Anda di halaman 1dari 2

Im Yang = TAO Banyak orang mengira bahwa Wu Wei yang artinya "Tidak

Berbuat" bermakna "diam saja" atau "pasif" dan tidak melakukan


Label: Supranatural
kegiatan apa pun. Padahal makna sebenarnya sangatlah dalam
dan tidak sesederhana itu.
Taoisme (Tionghua: 道教 atau
道家 ) juga diejakan Daoisme,
Tao "tidak berbuat" apapun, tetapi karena Nya lah segalanya
diprakarsai oleh Laozi (老
"tercipta".
子;pinyin:Lǎozǐ) sejak akhir
Zaman Chunqiu. Taoisme
Di jaman kuno, seorang murid yang berucap sembarangan tanpa
merupakan ajaran Laozi yang
mengetahui kebenaran atau fakta dapat dihukum mati oleh
berasaskan Daode Jing (道德
gurunya. Demikian pula kapan pun dan di mana pun tempat di
經,pinyin:Dàodé Jīng). Pengikut
dunia ini: pertumpahan darah terjadi karena masing-masing
Laozi yang terkenal adalah
mempertahankan "kebenaran" menurut versinya sendiri.
Zhuangzi (庄子) yang
merupakan tokoh penulis kitab
Lalu apakah sebenarnya "Kebenaran" yang dipertahankan itu?
yang judul Zhuangzi.
Tiadakah suatu titik temu?
Apakah "Kebenaran" itu milik segolongan orang tertentu?
Tao () tidak berbentuk,
Ataukah merupakan suatu hal yang majemuk?
merupakan "Sesuatu" yang
Dimanakah letak "keberadaban" manusia yang kacau karena
sudah ada sebelum semuanya
kesadaran-nya yang rabun?
ada.
Nah, kata kuncinya adalah kesadaran. Paling tidak (minimal)
Arti Tao sulit dipahami, artinya
dapat berarti: kemampuan mengetahui kesalahan diri dan
sangat luas sehingga sulit
mencari cara memperbaikinya. Memang hanya segelintir orang
diterangkan secara jelas dan rinci melalui sebuah kalimat atau
yang memiliki bibit baik yang bisa terus melatih hingga taraf
kata-kata.
tinggi.
Arti Tao yang paling sederhana adalah "Jalan". Ada juga yang
Pengalaman menunjukkan bahwa "alam pikiran" merupakan hal
mengartikannya "Kelogisan", "Hukum", "Pedoman" atau
yang unik. Bagaikan cermin. Cermin yang retak memantulkan
"Aturan".
bayangan yang retak, meskipun obyeknya utuh. Namun maukah
dan mampukah cermin tersebut menyadari dirinya?
Taoisme berasalkan dari "Dao" (道) yang berarti tidak berbentuk,
tidak terlihat tetapi merupakan asas atau jalan atau cara
Untungnya kita adalah mahluk hidup yang berbudi, sehingga
kejadian kesemua benda hidup dan benda-benda alam semesta
senantiasa dapat merevisi diri. Memang sulit untuk keluar dari
dunia. Dao yang wujud dalam kesemua benda hidup dan
lautan kebodohan sementara diri kita sedang tenggelam. Tetapi
kebendaan adalah De (德). Gabungan Dao dengan De
dalam artikel ini, saya ingin mengajak saudara-saudari semua
diperkenalkan sebagai Taoisme merupakan asasi alamiah.
memulai langkahnya yang pertama (dasar-dasar) untuk melatih
Taoisme bersifat tenang, tidak berbalah, bersifat lembut seperti
kesadaran masing-masing.
air, dan berabadi. Keabadian manusia adalah apabila seseorang
mencapai kesedaran Dao dan akan menjadi dewa. Penganut-
Wu (baca: U), dapat diterjemahkan secara singkat sebagai
penganut Taoisme mempraktekan Dao untuk mencapai
"mengerti", "sadar", "memahami". Seringkali kesadaran ini
kesedaran Dao dan juga mendewakan.
menjadikan kita begitu terpesona sehingga akhirnya menjadi
mati di satu titik. Tetapi ingat bahwa "pemahaman" itu sendiri
Taoisme juga memperkenalkan teori Yinyang (阴阳), dalam
bukanlah titik akhir, melainkan sesuatu kondisi kesadaran yang
Daode Jing Bab 42:
tetap harus diikuti oleh sikap batin yang selalu berusaha untuk
“道生一,一生二,二生三,三生万物。万物负阴而抱阳,冲气以
menyempurnakan pengertian-pengertiannya. Inilah yang
为和"
membedakan antara "Wu" yang sejati dengan sikap keras
kepala. Maka dikatakan: "Wu, Wu, dan Wu lagi".
Berarti: Dao melahirkan sesuatu, yang dilahirkan itu melahirkan
Yin dan Yang, Yinyang saling bertindak balas menghasilkan
Sebenarnya "Wu" adalah sebuah kondisi dimana pikiran kita bisa
tenaga atua kuasa, dengan adalah tenaga ini, hasil jutaan benda
"menembus" kedalam pengertian-pengertian yang hakiki secara
di dunia. Setiap benda dalam alam, samada hidup atau tidak,
komplit (komprehensif) dan memiliki kelincahan dalam
mengandungi Yinyang yang saling bertindak untuk mencapai
menangkap dan menganalisa suatu obyek.
keseimbangan.
Sesuatu yang kelihatannya sulit dan kompleks, dapat ditembus
Yin dan Yang dengan saintifiknya diterjemahkan sebagai negatif
dengan satu benang merah yang sederhana.
dan positif. Setiap benda adalah dualisme, terdapat positif mesti
adanya negatif; tidak bernegatif dan tidak berpositif jadinya
Otomatis dalam tarafnya yang tertinggi, perbedaan-perbedaan
kosong, tidak ada apa-apa. Bahkan magnet, magnet kepunyaan
akan melebur, hanya tersisa satu Kebenaran saja. Itulah yang
positif dan negatif, kedua-dua sifat tidak bisa diasingkan; tanpa
Hakiki (Tao). Tombak (mao) dan tameng (dun) dapat disatukan
positif, tidak wujudnya negatif, tidak jadinya magnet.
(kamus: maodun = konflik). Dari taiji kembali pada wuji.
Dan itu semua didasari oleh Wu, dimana Wu dalam Tao yang
Pedoman untuk Wu
secara harafiah dapat diartikan sebagai "Kesadaran dan nalar
yang tinggi".
Dalam menghadapi masalah sehari-hari, kita seringkali sudah
merasa berpikir keras dan merasa telah mengambil keputusan
Wu adalah pola berpikir yang melewati pertimbangan "Hati
yang terbaik. Tetapi apakah sesungguhnya kriteria dari "yang
nurani" dan "Akal sehat" dengan mempertimbangkan "Situasi",
terbaik" itu?
"Kondisi", dan "Cara" untuk menghasilkan suatu keputusan atau
tindakan yang "Paling Tepat".
Untuk melatih diri mengarah kepada tingkat Wu yang semakin
tinggi, ada 3 hal yang harus terpenuhi:
Dalam Wu, suatu keputusan atau tindakan tidak hanya dilihat
pada keputusan atau tindakan itu sendiri, melainkan juga
1. He Qing, sejalan dengan perasaan atau batin.
mempertimbangkan pengaruh atau akibat dari keputusan atau
2. He Li, sejalan dengan logika, nalar, rasio.
tindakan tersebut.
3. He Fa, sejalan dengan etik, norma, hukum, peraturan.
Dengan daya Wu yang tinggilah akan dihasilkan suatu keputusan
Poin pertama dan kedua memiliki ruang-lingkup ke dalam diri
atau tindakan yang "Bijaksana".
kita (dimensi subyektif). He Fa, memiliki ruang lingkup keluar
terhadap lingkungan di sekitar kita (dimensi obyektif). Setiap
Wu Wei manusia memiliki keunikannya masing-masing. Problem akan
timbul bahwa tingkat pengertian dari tiap individu berbeda-beda,
Wu Wei adalah salah satu prinsip Tao () yang paling terkenal dan sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang berbeda-beda
"hebat". Tetapi karena pemahaman Wu Wei yang kurang tepat, terhadap sebuah masalah yang sama. Bagaimanakah cara
banyak orang yang salah terima terhadap Tao. menyikapinya?
Setiap manusia memiliki hak azasinya masing-masing untuk yang baik.
mempertahankan keunikan dirinya. Meskipun demikian, ingat 4. Pada akhirnya akan mempunyai nilai positif untuk semua
bahwa tiada seorang pun yang dapat menjalankan pihak.
kemanusiannya secara normal dengan hidup tanpa orang lain. 5. Memiliki nilai kebenaran universal.
Oleh karena itu, untuk menghadapi perbedaan-perbedaan yang
timbul dalam pengertian masing-masing, kita memerlukan Wu
pada suatu level yang lebih tinggi lagi. Saran:

