Anda di halaman 1dari 44

PENGANTAR

Selamat kepada para pembaca buku Secrets of The


Gods, terimakasih karena telah berkenan memiliki buku
ini. Buku ini merupakan rekaman dokumentasi dari
seminar online yang diadakan oleh Padepokan Bhisma
Shakti, Seminar ini mengundang Bapak Irwan Effendi
sebagai narasumber. Beliau adalah orang yang telah
berhasil menguak rahasia sebenarnya dibalik fungsi
Kundalini, dan telah bertarung, berdamai dan berdiskusi
dengan Para Dewa, baik yang ada di bumi maupun
ditempat lain.
Tentu banyak hal yang akan dapat kita pelajari,
fahami dan semoga memberi manfaat bagi hidup dan
kehidupan kita selanjutnya. Alasan mengapa saya
berinisiatif merekam jalannya seminar ini dan
mumbukukannya karena meningat pengalaman saya
sendiri yang sebelumnya pernah ikut sebuah kelas online,
saat itu saya tidak sempat mencatat atau menyimpan
materi hingga batas ditutupnya kelas online tersebut,
akhirnya setelah kelas benar-benar ditutup bisa dikatakan
saya tidak mendapat apa-apa, Ya memang salah saya
sendiri mengapa tidak cepat menyalin materi yang
disampaikan, berangkat dari pengalaman tersebut maka
saya susunlah buku ini sehingga teman-teman bisa
membacanya lagi atau sekedar menjadikannya dokumen,
sebagai kenang-kenangan pernah mengikuti seminar ini
dan bagi yang tidak sempat mengikuti seminar ini karena
satu dan lain hal tidak perlu berkecil hati karena buku ini

i
sekarang ada ditangan anda. Penyusunan buku ini
tentunya telah mendapat izin dari Pak Irwan Effendi dan
Pak Taufik Hidayat.
Buku ini berisi berbagai topik-topik yang menarik
adapun materi pokok yang akan dibahas dalam buku
Secrets of The Gods adalah sebagai berikut;
 Apakah sebenarnya yang kita sebut sebagai Dewa ?
 Bagaimana cara agar bisa melihat Para Dewa ?
 Bagaimana agar bisa berkomunikasi dengan Para
Dewa ?
 Anda tertarik ingin menjadi Dewa ? Inilah yang perlu
anda lakukan !
 Membuat Senjata Astral
 Materi tambahan “Pesugihan”
Dibahas dengan lugas dilengkapi dengan tanya jawab
dengan peserta seminar, akhir kata saya ucapkan selamat
menyelami penjelasan perihal Dewa-Dewa.

M. Rinaldy Mandala Putra

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................... i

Daftar Isi .................................................................... iii

Bagian 1.0 .................................................................. 1

Bagian 1.1 .................................................................. 6

Bagian 1.2 .................................................................. 9

Bagian 1.3 .................................................................. 14

Bagian 1.4 .................................................................. 21

Bagian 2 ..................................................................... 25

Bagian 3 ..................................................................... 30

Bagian 4 ..................................................................... 32

Bagian Bonus ............................................................ 34

Bagian Tambahan ...................................................... 37

iii
BAGIAN 1.0

Apakah sebenarnya yang kita sebut


sebagai Dewa

Raja Dewa & Dewa-Dewa

1
Seminar (yang sekarang menjadi buku) bertajuk
"Secrets of the GODS" ini, saya akan sebisa mungkin
membatasi pemaparan tentang kejadian hanya pada hal-
hal yang telah saya buktikan, entah itu dalam bentuk
teknik yang bisa digunakan oleh orang lain, atau hasil
yang bisa diuji secara empiris, sementara untuk konsep-
konsep akan saya batasi pada apa yang bisa saya jelaskan
secara logika rasional, sehingga seminar ini tidak
"terjerumus" menjadi ajang "cerita dongeng" yang sebatas
"katanya".

Apakah sebenarnya yang kita sebut sebagai Dewa ?


