Anda di halaman 1dari 2

Konsep Spritual Kaki Semar 2.

Tuhan itu bisa mewujud apa saja , tetapi pewujudan itu


bukanlah Tuhan.”Ananging wewujudan iku dede Gusti “ yang
Label: Spiritual
artinya “ yang berwujud itu adalah Karya Allah.
Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya
3. Tuhan Itu ada dimana-mana.”Dadi Ojo Salah Panopo,Mulo
Bebadra = Membangun sarana dari dasar
nang ngendi papan uga ono Gusti “ maksudnya walau Tuhan ada
Naya = Nayaka = Utusan mangrasul
dimana mana, Tuhan satu juga “Nang awakm ugo ono Gusti”
Artinya : Mengembani sifat membangun dan melaksanakan
maksudnya manusia itu dalam lingkupan Tuhan secara jiwa dan
perintah Allah demi kesejahteraan manusia
raga.Tuhan ada dalam dirinya tetapi manusia tak merasakanya
Javanologi : Semar = Haseming samar-samar (Fenomena
dengan panca indra, hanya dapat di rasakan dengan “Roso”
harafiah makna kehidupan Sang Penuntun). Semar tidak lelaki
bahwa dia ada.”Ananging ojo sepisan pisan awakmu ngaku-aku
dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan
Gusti”maksudnya manusia harus sadar jiwa dan raga ini
kirinya kebelakang. Maknanya : "Sebagai pribadi tokoh semar
hanyalah Karya Allah, walaupun DIA ada dalam Manusia tetapi
hendak mengatakan simbul Sang Maha Tumggal". Sedang
jangan sekali kali manusia mengaku DIA.
tangan kirinya bermakna "berserah total dan mutlak serta
4. Tuhan Itu Langgeng, Tuhan Itu Abadi.dari masal dahulu,
selakigus simbul keilmuaan yang netral namun simpatik".
sekarang, esok dan sampai seterusnya Tuhan, Gusti Kang
Kebudayaan Jawa telah melahirkan religi dalam wujud
Murbeng Dumadi tetaplah Tuhan dan tak akan berubah.
kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, yaitu adanya
5. Tuhan Itu tidak Tidur “ Gusti Kang Murbeng Dumadi ora
wujud tokoh wayang Semar, jauh sebelum masuknya
nyare” maksudnya Tuhan itu mengetahui segalanya dan
kebudayaan Hindu, Budha dan Isalam di tanah Jawa.
semuanya, tak ada satupun kata hilaf dan lalai.
6. Tuhan itu Maha Pengasih, Tuhan Itu Maha
Dikalangan spiritual Jawa ,Tokoh wayang Semar ternyata
Penyayang.maksudnya Tuhan itu maha adil tak membeda
dipandang bukan sebagai fakta historis, tetapi lebih bersifat
bedakan kepada mahluknya, siapa yang berusaha dia yang akan
mitologi dan symbolis tentang KeEsa-an, yaitu: Suatu lambang
mendapatkan.
dari pengejawantahan expresi, persepsi dan pengertian tentang
7. Tuhan Itu Esa dan Maha Kuasa, apa yang di putuskannya tak
Illahi yang menunjukkan pada konsepsi spiritual . Pengertian ini
ada yang dapat menolaknya,
tidak lain hanyalah suatu bukti yang kuat bahwa orang Jawa
sejak jaman prasejarah adalah Relegius dan ber keTuhan-an
Dengan menyadari hal tersebut manusia di harapkan :
yang Maha Esa.
Semar itu lambang gelap gulita, lambang misteri, ketidaktahuan
1. “Manungso urip ngunduh wohe pakertine dhewe dhewe”
mutlak, yang dalam beberapa ajaran mistik sering disebut-sebut
maksudnya manusia kaa menerima paa yang dia tanam, bila baik
sebagai ketidaktahuan kita mengenai Tuhan.
yang di tanam, maka yang baiklah akan dia terima.
Konon Kaki Semar adalah Kakek moyang yg pertama dan
2. Manusia hidup pada saat ini adalah hasil / proses dari hidup
digambarkan sebagai perwujudan dari orang Jawa yg pertama.
sebelumnya.atau”manungso urip tumimbal soko biyen,nek
Karena mendapat "tugas khusus" dari Gusti Kang Murbeng
percoyo marang tumimbal” ada petuah yang mengatakan “
Dumadi (Tuhan YME), maka Kaki Semar memiliki kemungkinan
Apabila kamu hendak melihat hidupmu kelak, maka lihat lah
untuk terus hadir dgn keberadaan pada setiap saat, kepada siapa
hidupmu sekarang, bila hendak melihat hidupmu yang lalu, maka
saja dan kapan saja menurut apa yg dikehendaki.
lihatlah hidupmu sekarang”
3. “Manungso urip nggowo apese dhewe dhewe” maksudnya
Salah satu ajaran hidup dari Kaki Semar:
agar kita menghilangkan sifat iri,dengki,tamak, sombong sebab
saat mati tak ada sifat duniawi tersebut dibawa dan
I. Gusti Kang Murbeng Dumadi
mengntungkan kita.
Masyarkat Jawa sudah mengenal suatu kekuatan yang maha
4. Manusia tak akan mengerti Rahasia Tuhan, “Ati lan pikiran
dengan Nama Gusti Kang Murbeng Dumadi jauh sebelum agama
manungso ora bakal iso mangerteni kabeh rencananing Gusti
masuk ke tanah Jawa dan sampai ke tradisi saat ini yang dikenal
Kang Murbeng Dumadi:”maka Manusia hiduplah “sak madyo”
dengan Kejawen yang merupakan “Tatanan Paugeraning Urip”
dan tak perlu “nggege mongso”.ada petuha mengatakan “
atau Tatanan berdasarkan dengan Budi Perkerti Luhur.
Hiduplah dengan usaha, tapi janganlah dengan harapan, karena
Keyakinan dalam masyarakat mengenai konsep Ketuhanan
bila gagal maka yang merasakan diri kita juga”
adalah berdasarkan sesuatu yang Riil atau “Kesunyatan” yang
kemudian di realisasikan dalam peri kehidupan sehari hari dan
Maka dalam hal ini Kaki semar menganjurkan Manusia memohon
aturan positip agar masyarakat Jawa dapat hidup dengan baik
dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Esa dengan”Eling lan
dan bertanggung jawab.
Percoyo,Sumarah lan seumeleh lan mituhu” kepada Tuhan Yang
Mengenai Sang Murbeng Dumadi, Kaki Semar mengatakan “Gusti
Maha Esa.
Kang Murbeng Dumadi ing ngendi papan tetep siji, amergane
thukule kepercayaan lan agomo soko kahanan,jaman,bongso lan
1. Sumarah : Berserah, Pasrah, Percaya kepada Tuhan Yang
budoyo kang bedo-bedo. Kang Murbeng Dumadi iso maujud opo
Maha Esa. Dengan sumarah ,manusia di harapkan percaya dan
wae ananging mewujudan iku dede Gusti Kang Murbeng
yakin akan kasih saying dan kekuasaan Gusti Kang Murbeng
Dumadi” atau dengan kata lain “ Tuhan Yang Maha Esa itu di
