Anda di halaman 1dari 21

KONSEP TUHAN,

MANUSIA DAN ALAM


MENURUT
AL GHAZALI
ASSALAMU’ALAIKUM
Nama anggota :
Ari Kurniawan
Nur Aisyah
Samsuri

2
BIOGRAFI AL GHAZALI
Al-Ghazali lahir di Thus pada 1058 / 450 H. Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang
anaknya bernama Hamid. Gelar dia al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang
bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar
Thus, Khurasan, Persia (Iran). Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa dia
bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang
tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang
ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi
perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di
Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia
pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus.
Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya..

3
1. Apakah wujud Tuhan dapat dibuktikan dengan akal?

1. Tidak,
karena Al-Ghazali dapat membuktikan dengan dalil bahwa jika wujud dapat
diterima akal, maka dalam akibat-akibat bisa jadi terdapat wujud yang tidak
punya realitas (Haqiqah), yang menyamai Tuhan kapasitasNya sebagai
wujud yang tidak memiliki realitas dan kuiditas, namun berbeda karena ia
punya sebab sedangkan Tuhan tidak mempunyai sebab Tuhan tetap ada.
Karena ialah yang qadim, dan Al-Ghazali tidak sepakat jika wujud
ditambahkan dengan kata eksistensi karenanya ia akan bukanlah kuiditas.

4
2. Apakah sifat-sifat Tuhan sama
dengan wujudkan?
2. Tidak,
Tuhan menurut Al-Ghazâlî sebagaimana yang dijelaskan oleh Ali
Mahdi Khan, Tuhan adalah kehendak tertinggi dan obyek cinta tertinggi ideal bagi diri
manusia, sebagai realitas akhir yang benar-benar mandiri. Tuhan ada dengan
sendirinya dan bebas dari segala sifat-sifat antropomorfistik Tersucikan dari perubahan
dan perpindahan Dia tidak ditimpa hal-hal baru, juga tidak dirasuki aksiden-aksiden
baru, senantiasa lekat dengan predikat kebesaran-Nya sambil tersucikan dari
kelengseran,
dalam predikat Kebesaran-Nya, Allah tidak membutuhkan tambahan
penyempurna.
5
3. Apakah tuhan menciptakan alam dengan bebas
dan dalam tempo?

3. Ya,
Jika dinyatakan alam itu tidak baru, ini memberi ketetapan bahwa
setiap gerak merupakan akibat dari gerak sebelumnya. Posisi
ini terjadi terus menerus yang bersifat berurutan, ini merupakan
sesuatu yang mustahil, Tuhan sebagai pencipta, harus bersifat
qadim, penetapan wujûd Tuhan yang qadim merupakan
konsepsi yang tidak bisa ditawar-tawar.

6
  4.         Apakah Tuhan mengetahui hal-hal
yang rinci (juz’i)?

4 . ya
Al-Ghazali memandang bahwa Tuhan Maha
Segala Tahu, baik besar maupun kecil.

7
5. Apakah Tuhan yang menentukan
perbuatan baik buruk manusia?
5. Tidak
Seseorang akan dikenang baik atau buruk karena akhlaknya  Menurut Imam
Al-Ghazali akhlak bukan sekedar perbuatan, bukan sekedar prestasi, juga
bukan pengetahuan. Akhlak adalah upaya menggabungkan dirinya dengan
situasi jiwa yang siap memunculkan perbuatan-perbuatan, dan situasi itu
harus melekat sedemikian rupa sehingga perbuatan yang muncul darinya
tidak sewaktu-waktu melainkan menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-
hari.

8
6.         Apakah zat dan sifat Tuhan
merupakan satu kesatuan?
6. Ya,
Al-Ghazali memandang dari sebaliknya pandangan para filusuf
yaitu, bahwa Tuhan memiliki sifat demikian, karena Tuhan
yang mengatur alam dan makhluk-Nya, Jika Tuhan tidak
mengetahui-Nya danjuga tidak berkehendak, maka Tuhan
seperti orang mati dan ini mustahil bai Tuhan. Adapun sifat-
sifat Tuhan itu tidak akan berubah, melainkan kekal abadi
seperti zat-Nya.
9
7.         Apakah Tuhan  sebab bagi wujud alam ini?

7. Ya,
Konsep penciptaan Al-Ghazâlî adalah Tuhan
menciptakan alam ini dari sesuatu yang belum ada menjadi
ada.

10
1. Apakah manusia mampu mencapai
kebenaran melalui akal?