Zeus, Hera, Ares, Aphrodite
Jupiter, Neptune, Mars, Vulcan
Nu Wa, Guan Yin, Na Zha
Al Uzza, Manat, Manaf
Semar, Roro Kidul

Nama-nama diatas berasal dari berbagai kebudayaan,


dan dikenal dalam berbagai istilah yang mana jika
diterjemahkan kurang lebih berarti sama, yakni GODS
atau DEWA-DEWA.
Pada aliran-aliran monotheisme, istilah "DEWA"
berganti menjadi "MALAIKAT" dan "RAJA DEWA"
berganti menjadi "TUHAN", akan tetapi beberapa aspek
dasar masih tetap sama, misalnya Dewa memiliki
kesaktian tertentu, demikian juga Malaikat, dan Dewa
mengikuti perintah Raja Dewa, walau kadang melenceng
dan bertindak sendiri, demikian juga Malaikat mengikuti

2
perintah Tuhan, walau kadang melenceng dan bertindak
sendiri. Raja Dewa diyakini sebagai pencipta alam
semesta dan manusia, demikian juga Tuhan diyakini
sebagai pencipta alam semesta dan manusia.
Dalam seminar ini kita akan menghindari membahas
Raja Dewa atau Tuhan, karena itu lebih ke ranah
"keyakinan" yang sulit dibahas. Kita akan fokus pada
Dewa atau Malaikat.
Hal-hal yang bisa kita simpulkan dari berbagai
kebudayaan tentang Dewa atau Malaikat adalah:
 Mereka bukan termasuk spesies manusia, walau di
beberapa kebudayaan ada dewa yang berasal dari
manusia
 Walau mereka "sakti", mereka masih bisa
"dibunuh"
 Mereka memiliki keahlian yang spesifik
 Mereka tinggal di "langit"

3
FAQ
Peserta : Dewa yang bukan dari Manusia tinggal
diamana?
Pembicara : Dalam beberapa kebudayaan, mereka
meyakini bahwa dewa-dewa mereka berasal dari
"bintang-bintang" (dari planet lain)

Peserta : bagaimana dengan Santo dan Santa apakah


termasuk kategori malaikat
Pembicara : kategori "dewa"

Peserta : Apa sebetulnya budaya menurut pandangan


Pembicara ?
Pembicara : ketika sekelompok manusia membentuk
tradisi-tradisi dan keyakinan-keyakinan secara bersama,
yang berbeda dari kelompok-kelompok lain

Peserta : berarti ada kemungkinan di planet lain atau


galaksi lain juga dikuasai oleh dewa yang sama yang
memiliki kekuasaan di bumi?
Pembicara : ini kan kita bicara "latar belakang", yakni
kebudayaan yang ada di bumi, percayanya apa

4
Peserta : Apakah sudah ada dewa yang terbunuh ?
Pembicara : sudah sering
Peserta : Apakah di setiap daerha dewanya berbeda
Pembicara : sejauh yang terpantau seperti itu

Peserta : Sebagaimana dalam cerita-cerita, apakah dewa


juga berjenis kelamin (dewa-dewi) dan bisa berkembang
biak?
Pembicara : Tidak

Peserta : Mungkin yang di sebut Dewa adalah wakil-


wakil Tuhan di alam semesta dengan segala tugasnya
masing-masing. Bisa dalam bentuk malaikat, atau
manusia planet yang merupakan salah satu makhluk
Tuhan, barangkali.
Pembicara : Pemahaman tersebut tergantung pada orang
dari budaya mana

Peserta : Apa dewa hanya ada di planar atas saja pak ?


Pembicara : Akan dibahas dibagian berikutnya

5
BAGIAN 1.1

Apakah sebenarnya yang kita sebut


sebagai Dewa

Dewa Bukan Manusia

6
Telah di jelas kan bahwa Dewa bukan manusia, dan
selanjutnya untuk mengklasifikasikan "makhluk hidup
seperti apa", maka kita bisa analisa dari "tingkah polah"
para Dewa ini. Hal yang paling sering digambarkan
tentang Dewa adalah bahwa mereka bisa berubah wujud
menjadi berbagai bentuk, bahkan bisa tampil sebagai
unsur-unsur alam, yang artinya mereka tidak mungkin
merupakan mahkluk berwujud fisik, karena jika mereka
berwujud fisik, ada batasan-batasan fisika yang harus
mereka ikuti, dengan demikian satu-satunya
kemungkinan yang tersisa adalah bahwa mereka adalah
makhluk berwujud energi.

Untuk kemampuan supranatural, sebenarnya karena


mereka adalah makhluk berwujud energi, maka otomatis
hal-hal yang dapat mereka lakukan adalah berbeda dari
apa yang bisa dilakukan oleh makhluk berwujud fisik
seperti manusia, contohnya soal berubah wujud, masuk
melalui dinding, dan sebagainya, akan tetapi jelas ini
bukan berarti mereka bisa melakukan segalanya, bahkan
ada hal-hal sederhana yang bisa dilakukan oleh manusia,
tidak bisa mereka lakukan karena mereka tidak berwujud
fisik, contohnya: kentut.

