya apa? Baik, terima kasih sudah mau menjawab
pertanyaan saya masing2 dari pendapatan serta persepsi bapak ibu guru sekalian itu sudah
benar.
alam merupakan ciptaan Allah yang memang sudah dikodratkan untuk menjadi bagian dari
hidup manusia. Hal itu tampak Ketika Tuhan menciptakan bumi dan isinya ini dari hari
pertama sampai hari kelima pada akhirnya diperuntukkan bagi kehidupan manusia. Salah satu
langkah konkrit mencintai Tuhan adalah mencintai alam. Manusia harus menghormati
sesama ciptaan Tuhan. Ketika alam hancur karena ulah manusia, artinya manusia tersebut
tidak mengasihi Tuhan sebab tidak memperlakukan alam sebagaimana mestinya.
“Saat kita mampu mencintai sesama, maka saat itu kita menciptakan surga dalam hidup kita.
Semoga kita bisa merasakan kehadiran Tuhan Yesus dan melakukan yang terbaik di jalan-
Nya,” ungkap salah satu Romo Kristiani.
Lalu ada beberapa Tindakan dari manusia yg merusak alam diantaranya yaitu :
1. penebangan liar : Hutan memiliki peran yang penting untuk kehidupan di bumi, ketika
hutan berubah menjadi lahan gundul maka akan merugikan makhluk hidup. 
Dampaknya akan menimbulkan pemanasan global, akan terjadi kekeringan di wilayah
terdekat hutan, dan kebakaran hutan.
2. perburuan liar : perburuan liar biasanya dilakukan untuk mengambil keuntungan pribadi
dan mengakibatkan kerugian bagi lingkungan. Dampak dari hal ini bisa membuat populasi
hewan yang berkurang hingga terjadinya kepunahan pada suatu spesies.
3. membuang sampah sembarangan : Membuang sampah sembarangan adalah salah satu
masalah utama penyebab rusaknya lingkungan. 
Hingga saat ini masih banyak manusia yang melakukan hal tersebut, baik sampah rumah
tangga maupun limbah industri ekonomi. 
Sampah yang menumpuk dan tidak bisa terurai akan merusak tanah dan ekosistem alam
lainnya. 
Akibatnya, dapat terjadi banjir di wilayah yang kurang resapan air dan terlalu banyak
menimbun sampah. 
Dalam amsal 3:19-22 : “Dengan hikmat Tuhan telah meletakkan dasar bumi, dengan
pengertian ditetapkan-Nya langit, 3:20 dengan pengetahuan-Nya air samudera raya
berpencaran dan awan menitikkan embun. 3:21 Hai anakku, janganlah pertimbangan dan
kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu, 3:22 maka itu akan menjadi
kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi lehermu”
Dengan ayat ini Tuhan mengatakan kepada kita untuk memelihara alam, bukan merusak atau
menghancurkan alam itu sendiri secara perlahan-lahan. Sesungguhnya, Tuhan telah
menciptakan alam semesta beserta isinya dengan teramat sangat indah.
Itu merupakan anugerah yang amat besar, yang terlebih dahulu Dia sediakan sebelum
menciptakan manusia. Supaya ketika manusia hadir, keindahan itu sudah bisa dinikmati
secara langsung.
Sejak semula, Tuhan pun sudah menyatakan bahwa apa yang Dia ciptakan adalah baik.
Tanaman, pohon-pohon berbuah, tunas-tunas muda, itu diciptakan dengan baik.
Lalu Adapun tokoh katolik yang berupaya untuk melestarikan alam yaitu pastor Samuel Oton
Sidin ia berupaya penghijauan sebagai bentuk upaya kepedulian terhadap lingkungan, ia
mendapatkan lahan dengan luas awal 80 Ha yang kini menjadi tanah milik Keuskupan Agung
Pontianak. Sejak 8 tahun silam (tahun 2000), tempat yang dulunya sebagian lahan di
perbukitan dan rawa pernah terbakar ini mulai dirintis dengan pendirian pondok. Selang
beberapa tahun kemudian luasnya kini mencapai lebih dari 90 Ha. Tujuan utamanya saat itu
seperti dijelaskan Pastor Samuel Oton Sidin, OFM Cap adalah guna melestarikan dan
memelihara dengan menghijaukan lingkungan setempat. ”Saya mencoba menghijaukan lahan
yang kritis ini (sempat terbakar) supaya rimbun kembali,” jelasnya. Dipilihnya ”Rumah
Pelangi”
Kita harus meneladani tokoh tersebut dengan melakukan penghijauan di sekitar lingkungan
kita, merawat lingkungan bisa kita lakukan dari upaya kecil yaitu dengan tidak membuang
sampah sembarangan.
Maka dari itu marilah kita melestarikan, menjaga dan memelihara alam kita dimulai dari diri
sendiri terlebih dahulu. Merawat lingkungan hari ini untuk kehidupan yang lebih baik di esok
hari.

Anda mungkin juga menyukai