Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia diciptakan Tuhan dengan sangat sempurna, yang memiliki

akal dan pikiran yang dapat digunakan untuk memuliakan Allah. Dalam

memenuhi kebutuhan hidup manusia, Allah telah menciptakan beserta isinya

yang dapat dimanfaatkan manusia untuk kelangsungan hidup mereka, oleh

karenanya sudah selayaknya manusia menjaga dan melindungi alam. Manusia

dalam menjalani hidup sangat bergantung pada keadaan alam jika alam sekitar

baik, manusia akan nyaman dalam menjalani hidup, sedangkan bila alam

rusak maka manusia akan merasa terancam. Semua yang dibutuhkan manusia,

bahkan juga makhluk-makhluk Tuhan lainnya, telah tersedia di alam ini.

Dengan demikian, menjaga kelestarian alam memang sangat penting.

Secara teologis dapat dikatakan bahwa manusia dan alam adalah

ciptaan, properti dan bait Allah, semuanya itu berada dalam suatu hubungan

perjanjian dengan Allah. Barangsiapa yang merusak alam, maka ia merusak

hubungan perjanjian itu. Disamping itu, segala kegiatan pengrusakan alam

akan mendatangkan kerusakan pada hidup umat manusia. Alam merupakan

pemberian Allah untuk manusia untuk memelihara dan dipergunakan

1
(Kejadian 1:26-31). Oleh karena itu, etika lingkungan tidak berpusat pada

manusia atau alam, melainkan berpusat kepada Allah.

Teologi ciptaan menekankan karya Allah yang memberikan hidup

kepada seluruh ciptaan (Mazmur 104:10-18). Dalam hal ini, manusia dilihat

sebagai bagian integral dari alam bersama tumbuh-tumbuhan, hewan, dan

ciptaan lainnya. Tanggung jawab manusia adalah bekerja untuk Tuhan dalam

memelihara dan mengelola lingkungan hidup, bukan mendominasi apalagi

mengeksploitasinya.

Selain itu, terdapat pandangan teologi Alkitab berbicara tentang

ciptaan baru dan bumi yang baru (Wahyu 21:1), dimana bumi yang baru

tersebut adalah bebas dari polusi (pencemaran), destruksi (pengrusakan).

Maka manusia ditugasi oleh Allah dalam rangka menggalang keharmonisan

manusia dan alam. Menurut (Kejadian 1:28), ciptaan terakhir yakni manusia,

mendapat mandat untuk bertanggung jawab atas seluruh ciptaan. Tanggung

jawab terhadap alam sebagai ciptaan Allah, juga telah dipertegar lewat

kehadiran Kristus Yesus.

Berdasarkan kenyataan yang sedang terjadi secara umum, sebagian

dari masyarakat ini mereka tahu apa yang mereka perbuat salah dengan hal-

hal kecil yang dianggap itu biasa dengan membuang sampah sembarangan.

Sering kali terjadi yang berjalan kaki ataupun menaiki kendaraan membuang

plastik sampah tersebut di pinggiran jalan/selokan. Adapun yang lainnya

dengan manusia sering menebang pohon untuk mendapat lahan yang

2
diinginkan untuk kegiatan perkebunan dikawasan hutan lindung. Melalui

aktivitas pemanfaatan hutan atau konversi lahan yang dilakukan oleh

masyarakat yang bermukim di sekitar/didalam kawasan dalam bentuk

permukiman, perladangan, penebangan kayu dan pengambilan bahan galian

serta beberapa aktivitas lainnya.

Meskipun hal ini dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan ini

merusak dan mengganggu keseimbangan lingkungan hidup. Sehingga peluang

terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat. Maka dari dampak aktivitas

tersebut menimbulkan curah hujan yang deras dan dapat mengakibatkan banjir

serta tanah longsor.

Melihat kembali peristiwa-peristiwa bencana alam melanda bagian

dari negeri kita sudah seharusnya kita merenung bahwa sejauhmana kerusakan

yang kita perbuat terhadap lingkungan tempat yang kita berdiam dan hidup

ini. Contoh seperti peristiwa sebelumnya yang terjadi pada tahun 2019, terjadi

bencana banjir bandang di kabupaten Jayapura. Banjir terjadi karena

Deforestasi di pegunungan cycloop sejak dua dekade terakhir. Deforestasi

mengancam kawasan hutan inti dan penyangga cycloop. Maka Badan

Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan korban tewas akibat

banjir bandang Sentani Papua mencampai 112 orang, sementara itu masih ada

94 orang yang di nyatakan hilang hingga saat ini.