Mereka tinggal di bumi juga, hanya saja planar nya


yang berbeda. Bagi yang belum paham tentang planar, ini
sama seperti frekuensi siaran televisi; signal nya bisa
melintas di tempat yang sama, akan tetapi kita hanya bisa
menonton siaran dari stasiun tertentu ketika televisi kita
"tuned" ke frekuensi dari stasiun tersebut.

7
FAQ
Peserta : Bagaimana caranya memasuki Planar Dewa

Pembicara : Sabar, ini baru bagian yang membahas


Dewa itu apa

Peserta : apakah dewa bisa mengambil atau


menggerakkan benda fisik?

Pembicara : sebagian iya

Di bagian selanjutnya akan dijelaskan lebih detil tentang


masing-masing bahasan.

8
BAGIAN 1.2

Apakah sebenarnya yang kita sebut


sebagai Dewa

Makhluk energi adalah energi yang memiliki struktur "pola-


kesadaran"

9
Bagi kebanyakan orang Indonesia, ketika ditanya
“anda tahu apa itu makhluk energi?" Kebanyakan akan
geleng-geleng, tapi ketika ditanya "anda tahu apa itu jin?"
Kebanyakan akan mengangguk. Aneh memang, padahal
gambaran kebanyakan orang tentang jin, adalah makhluk
energi.

Jadi makhluk energi adalah energi yang memiliki


struktur “pola kesadaran” yang lengkap sehingga
“sentient atau sadar sepenuhnya”

Lalu, darimana asalnya makhluk energi ?, itu sama


seperti bertanya darimana asalnya manusia ? Susah untuk
menjawabnya

Tapi kalau ditanya “seperti apa tepatnya makhluk


energi”, maka bisa saya jelaskan sebagai berikut:

Mereka tidak memiliki bentuk tubuh yang spesifik,


dan karena bentuk paling efisien adalah bola, maka dalam
kondisi normal, mereka rata-rata berbentuk bola, bentuk
ini yang lazim disebut sebagai “orbs”
Mereka tidak “berkembang biak” sebagaimana makhluk
fisik, karena mereka dapat dengan mudah “membelah
diri” untuk berada di beberapa lokasi sekaligus, dan
kemudian dapat kembali menyatu. Yang membatasi
kemampuan mereka melakukan ini hanya kesanggupan
mereka mengendalikan “beberapa bagian” dari diri
mereka sendiri pada saat bersamaan.
Mereka tidak “kawin” sebagaimana makhluk fisik, ada
kalanya mereka menggabungkan sebagian dari diri
mereka sendiri dengan sebagian dari makhluk energi lain,

10
untuk membentuk makhluk energi baru, akan tetapi ini
jarang dilakukan karena proses “mendidik” makhluk
energi baru ini lebih sulit dari manusia mendidik anak.

Manusia butuh makan untuk hidup, makhluk energi


juga butuh makan untuk hidup. Kalau manusia
makanannya adalah makhluk fisik lainnya, maka makhluk
energi makanannya adalah makhluk energi lainnya,
disinilah timbulnya simbiosis mutualisme antara Dewa
dan manusia

Kesadaran manusia ada di energi, jadi roh manusia


bisa dilatih untuk dapat meninggalkan tubuh fisik dan
menjadi makhluk energi, ini sebabnya ada dewa (bahkan
sekarang dominannya) berasal dari manusia

11
FAQ
Peserta : Bagiaman dengan Manusia tengah Dewa
seperti- Hercules ?
Pembicara : Bisa saja Zeus masukkan sebagian
energinya ke rahim si perempuan sewaktu bayinya masih
dalam proses pembentukan

Peserta : Simbiosis mutualisme antara dewa dan manusia,


itu bagaimana bisa terjadi ?
Pembicara : Manusia menyetor energi (misal berupa
do'a), dewa menggunakan sebagian energi itu untuk
mewujudkan harapan si pen-do’a

Peserta : Apakah ada cara membedakan jin dengan dewa


Pembicara : Akan dibahas pada bagian berikutnya

Peserta : Dewa biasanya diwujudkan dalam bentuk


patung, apa dewa tersebut tinggal di dalam patung itu?.
Dan patung itu tidak hanya satu ada ribuan patung yang
sama dibuat oleh manusia di tempat yang berjauhan, apa
mereka(Dewa) akan membelah diri hingga sebanyak
jumlah patung yang dibuatkan ?
Pembicara : Tidak, biasanya itu dimasuki makhluk lain

12
Peserta : Planar bawah makhluk-makhluknya apa masuk
kategori dewa ?
Pembicara : Dibahas di selanjutnya

13
BAGIAN 1.3

Apakah sebenarnya yang kita sebut


sebagai Dewa

Kemampuan Dewa

14
Sebagai makhluk energi, Dewa hanya mampu
melakukan hal-hal yang dapat dilakukan dengan
memanfaatkan energi yang membentuk dirinya. Jenis
energi yang membentuk makhluk energi klasifikasi Dewa
adalah Bioenergi yang mana dalam tubuh manusia
bergerak di sistem reproduksi dan sistem peredaran darah.

