Kurikulum KTSP Dan Kosp 109 TP.2022-2023 PDF
Kurikulum KTSP Dan Kosp 109 TP.2022-2023 PDF
DINAS PENDIDIKAN
KURIKULUM
SMA NEGERI 109 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Setelah memperhatikan hasil workshop review KTSP dan KOSP bersama Dewan
Pendidik, Tenaga Kependidikan, Perwakilan Peserta Didik, dan Pengawas Sekolah
serta memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah dan hasil verifikasi dan
validasi pengawas sekolah, dengan ini Kurikulum SMA Negeri 109 Jakarta
disahkan untuk diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2022/2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : ……………………
Mengetahui,
a.n Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi DKI Jakarta
Kepala Bidang SMP dan SMA
PUTOYO HS
NIP. 196509121988111002
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan kurikulum SMA Negeri 109 Jakarta.
Penyusunan Kurikulum tersebut dimaksudkan sebagai struktur
pengembangan kurikulum di SMA Negeri 109 Jakarta.
Sebagaimana ketentuan dalam Undang – Undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor
4 Tahun 2022 tentang Perubahan PP Nomor 57 Tahun 2022 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) bahwa perlu diselaraskan dengan
peraturan perundang-undangan lain terkait dengan bidang pendidikan guna
mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
Selanjutnya Peraturan Pemerintah tersebut mengamanatkan, bahwa
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa diperlukan komitmen
nasional untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa melalui
pengaturan kembali standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses,
dan standar penilaian, serta pengaturan kembali kurikulum.
Kurikulum SMA Negeri 109 Jakarta merupakan Kurikulum yang
dikembangkan secara khusus, dengan keunggulan atau penguatan pada mata
pelajaran peminatan, baik MIPA maupun IPS di kelas XII sesuai kurikulum
2013. Sedangkan Kurikulum kelas X dan XI merupakan Kurikulum
Merdeka, dimana belum ada peminatan di kelas X. Sesuai
Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022, perubahan atas
Kepmendikbudristek nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum Dalam Ramgka Pemulihan Pembelajaran maka peminatan di
kelas XI dilaksanakan sesuai ketentuan dimana tidak ad alai kelompok
mata pelajaran MIPA, IPS, Bahasa dan Budaya, namun adad kelompok
mata pelajaran pilihan.
SMA Negeri 109 Jakarta membuka kelompok mata pelajaran umum
serta 10 mata pelajaran pilihan untuk Fase F kelas XI. Setiap peserta didik
iii
wajib memilih 4 sampai 5 mata pelajaran dari kelompok mata pelajaran
pilihan yang diselenggarankan oleh satuan Pendidikan, disesuaikan
dengan minat, bakat, dan kemampuan peserta didik kelas X, sumber daya
sekolah, sarana dan prasarana sekolah. Beban belajar menggunakan sistem
paket untuk seluruh jenjang dari kelas X, XI dan kelas XII.
Pada kelas XII, Kegiatan pengembangan diri, baik kegiatan
ekstrakurikuler maupun kegiatan bimbingan konseling, bimbingan TIK
juga Muatan Lokal berupa Mata Pelajaran Informatika, dilakukan secara
berkelanjutan yang terintegrasi ke dalam jadwal mata pelajaran. Sedangkan
pada kelas X dan XI, mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran
wajib di kelas X dan mata pelajaran pilihan peminatan di kelas XI.
Kurikulum ini masih perlu penyempurnaan secara terus menerus
sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta
memperhatikan situasi dan kondisi yang ada di SMA Negeri 109 Jakarta.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi DKI Jakarta beserta jajarannya, Kepala Sudin Dikmen Wilayah 1
Kota Administrasi Jakarta Selatan beserta jajarannya dan pengawas paket
SMA Negeri 109 Jakarta, Bapak Dr. Mahnuri, M.Si, yang telah memberikan
bimbingan kepada SMA Negeri 109 Jakarta untuk mengembangkan
kurikulum ini.
iv
DAFTAR ISI
v
7. Pengaturan Beban Belajar ................................................................... 45
8. Pendidikan berbasis keunggulan dan Global ....................................... 49
9. Kriteria Penjurusan Pemilihan Program Kurikulum 2013 .................. 55
10. Kalender Pendidikan ........................................................................... 56
BAB IV RENCANA PEMBELAJARAN ....................................................... 66
1. Rencana Pembelajaran Intrakurikuler ................................................. 68
vi
DAFTAR TABEL
Tabel. 3.1. Struktur Kurikulum kelas X .................................................................19
Tabel 3. 2. Struktur Kurikulum Kelas XI .............................................................. 20
Tabel 3. 3. Sistim Blok Kelas X ............................................................................ 21
Tabel 3. 4 Sistim Blok Kelas XI ........................................................................... 22
Tabel 3. 5. Hasil Pemilihan Mata Pelajaran Peminatan Kelas XI ..........................23
Tabel 3. 6 Pengaturan Hari Belajar Sistim Moving Class .....................................23
Tabel 3. 7 Tema Projek P4 SMAN 109 Jakarta ....................................................24
Tabel 3. 8. Jadwal Projek Kelas X dan XI ..........................................................25
Tabel 3. 9. Jumlah Jam Pelajaran Projek P4 Kelas X ..........................................25
Tabel 3.10. Jumlah Jam Pelajaran Projek P4 Kelas XI..........................................25
Tabel 3. 11. Daftar Ekstrakulikuler SMAN 109 Jakarta .......................................27
Tabel 3. 12. Penilaian Pembelajaran .....................................................................28
Tabel 3. 13. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Wajib Kelas XII ......................31
Tabel 3. 14. Daftar KKM .......................................................................................38
Tabel 3. 15. Program Pembiasaan Peserta Didik .................................................43
Tabel 3. 16. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Kelas XII ...............................46
Tabel 3. 17 Rombongan Belajar ...........................................................................46
Tabel 3.18 Alokasi Waktu PBM Hari Senin .................................................... 47
Tabel 3. 19 Alokasi Waktu PBM Selasa - Kamis ................................................47
Tabel 3.20 Alokasi Waktu PBM Hari Rabu .......................................................48
Tabel 3.21 Alokasi Waktu PBM Jumat ..............................................................48
Tabel 3.22 Alokasi Waktu Pada Kalender Pendidikan .......................................59
Tabel 3. 23 Jumlah Minggu Efektif Kelas X & XI ..............................................59
Tabel 3. 24 Jumlah Minggu Efektif Kelas XII ......................................................60
Tabel 3. 25 Jumlah Minggu Efektif Kelas XII ......................................................61
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Kondisi Ideal
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disingkat dengan KTSP atau
Kulikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Satuan
Pendidikan yang dimaksud adalah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
Standar Nasional Pendidikan yang disingkat SNP adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). KTSP dikembangkan, disahkan, dan dilaksanakan oleh SMA
Negeri 109 Jakarta.
Kurikulum SMA Negeri 109 Jakarta secara umum mengalami revisi
disesuaikan dengan kondisi sekolah yang dimusyawarahkan oleh komite sekolah
dan warga sekolah. Pada tahun pelajaran 2022/2023, SMAN 109 Jakarta
menjalankan dua kurikulum nasional, yakni kurikulum 2013 yang telah direvisi dan
kurikulum merdeka
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 109 Jakarta
apabila kegiatan belajar mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik,
mempertahankan potensi akademik dan juga non akademik, serta kultur yang
berbasis religius sesuai dengan visi misi sekolah dan tujuan pendidikan, serta
dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes dan non tes.
Proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup
dan terencana dengan baik supaya dapat diterima untuk memenuhi:
1) Kebutuhan masyarakat setempat dan masyarakat global
2) Mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi perkembangan dunia
global
3) Sebagai proses untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Garis besar penyelenggaraan pendidikan Kelas XII di SMA Negeri 109
Jakarta mengacu pada 6 pilar pendidikan, yakni learning to imtaq, learning to know,
learning to do, learning to be, learning to life together, dan learning how to learn.
Semua aspek yang menjadi dasar proses pendidikan SMAN 109 Jakarta
1
seluruhnya tertuang dalam visi dan misi sekolah. Untuk menuju ketercapaian
aspek-aspek yang ada maka kegiatan-kegiatan dilakukan melalui proses
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Semuanya dilakukan dalam
rangka memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat pada umumnya dan
stakeholder SMAN 109 Jakarta pada khususnya.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran secara efektif, kondusif,
menyenangkan, dan mencerdaskan diperlukan persiapan yang terencana, terarah
dengan baik dan orientasi pembelajaran memenuhi :
1) Kesiapan peserta didik dalam menghadapi proses pembelajaran
2) Kesiapan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi
3) Kesiapan peserta didik untuk menghadapi kompetitif dalam perkembangan
globalisasi
4) Kebutuhan lingkungan dunia usaha industri
5) Kesiapan pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 revisi dan kurikulum
merdeka.
