0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan2 halaman
Menerapkan K3 dalam proyek konstruksi dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada pekerja, menguji kelayakan alat, menerapkan peraturan pemerintah, dan membuat sistem K3 yang relevan dan berkelanjutan dengan mengatur durasi kerja, pemesanan bahan, dan kualifikasi pekerja. Cara terbaik mencegah kecelakaan kerja adalah menghilangkan risiko secara teknis dan menyediakan APD sesu
Menerapkan K3 dalam proyek konstruksi dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada pekerja, menguji kelayakan alat, menerapkan peraturan pemerintah, dan membuat sistem K3 yang relevan dan berkelanjutan dengan mengatur durasi kerja, pemesanan bahan, dan kualifikasi pekerja. Cara terbaik mencegah kecelakaan kerja adalah menghilangkan risiko secara teknis dan menyediakan APD sesu
Menerapkan K3 dalam proyek konstruksi dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada pekerja, menguji kelayakan alat, menerapkan peraturan pemerintah, dan membuat sistem K3 yang relevan dan berkelanjutan dengan mengatur durasi kerja, pemesanan bahan, dan kualifikasi pekerja. Cara terbaik mencegah kecelakaan kerja adalah menghilangkan risiko secara teknis dan menyediakan APD sesu
Menerapkan K3 dalam setiap proyek konstruksi bisa dilakukan dengan cara
memberikan wawasan atau penyuluhan kepada para pekerja, memperhatikan kelayakan alat yang digunakan, serta membuat suatu sistem atau aturan K3 yang wajib diikuti. Penjelasan masing-masing cara adalah sebagai berikut. 1. Melakukan penyuluhan untuk memberikan wawasan. 2. Menguji kelayakan alat-alat 3. Penerapan peraturan pemerintah 4. Membuat system yang Relevan dan Berkelanjutan Sebagai contoh, perusahaan bisa mengatur mengenai: a. Durasi waktu bekerja b. Waktu pemesanan. c. Waktu pemasukan bahan-bahan material. d. Menerapkan kualifikasi standar pekerja. e. Menyusun metode dan Teknik yang benar untuk bekerja. 4. Cara terbaik untuk mencegah kecelakaan kerja adalah dengan menghilangkan risikonya atau mengendalikan sumber bahayanya secara teknis. Jika pengendalian sumber bahaya secara teknis tidak dapat memberikan perlindungan yang cukup untuk para pekerja, maka perusahaan wajib menyediakan APD yang sesuai untuk meminimalkan risiko dan potensi bahaya di tempat kerja. Pengusaha/pengurus dan pekerja harus memahami jenis dan fungsi APD, kewajiban yang harus dilaksanakan terkait APD, manajemen APD, dan hal penting lainnya mengenai APD di tempat kerja. Berikut empat poin penting mengenai penggunaan APD di tempat kerja sesuai dengan Permenakertrans No.8 Tahun 2010, sesuai pasal 3 APD di klasifikasikan menjadi Sembilan jenis, di antaranya. 1. Alat pelindung kepala. 2. Alat pelindung Mata dan Muka 3. Alat pelindung Telinga 4. Alat pelindung Pernapasan 5. Alat pelindung Tangan 6. Alat pelindung Kaki 7. Pakaian Pelindung 8. Alat pelindung jatuh perorangan 9. Pelampung