Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERAN WALISONGO DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM


PADA ABAD KE-XV MASEHI

DISUSUN OLEH:

1. M. RIFQI BAGUS PRASETYO/25/X-IPS 3

2. SHIMANO SHEVA ATMAJA/34/X-IPS 3

3. RISMA WATI SETIA DEWI/32/X-IPS 3

4. ADELIYA AURA INDRIYANI/1/X-IPS 3

SMAN 1 NGORO
TAHUN AJARAN 2022/2023
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERAN WALISONGO
DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM PADA ABAD KE-XV" dengan baik. Salawat
dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad Saw yang merupakan tauladan bagi
kaum muslimin.Makalah ini penulis selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini masih memiliki kekurangan,
baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh karena itu, penulis menerima
kritik dan saran dari pembaca. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini
dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca.

MOJOKERTO, 30 JANUARI 2023

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………iii

BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A.   Latar Belakang.................................................................................................................1
B.   Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan…………………………………………………………………………...……....1

BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A.   Asal-usul Walisongo........................................................................................................2
B.  Peran Walisongo dalam Penyebaran Islam di Indonesia.................................................3
C. Metode Pendidikan Islam Masa Walisongo....................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Walisongo ....................................................................................................2

Gambar 2. Sunan Gresik ................................................................................................4

Gambar 3. Sunan Ampel ................................................................................................5

Gambar 4. Sunan Bonang ..............................................................................................5

Gambar 5. Sunan Drajat .................................................................................................6

Gambar 6. Sunan Kudus ................................................................................................6

Gambar 7. Sunan Giri ....................................................................................................7

Gambar 8. Sunan Kalijaga .............................................................................................7

Gambar 9. Sunan Muria .................................................................................................8

Gambar 10. Sunan Gunung Jati .....................................................................................8

iii
i
BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


Penyebaran Islam ke nusantara tidak merata yang di awali di ujung pulau Sumatera
kemudian menyebar ke wilayah melayu serantau dan Pulau Jawa, hal ini karena wilayah
nusantara terdiri banyak pulau. Pada abad 15 para saudagar muslim telah mencapai kemajuan
pesat dalam usaha bisnis dan dakwah sehingga mereka memiliki jaringan di kota-kota bisnis di
sepanjang pantai Utara. Komunitas ini dipelopori oleh Walisongo yang membangun masjid
pertama di tanah Jawa, Masjid Demak yang menjadi pusat agama yang mempunyai peran besar
dalam menuntaskan Islamisasi di seluruh Jawa. Walisongo berasal dari keturunan Syeikh Ahmad
bin Isa Muhajir dari Hadramaut. Syeikh Ahmad bin Isa Muhajir dikenal sebagai tempat pelarian
bagi para keturunan nabi dari Arab Saudi dan daerah Arab lain yang tidak menganut syiah.
Penyebaran agama Islam di Jawa terjadi pada waktu kerajaan Majapahit runtuh disusul
dengan berdirinya kerajaan Demak. Era tersebut merupakan masa peralihan kehidupan agama,
politik, dan seni budaya. Di kalangan penganut agama Islam tingkat atas ada sekelompok tokoh
pemuka agama dengan sebutan Wali. Zaman itu pun dikenal sebagai zaman “kewalen”. Para
wali itu dalam tradisi Jawa dikenal sebagai “Walisanga”, yang merupakan lanjutan konsep
pantheon dewa Hindhu yang jumlahnya juga Sembilan orang. Adapun Sembilan orang wali yang
dikelompokkan sebagai pemangku kekuasaan pemerintah yaitu Sunan Gresik, Sunan Ampel,
Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan
Sunan Gunung Jati.
B.   Rumusan Masalah
1)    Bagaimana asal usul walisongo?
2)    Bagaimana peran walisongo dalam penyebaran Islam di Indonesia?
3)    Bagaimana metode pendidikan Islam masa walisongo?
C. Tujuan
1) Agar mengetahui asal usul walisongo.
2) Agar mengetahui peran walisongo dalam penyebaran agama islam di Indonesia.
3) Agar mengetahui apa saja metode pendidikan islam masa walisongo.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Asal-usul Walisongo