Pengembangan Kurikulum di SMA Negeri 109 Jakarta yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Empat dari kedelapan standar nasional
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Proses, Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dan Standar Penilaian merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
2. Kondisi Nyata
2.1. Kondisi Nyata SMA Negeri 109 Jakarta
Kondisi musibah pandemi covid-19 seperti itu juga yang mengharuskan SMAN
109 Jakarta melakukan perubahan dalam proses pembelajarannya dari tatap muka
menjadi tatap muka dengan protocol kesehatan ketat sesuai dengan Surat
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta No. e-0018 Tahun 2022 Tentang Penyelanggaraan Pembelajaran di Satuan
Pendidikan Pada Masa Pandemi COVID_19 dan semua harus tertuang dalam
2
Kurikulum 2 0 1 3 SMAN 109 Jakarta dan Kurikulum Merdeka sebagai acuan dan
pedoman pelaksanaan kurikulum di SMAN 109 Jakarta.
Pengembangan Kurikulum di SMA Negeri 109 Jakarta mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan (SNP), Kurikulum 2013 dengan memperhatikan acuan
konseptual, prinsip pengembangan, prosedur operasional, dan
penyelenggaraan sistem paket kurikulum 2013 revisi. Acuan konseptual meliputi :
peningkatan iman dan takwa, toleransi dan kerukunan umat beragama, persatuan
nasional dan nilai-nilai kebangsaan, peningkatan potensi dan kecerdasan peserta
didik, kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu, kebutuhan
kompetensi masa depan, tuntutan dunia kerja, perkembangan IPTEK, keragaman
potensi dan karakteristik daerah, tuntutan pembangunan daerah dan nasional,
dinamika perkembangan global, dan karakteristik satuan pendidikan.
Prinsip pengembangan berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan
peserta didik masa kini dan masa mendatang, belajar sepanjang hayat,
menyeluruh dan kesinambungan. Prosedur operasional meliputi analisis,
penyusunan, penetapan, dan pengesahan. Selain pemgembangan kurikulum 2013,
SMA Negeri 109 Jakarta juga menerapkan dan mengembangkan Kurikulum
Merdeka yang mengacu pada Kepmen nomor 262 perubahan nomor 56 tahun
2022 tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan
pembelajaran, beserta turunannya. Penerapan dan pengembangan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 109 Jakarta terdiri struktur kurikulum merdeka dan
penguatan profil pelajar Pancasila, terdiri dari 6 elemen yaitu beriman, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global,
bergotong royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri.
Sistem pembelajaran yang dilaksanakan di SMAN 109 Jakarta menggunakan
sistem paket kelas XII dan sistem blok mulai kelas X dan XI. Dalam melaksanakan
pembelajaran SMA Negeri 109 yang menggunakan sistim paket untuk kelas XII,
ini berarti semua peserta didik wajib mengikuti semua program pembelajaran dan
beban belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan struktur kurikulum 2013 yang
telah direvisi. Adapun beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran dengan
3
sistem tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserrta didik dan fasilitator/guru.
Beban belajar tatap muka dalam kondisi normal setiap jam pelajaran adalah
45 menit, Jam belajar dimulai pada pukul 06.30 WIB dan berakhir pada pukul
15.00 WIB.
Untuk memenuhi amanat Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional dan
guna mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan sekolah
pada khususnya, SMA Negeri 109 Jakarta sebagai lembaga pendidikan
tingkat menengah atas memandang perlu mengembangkan Kurikulum yang
dirancang dengan potensi dan karakteristik sebagai berikut:
1. Warga sekolah yang memiliki sikap beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, kreatif, berpikir
kritis, bergotong royong, dan mandiri;
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar dimana peserta didik menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
3. Semangat peserta didik dalam melakukan kompetisi berupa lomba-
lomba
4. Komite sekolah yang mendukung terlaksananya program sekolah
5. Ketersediaan dan potensi tenaga pendidik. Tenaga pendidik yang
dimiliki oleh SMA Negeri 109 Jakarta tahun pelajaran 2022/2023
berjumlah 48 orang, terdiri dari lulusan akademik S1 sejumlah 29 orang
dan S2 sejumlah 19 orang. Tenaga pendidik PNS berjumlah 43 dan
5 orang guru Pogram P3K. Telah memiliki Sertifikat Pendidik
berjumlah 40 orang. emua PNS telah mengikuti Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013. Guru kelas X dan XI telah mengikuti bimbingan teknis
implementasi Kurikulum Merdeka.
6. Ketersediaan dan potensi tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan
yang dimiliki terdiri dari 12 tenaga yaitu 1 orang kepala Sub bagian Tata
Usaha yang dibantu oleh 4 orang staf administrasi, 1 orang pustakawan,
1 orang laboran, 4 orang tenaga kebersihan, serta 2 tenaga keamanan.
4
7. Ketersediaan tenaga tambahan yang dibiayai oleh komite sekolah yaitu
1 orang tukang kebun dan oleh DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) yaitu
1 orang penjaga masjid.
8. Ketersediaan sarana-prasarana sekolah. Luas lahan 11.010 m2, terdapat
ruang terbuka untuk kegiatan pembelajaran di luar ruang
kelas.Pendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
di SMA Negeri 109 Jakarta berupa sarana prasarana yang telah
memenuhi SNP, lingkungan sekolah yang kondusif, tenaga
kependidikan yang memadai, partisipasi dan komitmen orang tua yang
tinggi, serta dukungan dari Pemerintah Propinsi DKI Jakarta yang tinggi.
Untuk mendukung proses pembelajaran, SMA Negeri 109 Jakarta
memiliki fasilitas Perpustakaan, Laboratorium (Bahasa, Kimia, Biologi,
Fisika, Komputer), listrik, internet, UKS, Kantin, ruang kelas dengan
LCD, Masjid, ruang BK, Gazebo, ruang serbaguna dan ruang kelas.
9. Lahan Urban Farming yang dimanfaatkan untuk sarana belajar projek
P4, mata pelajaran yang sesuai serta budi daya sayuran. Pada tahun
pelajaran 2022/2023 ini rombongan belajar di SMA Negeri 109 Jakarta
sebanyak 21 rombel, dengan rincian sebagai berikut:
➢ 7 rombel kelas X yaitu X-1 sampai dengan X-7 tanpa peminatan,
➢ 7 rombel kelas XI yaitu XI-1 sampai dengan XI-7 dengan mata
pelajaran pilihan minat berupa moving class.
➢ 7 rombel kelas XII yaitu 4 rombel program peminatan MIPA serta 3
rombel program peminatan IPS.
5
2) Pendidik, Guru SMA Negeri 109 Jakarta semua minimal
berkualifikasi S-1 sesuai dengan mata pelajaran yang diampu dan
jumlahnya sudah memenuhi kebutuhan.
3) Sarana dan prasarana untuk fasilitas pendidikan lengkap
4) Dukungan Komite sekolah terhadap program-program sekolah
5) Kepedulian alumni terhadap almamater SMA Negeri 109 Jakarta.
8
12. Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan
Nomor 033/H/KR/2022 tentang Perubahan Dimensi, Elemen, dan Sub
elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka;
13. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 605 Tahun 2022 Tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 1 Corona Virus
Disease 2019
14. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nomor e-0018 Tahun 2022
Tentang Penyelenggaraan Pembelajaran di satuan Pendidikan pada masa
Pandemi COVID 19
15. Keputusan Kepala DinasPendidikan DKI Jakarta Nomor e-0021 Tahun 2022
Tentang Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2022 / 2023
16. Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) SMA Negeri 109 Jakarta tahun Pelajaran
2022/2023.
C. TUJUAN PENYUSUNAN DOKUMEN KURIKULUM
Kurikulum SMA Negeri 109 Jakarta disusun agar sekolah memiliki pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan delapan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Secara umum tujuan disusunnya Kurikulum adalah untuk memandirikan
dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan atau satuan pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan
kurikulum.
Tujuan disusunnya Kurikulum SMA Negeri 109 Jakarta adalah untuk:
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang
tersedia.
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3) Menjadi acuan pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama 1 tahun pelajaran.
