Anda di halaman 1dari 4

Nama: Muhammad Ali Shohibul Hikam

NIM:932216119
Mata Kuliah: Teologi Islam G

No Persoalan Mu’tazilah Asy’ariyah Maturidiah Bukhara Maturidiah Samarkand

1. Kekuasaan dan Tidak Mutlak, karena Mutlak, Tuhan Mutlak, Sependapat Kehendak tuhan tidak
Kehendak kekuasaan tuhan berkuasa dan dengan Asyariyah mutlak dan tidak sekeras
Mutlak Tuhan sebenarnya tidak berkehendak mutlak. bahwa tuhan bukhoro. Maka dalam hal
bersifat mutlak lagi. Tuhan tidak tunduk mempunyai kekuasaan ini Samarkand memilik
Kekuasaan mutlak pada siapapun. mutlak. Tuhan dapat batasan-batasan batasan.
tuhan telah di batasi berbuat sesuka dan
oleh kebebasan yang sesuai kehendaknya.
menurut pahamnya
telah diberikan kepada
manusia.
2. Keadilan Tuhan Manusia sebagai Kaum ini percaya Perbuatan Tuhan Menurut kaum ini bahwa
mahkluk tertinggi, pada mutlaknya merupakan sekehendak segala perbuatan yang
paham Mu’tazilah kekuasaan tuhan. hatinya. dilakukan oleh manusia
mempunyai Kekuasaan dan manusia merupakan
kecenderungan untuk kehendaknya bukan kehendak manusia itu
melihat segala-galanya karena kepentingan sendiri.
dari sudut kepentingan manusia.
manusia.
3. Kewajiban Tuhan Mutlak, karena Tuhan Tidak mutlak, karena Kaum ini sependapat Golongan ini sependapat
mempunyai kewajiban Tuhan tidak dengan kaum dengan mu’tazilah. Tapi
terhadap manusia. mempunyai kewajiban asy’ariyah bahwa tuhan memberi batasan-batasan
Kewajiban tersebut dapat dengan makhluknya. tidak mempunyai pada kekuasaan dan
disimpulkan dalam satu Tuhan dapat berbuat kewajiban terhadap kehendak mutlak tuhan
kewajiban yaitu kewajiban sekehendak hatinya mahkluknya dan dapat dan menerima paham
berbuat baik dan terbaik terhadap makhluknya. berbuat sekehendak adanya kewajiban tuhan.
bagi manusia. tuhan sendiri.

4. Memberi Beban Di Luar Berpendapat bahwa tuhan Perbuatan manusia Sependapat dengan Sependapat dengan
dapat meberikan beban adalah perbuatan tuhan Asyariyah bahwa daya Mu’tazilah, bahwa
Kemampuan Manusia
kepada manusia melebehi dan diwujudkan dengan tuhan yang tak manusialah yang
kemampuannya. Paham daya tuhan bukan daya terbataslah yang sebenarnya yang
itu bertentangan dengan manusia. Manusia dapat mewujudkan perbuata- mewujudkan
paham mereka tentang melaksanakan beban nperbuatan manusia. perbuatanperbuatannya
dan bukan tuhan.
keadilan tuhan. Tuhan yang tidak dapat di
akan bersifat tidak adil, pikul, karena yang
jika memberi beban yang mewujudkan perbuatan
terlalu berat kepada manusia sebenarnya
manusia. bukanlah daya manusia,
tapi daya tuhan yang
tak terbatas.
5. Pengiriman Rosul-Rosul Menurut kaum mu’tazilah Pengiriman rasul sangat Sependapat dengan Sependapat dengan kaum
ini bahwa kepercayaan berarti penting. karena Asyariyah bahwa tuhan
Mu’tazilah bahwa
mereka, akal dapat kaum ini banyak tidak mempunyai
pengiriman rasul bersifat
mengetahui hal-hal tentang bergantung pada wahyu kewajiban terhadap
wajib.
alam ghaib. Akan tetapi untuk mengetahui tuhan manusia. Pengiriman
pengiriman rosul kepada dan alam ghaib. Kaum rosul menurut mereka
umat manusia wajib bagi ini berpendapat bahwa tidak bersifat wajib dan
tuhan.. pengiriman rasul tidak hanya bersifat mungkin.
bersifat wajib dan
hanya bersifat mungkin.

6. Janji dan Ancaman Tuhan akan bersifat tidak Pendapatanya tidak Orang yang berdosa Sependapat dengan kaum
adil, jika tidak menepati berjalan sejajar dengan besar ditentukan oleh
Mu’tazilah, bahwa
janji untuk memberi keyakinan mereka kehendak mutlak tuhan.
tentang kekuasaan dan Jika tuhan berkehendak upah(pahala) dan
upah(pahala) kepada orang
kehendak mutlak tuhan untuk memberi ampun hukuman(dosa) dari
yang berbuat baik, dan jika
dan tidak adanya kepada orang yang Tuhan akan terjadi kelak.
tidak menjalankan
kewajiban bagi tuhan. berdosa, tuhan tidak
ancaman untuk memberi
Tuhan tidak akan memasukkan ke
hukuman(dosa) kepada
mempunyai kewajiban dalam neraka, tetapi ke
orang yang berbuat jahat. menepati janji dan dalam surge.
menjalankan ancaman.
7. Konsep Iman Iman bukanlah tashdiq Akal manusia tidak bisa Sependapat dengan Iman adalah mengetahui
(menerima apa yang sampai kepada Asyariyah bahwa akal tuhan dalam
dikatakan atau disampaikan kewajiban mengetahui tidak sampai kepada ketuhanannya. Ma’rifah
orang sebagai benar), iman tuhan, iman tidak bisa kewajiban mengetahui adalah mengetahui tuhan
bagi mereka adalah merupakan ma’rifah adanya tuhan, iman dengan sifatnya dan
pelaksanaan perintah- atau amal. Manusia tidak bisa mengambil tauhid adalah mengetahui
perintah tuhan. mengetahui kewajiban bentuk ma’rifah atau tuhan dalam keesaannya.
tuhan hanya melalui amal, tetapi harus
wahyu. tasdiq.

Anda mungkin juga menyukai