Metafisika
Untuk pertama kalinya Al-Ghazali mempelajari karangan-karangan ahli filsafat terutama karangan
Ibnu Sina. Setelah mempelajari filsafat dengan seksama, ia mengambil kesimpulan bahwa
mempergunakan akal semata-mata dalam soal ketuhanan adalah seperti mempergunakan alat yang
tidak mencukupi kebutuhan.
Iradat Tuhan
Mengenai kejadian alam dan dunia, Al-Ghazali berpendapat bahwa dunia itu berasal dari iradat
(kehendak) Tuhan semat-mata, tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Iradat tuhan itulah yang
diartikan penciptaan. Iradat itu menghasilkan ciptaan yang berganda, di satu pihak merupakan
undang-undang, dan di lain pihak merupakan zarah-zarah (atom-atom) yang masih abstrak.
Pengikut Aristoteles, menamakan suatu peristiwa sebagai hukum pasti sebab dan akibat (hukum
kausalitas), sedangkan Al-Ghazali seperti juga Al-Asy’ari berpendapat bahwa suatu peristiwa itu
adalah iradat Tuhan, dan Tuhan tetap bekuasa mutlak untuk menyimpangkan dari kebiasaan-
kebiasaan sebab dan akibat tersebut
3
▪ Etika
▪ Sesuai dengan prinsip Islam, Al-Ghazali menganggap Tuhan sebagai pencipta yang
aktif berkuasa, yang sangat memelihara dan menyebarkan rahmat (kebaikan) bagi
sekalian alam. Berbeda dengan prinsip filsafat klasik Yunani yang menganggap bahwa
Tuhan sebagai kebaikan yang tertinggi, tetapi pasif menanti, hanya menunggu
pendekatan diri dari manusia, dan menganggap materi sebagai pangkal keburukan
sama sekali. Al-Ghazali sesuai dengan prinsip Islam, mengakui bahwa kebaikan
tersebar di mana-mana, juga dalam materi
4
Pemikiran Pendidikan Imam Al-Ghazali
Terkait konsep pendidikan, Ahmad Fuad al-Ah wani menyatakan bahwa al-
Ghazali banyak menaruh perhatian terhadap pendidikan, karena pendidikanlah
yang menentukan corak kehidupan suatu bangsa dan pemikirannya.
5
Pemikiran Tashawwuf Imam Al-Ghazali
Sebagai tokoh sufi, Imam Al-Ghazali dikenal sebagai seorang ulama usul fiqh dengan
karyanya al-mustashfa, Ia menganggap ajaran pemikiran filsafat para filosof telah
melewati batas, sehingga menimbulkan kehawatiran mendalam dalam dirinya akan
rusaknya akidah kaum filsafat, karena itu beliau berinisiatif untuk meluruskan
pemikiran filsafat dengan menggagas kaedah-kaedah tasawuf sebagai jembatan guna
mendamaikan syari’at dengan tasawuf yang sempat mengalami clash pada zaman itu,
yang berhasil terkumpul dalam karya terbesarnya yang terkenal,”Ihya’ U’lum al-Din.
6
Imam Al-Ghazali di kenal sebagai orang yang haus ilmu pengetahuan, ia berusaha
keras agar dapat mencapai suatu keyakinan dan mengetahui hakikat segala
sesuatu, selalu bersikap kritis dan kadang tidak percaya terhadap adanya kebenaran
semua macam pengetahuan, kecuali yang bersifat inderawi dan pengetahuan hakikat
Corak tasawuf Imam Al-Ghazali lebih ditekankan pada adab dan tata krama, beliau
berkata: Adab adalah pendidikan dhohir dan bathin, oleh karenanya apabila seorang
hamba telah berbuat baik secara dhohir dan bathin maka ia telah menjadi sufi yang
beradab
7
▪ Satu hal mencolok yang dilakukan ▪ Imam Al-Ghazali berupaya
Imam Al-Ghazali pada tasawuf membersihkan tasawuf dari ajaran-
adalah upayanya dalam ajaran asing yang merasukinya, agar
mengalihkan tema-tema Dzauq tasawuf berjalan di atas koridor Al-
(rasa), Tahliq (terbang), Syathahat, Qur’an dan As-Sunnah
dan Tahwil menjadi nilai-nilai yang
praktis
8
Penutup
9
IN TWO OR THREE COLUMNS
10
Want big impact?
USE BIG IMAGE
TERIMA KASIH
11