Secara fisika, Bioenergi ini adalah bagian dari jenis


elektromagnetik, hanya waveformnya berbeda dengan
gelombang radio yang dikenal dalam ilmu teknologi saat
ini. Ini yang menyebabkan, di berbagai kebudayaan yang
ada, dikenal “senjata sakti pembunuh dewa”, yakni
senjata-senjata yang dibuat dari logam berunsur radioaktif
kuat, sehingga mampu membuyarkan medan bioenergi
dari Dewa yang terkena.

Karena batasan ini, tidak ada Dewa yang mampu


melakukan “segalanya”, bahkan lebih spesifiknya,
mereka hanya mampu melakukan hal-hal yang dapat
dilakukan dengan menggunakan bioenergi sistem
reproduksi dan sistem peredaran darah, selain itu tidak
bisa.

Jadi kalau berharap agar dikirimkan istana megah oleh


Dewa, seperti dongeng Aladin, teruslah berharap.
Selain itu, setiap kali Dewa melakukan sesuatu, sudah
pasti sebagian dari energinya akan habis terpakai, dan
kalau tidak ada gantinya, maka dia akan melemah sampai
akhirnya tidak cukup lagi energi tersisa untuk bertahan,
alias mati. Dewa bisa “makan” energi yang dikirim oleh
manusia, yang biasa dikenal dengan istilah "doa".
Semakin banyak energi yang dikirimkan, maka semakin

15
banyak yang bisa digunakan untuk membantu manusia
yang mengirimkan energi, ini sebabnya di semua
kebudayaan, bila anda minta tolong sesuatu pada dewa,
semakin sering anda berdoa, akan semakin besar
kemungkinan doa anda terkabul. Akan tetapi tidak semua
dewa menunggu doa dari manusia, karena bukan hanya
manusia yang memiliki bioenergi, dan semua bentuk
emosi pada dasarnya adalah energi, jadi sebagian dewa
makan dari ketakutan, kemarahan, kesedihan, dan emosi-
emosi lain.

Jadi kembali, apa saja yang bisa dilakukan oleh


Dewa? Pada dasarnya Dewa bisa mempengaruhi emosi
dan tindakan makhluk fisik, sehingga secara lebih "halus"
dapat mengarahkan untuk terjadi atau tidak terjadinya
sesuatu

16
FAQ :
Peserta : Bagaimana cara dewa mempengaruhi emosi &
tindakan makhluk fisik ?

Pemateri : Dengan energi, misalnya bapak ketemu orang


lain, kemudian bapak dialirin energi yang membuat kesal
pada orang itu

Peserta : Saya baru faham, Selama ini yang saya tahu,


dewa adalah makhluk energi luar biasa yang dapat
melakukan banyak hal yang tidak dapat dilakukan oleh
manusia
Pemateri : Ya, dewa juga punya kesulitan sendiri, salah
satunya bagaimana supaya bisa tetap hidup tanpa harus
membunuh teman

Peserta : Terjadinya atau tidak terjadinya sesuatu


sebenarnya adalah tindakan mahluk fisik? terlepas dari
tindakannya itu dipengaruhi oleh dewa atau tidak
Pemateri : Ya, tanggung jawab makhluk fisik

Peserta : Apakah dewa-dewa saling memperebutkan


pengaruhnya pada emosi manusia di setiap wilayah,
daerah atau negara tertentu ?

17
Pemateri : Ya, namanya juga cari makan
Peserta : Berarti selama ini saya selalu mengharapkan
sesuatu dan melemparkan energi keatas. Apa energi saya
di makan dewa terus dewa yang mengabulkannya ?
Pemateri : betul pak

Peserta : apakah para dewa bisa membunuh atau


menyakiti manusia
Pemateri : Kalau secara langsung, sulit

Peserta : Dewa tidak bisa berkembang biak karena tidak


punya jenis kelamin ?
Pemateri : Cara berkembangnya sudah saya jelaskan
diatas

Peserta : Apakah Dewa melihat agama apabila menerima


doa? Misalnya apakah Yesus akan menerima doa dari
seseorang beragama Buddha?
Pemateri : Saya bertanya balik, apakah anda akan
menerima uang dari orang afrika?