Dumadi, Bhawa DIA lah yang mengatur dan aka memebrikan
sembah di junjung oleh semua manusia tanpa kecuali.oelh
kebaikan dalam kehidupan kita. Keyakinan bahwa apabila kita
semua agama dan kepercayaan.Sejatinya Tuhan Yang Maha Esa
menghadapai gelombang kehidupan maka Allah akan
itu Satu dan tak ada yang Lain. Yang membedakanya hanya cara
memebrikan jalan keluar yang terbaik bagi kita.
menyembaah dan memujanya dimana hal tersebut terjadi karena
munculnya agama dan kebudayaan dari jaman, waktu atau
2. Sumeleh : artinya Patuh dan Bersandar kepada Allah Yang
bangsa yang berbeda beda…”
Maha Esa . Manusia sebagai hamba hanya lah berusaha dan
keberhasilannya tergantung Kuasa Tuhan yang maha Esa, maka
Tiga hal yang mendasari Masyarakat Jawa mengenai Konsep
dengan sumeleh ni manusia di harapkan tak mudah putus asa
Ketuhanan yaitu :
dan teguh dalam usahanya .
1. Kita Bisa Hidup karena ada yang meghidupkan, yang memberi
hidup dan menghidupkan kita adalah Gusti Kang Murbeng
3. Mituhu : artinya patuh taat dan disiplin.
Dumadi atau Tuhan Yang Maha Esa.
I. Tatanan Paugeraning Urip.
2. Hendaknya dalam hidup ini kita berpegang pada “Rasa” yaitu
dikenal dengan “Tepo seliro” artinya bila kita meraa sakit di cubit
Petuah Kaki semar menenai Tatanan Paugeraning Urip bagi
maka hendaklah jangan mencubit orang lain.
manusia dalam mengisi Kehidupanya di alam fana ini :
3. Dalam kehidupan ini jangan suka memaksakan kehendak
1. Eling Lan Bektimarang Gusti Kang Murbeng Dumadi :
kepada orang lain “Ojo Seneng Mekso” seperti apa bila kita
maksudnya Manusia yang sadar akan dirinya akan selalu
memiliki suatupakaian yang sangat cocok dengan kita, belum
mengingat dan memuja Tuhan Yang Maha Esa.dimana Allah
tentu baju itu akan sangat cocok dengan orang lain.
yang Esa telah membrikan kesepantan bagi manusia untuk hidup
dan berkarya di alam yang Indah ini.
Kaki Semar memberikan piwulangnya mengenai konsep dasar
penghayatan Mahluk Kepada Khaliknya yaitu Manusia harus
2. “Percoyo lan Bekti Marang Utusane Gusti”: maksudnya
mengehathui Tujuh Sifat Kang Murbeng Dumadi.
Manusia sudah seharusnya menghormati dan mengikuti ajaran
para Utusan Allah sesuai dengan ajarannya masing masing,
1. Tuhan Itu Satu , Esa dan tak ada yang lain, dalam bahasa
dimana semua konsep para Utusan Allah tersebut adalah
jawa di sebut “ Gusti Kang Murbeng Dumadi”
menganjurkan kebaikan.
1. “Ojo dumeh, Eling lan waspodo” adalah bekal manusia
3. “Setyo marang Khalifatullah utowo Penggede Negoro”: menghadapi ujian dan perjuangan hidup dan menjadi senjata
maksudnya sebaia manusia yang tingal di suatu wilayah,maka ampuh untuk menjadi kesatria utama dalam menaklukan
adalah wajar dan wajib untuk menghormati dan mengikuti dirinyasendiri dan mewujudkan “Roso setyo lan mituhu
semua peraturan yang di keluarkan pemimpinnya yang baik dan dumateng Gusti” serta untuk “ Hamemayu Hayuning Bawono”.
bijaksana.
2. “Ojo dumeh, Eling lan Waspodo” adalah sebagai
4. “Bekti marang Bhumi Nusontoro” maksudnya sebagai manusia penyeimbang, sehingga pada kondisi maupun situasi apapun
yang tinggal dan hidup di bumi nusantara ini wajib dan wajar manusia akan selamat”Rahayu”, tidak mudah panic dalam setiap
unuk merawat dan memperlaukan bumi ini dengan baik, dimana pemecahan masalah yang di hadapinya.
bumi ini telah memberikan kemakmuran bagi penduduk yang
mendiaminya. 3. “ojo dumeh, Eling lan Waspodo”sebagai sarana pencegahan
terhadap kecerobohan dan kelalaian yang sering manusia
5. “Bekti Marang Wong Tuwo” : maksudnya Manusia ini tidak lakukan, karena telah menyadari dan memahami serta mentaati
dengan semerta merta ada di dunia ini, tetapi melalui perantara semua kaidah Agama, Budi pekerti, maupun aturan aturan
Ibu dan Bapaknya, maka hormatilah,mulyakanlah orang tua yang manusia lainnya.
telah merawat kita .
OJO DUMEH yang maksudnya “Jangan Mentang Mentang”
6. “Bekti Marang sedulur Tuwo” : Maksudnya adalah adalah suatuperingatan agar manusia tidak larut dengan pa
menghormati saudara yang lebih tua dan lebih mengerti dari ayang di miliki atau di jalaninya, sehingga cendrung menjalani
pada kita, baik dlama umur,pengetahuan maupun keputusan hidup yang negatip seperti :
kemampuannya.
1. Mentang mentang kaya, maka kita menjadi sombong dan
7. “Tresno marang kabeh kawulo Mudo” : maksudnya merasa semua dapat di beli dengan uang,
menyayangi kawulo yang lebih muda, memberikan bimbingan 2. Mentang menatng Miskin, maka kita menjadi putus asa dan
dan menularkan pengalaman dan pengetahuan kepada yang mengakibatkan kita mengumpat sana sini kepada yang kaya..
muda, dengan harapan yang muda ini akan dapat menjadi
generasi pengganti yang tangguh dan bertanggung jawab.
Siapa yang “mentang mentang” maka suatau saat akan menjadi
8. “Tresno marang sepepadaning manungso” : maksudnya sebagaimana dalma pribahasa Jawa :
semua manusia itu sama, hanya membedakan warna kulit dan 1. Sopo sing Dumeh bakal keweleh
dan budaya saja. Maka hormatila sesame manusia dimana 2. Sopo sing adigang bakal keplanggrang
mereka memiliki harka dan martabat yang sama dengan manusia 3. Sopo sing Adigung bakal kecemplung
lainya. 4. Sopo sing Adiguno bakal ciloko
9. “Tresno marang sepepadaning Urip” : maksudnya semua yang 5. Sopo sing Becik bakal ketitik
di ciptakan Allah adalah mahluk yang ada karena kehendak Allah 6. Sopo sing salah bakal seleh
yang Kuasa.memiliki fungsi masing masing.dengan menghormati 7. Sopo sing Temen bakal Tinemu
semua ciptaan Allah maka kita telah menghargai dan
menghormati kepada PENCIPTANYA. Eling Lan Waspodo maksudnya Ingat dan Waspada.