Kata Walisongo diartikan dengan wali yang
berjumlah sembilan (songo/sanga dalam bahasa
jawa yang berarti sembilan). Namun demikian
terdapat beberapa penafsiran lain. Kata sanga
merupakan perubahan dari kata arab tsana yang
berarti terpuji. Sehingga Walisongo berarti wali

Figure 1 Walisongo
yang terpuji. Penafsiran lain, menjelaskan bahwa

Sumber: https://pecihitam.org/wali-songo/, diunduh 30


kata sanga diambil dari kata sangha yang dalam
Januari 2023 agama budha berartri jama’ah para biksu (Ulama’)
sehingga walisongo berarti perkumpulan para wali yang terhimpun dalam suatu lembaga
dakwah.Walisongo berarti sembilan orang wali, mereka adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel,
Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria serta
Sunan Gunung Jati. 
Keberhasilan Islamisasi jawa merupakan hasil perjuangan dan kerja keras Walisongo.
Proses islamisasi ini sebagian besar berjalan secara damai, nyaris tanpa konflik, baik politik
maupun kultural, meskipun terdapat konflik, skalanya sangat kecil, sehingga tidak mengesankan
sebagai perang, kekerasan ataupun pemaksaan budaya. Penduduk jawa menganut dengan suka
rela. Walisongo menerapkan metode dakwah yang akomodatif, dan lentur, sehingga kehadiran
mereka bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Kehadiran para wali ditengah-tengah
masyarakat jawa tidak dipandang sebagai ancaman. Dengan kepiawaianya para wali
menggunakan unsur-unsur budaya lama (Hindu atau Budha) sebagai media dakwah mereka.
Sedikit demi sedikit mereka memasukan nilai-nilai ajaran Islam kedalam unsur-unsur lama.
Periode Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya
nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam
di Indonesia khusunya dijawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan
sangat besar yang mereka mainkan tidak hanya dalam kontek sejarah pendirian kerajaan islam
dijawa, juga pengaruhnya yang begitu besar dalam kehidupan dan pembentukan kebudayaan

2
masyarakat. Pemikiran dan gerakan yang dilakukan para wali ini dalam pengembangan dakwah
Islam secara langsung, membuat ”sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibanding dengan
yang lain. Dalam kata lain, masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam
penyebaran Islam. Mulai dari Sunan Gresik yang menempatkan diri sebagai seorang ”Tabib”
bagi kerajaan Hindu majapahit, Sunan Giri yang disebut para Kolonialis sebagai ”Paus dari
timur” hingga sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang
dapat dipahami masyarakat jawa yakni nuansa hindu dan Budha. (Dewi Evi Anita, 2014)