Ada beberapa tips: * Wu sangat mendasar dan penting bagi Siu Tao ( ) kita. Bagi
yang baru belajar Tao (), lebih baik mematangkan soal "Wu" ini
1. Sadar bahwa tidak selalu diri kita pasti benar. Oleh karena itu, sebelum mencoba mengerti konsep-konsep lain yang lebih sulit
perlu sikap jujur terhadap diri sendiri, lapang dada, dan rendah dan mendalam.
hati (misal: berani mengakui dan menerima kesalahan).
* Jangan cepat putus-asa, atau sebaliknya juga jangan terlalu
2. Sadar bahwa selalu ada orang lain yang lebih pintar dalam berambisi (semuanya akan sampai sendiri pada waktunya), juga
satu atau beberapa hal atau bidang tertentu. Oleh karena itu, jangan cepat tersinggung apabila menerima kritik ataupun
perlu sikap mengalah, terus mau belajar dan menyempurnakan pendapat lain yang berbeda.
diri. Sementara anda belajar mengasah "Wu" anda, ikutilah
petunjuk dari yang lebih tahu (senior, atasan, pemimpin, dsb). * Jangan menjadikan "Wu" sebagai tameng, sebagai alat
mengadili orang lain. Tidak tahu katakanlah tidak tahu. Tidak
3. Sadar bahwa kepintaran bukan segala-galanya. Pada waktu boleh memberitahu, katakanlah belum saatnya. Bila salah, akui
dan kondisi tertentu, kita perlu menyadari posisi kita dalam salah. Bila kalah, akui kalah. Jangan membalik bahwa orang lain
kaitannya dengan budaya dan tradisi. Ini adalah dasar menuju yang belum "Wu", karena anda sendiri yang akan rugi.
Wu juga: belajar untuk konform pada "yang telah ada",
walaupun terus aktif menganalisa dan bersikap kritis. * Rajin-rajin mendengar Ciang Tao. Aktif berdiskusi kelompok.
Rajin membaca buku yang baik, walau harus kritis menyaring
Memang sulit, karena disamping perlu kerendahan hati dan sikap dan berpikir sambil membaca. Rendah hati saling belajar satu
fleksibel juga perlu wawasan yang luas dan dalam. Misal: dengan yang lainnya. Ingat bahwa dari pernyataan yang "pro"
meskipun merasa diri kita sudah benar, namun mampu dan "kontra", kita akan lebih banyak mendapatkan pelajaran dari
memberikan respon berupa sikap yang sesuai dengan budaya suatu pendapat yang "kontra". Alangkah tentramnya dunia ini
dimana kita berada. Misal: sikap terhadap "Shi" (shifu, shixiung, apabila semua orang bisa mencapai taraf tertinggi dalam Wu-
shijie, shidi, shimei, dll) nya, walaupun saya percaya bahwa hal ini adalah suatu impian
yang mustahil belaka. Perbedaan akan selalu timbul, karena itu
4. Sadar bahwa setiap masalah tidak sama urutan kepentingan adalah sesuatu kodrat juga. Oleh karena itu, sangat penting
atau prioritasnya. Ada yang prinsipil, ada pula yang sepele memupuk sifat Lapang Dada. Ini juga merupakan suatu Wu
sehingga lebih baik mengalah saja, atau dikorbankan. juga.