Peserta : Jika dewa menerima doa kita, apa doa kita ar18
akan dikabulkan ?

18
Pemateri : Tergantung, setoran doa pada dewa yang
dituju memenuhi atau tidak
Peserta : Jadi jika ingin doa dikabulkan harus bersikap
terus menerus? Lalu kita tujukan ke siapa doa kita? Ke
dewa ?
Pemateri : Ya, misalnya berdoa supaya bos menaikkan
gaji, terus berdoa 100 kali, kalau belum naik gaji, tambah
100 kali lagi, kalau sudah naik berarti sudah terkabul, tapi
tentu saja bukan berarti doa sambil bolos ya, kerja tetap
mesti rajin

Peserta : Apa makhluk planar bawah bisa diserang dan


dibunuh dengan bio reproduksi atau hanya bisa dengan
bio syaraf?
Pemateri : Tidak tahu, karena teknik saya cuma satu yaitu
menyedot

Peserta : Bila makhluk planar atas mengambil bio


reproduksi dan peredaran darah dari kita, bagaimana
dengan makhluk planar bawah? Apa hanya mengambil
bio syaraf dari kita atau semua?
Pemateri : logika saja, yang tidak lewat, apa bisa
diambil?

19
Peserta : Kalau makhluk planar bawah itu main ke
frekuwensi kita apa bisa ambil bio reproduksi dan
peredaran darah?
Pemateri : Ya

Peserta : Apa kita juga bisa mengakses bio reproduksi


para dewa untuk keperluan kita?
Pemateri : Yang pasti mesti setoran (do’a) dulu
Peserta : Apakah dewa yang tidak punya tubuh fisik bisa
menaikkan level/fase kundalini manusia atau dewa lain?
apakah level/fase kundalini dewa (karena tidak punya
tubuh fisik) bisa naik dengan bertarung?
Pemateri : Bisa menaikkan, tapi tidak bisa naik dengan
bertarung, mereka harus mengumpulkan sumbangan
(do’a/energy) sangat banyak baru naik

20
BAGIAN 1.4

Apakah sebenarnya yang kita sebut


sebagai Dewa

Tempat Tinggal Dewa

21
Pertama kalinya saya “melihat” keberadaan planar
yang berbeda, adalah saat putri saya meninggal. Selagi
berada di rumah duka, saya terus memperhatikan gerakan
roh nya dengan menggunakan clairvoyance, sampai suatu
saat timbul kilatan cahaya dan saya melihat ada Orbs yang
keluar dari kilatan cahaya tersebut, kemudian roh putri
saya dituntun naik sedikit dan tampak ada semacam celah
terbuka. Saya berusaha mengikuti dengan clairvoyance,
namun hanya terlihat kabut; saya gunakan teknik
terawangan, tapi yang terlihat hanya hamparan luas yang
putih seakan salju, tapi pasti bukan saju, dan ada semacam
danau kecil dengan sedikit pepohonan, dan roh putri saya
sudah berubah wujud menjadi wanita remaja, duduk
sendirian di batu besar dekat danau tersebut, selain dia
tidak ada siapa-siapa lagi. Saat itu saya berpikir "inikah
yang dikatakan sebagai surga"?

Beberapa tahun setelahnya, saya melihat planar lain


lagi pertama kalinya saya melihat planar bawah adalah
suatu ketidak sengajaan yang disengaja. Saya sedang
penasaran dengan yang namanya “meditasi”, apa sih
sebenarnya yang didapat, ketika benar-benar “in” ? Saya
duduk posisi “half lotus”, menenangkan diri, dan karena
energi saya cenderung aktif, maka saya coba untuk
meredam, menenangkan. Saya merasa seperti “tenggelam
perlahan”, semakin lama semakin dalam. Dengan mata
terpejam, sebagian cahaya lampu yang tadinya masih
menembus kelopak mata saya, semakin redup dan
akhirnya gelap sama sekali. Tubuh saya serasa makin
padat dan makin padat, lalu tiba-tiba mulai terasa ada
cahaya lagi dimata saya, namun kemerahan, tidak putih
seperti cahaya lampu, dan samar samar seperti ada