B.  Peran Walisongo dalam Penyebaran Islam di Indonesia


Sejarah walisongo berkaitan dengan penyebaran dakwah Islamiyah di tanah jawa. Sukses
gemilang perjuangan para Wali ini tercatat dengan tinta emas. Dengan itu agama Islam kemudian
dianut oleh sebagian besar manyarakat jawa, mulai dari perkotaan, pedesaan, dan pegunungan.
Berikut peran walisongo dalam penyebaran Islam.
1.    Peranan Perdagangan dalam Proses Penyebaran Islam
Islam masuk ke Indonesia dibawa pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia. Adapun kota
pelabuhan dagang yang berperan besar dibidang penyebaran agama Islam diabad ke-16 adalah
Malaka. Saat para pedagang muslim menunggu perubahannya arah angin untuk menuju tempat
tertentu dalam berlayar, mereka memanfaatkan waktu luangnya untuk menyebarkan Islam
kepada para pedagang dari daerah lain, termasuk pedagang Indonesia.
2.    Peranan Perkawinan dalam Proses Penyebaran Islam
Perkawinan juga memegang penting dalam penyebaran agama Islam. Banyak pedagang
Arab, Persia dan Gujarat menikah dengan wanita Indonesia, terutama putri bangsawan atau raja.
Misalnya Syeh Maulana Ishak menikahi Dewi Sekardadu, putri raja Blambangan yang
menurunkan Sunan Giri. Sunan Ampel menikahi Nyai Ageng Manila, putri Tumenggung
Majapahit yang berkuasa di Tuban, menurunkan Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Dengan cara
ini, banyak yang ikut memeluk Islam.
3.    Peranan Pendidikan dalam Proses Penyebaran Islam
Proses penyebaran agama Islam melalui pendidikan berupa pendidikan di pondok-pondok
pesantren. Para santri yang telah lulus merupakan ujung tombak penyebaran Islam didaerahnya
masing-masing. ( Aulia Urrahman, 2017)

3
C.  Metode Pendidikan Islam Masa Walisongo
Dahulu di Indonesia mayoritas penduduknya beragama Hindu dan Budha, dan terdapat
berbagai kerajaan Hindu dan Budha, sehingga budaya dan tradisi lokal saat itu kental diwarnai
kedua agama tersebut. Budaya dan tradisi lokal itu oleh walisongo tidak dianggap “musuh
agama” yang harus dibasmi. Bahkan budaya dan tradisi lokal itu mereka jadikan “teman akrab”
dan media dakwah agama, selama tak ada larangan dalam nash syariat. Secara rinci, metode
yang dilakukan walisongo adalah:
1.      Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap
sebagai wali pertama yang mendakwahkan Islam di
Jawa, dianggap sebagai ayah dari walisongo.
Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu
adalah berdagang dengan cara membuka warung.
Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan
Figure 2 Sunan Gresik
harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim
juga menyediakan pengobatan secara gratis Sumber: https://tapak.id/sunan-gresik-sang-pendiri-
wali-songo/?amp, diunduh 30 Januari 2023
masyarakat.
Di Gresik, beliau juga memberikan pengarahan agar tingkat kehidupan rakyat gresik
semakin meningkat. Beliau memiliki gagasan mengalirkan air dari gunung untuk mengairi sawah
dan ladang. Sunan Gresik mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul
rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan
Majapahit. Malik Ibrahim berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi
dan perang saudara. Sunan Gresik membangun Pondok Pesantren Sidomukti sebagai tempat
belajar agama di Leran, Gresik, pada tahun 1419.

4
2.      Sunan Ampel (Raden Rahmad)
Sunan Ampel adalah anak dari Maulana Malik Ibrahim yang
tertua, Sunan Ampel membangun mengembangkan Pondok Pesantren
Ampel di daerah Ampel Denta yang berawa-rawa. Mula-mula Sunan
Ampel merangkul masyarakat sekitarnya. Pada pertengahan Abad 15
M, pesantren tersebut menjadi sentral pendidikan yang sangat

Figure 3 Sunan Ampel


berpengaruh di wilayah Nusantara bahkan mancanegara. Di antara para

Sumber:
santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut
https://id.wikipedia.org/wiki kemudian disebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan
/Sunan_Ampel, diunduh 30
Januari 2023 Madura.
Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi, namun pada para
santrinya, beliau hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman
akidah dan ibadah. Sunan Ampel yang mengenalkan istilah “Mo Limo” (moh main, moh
ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk “tidak berjudi, tidak
minum-minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotika, dan tidak berzina”.
3.      Sunan Bonang (Raden Maulana Makhdum Ibrahim)
Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel
Denta. Tak seperti Sunan Giri yang lugas dalam fikih, ajaran Sunan
Bonang memadukan ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis
salaf ortodoks. Sunan Bonang menguasai ilmu fikih, usuludin,
tasawuf, seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat juga mengenal Sunan
Bonang sebagai seorang yang piawai mencari sumber air di tempat-
tempat gersang. Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat ‘cinta’.
Sangat mirip dengan kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Sunan
Figure 4 Sunan Bonang
Bonang, cinta sama dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan
Sumber:
https://ms.m.wikipedia.org/w kepatuhan kepada Allah SWT atau haq al yaqqin. Ajaran tersebut
iki/Sunan_Bonang, diunduh
disampaikannya secara populer melalui media kesenian yang disukai
30 Januari 2023
masyarakat. Dalam hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan murid
utamanya, Sunan Kalijaga.