Selain itu hal-hal yang menjadi alasan pentingnya penyusunan Kurikulum,
adalah antara lain yang merujuk pada regulasi Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2022 Tentang Standar Nasional Pendidikan dan kondisi yang berbasis
9
penguatan nilai pendidikan karakter, profil pelajar pancasila, numerasi dan literasi
Juga Permendikbud nomor 61 tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
Oleh sebab itu penyusunan Kurikulum SMA Negeri 109 Jakarta tersebut
memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
11
Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan potensi diri peserta didik,
serta pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib yang
harus diikuti dan ekstrakurikuler sesuai minat dan bakat peserta didik.
10) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Kurikulum SMA N 109 Jakarta dikembangkan mendorong wawasan dan
sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang diterapkan
melalui kegiatan Rutin seperti Upacara, menyanyikan lagu nasional, melalui
MPLS, LDKS dan pembinaan Nasionalisme dan Patriotisme bersama
instansi terkait.
11) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum SMAN 109 Jakarta dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya, seperti keberagaman budaya dan budaya masyarakat
betawi.
12) Kesetaraan Gender
Kurikulum SMAN 109 Jakarta diarahkan kepada pendidikan yang
berkeadilan dan mendorong tumbuhkembangnya kesetaraan gender semua
peserta didik putra putri memiliki peluang dan kesempatan yang sama
dalam meraih prestasi akademik maupun non akademik, dan menjadi pemimpin
dalam organisasi peserta didik .
13) Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum SMAN 109 Jakarta dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan,
kondisi, dan ciri khas atau karakteristik masyarakat SMAN 109 Jakarta.
14) Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa
Kurikulum SMAN 109 Jakarta dikembangkan dengan mengitegrasikan
nilai-nilai karakter bangsa dalam dokumen I, II dan III serta implementasinya
baik dalam pembelajaran di kelas maupun dalam kehidupan sekolah
ataupun dalam lingkungan kehidupan di luar sekolah senantiasa menjunjung
tinggi nilai-nilai kebangsaan.
12
BAB II
14
1. Meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan
dengan perkembangan ilmu dan teknologi;
2. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam
sekitarnya.
Intinya tujuan pendidikan SMAN 109 Jakarta adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan memiliki keseimbangan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terpadu dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk mencapai tujuan itu maka dapat dicapai secara bertahap
melalui target program jangka panjang, menengah dan pendek.
a. Jangka panjang (8 tahun)
Pada tahun 2027 diharapkan semua peserta didik SMA Negeri 109 Jakarta:
1. Membentuk peserta didik yang memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani serta mampu
mengamalkan keyakinan dalam kehidupan sehari-hari;
2. Membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan memadai dan mampu
meraih prestasi akademik optimal sesuai kemampuan, minat, dan bakatnya
untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
3. Membentuk peserta didik yang mampu meraih prestasi dalam berbagai
kompetisi akademis maupun non akademis tingkat nasional maupun
internasional;
4. Membentuk peserta didik yang memiliki sikap sopan santun beretika dan
mampu menghormati orang tua, guru, karyawan sesama peserta didik serta
lingkungan sosialnya;
5. Membentuk peserta didik yang memiliki sikap patriotisme dan nasionalisme
dalam kehidupan sehari-hari juga cinta dan peduli terhadap lingkungan hidup;
6. Membentuk peserta didik yang memiliki wawasan luas dalam segala bidang
melalui teknologi Informasi dan Komunikasi serta bahasa asing yang
dikuasainya, memiliki kemampuan penguasaan IT dan sekolah memberikan
pelayanan administrasi berbasis IT.
15
b. Jangka menengah (4 tahun)
Pada tahun 2023 diharapkan semua peserta didik SMA Negeri 109 Jakarta
1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2. Berbudi pekerti luhur, tertib, disiplin dan toleransi;
3. Berprestasi dalam berbagai kegiatan intra kurikuler dan ekstra
kurikuler;
4. Memperoleh rata rata nilai ujian 75.00;
5. Memperoleh nilai ulangan harian minimal 76,00 dan Ujian Sekolah
75,00;
6. 80 % lolos berhasil lolos seleksi SNMPTN, SBMPTN dan Ujian
Masuk Mandiri PTN;
7. Berhasil meraih juara dalam berbagai lomba;
8. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris;
9. Terampil menggunakan aplikasi komputer dan internet.
1. BAB III
2. PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
Pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan pada SMA Negeri 109 Jakarta sebagai Pelaksana
kurikulum merdeka didasarkan atas Kerangka Kurikulum Merdeka yang telah disiapkan oleh pemerintah
meliputi :
(1) Struktur Kurikulum, Jabaran mata pelajaran beserta alokasi jam pembelajaran;
(2) Profil Pelajar Pancasila, kompetensi dan karakter yang tertuang dalam 6 dimensi, berfungsi sebagai
penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan
Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen;
(3) Capaian Pembelajaran, kompetensi dan karakter yang dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran
dalam kurun waktu tertentu;
(4) Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, berfungsi sebagai nilai-nilai yang mendasari pelaksanaan
pembelajaran dan asesmen.
3. 1. Intrakurikuler
SMA Negeri 109 Jakarta telah menerapkan kurikulum merdeka sebagai sekolah penggerak sejak
tahun pelajaran 2021/2022, maka fase yang digunakan untuk struktur kurikulum adalah Fase E, yang
ditujukan untuk kelas X dan Fase F untuk kelas XI,
17
Di kelas X peserta didik mempelajari mata pelajaran umum (belum ada mata pelajaran pilihan). Peserta
didik memilih mata pelajaran sesuai minat di kelas XI dan XII. Peserta didik memilih mata pelajaran dari
kelompok mata pelajaran yang tersedia
18
Tabel 3.2: Struktur Kurikulum Kelas XI
Pendidikan Pancasila 54 2 18 72
Bahasa Indonesia 108 3 36 144
Matematika 108 3 36 144
Bahasa Inggris 54 2 18 72
Pendidikan Jasmani Olahraga 72 2 36 108
dan Kesehatan
Sejarah 54 2 18 72
Seni dan Budaya 54 2 18 72
Jumlah JP 576 18 216 792
Mata Pelajaran Umum
B. Kelompok Mata Pelajaran
Pilihan*
1. Biologi -
2. Kimia -
3. Fisika -
4. Informatika -
5. Matematika tingkat lanjut 720 20 - 720
6. Sosiologi -
7. Ekonomi -
8. Geografi -
9. Bahasa Inggris tingkat -
lanjut
10. Prakarya dan 72 2 - 72
Kewirausahaan
19
Jumlah JP 792 22 - 792
Mata Pelajaran Pilihan (standar: 720-900) (standar:
20-25)
4.
20
SEMESTER 1 SEMESTER 2
KEL NO MAPEL JAM
UMUM
1 Bahasa Indonesia 3
2 Bahasa Inggris 2
3 Matematika 3
I 4 PJOK 2 X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7
5 Seni 2
6 Prakarya 2
7 BK 1
Jumlah I 15 BLOK 1 BLOK2 BLOK 1 BLOK2
8 Pendidikan Pancasila 2 4
9 Pend Agama 2 4
II 10 IPA Kimia 2 4 X1,X2, X3, X4 X5, X6, X7 X1,X2, X3, X4 X5, X6, X7
11 IPA Biologi 2 4
12 IPA FISIKA 2 4
Jumlah II 10 20
13 IPS Ekonomi 2 4
14 IPS Geografi 2 4
III 15 IPS Sejarah 2 4 X5, X6, X7 X1,X2, X3, X4 X5, X6, X7 X1,X2, X3, X4
16 IPS Sosiologi 2 4
17 Informatika 2 4
Jumlah III 10 20
Jumlah I + II + III 35
Jumlah I + II atau I + III 35
21
➢ Sistim Pilihan Mata Pelajaran Peminatan kelas XI
Berdasarkan permendikbudristek nomor 262/M/2022, setiap peserta didik kelas XI wajib
memilih 4 sampai 5 mata pelajaran dari kelompok mata pelajaran pilihan yang diselenggarakan oleg
satuan Pendidikan yang disesuaikan dengan minat, bakat, dan kemempuan peserta didik kelas X,
Sumber daya Sekolah, Sarana dan Prasarana.