Kejadian banjir bandang tersebut, telah membuka mata semua

kalangan bahwa pelestarian lingkungan sangat penting, untuk itu beberapa

3
pihak melakukan kerja sama. Di antaranya kerja sama yang dilakukan oleh

pemerintah dan beberapa pihak.

Kepedulian gereja terhadap kerusakan lingkungan hidup sangat

minim. Sejauh yang Penulis lihat bahwa pada saat ini gereja lebih

mementingkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah internalnya dari pada

masalah-masalah yang sedang terjadi di luar. Kerusakan lingkungan hidup ini

sebenarnya merupakan bagian dari diri gereja yang bertumbuh dan

berkembang di tengah-tengah dunia ini. Akan tetapi kekurang-pedulian gereja

terhadap masalah ini bisa kita katakan sesuatu hal yang sangat fatal, karena

akibat dari kerusakan lingkungan hidup sendiri akan dirasakan dampaknya

oleh seluruh makhluk hidup yang ada di dalam dunia ini, termasuk gereja.

Gereja terpanggil sebagai lembaga Tuhan. Dipanggil berdasarkan

amanat penciptaan untuk memelihara maka disinilah peran gereja berfungsi

bagaimana dapat merekonsiliasi kembali ke keadaan semula. Dengan cagar

alam ini berada diwilayah pelayanan Klasis Sentani oleh karena tesis ini

menulis untuk memberi inspirasi atau memberi pemikiran agar supaya gereja

juga harus terlibat didalam memelihara lingkungan hidup karena lingkungan

hidup disekitar itu adalah bagian dari kehidupan dan pelayanan gereja. Dan itu

berdampak bagi kehidupan umat manusia jangka panjang.

Kerena pentingnya lingkungan ini maka penulis terdorong untuk

menulis judul “Gereja dan Lingkungan Hidup” Suatu Kajian Eko-Misiologi

Terhadap Peran dan Tanggung Jawab Klasis Sentani Terhadap Kelestarian

4
Lingkungan Hidup Di Sekitar Kawasan Cycloops”. Supaya lebih

meningkatkan peran gereja dan pemeliharaan lingkungan hidup harus menjadi

salah satu aspek/agenda misi gereja.

1.2 Rumusan dan Tujuan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk tindakan nyata dari gereja dalam melestarikan

lingkungan hidup di wilayah cycloops.

2. Apakah lingkungan hidup juga salah satu agenda penting dalam misi

gereja.

3. Apakah ada kerjasama antara lembaga gereja dan pemerintah terkait

melestarikan lingkungan hidup di wilayah cycloops.

1.2.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk tindakan nyata dari gereja dalam melestarikan

lingkungan hidup diwilayah cycloops.

2. Untuk mengetahui pentingnya lingkungan hidup dalam agenda misi

gereja.

3. Untuk mengetahui sejauhmana kerjasama antara lembaga gereja dan

pemerintahkan terkait melestarikan lingkungan hidup di wilayah cycloops.

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Teoritis

5
1) Kajian ini diharapkan memberi inspirasi mengenai pentingnya menjaga,

melestarikan lingkungan hidup sebagai makhluk ciptaan yang menyadari

tujuan perintah Allah.

1.3.2 Praktis

1) Manfaat bagi Pendeta

Sebagai masukan bagi Pendeta dalam menjalakan tugas palayanan misi di

tengah-tengah masyarakat, dan pentingnya memberikan pemahaman

kepada jemaat di sekitar wilayah cycloops.

2) Bagi Masyarakat/Warga Jemaat

Memberikan gambaran bagi masyarakat/warga jemaat agar selalu menjaga

dan memelihara lingkungan hidup di sekitar wilayah cycloops. Yang dapat

membangun keharmonisan dengan Tuhan.

3) Bagi Gereja

Memberikan inspirasi/pemikiran kepada gereja agar dapat lebih

meningkatkan peran gereja dalam pemeliharaan lingkungan hidup harus

menjadi salah satu aspek/ageda misi gereja.

1.4 Pengertian Judul

Gereja adalah peran aktiv untuk mewujudkan karya keselamatan Allah bagi

dan didunia. Gereja dan lingkungan hidup dimaksudkan untuk memulihkan

hubungan antara manusia dan alam yang mana telah jauh bergeser. Manusia

dengan tuntutan kebutuhan hidupnya telah berbuat semaunya terhadap alam.

Melakukan perusakan terhadap alam. Pergeseran tersebut perlu untuk

6
diperbaiki, karena gereja sebagai lembaga Tuhan dipanggil untuk berdasarkan

amanat penciptaan untuk memelihara. Sehingga sudah sewajarnya manusia

menjaga alam agar tetap lestari dan memberikan penghidupan yang layak bagi

manusia.

Anda mungkin juga menyukai