5
 Sunan Bonang menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan estetika Hindu,
dengan memberi nuansa baru. Sunan Bonang yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti
sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya ketika itu memiliki nuansa
dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang
“Tombo Ati” adalah salah satu karya Sunan Bonang.  Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang
adalah dalang yang piawai membius penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan
memasukkan tafsir-tafsir khas Islam.
4.      Sunan Drajat (Raden Qasim)
Sunan Drajat menekankan kedermawanan, kerja keras, dan
peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama
Islam. Beliau mendirikan Pondok Pesantren Sunan Drajat yang bertempat di
Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Dalam pengajaran tauhid dan
akidah, Sunan Drajat mengambil cara langsung dan tidak banyak
Figure 5 Sunan Drajat
mendekati budaya lokal. Tembang macapat Pangkur disebutkan sebagai
Sumber:
ciptaannya. Sunan Drajat menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah https://ms.m.wikipedi
a.org/wiki/Sunan_Dra
suluk petuah “berilah tongkat pada sibuta, beri makan pada yang lapar,beri jat, diunduh 30
pakaian pada yang telanjang”. Gamelan Singomengkok adalah salah satu Januari 2023

peninggalannya yang terdapat di Musium daerah Sunan Drajat, Lamongan.


5.      Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)
Sunan Kudus memiliki keahlian khusus dalam bidang agama,
terutama dalam ilmu fikih, tauhid, hadits, tafsir serta logika. Karena itulah di
antara walisongo hanya ia yang mendapat julukan wali al-‘ilm (wali yang
luas ilmunya), dan karena keluasan ilmunya Sunan Kudus didatangi oleh
banyak penuntut ilmu dari berbagai daerah di Nusantara. Cara
berdakwahnya pun meniru pendekatan gurunya Sunan Kalijaga sangat Figure 6 Sunan Kudus

toleran pada budaya setempat dan cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Sumber :
https://ms.m.wikiped
Cara-cara berdakwah Sunan Kudus adalah sebagai berikut: ia.org/wiki/Sunan_Ku
dus, diunduh 30
1)      Membiarkan adat istiadat lama yang sulit diubah.
Januari 2023
2)      Menghindarkan konfrontasi secara langsung dalam menyiarkan agama
islam.
3)      Tut Wuri Handayani.