SMA Negeri 109 Jakarta menyediakan pilihan mata pelajaran di kelas XI yang disesuaikan
dengan sumber daya dan sarana prasarana yang dimiliki memberikan pilihan mata pelajaran sebagai
berikut:
Kelompok mata pelajaran pilihan
1. Matematika Tingkat Lanjut
2. Fisika
3. Kimia
4. Biologi
5. Informatika
6. Sosiologi
7. Ekonomi
8. Geografi
9. Bahasa Inggris Tingkat Lanjut
10. Prakarya dan Kewirausahaan
Dari 10 mata pelajaran pilihan yang disediakan, siswa memilih 5 mata pelajaran pilihan
Tabel 3.5: Hasil Pemilihan Mata Pelajaran Peminatan
22
PILIHAN KELOMPOK MATA PELAJARAN IPA PILIHAN KELOMPOK MATA PELAJARAN IPS Vokasi
Kelas Matematika Bahasa
Fisika Kimia Biologi Informatika Sosiologi Ekonomi Geografi Total Prakarya
Lanjutan Inggris
X-1 3 21 13 18 23 20 10 31 5 36
X-2 13 15 12 18 11 18 13 30 14 36
X-3 1 7 14 22 26 26 18 25 5 36
X-4 14 11 7 17 28 25 19 16 3 35
X-5 1 1 2 1 28 33 28 27 19 35
X-6 2 8 9 11 30 32 12 33 7 36
X-7 2 5 7 18 15 29 16 25 23 35
Jumlah Siswa 36 68 64 105 161 183 116 187 76 249
Jumlah Kelas 1 2 2 3 5 5 3 5 2 28 Reguler
Sistem Kelas Moving Class 5 JP per minggu setiap mata pelajaran pilihan (4 pilihan mata pelajaran) 2 JP per minggu
Sebanyak 28 kelas hasil pilihan siswa kelas X selanjutnya diatur ke dalam 4 hari
belajar mulai Senin sampai Kamis dengan moving class.
Tabel 3.6: Pengaturan Hari Belajar sistim Moving Class Mata Pelajaran Peminatan Kelas XI
Ruang HARI BELAJAR
Kelas Senin Selasa Rabu Kamis
XI-1 MatematikaTL Informatika 2 Geografi-3 Biologi-3
XI-2 Informatika 1 Fisika-1 Geografi-4 Fisika-2
XI-3 Kimia-1 Geografi-2 Kimia-2 Informatika-5
XI-4 Biologi-1 Sosiologi-2 Informatika-3 Geografi-5
XI-5 Geografi-1 Sosiologi-3 Informatika-4 Sosiologi-5
XI-6 Sosiologi-1 Ekonomi-2 Sosiologi-4 Bahasa Inggris-2
Bahasa
Ekonomi-1 Biologi-2 Ekonomi-3
XI-7 Inggris-1
2. Kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan
maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar
Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata
pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam
pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak
harus sama.
23
3.Bhineka Tunggal Ika Februari sampai Mei
4. Kearifan Lokal 2023
F 1. Kearifan Lokal Agustus sampai
(Kelas XI) 2. Berekayasa dan Desember 2022
Melanjutkan berteknologi untuk
Projek kelas X TP membangun NKRI
2021/2022
Fase F (kelas XII) 1. Suara Demokrasi Agustus sampai
Melanjutkan November 2023
Projek kelas XI
TP 2022/2023
24
Total Tahun Pelajaran 500
3. Ekstrakurikuler
Kegiatan Pengembangan diri peserta didik dilakukan dengan memberikan kegiatan
ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional yang terdiri atas ekstrakurikuler wajib
kepramukaan dan ekstrakurikuler pilihan.
Model Aktualisasi adalah pola kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan yang
diselenggarakan seminggu sekali, dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari di dalam
kelas yang dilaksankan dalam kegiatan kepramukaan. Bersifat wajib, rutin, terjadwal berlaku untuk seluruh
peserta didik dalam setianp kelas dan diberikan penilaian formal. Biasanya SMA Negeri 109 Jakarta melakukan
kegiatan model blok ini dalam kegiatan latihan rutin setiap hari Rabu dari pukul 13.00 – 15.00.
Tabel 3.11. Daftar Ektrakurikuler SMA Negeri 109 Jakarta Tahun Pelajaran 2022/2023
Nama
No Kompetensi Profil Pelajar Pancasila Keterangan
Ekstrakurikul
er
•1 Rohis 1. Beriman, bertaqwa kepada TuhanYME dan Selasa dan
• Rokris berakhlak mulia Rabu
2. Berkebhinekaan global, saling berkaitan
dan saling mendukung
2 Ilmu Pengetahuan1. Bernalar kritis KIR: Selasa
dan Teknologi 2. Kreatif, Mandiri
• KSN
• KIR
• LDBI 3
3 Ekstrakurikuler 1. Mandiri Basket :
Olahraga 2. Bergotong royong Selasa
Futsal: Jumat
• Basket 3. Berkebhinekaan global saling berkaitan
dan saling mendukung Bola Voley:
• Futsal
• Bola Voley
26
• Tari Modern 2. Mandiri Selasa,
Musik: Jumat
Padus: Senin
• Paduan Suara
• Seni Musik
5 Ekstrakurikuler 1. Bernalar kritis Jumat
jurnalistik / mading2. Kreatif
7. NO 8. ASESMEN 9. PELAKSANAAN
10. KETERANGAN
27. 32.di
emosi siswa, aktivitas belajar Hasilnya ditindak
lanjut dan
28. rumah, kondisi keluarga, diinformasikan kepada
29. pergaulan, karakter, dan minat seluruh guru
27
34. 35.
2 Asesmen Formatif 40. Dilaksanakan
36. Guru melakukan
selama proses
asesmen formatif
pembelajaran oleh
Guru
37. sepanjang proses
pembelajaran.
41. 42.
3 Asesmen Sumatif 43. Guru melakukan 47. Dilaksanakan pada
assesmen
48. akhir unit
44. sumatif pada setiap
akhir ruang 49. pembelajaran,
dengan
45. lingkup materi, akhir
semester 50. menggunakan alat tes
Jenis assesmen yang dilakukan diserahkan kepada guru dengan mempertimbangkan karakteristik mata
pelajaran, karakteristik dan kemampuan peserta didik, capaian pembelajaran, dan tujuan pembelajaran, serta
sumber daya pendukung yang tersedia.
Penilaian Projek dilaporkan dalam rapor siswa setiap akhir tahun pelajaran
berupa nilai kualitatif. Data berupa narasi (kualitatif) digunakan sebagai
pertimbangan deskripsi Capaian Kompetensi dalam rapor.
4.4. Kriteria kenaikan Kelas
➢ Peserta didik telah menyelesaikan studi mengenai pelajaran yang
diwajibkan selama1 tahun
➢ Memiliki sikap baik berdasarkan rekomendasi wali kelas dan guru BK.
29
➢ Menyelesaikan seluruh Capaian Pembelajaran semua mata pelajaran pada
satu fase dengan capaian minimal. Peserta didik yang belum menyelesaikan
capaian pembelajaran dengan capaian minimal yang diharapkan maka wajib
mengikuti remedial dengan guru mata pelajaran pada fase tersebut
➢ Menyelesaikan 4 tema Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (untuk
kelas X) dan 2 tema Projek (untuk kelas XI) dengan tingkat perkembangan
pada tahap “Sudah Berkembang Sesuai Harapan”.
➢ Mengikuti ekstrakurikuler wajib Pramuka dengan hasil minimal Baik.dar
➢ Kehadiran minimal 90% dari waktu efektif belajar (Kecuali sakit)
➢ Kenaikan kelas diputuskan berdasarkan rapat dewan guru
Di dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen oleh BSKAP Kemdikbudristek
tahun 2022, Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic promotion).
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat
sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap
capaian (teaching at the right level). Setiap peserta didik mempelajari tujuan
pembelajaran yang sama dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang
tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti
dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat mencapainya.
B. Pengorganisasian Pembelajaran Kelas XII Kurikulum 2013
1. Struktur Kurikulum dan mata pelajaran kelas XII
1.1, Muatan Kurikulum
Kelas XII di SMA Negeri 109 pada tahun pelajaran 2022/2023 ini masih menggunakan kurikulum
2013. Struktur Kurikulum SMA dengan Sistem Paket terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A, mata
pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan akademik kelompok C.
Muatan Kurikulum SMA Negeri 109 Jakarta terdiri atas mata pelajaran
umum kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran
peminatan akademik kelompok C serta lintas minat.
Tabel 3.13: Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Wajub Kelas XII
30
Matematika 4
Sejarah Indonesia 2
Bahasa Inggris 2
Kelompok B (Umum)
31
4. Collaboration
Penjelasan dari kecakapan Abad 21 adalah sebagai berikut:
1) Communication
Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola,
dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi
secara lisan, tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan
menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu
pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika
menyelesaikan masalah dari pendidiknya. Abad 21 adalah abad digital.