22
bayangan-bayangan bergerak. Saya penasaran, apa ini
halusinasi seperti yang kebanyakan dialami oleh orang
yang meditasi? Maka saya membuka mata saya, tapi saya
merasa aneh, karena walau dengan mata terbuka, cahaya
lampu di ruangan tampak redup dan semua benda tampak
agak samar, sementara itu, seakan ada di “lapisan lain”,
tetap ada pendaran cahaya merah. Saya lalu memfokuskan
untuk menggunakan clairvoyance dan melihat cahaya
merah tersebut, dan terlihat oleh saya beberapa titik
kobaran api pada jarak yang tidak terlalu jauh, dan terlihat
pula beberapa makhluk yang sepintas mirip manusia,
namun dengan wajah-wajah aneh dan postur tubuh yang
berlebihan kekarnya. Cukup lama saya memperhatikan
mereka, tapi tiba tiba salah satu dari mereka sepertinya
melihat saya dan berteriak sambil menunjuk kearah saya,
kemudian segerombolan dari mereka bergerak mendekat,
saya kaget dan tersentak sampai langsung berdiri.

Pengalaman tersebut membuat saya bertanya-tanya:


halunasi model apa ini? Tapi tadi saya bahkan tidak
menutup mata, kok masih bisa halusinasi? Apa yang
sebenarnya terjadi?

Kemudian saya berusaha mengulangi pengalaman


tersebut, dan setelah beberapa kali mencoba, akhirnya
saya pahami bahwa pada dasarnya jika saya menurunkan
frekuensi tubuh saya, maka saya akan dapat melihat
situasi yang kemerah-merahan tersebut. Ini mengingatkan
saya pada hal sayang saya lihat setelah putri saya
meninggal, dan saya berasumsi bahwa jika sebaliknya
saya meninggikan frekuensi, akan melihat situasi yang
berbeda, maka saya mencobanya dan ternyata memang

23
jika saya meninggikan frekuensi, saya akan melihat
situasi yang serba putih dan terang

Bagian ini mengantarkan kita pada:


Bagaimana caranya agar bisa melihat Para Dewa?

24
BAGIAN 2

Bagaimana cara agar bisa melihat Dewa

Teknik-teknik melihat Dewa

25
Tiga Cara Melihat Dewa

1. Pakai mata biasa


2. Pakai teknik clairvoyance
3. Pakai teknik terawangan

Jika menggunakan mata biasa, Dewa akan terlihat jika


mereka kebetulan sedang berada di alam kita, dan sedang
melakukan pengerahan energi. Wujudnya akan terlihat
seperti orbs yang berpendar.

Jika menggunakan teknik clairvoyance, Dewa akan


tetap terlihat seperti orbs yang berpendar, namun tidak
perlu menunggu ada yang kebetulan berada di alam kita,
kita cukup menaikkan frekuensi kita sampai cukup tinggi
untuk dapat melihat “planar atas”, lalu “mencari” di
sekitar, maka akan kelihatan satu atau dua orbs,
tergantung dari lokasi dimana anda berada, orbs nya bisa
terlihat dekat atau jauh.

Jika menggunakan teknik terawangan, Dewa akan


terlihat seperti sosok manusia, namun sosok yang kita
lihat ini adalah tergantung dari pikiran kita dan juga
tergantung dari “setting” yang dipasang oleh si Dewa.
Jadi soal apakah laki-laki atau perempuan, tua atau muda,
itu semua bisa “dibuat-buat”

Dan sama halnya bahwa kita tidak bisa 100 persen


tahu siapa orang yang baru kita temui, selain dari yang
diberitahukan pada kita, kita juga tidak bisa 100 persen
tahu, Dewa yang mana yang kita lihat, apalagi karena
mereka hanya bisa dikenali dari pola energinya dan kita

26
tidak punya informasi akurat, Dewa mana punya pola
energi seperti apa.

Ada juga pertanyaan, bagaimana membedakan antara


Dewa dan Jin / Siluman.

Ada pemahaman yang salah bahwa Dewa itu selalu


baik dan Jin / Siluman itu selalu tidak baik. Padahal
klasifikasi asli dari Dewa, adalah semua yang tinggal di
planar atas, dan oleh sebab itu, dari sudut pandang kita
terlihat sebagai “makhluk terang”, sedangkan
Jin/siluman, adalah semua yang tinggal di planar bawah,
dan oleh sebab itu, dari sudut pandang kita terlihat sebagai
“makhluk gelap”. Padahal soal karakter tetap tergantung
masing-masing individu.

Satu hal yang sudah dibuktikan, dan dapat anda


buktikan sendiri adalah, bioenergi reproduksi dan
bioenergi peredaran darah akan berubah menjadi terlalu
padat jika frekuensinya diturunkan, sehingga Dewa tidak
bisa masuk ke planar bawah

Sebaliknya di planar bawah, yang berfungsi adalah


bioenergi sistem syaraf, sehingga hampir semua makhluk
energi di planar bawah terbentuk dari bioenergi sistem
syaraf.