6
4)      Bagian adat istiadat yang tidak sesuai langsung diubah.
Strategi pendekatan kepada masyarakat adalah sebagai berikut:
 Merangkul masyarakat Hindu seperti larangan menyembelih sapi karena dalam agama Hindu
sapi adalah binatang suci dan keramat.
 Merangkul masyarakat Budha dengan mendirikan padasan tempat wudlu dengan pancuran
yang berjumlah delapan, diatas pancuran diberi arca kepala Kebo Gumarang hal ini
disesuaikan dengan ajaran Budha.
 Selamatan Mitoni biasanya sebelum acara selamatan diadakan membacakan sejarah Nabi.
6.      Sunan Giri (Ainul Yaqi Atau Raden Paku)
Sunan Giri mendirikan Pesantren Giri Kedaton di daerah perbukitan
Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Pesantrennya tak hanya dipergunakan
sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat
pengembangan masyarakat. Dalam keagamaan, Sunan Giri dikenal karena
pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya
sebagai Sultan Abdul Fakih. Sunan Giri juga pecipta karya seni yang luar
Figure 7 Sunan Giri
biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan Cublak
Sumber:
https://id.wikipedia.org/ Suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending
wiki/Sunan_Giri, diunduh
30 Januari 2023 Asmaradana dan Pucung yang bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran
Islam.
7.      Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid)
Dalam dakwah, Sunan Kalijaga punya pola yang sama
dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya yaitu Sunan Bonang.
Sunan Kalijaga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana
untuk berdakwah penyebaran Islam, antara lain dengan wayang,
sastra dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur kesenian
dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo untuk
menarik perhatian di kalangan mereka, sehingga tanpa terasa mereka
telah tertarik pada ajaran-ajaran Islam sekalipun, karena pada Figure 8 Sunan Kalijaga
awalnya mereka tertarik dikarenakan media kesenian itu. Sumber:
Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Sunan https://www.aktualiti.com/perso
na/sunan-kalijaga-sosok-ulama-
Kalijaga itdak pernah meminta para penonton untuk mengikutinya sekaligus-seniman-tanah-jawa/,
diunduh 30 Januari 2023

7
mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan
Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disispkan ajaran agama dan nama-nama pahlawan Islam.
Sunan Kalijaga sangat toleran pada budaya lokal dan berpendapat bahwa masyarakat
akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap yaitu
mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami
dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Sunan Kalijaga jugalah yang menciptakan Baju takwa,
perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk jadi Raja dan
lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid.
8.      Sunan Muria (Raden Umar Said)
Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya yaitu
Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih
suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk
menyebarkan agama Islam. Bergaul dengan rakyat jelata sambil
mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang
dan melaut adalah kesukaannya. Sunan Muria dikenal sebagai pribadi
yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya Figure 9 Sunan Muria

masalah, solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua Sumber:
https://ms.m.wikipedia.org/
pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana wiki/Sunan_Muria, diunduh
hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni 30 Januari 2023

adalah lagu Sinom dan Kinanti.


9.      Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati sebelum meletakkan dasar agama Islam dan
bagi perdagangan orang Islam, terlebih dahulu telah menunaikan rukun
ke-5 naik haji ke Mekkah sebelum tiba di Kerajaan Sultan Demak.
Sebagai haji yang shaleh dan sebagai mufasir yang mengenal percaturan
dunia Sunan Gunung Jati mendapat sambutan hangat di Kerajaan Sultan
Demak. Kemudian Sunan Gunung Jati pindah ke Banten dan berhasil
Figure 10 Sunan Gunung Jati
menggaantikan bupati Pasundan serta mengambil alih pemerintahan
Sumber:
https://id.m.wikipedia.org/ atas kota pelabuhan tersebut. Dengan awal langkah inilah Sunan
wiki/Sunan_Gunung_Jati, Gunung Jati memanfaatkan tahtanya untuk menyebarkan agama
diunduh 30 Januari 2023
Islam, terutama mengislamkan Jawa Barat. (Susmihara, 2017)