1.Ya ,
karena “Akal merupakan sumber ilmu pengetahuan,
terbit dan sendi-sendinya.
Dalam ilmu pengetahuan semua bersumber dari
akal, sebagaimana setiap manusia ingin mencari
kebenaran haruslah melalui akal yg sehat

11
2.Apakah manusia menerima pengertian dari
akal fa’al sentral yang berdiri sendiri di luar
akal manusia?
2. Tidak,
Karena padahal hakikatnya mengunakaan akal
tidak bisa dari dirinya pribadi tetapi dalam
menggunakan akal itu semua atas izin maupun
kehendak yang maha pencipta akal

12
3. Apakah manusia berkehendak bebas?
3. Tidak,
Algahzali pernah berkata atau menyinggung penguasa dengan pendapatnya, Ia
berkata: "Kerusakan rakyat itu karena kerusakan penguasa, dan rusaknya
penguasa itu karena rusaknya para ulama. Sementara, rusaknya para ulama itu
karena kecintaan mereka pada harta dan kedudukan. Sesiapa yang terperdaya
akan kecintaan terhadap dunia, dia tidak akan kuasa mengawasi hal-hal remeh
(kecil), bagaimana pula dia hendak melakukannya kepada penguasa dan
perkara besar?". Hal ini diungkapkannya sampai dua kali dalam karya magnum
opusnya, Ihya’ Ulum al-Din. Intinya dalam setiap keputusan, manusia
janganlah berkehendak bebas.

13
4.Adakah kebangkitan jasmani sesudah
mati?
4. Ya,
Tetapi sebelum meyakini hal tersebut Alghazali sudah
melakukan riset atau sebuah penelitian al-Ghazali memang
mempunyai pandangan kebangkitan kembali yang berbeda
dengan para filsuf sebelumnya, bahkan ia telah
menganggap pandangan mereka sebagai kekufuran. Dan
ia tidak hanya berhenti pada argumen ini, ia memberikan
argumen yang lebih luas dan menguraikan penolakan para
filsuf terhadap kebangkitan jasad itu dalam kitabnya yang
berjudul Taha>fut al-Fala>sifah. 14
5.Apakah jiwa manusia
abadi?
5. Ya,
Menurut alghazali contoh salah satu dari jiwa manusia yang abadi adalah
dimana menurutnyaTuhan adalah Maha Kuasa, sehingga pertanyaan
apakah dia akan membangkitkan manusia dalam bentuknya yang spiritual
(jiwa) ataukah yang materi (raga) bukanlah suatu persoalan bagi Tuhan. al-
Ghazali meyakini bahwa ada hal-hal tertentu yang berkaitan dengan janji
Tuhan, dimana janji itu tentunya akan diketauhi oleh sesuatu yang paling
sempurna. Kesempurnaan itu di mungkinkan dengan berpadunya antara
jiwa dan raga dan karenanya perpaduan itu menjadi wajib untuk
dibenarkan.

15
6.Apakah hakikat manusia adalah jiwa dan
roh?
6.Ya,
Hakikat manusia menurut al Ghazali adalah
jiwa, al-nafs, al-qalb, al-ruh, dan al-aql
merupakan esensi immaterial yang mandiri
bersumber dari alam al-amr, tidak memiliki
tempat, memiliki kesanggupan mengenali
dan menggerakankan, memiliki sifat abadi.
16
1. Apakah alam dunia ini hasil emanasi?

1. Tidak
Al-Ghazâlî menolak konsepsi filosofis yang
mengatakan bahwa dunia ini kekal dan diciptakan
lewat proses emanasi dengan bahan dasar yang
bersifat kekal dan yang secara terus-menerus
mengambil bentuknya yang berbeda-beda.

17
2.Apakah alam ini qadim dan kekal?

2. Tidak
Al-Ghazâlî mengatakan bahwa alam itu
baharu dan hanya Tuhan yang qadim,
melalui titik tolak yang benar dan ortodoks,
harus diawali dengan mengakui Tuhan
sebagai wujûd tertinggi dan kehendak unik
yang bertindak secara aktual.
18
3.Apakah alam ini baru dan bermula?

3. Ya
Al-Ghazâlî menegaskan bahwa, alam ini adalah
ciptaan Tuhan dan alam semesta itu bersifat
baru.dunia ini berasal dari Iradah Tuhan semata, tidak
bisa terjadi dengan sendirinya. Iradah Tuhan itulah
yang diartikan penciptaan, Iradah itu menghasilkan
ciptaan yang berganda, di satu pihak merupakan
undangundang, dan di lain pihak merupakan atom-
atom yang masih abtrak. 19
4.Apakah alam diciptakan Tuhan dari
tiada (creatio exnihilo)?
4. Ya,
Al-Ghazali menjawab dalam bukunya Ahmad Maimun,
mengenai alasan pertama tentang alam bahwa tidak
mungkin wujud yang hadits (baru) yaitu alam, keluar dari
qadim (Tuhan), karena dengan demikian berarti kita bisa
membayangkan bahwa yang qadim tersebut sudah ada
sedangkan alam belum ada.
20
SEKIAN
TERIMA KASIH

21

Anda mungkin juga menyukai