Komunikasi dilakukan melewati batas wilayah negara dengan menggunakan
perangkat teknologi yang semakin canggih. Internet sangat membantu
manusia dalam berkomunikasi. Saat ini begitu banyak media sosial yang
digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi. Melalui smartphone yang
terhubung ke seluruh dunia. Kegiatan pembelajaran merupakan sarana
yang sangat strategis untuk melatih dan meningkatkan kemampuan
komunikasi peserta didik , baik komunikasi antara peserta didik dengan
guru, maupun komunikasi antar sesama peserta didik . Ketika peserta
didik merespon penjelasan guru,bertanya, menjawab pertanyaan, atau
menyampaikan pendapat, hal tersebut adalah merupakan komunikasi.
2) Collaboration
Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam
kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai
peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain,
menempatkan empati pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda.
Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab pribadi dan fleksibitas
secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat, menetapkan
dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang
lain, memaklumi kerancuan. Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif
melatih peserta didik untuk berkolaborasi dan bekerjasama. Hal ini juga
untuk menanamkan kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan ego
serta emosi. Dengan demikian, melalui kolaborasi akan tercipta
kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian
32
antaranggota. Sukses bukan hanya dimaknai sebagai sukses individu,
tetapi juga sukses bersama, karena pada dasarnya manusia disamping
sebagai seorang individu, juga makhluk sosial. Saat ini banyak orang
yang cerdas secara intelektual, tetapi kurang mampu bekerja dalam tim,
kurang mampu mengendalikan emosi, dan memiliki ego yang tinggi.
Hal ini tentunya akan menghambat jalan menuju kesuksesannya.
Kolaborasi merupakan gambaran seseorang yang memiliki soft skill yang
matang.
3) Critical Thinking and Problem Solving
Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran
yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit,
memahami interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga menggunakan
kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta didik juga
memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa,
dan menyelesaikan masalah. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk
mewujudkan hal tersebut melalui penerapan pendekatan saintifik (5M),
pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan
pembelajaran berbasis projek. Hal yang perlu dilakukan guru adalah
memberikan kesempatan secara bebas dan bertanggung bertanggung
jawab kepada setiap peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat. Guru mengajak peserta didik untuk menyimpulkan dan
membuat refleksi bersama- sama. Pertanyaan-pertanyaan pada level
HOTS dan jawaban terbuka pun sebagai bentuk mengakomodasi
kemampuan berpikir kritis peserta didik .
4) Creativity and Innovation
Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan
untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-
gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda. Guru perlu membuka ruang kepada peserta
didik untuk mengembangkan kreativitasnya. Kembangkan budaya
33
apresiasi terhadap sekecil apapun peran atau prestasi peserta didik . Hal
ini bertujuan untuk memotivasi peserta didik untuk
terus meningkatkan prestasinya.
34
ditentukan oleh satuan pendidikan. Muatan lokal di SMAN 109 Jakarta tidak
berdiri sendiri melainkan terintegrasi ke dalam kompetensi dasar masing-
masing mata pelajaran.
Muatan lokal yang dimaksud terintegrasi dalam setiap mata pelajaran
adalah budaya betawi termasuk didalamnya adalah lingkungan hidup yang
diintegrasikan dalam struktur kelompok mata pelajaran umum kelompok A,
kelompok B dan peminatan kelompok C. Sesuai dengan kerangka dasar
pengembangan kurikulum
2013, maka mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan mengikuti
ketentuan sepenuhnya baik mengenai kompetensi inti, kompetensi dasar,
proses pembelajaran, maupun proses penilaiannya.
Secara khusus pada mata pelajaran PKWU, Seni dan Budaya
Betawi antara lain kerajinan daur ulang limbah dan Pengolahan Makanan /
Minuman Khas Betawi
Pada mata pelajaran Penjasorkes adalah melalui mengapresiasi dan
mengekspresikan budaya Betawi jenis pencak silat secara perorangan dan
berkelompok dengan menggunakan unsur-unsur budaya Betawi (gendang,
gerak/jurus pencak silat, cerita, kostum.Selain itu pada mata pelajaran Seni
Budaya , yaitu: Seni budaya meliputi tarian betawi, batik betawi, busana
betawi.
2. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap peserta didik kelas XII didasarkan pada
ketuntasan setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar.
2.1. Ketuntasan minimal kompetensi sikap spiritual dan sosial
Pencapaian kompetensi sikap dinyatakan dalam deskripsi kualitas
tertentu.Ketuntasan kompetensi sikap minimal nilai adalah Baik (B) yang
ditunjukkan dengan deskripsi dari tiap-tiap mata pelajaran, kecuali untuk
pelajaran Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Penilaian sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) karena untuk setiap
Kompetensi Dasar (KD) tiap peserta didik diasumsikan harus dinilai pada semua
mata pelajaran menggunakan berbagai teknik (observasi, jurnal, penilaian diri,
dan penilaian antarteman) oleh semua pendidik. Penanaman sikap diintegrasikan
35
pada setiap pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.Selain itu, dapat dilakukan
penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman (peer assessment) dalam
rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat
dijadikan sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh
pendidik. Hasil penilaian sikap selama periode satu semester ditulis dalam bentuk
deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik.
36
mempertimbangkan potensi dan karakteristik masing-masing satuan pendidikan
sebagai bentuk peningkatan kualitas hasil belajar.
Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator adalah 78. Sekolah
harus menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai Target Pencapaian
Kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan
peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Pihak yang terlibat dalam penentuan KKM, yaitu:
SMAN 109 Jakarta didasarkan pada Analisis KKM Kompetensi Keterampilan
dan berdasarkan Rapat Kerja Dewan Guru menetapkan KKM Kompetensi
Keterampilan adalah 78.
Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas
kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah,
sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan
diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Penentuan KKM setiap mata pelajaran adalah oleh semua guru mata
pelajaran dalam kegiatan MGMPS, dengan menganalisis setiap indikator yang
terangkum dalam bentuk analisis indikator.
SMAN 109 Jakarta didasarkan pada Analisis KKM Kompetensi Pengetahuan
dan Keterampilan masing-masing mata pelajaran dan berdasarkan Rapat Kerja
Dewan Guru menetapkan KKM Sekolah adalah 78.
Tabel 3.14 Daftar KKM pengetahuan dan ketrampilan tiap mata pelajaran
NO MATA PELAJARAN XII MIPA XII IPS
1 Pendidikan Agama 78 78
2 PKn 78 78
3 Bahasa Indonesia 78 78
4 Bahasa Inggris 78 78
37
5 Matematika Dasar 78 78
6 Sejarah Indonesia 78 78
7 Seni Budaya 78 78
8 Penjaskes (PJOK) 78 78
9 PKWU 78 78
10 Matematika Peminatan 78
11 Biologi 78
12 Fisika 78
13 Kimia 78 78*
14 Ekonomi 78* 78
15 Geografi 78* 78
16 Sosiologi 78* 78
17 Sejarah Peminatan 78
*) Lintas Minat
1) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas
belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai
< 78 dari hasil tes formatif.
2) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan
indikator nilai ≥ 78 dari hasil tes formatif.
3) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan
dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh mata
pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori
baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut : (1) Untuk KD
pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan
kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 78; (2) Untuk KD pada
KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke KD
berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 78 atau lebih dari 78;
38
(3) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 78,
(4) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara
umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling
tidak oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua).
2. 3. Kriteria kelulusan
Mengacu pada Surat Edaran (SE) Mendikbud nomor 1 tahun 2021 tentang
Peniadaan UN dan Permendikbud nomor 5 tahun 2022 tentang SKL
Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nomor 206
Tahun 2022 tentang Juknis Penentuan Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan
Pendidikan Tahun Pelajaran 2021/2022, maka Kriteria kelulusan peserta didik SMA
Negeri 109 ditetapkan sebagai berikut:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang ditentukan oleh Sekolah
melalui Rapat Dewan Pendidik berdasarkan hasil belajar dari semester 1
(satu) tahun pertama sampai dengan semester 2 (dua) tahun terakhir;
2. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal BAIK berdasarkan hasil rapat
Dewan Pendidik;
3. Lulus Ujian Sekolah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah,
yaitu:
a.Nilai Ujian Sekolah minimal kelulusan untuk setiap mata pelajaran
b.Nilai Ujian Sekolah diperoleh dari 50% Nilai Ujian Praktik dan 50% Nilai
Ujian Tulis.
c. Untuk Mata Pelajaran yang tidak diujikan praktik, maka Nilai Ujian
Sekolah diperoleh dari 100% Nilai Ujian Tulis.
39
1) Penilaian h asil belajar dalam bentuk US didukung oleh suatu sistem yang
menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur,
dan adil oleh internal satuan pendidikan.
2) Dalam rangka standarisasi US diperlukan acuan berupa kisi-kisi bersifat nasional
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sedangkan soalnya disusun
oleh satuan pendidikan masing-masing.