8
BAB III

PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah “PERAN WALOSONGO DALAM
PENNYEBARAN AGAMA ISLAM PADA ABAD KE - XV MASEHI” dapat disimpulkan
bahwa Islam masuk ke Jawa melalui berbagai jalur, antara lain melalui jalur perdagangan,
tasawuf, pendidikan, politik, kesenian, serta pernikahan. Tetapi jalur yang paling mendominasi
dalam pengislamisasian di Jawa adalah jalur perdagangan. Karena pada saat itu Jawa merupakan
daerah strategis untuk jalur perlintasan perdagangan dengan negara-negara Timur Tengah yang
mayoritas lebih dahulu beragama Islam. Dalam hal pengislamisasian Islam di daerah Jawa
walisongo memang sangat berperan, walaupun sebelum walisongo datang terdapat fakta-fakta
yang menunjukkan bahwa Islam di Jawa telah ada di zaman sebelum kedatangan walisongo.
Setelah walisongo datang ke Jawa Islam menjadi semakin diminati sebagai agama
masyarakat sekitar. Dengan statement seperti itu ternyata masyarakat sekitar yang pada awalnya
menduduki kasta Sudra, akhirnnya memilih Islam sebagai agama mereka yang tidak mengenal
pengkastaan. Kemudian Sunan Kalijogo dengan kekhasannya dalam mendakwahkan Islam
melalui kesenian wayang yang digemari masyarakat pada waktu itu, ternyata juga mengundang
minat masyarakat untuk memasuki agama Islam sebagai agama ketauhidan yang mengenal Allah
sebagai Tuhan mereka. Dan otomatis masyarakat dengan sendirinya meninggalkan ajaran
animisme dan dinamisme oleh nenek moyang mereka. Dan masih banyak lagi peran Sunan-
sunan yang dengan trik-triknya mendakwahkan Islam di Jawa melalui pesantren, pembangunan
masjid, tembang Jawa, gamelan, serta hal-hal lain yang mengundang minat masyarakat pada
waktu itu sehingga Islam meluas di Jawa sampai dewasa ini.

B.       Saran
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka penulis
mengharapkan saran dari para pembaca demi kesempurnaan  pada penulisan makalah-makalah
kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
9
Anita, D. E. (2014). Wali Songo Mengislamkan Tanah Jawa. Dikutip Februari 13, 2023, dari
journal.walisongo.ac.id:
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/wahana/article/download/815/723

Urrahman, A. (2017). Peran Wali Songo dalam Penyebaran Islam Di Indonesia. Dikutip
Februari 13, 2023, dari academia.edu:
https://www.academia.edu/9163230/PERAN_WALISONGO_DALAM_PENYEBARAN
_ISLAM_DI_INDONESIA

Susmihara. (2017). Wali Songo dan Perkembangan Pendidikan Islam Di Nusantara. Dikutip
Februari 13, 2023, dari journal.uin-alauddin.ac.id:
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/rihlah/article/download/4168/3868

Hakim, A. R. (2020). Wali Songo: Sejarah Lengkap 9 Tokoh Penyebar Islam di Tanah
Nusantara. Dikutip Februari 14, 2023, dari pecihitam.org: https://pecihitam.org/wali-
songo/

Dzak , A. (2020). Sunan Gresik, Sang Pendiri Walisongo. Dikutip Februari 14, 2023, dari
tapak.id: https://tapak.id/sunan-gresik-sang-pendiri-wali-songo/?amp

Satya, S. A. (2023). Sunan Ampel. Dikutip Februari 14, 2023, dari wikipedia.org:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Ampel

Farishhamka. (2021). Sunan Bonang. Dikutip Februari 14, 2023, dari wikipedia.org:
https://ms.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Bonang

Nukman, Z. (2022). Sunan Drajat. Dikutip Februari 14, 2023, dari wikipedia.org:
https://ms.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Drajat

Nukman, Z. (2022). Sunan Kudus. Dikutip Februari 14, 2023, dari wikipedia.org:
https://ms.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kudus

Bagas, G. (2023). Sunan Giri. Dikutip Februari 14, 2023, dari wikipedia.org:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Giri

Widyarma, A. (2022). Sunan Kalijaga, Sosok Ulama sekaligus Seniman Tanah Jawa. Dikutip
Februari 14, 2023, dari aktualiti.com: https://www.aktualiti.com/persona/sunan-kalijaga-
sosok-ulama-sekaligus-seniman-tanah-jawa/

Fatichatan. (2022). Sunan Muria. Dikutip Februari 14, 2023, dari wikipedia.org:
https://ms.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Muria

Abdillah, A. (2023). Sunan Gunung Jati. Dikutip Februari 14, 2023, dari wikipedia:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Gunung_Jati

10
11

Anda mungkin juga menyukai