10. “Hormat marang kabeh agomo “ : maksudnya hormatilah Ingat yang dijalani adalah inget dalam kaitan Menembah kepada
semua agama atau aliran dan para penganutnya. Tuhan, ingat akan karunianya, Rahmanya,Nikmatnya , selalu
11. “Percoyo marang Hukum Alam” : maksudnya selain Allah ingat akan kesalahan kita kepada Tuhan, pelanggaran yang kita
menurunkan kehidupan,Allah juga menurunkan Hukum Alam dan lakukan dan meminta ampunan kepada Nya. Dengan demikian
menjadi hokum sebab akibat, siapa yang menanam maka dia akan lahirlah Budi perkerti yang luhur sehingga Eling ini akan
yang menuai, melahirkan kepedulain kepada manusia dan lingkungan
sekitarnya.
12. “Percoyo marang kepribaden dhewe tan owah gingsir” :
maksudnya manusia ini rapuh dan hatinya berubah ubah, maka Waspodo/Waspada adalah bentuk ke hati-hatian manusia dalam
hendaklah menyadarinya dan dapat menepatkan diri di hadapan menjalankan hidup, teliti dan mengakibatkan kita menjadi Wara
Allah, agar selalu mendapat lindungan dan rahmat Nya dalam dalam memilih dalam keputusan kita sehari hari. Berhati-hati
menjalani Hiudp dan kehidupan ini. dalam semua sikap dan tingkah laku. Mana yang merupakan
perintah dan mana yang merupakan larangan akan menjadi
Tatanan Paugeraning Urip yang 12 di atas di ringkas menjadi terang dan jelas bagi kita.sehinga kta akan selamat dalam
tiga konsep: perjalanan hidup ini.