3)Dalam rangka penggunaan hasil US untuk pemetaan mutu program satuan
pendidikan. Satuan Pendidikan menganalisis dan membuat peta daya serap US
dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
3. 5. Pengembangan Diri
Konsep Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah.
Program kegiatan pengembangan diri dapat difasilitasi dan/atau dibimbing
oleh konselor, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, atau tenaga profesional lain
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. SMA Negeri 109
Jakarta sangat perlu memberikan kesempatan seluas-luasya bahwa setiap peserta
didik memiliki minat, bakat, dan kemampuan non akademik yang dapat
dikembangkan melalui program Pengembangan Diri.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri di SMA Negeri 109 Jakarta adalah
melalui kegiatan ekstrakurikuler (termasuk Kepramukaan Wajib) dan layanan
Bimbingan Konseling. Kegiatan ekstrakurikuler diterapkan di kelas XII terdiri dari
(1) Ekstrakurikuler Wajib, (2) Ekstrakurikuler Pilihan. Ekstrakurikuler Wajib adalah
Pramuka sedangkan Ekstrakurikuler Pilihan antara lain: (1) Paskibra, (2) KIR, (3)
PMR, , dll. Peserta didik didalam mengikuti ekstrakurikuler wajib harus memiliki nilai
memuaskan. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang
dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.
Kegiatan pengembangan diri yang berkaitan dengan pengekspresian diri
berupa pengembangan bakat dan minat dilaksanakan dalam bentuk bimbingan
40
konseling, bimbingan teknologi informasi komputer dan ekstrakurikuler. SMA
Negeri 109 Jakarta memiliki ektstrakurikuler wajib untuk seluruh peserta didik
yaitu pramuka dan ekstrakurikuler pilihan.
5.1. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
41
Pelaksanaan PPK yang dilaksanakan di SMA Negeri 109 Jakarta,
melalui tiga cara, yaitu:
1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam
struktur kurikulum dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui
kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Sebagai kegiatan intrakurikuler
dan kokurikuler, setiap guru menyusun dokumen perencanaan
pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai mata pelajarannya masing-masing. Nilai-
nilai utama PPK yaitu Religius, Nasionalisme, Kemandirian,
Gotong royong, dan Integritas diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran sesuai Kompetensi Dasar dan nilai PPK yang akan
dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran tersebut dan sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing.
2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang ditetapkan oleh SMA Negeri 109 Jakarta yaitu melakukan
penguatan kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan.
Kegiatan ekskur dapat
dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak
lain/lembaga yang relevan, seperti Perguruan Tinggi, kepolisian,
TNI, PMI, museum, Kartor POS, dan Alumni yang sesuai dengan
42
5.2. Pengembangan Literasi dan Numerasi SMA Negeri 109 Jakarta
Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat
dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan
memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Berdasarkan hal itulah,
SMA Negeri 109 Jakarta mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS
SMA Negeri 109 Jakarta merupakan sebuah upaya menjadikan SMA Negeri
109 Jakarta sebagai organisasi pembelajar yang warganya literat sepanjang hayat
melalui pelibatan publik.
SMA Negeri 109 Jakarta memiliki peran yang amat penting dalam
menanamkan budaya literat pada peserta didik. Untuk itu, di SMA Negeri 109
Jakarta dengan budaya literasi yang tinggi, peserta didik akan cenderung lebih
berhasil dan guru lebih bersemangat mengajar. Perlu dipahami bahwa program
membaca seperti membaca dalam hati dan membaca nyaring hanyalah bagian dari
kerangka besar untuk membangun budaya literasi sekolah. Agar sekolah mampu
menjadi garis depan dalam pengembangan budaya literat, beberapa strategi
untuk menciptakan budaya literasi yang positif di sekolah.
1. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi
2. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi dan
interaksi yang literat
3. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat
Program GLS dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan
kesiapan SMA Negeri 109 Jakarta. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas
sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi),
kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya partisipasi publik,
dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan. Berikut adalah
pembiasaan yaitu dengan membaca buku non pelajaran selama 20 menit sebelum
pembelajaran dimulai yang dimulai hari Selasa, Kamis, dan Jumat dengan masing-
masing berupa literasi membaca buku non pelajaran, membaca dengan Bahasa
Asing (Inggris, Jepang, Korea, atau Arab) yang dipandu dari sentral oleh siswa
kelas tertentu secara bergiliran.
Dan kegiatan membaca dan mengunjungi perpustakaan dilaksanakan secara
bergantian untuk meminjam buku dan membaca di sekolah selama 60 menit atau
43
dipinjam ke rumah. Kegiatannya untuk kelas X pada hari Selasa setelah pulang
sekolah, kelas XI hari Kamis, dan kelas XII hari Jumat. Selain itu setiap 1 bulan
sekali minggu pertama diadakan kegiatan “menceritakan kembali” pengalaman
literasi masing-masing siswa, dari perwakilan kelas dengan orasi motivasi di
lapangan sekolah selama 30 menit di hari kunjungan perpustakaan.
Jakarta adalah:
muatan dan pengalaman belajar yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran sesuai dengan
atas; (a) kegiatan tatap muka, (b) kegiatan terstruktur, dan (c) kegiatan
mandiri.
44
Beban belajar kegiatan tatap muka dinyatakan dalam jumlah jam
pelajaran per minggu, dengan durasi setiap satu jam pelajaran adalah 45
(empat puluh lima) menit. Beban belajar kegiatan terstruktur dan kegiatan
mandiri paling banyak 60% (enam puluh persen) dari waktu kegiatan tatap
Beban belajar satu minggu untuk kelas puluh satu) jam pelajaran,
dan kelas XII adalah 45 (empat puluh lima) jam pelajaran. Beban belajar di
kelas XII semester ganjil paling sedikit 18 (delapan belas) minggu efektif
pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran dapat
kompetensi. Jam belajar per minggu yang diterapkan di SMA Negeri 109
Jumlah jam
Satu jam Jumlah jam Minggu Waktu
Satuan per tahun
Kelas pemb. tatap pemb. Per Efektif per pembelajaran
Pendidikan (@60 menit)
muka (menit) minggu tahun ajaran per tahun
1440 JP
SMA XII 45 45 32 Pelajaran
Atau 1.080 jam
64.800 menit
45
didik didik didik
Adapun pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar dapat dilihat pada tabel berikut:
46
8 13.00 - 13.45 Pembelajaran ke-7
9 13.45 - 14.30 Pembelajaran ke-8
10 14.30 – 15.15 Pembelajaran ke-9
Pembelajaran ke-1
diawali menyanyikan
1 06.30 - 07.15
Indonesia Raya dan
literasi
10.
Jam 14.30 – 15.15
Pukul Kegiatan
Pembelajaran ke-10
47
09.30 - 09.50 Istrahat ke-1
13.00 – 13.40
Projek P4 (kelas X dan XI)
8.PENDIDIKAN
7 -8 13.40 – 15.00
BERBASIS
15.00 – 15.40
48
KEUNGGULAN LOKAL DAN GLOBAL
8.1. Keunggulan Lokal
Keunggulan lokal secara non akademik yang dimiliki SMA Negeri
109 Jakarta antara lain meliputi :
1) Paduan Suara
Kegiatan dibidang seni yang mampu mengaktifkan peserta
didik dalam bentuk kreatifitas sehingga dengan eksitensi dan
keberadaannya sangat mengangkat SMA Negeri 109 Jakarta
dalam membantu instansi pemerintah atau swasta mulai tingkat
wilayah, Daerah dan Nasional dalam pelaksanaan upacara.Pada
pelaksanaan upacara kelompok paduan suara SMA Negeri
109Jakarta tampil sebagai kelompok paduan suara dalam
menyanyikan lagu kebangsaan maupun lagu wajib nasional.
2) Tari Tradisional (Saman dan Betawi)
Kegiatan dibidang seni yang mampu membangkitkan peserta
didik dalam kecintaan terhadap seni tari daerah sehingga dengan
eksitensi dan keberadaannya mampu memfasilitasi peserta didik
untuk berkreasi dan sangat bermafaat bagi SMA Negeri 109
Jakarta dalam membantu instansi pemerintah atau swasta mulai
tingkat wilayah, Daerah dan Nasional dalam berbagai kegiatan.
Penampilan seni tari tradisional SMA Negeri 109 Jakarta pada
kegiatan yang diadakan dalam menyambut tamu atau
pembukaan acara-acara resmi yang diadakan oleh instansi
pemerintah maupun swasta.
