Crashing Project
Dapat diartikan sebagai akselerasi proyek. Akselerasi merupakan pengurangan waktu
Normal aktivitas. Akselerasi diperoleh dengan menyediakan lebih banyak sumber daya
(diukur dalam satuan mata uang), bagi aktivitas yang akan dikurangi waktunya.
Crashing Project merupakan suatu metode untuk mempersingkat lamanya waktu proyek
dengan mengurangi waktu dari satu atau lebih aktivitas proyek yang penting menjadi kurang
dari waktu normal aktivitas.
Crashing Project merupakan tindakan untuk mengurangi durasi keseluruhan proyek
setelah menganalisa alternatif-alternatif yang ada (dari jaringan kerja). Bertujuan untuk
mengoptimalisasikan waktu kerja dengan biaya terendah.
Seringkali dalam crashing terjadi “trade-off”, yaitu pertukaran waktu dengan biaya.
CPM adalah teknik di mana setiap aktivitas memiliki waktu normal atau standar yang kita
gunakan dalam perhitungan. Terkait dengan waktu normal ini adalah biaya normal aktivitas.
Namun,waktu lain dalam manajemen proyek adalah waktu crash, yang didefinisikan sebagai
durasi terpendek diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Terkait dengan waktu crash
ini adalah biaya crash aktivitas.Biasanya, kita dapat mempersingkat suatu aktivitas dengan
menambahkan sumber daya tambahan (misalnya, peralatan, orang) ke dalamnya. Oleh karena
itu, logis jika biaya crash suatu aktivitas lebih tinggi dari biaya normalnya.
Jumlah di mana suatu aktivitas dapat dipersingkat (yaitu, perbedaan antara normalnya
waktu dan waktu crash) tergantung pada aktivitas yang bersangkutan. Kita mungkin tidak
dapat mempersingkat beberapa kegiatan sama sekali. Misalnya, jika pengecoran perlu diberi
perlakuan panas di tungku selama 48 jam,menambahkan lebih banyak sumber daya tidak
membantu mempersingkat waktu. Sebaliknya, kita mungkin bisa mempersingkat beberapa
kegiatan secara signifikan (misalnya, membingkai rumah dalam 3 hari, bukan 10 hari dengan
menggunakan tiga kali lebih banyak pekerja).
Demikian juga, biaya crashing (atau memperpendek) suatu kegiatan tergantung pada sifat
dari kegiatan tersebut. Manajer biasanya tertarik untuk mempercepat proyek dengan biaya
tambahan paling sedikit. Karenanya,saat memilih aktivitas mana yang akan mogok, dan
seberapa banyak, kita perlu memastikan hal-hal berikut:
Jumlah di mana suatu aktivitas mogok, pada kenyataannya, diizinkan
Secara keseluruhan, durasi aktivitas yang dipersingkat akan memungkinkan kita
menyelesaikan proyek dengan tenggat waktu
Total biaya crash sekecil mungkin
Komponen Waktu
Dalam crashing project, terdapat dua komponen waktu, yaitu:
Waktu Normal (Normal Time), yaitu penyelesaian aktivitas dalam kondisi normal.
Waktu Akselerasi (Crash Time), yaitu waktu terpendek yang paling mungkin untuk
menyelesaikan aktivitas.
Komponen Biaya
Dalam crashing project, terdapat tiga komponen biaya, yaitu:
Biaya Normal (Normal Cost), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas
pada kondisi normal.
Biaya Akselerasi (Crash Cost), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas
pada kondisi akselerasi/crash (pada kondisi waktu terpendek yang paling mungkin
untuk menyelesaikan aktivitas).
Biaya Akselerasi per Unit Waktu (Slope), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan
Aktivitas pada kondisi akselerasi/crash (pada kondisi waktu terpendek yang paling
Mungkin untuk menyelesaikan aktivitas) dalam satuan waktu terkecil.
Kekurangan
1. Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas, independen, dan stabil dalam
hubungannya.
2. Hubungan yang diutamakan harus ditentukan dan dijalin bersama-sama.
3. Perkiraan waktu cenderung subjektif dan dapat dipalsukan oleh manajer yang takut akan
bahaya menjadi terlalu optimis atau tidak cukup pesimis.
4. Ada bahaya yang melekat dalam menempatkan terlalu banyak penekanan pada yang
terpanjang, atau kritis jalur. Jalur yang hampir kritis juga perlu dipantau secara ketat.