Nah, orang yang bermeditasi, terutama yang sampai


berhari-hari, akan mengalami kelelahan dan otomatis
frekuensinya turun. Sedangkan orang yang sedang ceria,
akan mengalami semangat meningkat dan otomatisk
frekuensinya naik.

27
Silahkan menganalisa dan menyimpulkan sendiri,
berbagai kejadian yang diyakini dari berbagai kebudayaan

FAQ :
Peserta : Apa dengan mantera kita bisa melihat dewa?
Pemateri : bisa saja, tapi benar atau tidaknya?
Peserta : Iya juga ya, bisa-bisa yang dilihat bukan dewa
tapi malah jin
Pemateri : kalau dilihat di planar kita, tidak ketahuan
bedanya apa kan?
Peserta : Oh seperti, makasih penjelasannya. Tapi jika di
terawangan itu biasanya menggunakan mantra
Pemateri : Mantera itu sebenarnya nama program
Peserta : Artinya ada doa atau wirid untuk masuk ke
dunia terawangan
Pemateri : Mungkin saja, tapi pertanyaanya kan tetap:
yang dilihat itu sebenarnya apa? itu menurunkan atau
menaikkan frekuensi?
Peserta : Ya itu dia, Tidak tahu apa yang dihadapi
Pemateri : Ya, sama saja dengan regresi hipnotis

28
Peserta : Apakah untuk memanggil dewa harus
menyebutkan namanya secara spesifik?
Pemateri : Kalaupun dipanggil namanya, apakah pasti
yang datang yang dipanggil ? belum tentu kan ?

Peserta : Apakah ada perbedaan tampilan antara orbs


versi dewa dagan orbs versi mahluk energi non fisik yang
bukan dewa? entah dari bentuknya, besarnya, atau
warnanya.
Pemateri : Yang di planar bawah, bentuknya beda-beda,
malah belum pernah lihat yang bentuk orbs

29
BAGIAN 3

Bagaimana berkomunikasi dengan Dewa

4 Teknik berkomunikasi dengan Dewa

30
4 Teknik berkomunikasi dengan Dewa ;

1. Berdoa, tentu saja, tapi ini komunikasi satu arah

2. Meninggalkan pesan, jika anda rajin pergerakan


anda dimonitor oleh Dewa tertentu dengan
memanfaatkan penglihatan dan pendengaran
pengikutnya
3. Titip pesan pada orang yang bisa telepati

4. Belajar telepati agar bisa komunikasi 2 arah.

Telepati sendiri ada 2 jenis, yakni yang mengunakan


gambar dan yang langsung menggunakan pikiran.
Yang lebih mudah dilatih adalah yang menggunakan
gambar, akan tetapi “mudah” disini bukan seperti
“mudah” belajar naik sepeda, melainkan seperti “mudah”
belajar melukis.

Kembali saya tekankan, walau anda sudah bisa


telepati dan bisa komunikasi dengan makhluk energi,
tidak ada cara bagi anda untuk memastikan identitas
makhluk tersebut.

31
BAGIAN 4

Bagaimana menjadi Dewa

Menjadi DEWA

32
Sebagaimana sudah disinggung sebelumnya, Dewa
adalah makhluk energi yang memiliki pola kesadaran
lengkap, dan karena manusia pada dasarnya kesadarannya
sudah berbentuk energi, maka sebenarnya tidak sulit bagi
manusia untuk menjadi Dewa. Sederhananya, seseorang
yang sudah mampu melakukan astral projection, berarti
sudah mampu menjadi Dewa, tinggal apakah dia siap
untuk melepaskan tubuh fisiknya, dan apakah saat
melepaskan itu ada gangguan yang dapat membuyarkan
energinya.

Langkah-langkah persiapan bagi anda yang berminat


menjadi dewa:

1. Tingkatkan dan pertahankan kapasitas kundalini


anda, minimal diatas fase 1
2. Latihan membentuk “bayi vajra” atau “virtual
asisten” sesempurna mungkin.
3. Berlatih astral projection sampai anda benar-benar
mampu memindahkan seluruh kesadaran anda ke
tempat lain.

Akan tetapi, saya ingatkan bagi anda yang serius ingin


menjadi Dewa, bahwa jika anda menjadi Dewa dengan
kekuatan dan kemampuan seadanya, maka anda akan
menjadi Dewa Jongos yang diperintah kesana kemari oleh
yang lain.