3) Pencak Silat dan Karate
Pencak Silat dan Karate SMA Negeri 109 Jakarta merupakan
kegiatan ekstrakurikuler yang banyak membawa prestasi peserta
didik non akademik terutama dibidang olahraga beladiri.
Berbagai aktifitas dan prestasi kegiatan ini telah mampu
membawa SMA Negeri 109 Jakarta untuk meraih yang terbaik
mulai tingkat wilayah, Daerah dan Nasional
49
8.2. Keunggulan Global
Keunggulan global yang dimiliki dan dikembangkan oleh SMA Negeri
109 Jakarta seiring dengan kebutuhan dan tantangan yang
dihadapi oleh masyarakat adalah Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
Keunggulan Global Dalam Bidang Pengembangan TIK
a) Standar Materi
1.Keterampilan kerja dengan computer
2. Word processing
3. Spread sheet
4. Data Base
5. Grafik
6. Program Presentasi
7. Perancangan Sistem
8. Pemprograman (coding)
9. Video Conference
10. Aplikasi Belajar Daring/Online/Semi Online
11. Pengetahuan Jaringan
12. Dasar-dasar pemanfaatan internet
a. Mengoperasikan internet
b. mengakses sumber dari internet
c. men-down load
d. meng-upload
13. Mentainence dan trouble shotting
b) Fasilitas Yang Diperlukan
1. Meja Komputer
2. Listrik
3. Telpon
4. Ac
5. Komputer Client
6. Komputer Server
7. Printer
50
8. Internet
9. LAN
10. Fasilitas Jaringan, UPS. Kabel, Hub, Conector, Modem,
Ethernet Card
52
8.3.4.Implementasi Pendidikan kewirausaan
Dalam kehidupan dan berkehidupan, manusia membutuhkan
keterampilan tangan untuk memenuhi standar minimal dan kehidupan
sehari-hari sebagai kecakapan hidup. Keterampilan harus menghasilkan
karya yang menyenangkan bagi dirinya maupun orang lain serta
mempunyai nilai kemanfaatan yang sesungguhnya, untuk itu pelatihan
berkarya dengan menyenangkan harus dimulai
dengan memahami estetika (keindahan) sebagai dasar penciptaan karya
selanjutnya. Dalam rangkaian menemukan karya yang bermanfaat
dilatihkan mencipta, memproduksi dan memelihara yang ada kemudian
memperoleh nilai kebaruan (novelty) sehingga bermanfaat untuk kehidupan
selanjutnya.
Prinsip mencipta, yaitu memproduksi dan mereproduksi diharapkan
meningkatkan nilai sensibilitas terhadap kemajuan jaman sekaligus
mengapresiasi teknologi kearifan lokal yang telah mampun mengantarkan
manusia Indonesia mengalami kejayaan pada masa lalu. Oleh karenanya,
pembelajaran Prakarya di SMA N 109 Jakarta didahului dengan wawsan
keteknologian hasil kearifan lokal menuju teknologi terbarukan. Pelatihan
dimulai dengan memahami fakta, prosedur, konsep maupun dalil yang
ada melalui studi perorangan, kelompok maupun projektif agar memberi
dampak kepada pendidikan karakter yang berupa kecerdasan kolektif.
Hasil pembelajaran melalui eksplorasi alami maupun artifisial ini akan
memanfaatkan sebagai media sekaligus bahan pelajaran, sehingga
berdasarkan nilai ekosistem dan keberlajutan materialnya. Berdasarkan hal
tersebut maka bentuk pendidikan prakarya adalah:
1) KerajinanTangan
Kerajinan tangan dikaitkan dengan nilai pendidikan diujudkan dalam
prosedurpembuatan. Kerajinan tangan yang diproduksi maupun
direproduksi dikemasulang dengan sistem teknologi dan ekosistem agar
efektif dan efisien berdasarkan potensi lingkungan yang ada. SMAN 109
Jakarta telah membuat kerajinan tangan dengan menggunakan bahan
lunak yang terbuat dari sampah
53
koran/majalah yang diolah menjadi bahan yang bernilai seni dan
memiliki daya jual seperti lukisan, gantungan kunci, rangkaian bunga
artifisial, kap lampu hias.
2) Budidaya
Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang
berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda
ataupun makhluk agar lebih besar (tumbuh), dan berkembang (banyak).
Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya (pembudidaya) hidup,
tumbuh dan berkembang. Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya
ini akan memberikan hidup pada tumbuhan atau hewan, namun dalam
bekerja dibutuhkan system yang berjalan
rutinitas, seperti kebiasaan hidup orang: makan, minum dan bergerak.
Untuk itu SMAN 109 Jakarta melaksanakan budidaya tanaman obat dan
juga tanaman sayur dengan memanfaatkan urban farming, dan lahan
apotik hidup yang tersedia di sekolah. Melalui kegiatan ini peserta didik
mampu memahami kartakter tumbuhan di budidaya kan. Konsep
cultivation tampak pada penyatuan diri dengan alam dan pemahaman
tumbuhan.
Manfaat edukatif budidaya ini adalah pembinaan perasaan,
pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan
alam menjadi anak dan tenaga kerja yang berpikir sistematis namun
manusiawi dan kesabaran. Hasil budidaya tidak akan dapat dipetik
dalam waktu singkat melainkan membutuhkan waktu dan harus diawasi
dengan penuh kesabaran.
3) Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi
benda produk jadi agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja
pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk matang
dengan mencampur, memodifikasi bahan tersebut. Oleh karenanya kerja
pengolahan menggunakan desain system, yaitu mengubah masukan
menjadi keluaran sesuai dengan rancangan yang dibuat. Sebagai contoh:
membuat makanan atau memasak makanan; kinerja ini membutuhkan
54
desain secara tepat akan tetapi juga membutuhkan perasaan terutama rasa
lidah dan bau-bauan agar sedap.
SMA Negeri 109 Jakarta melatih peserta didik untuk praktek membuat
makanan tradisional khas Betawi dan juga makanan internasional yang
banyak digemari masyarakat di Ibukota. Kerja ini akan melatih rasa, dan
kesabaran maupun berpikirapraktis serta tepat. Kognisi untuk
menghafalkan rasa bumbu, serta racikan yang akan membutuhkan
ketelitian dan kesabaran.
Manfaat pendidikan teknologi pengolahan bagi pengembangan
kepribadian peserta didik adalah: pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
9. Kriteria Penjurusan Kelas XII Program Kurikulum 2013
55
Mata pelajaran pilihan lintas minat ditentukan berdasarkan :
a. Analisis ketersediaan guru mata pelajaran
b. Jumlah jam tatap muka guru yang ada
c. Isian format pilihan lintas minat dari peserta didik
9.4. Pendalaman Minat
Pendalaman Minat sebagai suatu wujud kerjasama antara institusi
sekolah dengan perguruan tinggi belum dapat telaksana di SMA Negeri
109 Jakarta.
10. KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan disusun dan disesuaikan setiap tahun oleh sekolah
untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar
mengacu pada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan
dari pemerintah/pemerintah daerah. Pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun adalah sebagai berikut
56
e. Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
f. Jumlah hari belajar efektif dalam 1 tahun pelajaran 181 hari
belajar yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sesuai
dengan kurikulum yang berlaku.
g. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan
untuk proses pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum. Jumlah jam
belajar efektif setiap minggu untuk kelas XII adalah 45 jam
pelajaran, dengan alokasi waktu 45 menit per jam pelajaran..
h. Sesuai acuan penetapan kalender pendidikan, SMA Negeri 109
Jakarta berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Nasional Provinsi DKI Jakarta nomor e-0018 tahun 2022
57
dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap
satuan pendidikan
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri
Agama dalam hal yaterkait dengan hari raya keagamaan, kepala daerah
tingkat kabupaten/kota, dan atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menempatkan hari libur khusus.
Sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan
waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif.
Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk
setiap jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan denga peraturan
pemerintah pusat/provinsi/ kabupaten/kota.
Tabel 3.22 Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
58
5. Hari libur umum/ 1 minggu Sesuai ketentuan
nasional pemerintah.