5. Sadar akan tujuan, motivasi dan konstrain (kendala, batasan). * Untuk melatih "Wu" diperlukan sikap-sikap lain yang
Belum tentu yang diajarkan atau diberikan oleh seseorang itu merupakan dasar dari Siu Tao ( ) kita, misal: Zheng Yi (sikap
menyatakan sebuah pernyataan yang lengkap, mengingat yang satu), kemantapan atau percaya diri, dll.
adanya tujuan yang lain, misalnya: untuk mendidik dan
merangsang untuk berpikir sendiri. Dikutip dari Jelajahi Tao dengan suka cita
Diposting oleh indra Tgl 8.10.07  
Hal-hal yang mendukung dalam peningkatan Wu:

1. Melatih "He Qing".


Pemurnian hati nurani, sering melakukan introspeksi diri, menilai
kemampuan dan keku-rangan diri, jujur terhadap diri sendiri,
mencari jalan untuk mengerti "aku sejati", melatih kepekaan
terhadap perasaan orang lain (empati).

2. Melatih "He Li".


Memahami pengertian-pengertian dasar, berlatih mengenai "cara
berpikir" yang baik, bersikap kritis, memiliki dasar (kenyataan,
fakta, logika), tidak berprasangka dulu (apriori), tidak pretensius,
wawasan harus luas dan mendalam (sekolah, kursus, bergaul,
dsb), mempunyai pengetahuan terhadap cara pandang orang
pada umumnya, tidak melakukan hal-hal aneh / sekedar
berbeda.

3. Melatih "He Fa".


Bersikap sosial, membuka diri terhadap lingkungan sekitar,
mempelajari budaya, etika, norma, tata aturan dan hukum yang
berlaku. Melatih pengendalian diri yang baik.

Secara global,disamping rajin menggunakan akal dan budi,


kecerdasan dapat ditingkatkan melalui latihan Jing Zuo [Cing
Co], yang juga termasuk salah satu cara memupuk kepekaan
dan kecerdasan.

Ciri-ciri mencapai Wu

Menurut pendapat saya, sulit untuk mengukur sampai dimanakah


taraf Wu kita. Jadi lebih baik kita berhenti untuk ukur-mengukur
taraf Wu diri sendiri maupun orang lain. Namun meskipun
demikian, biasanya terdapat beberapa gejala yang berkorelasi
dengan tingkat pencapaian seseorang. Menurut saya, suatu sikap
atau tindakan dapat dikatakan "Wu" biasanya memiliki
karakteristik a.l.:

1. Fair terhadap pihak-pihak yang terlibat.


2. Memancarkan kuasa (authoritative power) dan kesan yang
baik (goodwill).
3. Membina ke arah hubungan antar manusia dan pergaulan

Anda mungkin juga menyukai