33
BAGIAN BONUS

Senjata Astral

Bagaimana membuat “Senjata Astral”

34
Bagi yang belajar “martial arts” dan menggunakan
senjata, pasti tahu ungkapan “jika anda sudah benar-benar
mahir, maka tanpa senjata akan lebih mematikan daripada
dengan senjata”

Hal ini berlaku juga dalam pemanfaatan energi; jika


anda sudah benar-benar mahir, anda tidak perlu senjata.

Akan tetapi, karena seminar ini justru ditujukan bagi


yang belum mahir, makanya ada petunjuk pembuatan
senjata astral

Inti dari pembuatan senjata astral adalah bagaimana


anda dapat memfokuskan sebagian dari diri anda untuk
dapat bersifat dan berfungsi sebagai senjata. Bila
kemudian senjata tersebut anda “putuskan” aliran
energinya, maka senjata itu hanya akan bertahan selama
energinya masih ada, akan tetapi bila senjata tersebut
mendapatkan sumber energi yang berkesinambungan,
maka senjata itu akan tetap bertahan selama sumber
energinya masih terus menerus memberikan energi.

Tahapan pembuatan senjata astral:

1. Anda sudah harus bisa mengalirkan energy


2. Anda harus peka terhadap aliran energi sendiri
3. Berlatihlah memadatkan energi sendiri, minimal
sampai bisa kasat mata seperti kabut; kalau belum
mampu, tidak usah capek-capek ke no 4.
4. Berlatih membentuk energi yang sudah dipadatkan,
Tentukan dengan jelas dari awal seperti apa anda
ingin membentuknya, kalau perlu buat gambarnya di

35
kertas, lalu pajang gambar itu sebagai pedoman
waktu anda membentuk energi anda.
5. Kalau sudah bisa no 4, anda bisa “membuka” aliran
energi terus menerus dari tubuh anda untuk menjaga
agar senjata itu tetap awet, atau anda bisa
“menyimpan” program senjata tersebut dalam tubuh
anda, agar sewaktu-waktu anda bisa membuatnya
kembali dalam waktu cepat. Perbedaannya, senjata
astral yang sudah berulang-ulang dipakai dan
berhasil membantu memenangkan pertarungan, akan
meningkat kualitasnya, sedangkan jika anda setiap
kali membuat ulang, maka kualitas senjatanya akan
sesuai program yang tersimpan saja dan untuk
meningkatkannya anda harus memprogram ulang.
6. Bila anda memilih untuk membuat senjata yang di
"maintenance" terus, maka anda bisa memasukkan
sebagian kesadaran anda dalam senjata tersebut dan
menamainya untuk kemudahan memanggilnya. Bila
anda memilih untuk menyimpan programnya, maka
programnya bisa anda beri nama untuk kemudahan
membuat ulang.

Harap diingat, Dewa bisa membagi tubuh dan mereka


jarang sekali bertarung dengan seluruh kekuatan mereka,
jadi kalau anda kira, sudah bisa membuat senjata astral
yang kuat, maka bisa dengan mudah menghabisi Dewa,
selamat kecele.

36
BAGIAN TAMBAHAN

Pesugihan

37
Arti sebenarnya dari pesugihan ini adalah
“pengayaan”, akan tetapi karena terlalu sering
dihubungkan dengan tumbal, maka image masyarakat
menjadi negatif.

Mengapa ada sebagian pesugihan yang butuh tumbal?


Sebagaimana dijelaskan, tidak semua Dewa makan dari
do'a, ada yang makan dari emosi negatif, misalnya
kesedihan, maka dari itu mungkin saja ada Dewa yang
minta upeti dalam bentuk kesedihan, jadi anda diminta
mengorbankan orang yang disayang, agar anda terus
menerus dirundung rasa sedih dan bersalah.
Akan tetapi, sebenarnya Dewa yang seperti itu jumlahnya
tidak banyak, karena tidak banyak manusia yang bersedia
melakukan itu, sehingga membuat si Dewa menjadi
ketergantungan pada segelintir pengikut saja.
Kebanyakan yang menginginkan tumbal adalah makhluk
energi dari planar bawah, karena mengorbankan tumbal
biasanya membuat sesorang menjadi “kurang waras” dan
sebagai akibatnya, bioenergi sistem syarafnya bocor
kemana-mana, inilah sebabnya tumbal tidak mesti dari
keluarga sendiri, boleh siapa saja, asal orang yang ingin
kaya yang memilih dan mengorbankan si tumbal.

38

Anda mungkin juga menyukai