1. Hubungan Manusia dengan Allah/Tuhan Yang Maha Esa Ojo Dumeh,Eling lan Waspodo merupakan satu kesatuan yang
2. Hubungan Manusia dengan sesama Manusia dipahami secara utuh, sehingga manusia di harapkan menjadi
3. Hubungan Manusia dengan Alam Semesta. Pasrah dan Yakin Kepada Kekuasaan Tuhan serta menjadi
bijaksana,sederhana dan hati hati. Manusia menjadi “Bisa
Kesemua tatanan di tersebut di atas adalah kaitannya dengan Merasa.” Bukan ”Merasa Bisa.”
konsep “tatanan Menembah”
Dengan “Ojo Dumeh,Eling lan Waspodo”, maka dalam bahasa
1. Sangkan Paraning Dumadi : yaitu Sangkaning Dumadi dan Jawa disebutkan ..
Paraning Dumadi dimana maksudnya adalah agar manusia 1. Ono Luwih,Luwih soko Ono
mengetahui dari mana dia berasal dan mau kemana dia akan 2. Kang Kebak,Luwih dening kebak
kembali. 3. Kang suwung,Luwih dening Suwung
4. Kang Pinter, Luwih dening Pinter
2. Manunggaling Kawulo lan Gusti : yaitu manunggaling kawulo 5. Kang Sugih, Luwih dening Sugih..
dengan Gusti adalah dengan melakukan smeua perintahnya,
melakukan dan menuruti peraturan peraturan yang di perintakan Rahayu.....rahayu....rahayu....
dengan sbeaik baiknya. original post by kaskus.us
Diposting oleh indra Tgl 28.12.07  
3. Kasedan Jati : yaitu dimana posisi kesadaran manusia sampai
kepada tataran sangat menyadari dan telah melakukan atau
menjalani kehidupan yang di sebutkan di atas sehingga semua
telah menuruti kehendak Allah Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
istilah “Hidup sekali dan mati pun sekali “

II. Tuntunan Sikap terhadap Paugeraning Urip

Kaki Semar menuntunkan sikap terhadapt Paugeraning Urip


adalah dengan Kata sesanti atau Petuah “OJO DUMEH,ELING
LAN WASPODO”karena :

Anda mungkin juga menyukai