6. Hari libur khusus 1 minggu Tambahan setelah idul fitri
7. Kegiatan khusus 1 minggu Pesantren Latihan
sekolah/madrasah Ramadhan
Jumlah 26 18 8
Januari 5 4 1 Libur Semester Ganjil
Februari 4 4 0
Penilaian
Tengah Semester/
Maret 4 2 2
Perkiraan Ujian
Sekolah
Perkiraan AKM dan
April 4 3 1 Survey Karakter dan
Libur Awal Puasa
Libur menjelang Idul
2
Mei 5 3 2 Fitri dan Libur Hari
Raya Idul Fitri
59
Penilaian
Akhir Tahun, Entri
Nilai E Rapor dan
Persiapan pembagian
Juni 4 2 2
rapor Semester
Genap
Liburan Semester
Genap
Jumlah 26 18 8
MINGGU
Jml. MINGGU
Sem. Bulan tidak Keterangan
MINGGU Efektif Efektif
Libur semester
genap /Hari
Juli 4 2 2
Pertama Masuk
Sekolah
Agustus 5 5 0 -
Penilaian
September 4 2 2
Tengah Semester
Oktober 4 4 0 Libur Umum
1 Penilaian
November 5 4 1
Akhir Semester
Penilaian
Akhir Semester/
Entri Nilai E rapor
Desember 4 1 3 dan Persiapan
pembagian rapor.
Libur Semester
Ganjil
Jumlah 26 18 8
Libur Semester
Januari 5 4 1
Ganjil
Perkiraan Ujian
Februari 4 2 2 Praktik dan TO
Guna Darma
Perkiraan Ujian
Maret 4 2 2
Sekolah
2
Perkiraan AKM
dan Survey
April 4 2 2
Karakter dan Libur
Awal Puasa
60
Pleno Kelulusan
Mei 5 2 3
dan SKL
Juni 4 2 2 Ijazah
Jumlah 26 14 10
9
Juli 14 2 90
Agustus 19 5 225
September 22 2 90
Oktober 20 4 180
1
November 21 4 180
Desember 14 1 45
Januari 20 4 180
Februari 19 4 180
Maret 22 2 90
April 21 3 135
2 Mei 10 3 135
Juni 17 2 90
Jumlah 219 36 1620
61
9.4 Jadwal Waktu Libur
Hari libur sekolah adalah hari libur yang ditetapkan oleh sekolah,
pemerintah pusat,provinsi, dan kabupaten/kota untuk tidak diadakan proses
pembelajaran disekolah.
Sekolah mengambil kebijakan hari libur sebagai berikut:
1. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Mentri Agama dalam hal yang
terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat /Provinsi/Kabupatan/Kota dalam hal penentuan hari
libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis
pendidikan.
Sekolah mengambil kebijakan hari libur sebagai berikut :
Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah DKI Jakarta:
Libur Semester 1: 19 Desember 2022 – 31 Desember 2022
Libur Semester 2: 26 Juni 2023 – 7 Juli 2023
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
Agustus 2022
17 Agustus 2022: Hari kemerdekaan
Oktober 2022
8 Oktober 2022: Libur Nasional (Maulid Nabi Muhammad SAW)
Januari 2023
1 Januari 2023: Libur Nasional (Tahun Baru Masehi 2023)
Februari 2023
18 Februari 2023: Libur Nasional (Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW)
Maret 2023
22 Maret 2023: Libur Nasional (Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945)
23-25 Maret 2023: Perkiraan Libur Awal Bulan Puasa Ramadan 1444 H
April 2023
7 April 2023: Libur Nasional (Jumat Agung/Wafat Isa Almasih)
22-23 April 2023: Libur Nasional (Hari Raya Idul Fitri 1444 H)
21-28 April 2023: Perkiraan Libur Idul Fitri 1444 H
Mei 2023
62
1 Mei 2023: Libur Nasional (Hari Buruh)
6 Mei 2023: Libur Nasional (Hari Raya Waisak 2567)
18 Mei 2023: Libur Nasional (Kenaikan Isa Almasih)
Juni 2023
1 Juni 2023: Libur Nasional (Hari Lahir Pancasila)
29 Juni 2023: Libur Nasional (Hari Raya Idul Adha 1444 H)
63
64
65
66
BAB IV
RENCANA PEMBELAJARAN
g. Distribusi Alokasi waktu berisi format jumlah kegiatan yang dilakukan dalam
satu tahun
h. Penilaian merupakan penilaian otentik yang memadukan dimensi sikap,
pengetahuan,dan keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran.
68
Modul ajar disusun sesuai dengan aturan terbaru yang sudah ditetapkan oleh pusat.Ada tiga unsur
utama,yaitu:
1.2.1.5.1. Peserta didik reguler / umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna
dan memahami materi ajar
1.2.1.5.2. Peserta didik dengan kesulitan belajar, memiliki gaya belajar yang
terbatas hanya satu gaya, misalnya audio.Memiliki kesulitan dalam Bahasa dan
pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan konsentrasi, dan lain-lain
1.2.1.5.3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi, mencerna dan memahami
dengan cepat mempu mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi , dan memiliki
ketrampilan memimpin.
1.2.1.6. Model Pembelajaran
Merupakan model atau kerangka pembelajaran yang memberikan gambaran sistematis pelaksanaan
pembelajaran. Model dapat berupa tatap muka, pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (PJJ daring),
pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ luring), dan bended learning
69
1.2.2. Komponen Inti
1.2.2.1. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dapat dari berbagai bentuk pengetahuan yang berupa fakta dan informasi dan juga
prosedural, pemahaman konseptual, pemikirandan penalaran ketrampilan
1.2.2.5. Asesmen
Asemen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran di akhir kegiatan.Kriteria pencepaian harus
ditentukan dengan jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jenis asesmen yang digunakan adalah di SMAN
109 adalah:
1.2.3. Lampiran
1.2.3.1. Lembar Kerja Peserta didik
71
Kegiatan pembelajaran dirancang dalam rangka pencapaian kompetensi dasar,
harus memberi pengalaman belajar kepada peserta didik yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar. Pengalaman belajar yang diberikan dapat melalui
pendekatan pembelajaran bervariasi, dan berpusat pada peserta didik, serta
memuat kecakapan hidup yang perlu dilatihkan pada peserta didik serta nilai-nilai
karakte, literasi, pembelajaran abad 21 (4 C) dan pembelajaran dan penilaian
HOTS. Untuk seluruh kelas, proses pembelajaran dirancang dengan menggunakan
pendekatan saintifik dengan mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, serta materi pelajaran yang faktual, konseptual, dan prosedural
serta metakognitif.
c. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Perumusan indikator pencapaian kompetensi mengacu kepada hasil analisis KD
dan muatan materi serta potensi peserta didik agar dicapai perubahan perilaku
dan dapat diukur mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
karakter.
d. Jenis Penilaian
Penilaian sikap dilakukan dengan jurnal memalui observasi, pengetahuan dilakukan
dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, dan
penugasan sedang ketrampilan dilakukan melalui portopolio, praktek, proyek,
produk dan penugasan atau penilaian bentuk lain. Pendidik dituntut untuk
melaksanakan penilaian autentik yang berarti penilaian asli dari awal, sepanjang
proses pembelajaran, dan nilai hasil belajar yang mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar
yang diajarkan.
Sistem penilaian berbentuk penilaian berkelanjutan, artinya semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan, ketercapaian kompetensi yang
telah dicapai dan yang belum tercapai. Untuk kompetensi yang belum tecapai
diadakan remedial baik remedial proses secara individu maupun secara kelompok
yang dilanjutkan dengan remedial tes, remedial dilaksanakan sebelum melanjutkan
ke KI/KD /materi berikutnya.
72
e. Pengembangan RPP Berkelanjutan;
1) Melakukan evaluasi dan revisi terhadap kurikulum sekolah minimal setiap akhir
semester;
2) Mengadakan IHT tentang Kurikulum 2013, pendalaman silabus dan
penyusunan RPP;
3) Mengikut sertakan tenaga pendidik SMAN 109 Jakarta dalam berbagai
pelatihan, baik di sekolah, tingkat Kota Jakarta Selatan, Provinsi, maupun
tingkat nasional.
73
BAB V
1. Pendampingan
Tabel 5.1. Pendampingan
74
(6) Bagi guru yang
pemahamanya
lambat akan
didampingi oleh
Pengawas.
2. Pengembangan Keprofesionalan
Tabel 5.2. Pengembangan Keprofesionalan
3. Evaluasi
(3)Validasi RPP
menyeluruh
(4) Guru yang belum
menyelesaiakan RPP
dilakukan pendampingan
khusus
76
2. Evaluasi (1) Validasi Minimal 1 kali Pengawas Sekolah Semua guru
Pelaksanaan tiap guru akan dievaluasi
Kelengkapan-dan Kepala Sekolah
Pembelajaran dalam 1 pembelajaran
Pemahaman Rencana
semester. Guru Senior nya setiap
Pembelajaran
semester
(2) Supervisi Mengajar
oleh Pengawas
Sekolah/Kepala Sekolah/
Guru Senior
(3) Pembinaan Kepala
Sekolah berdasarkan
hasilSupervisi
(4) Tindak lanjut evaluasi
77
(5) Evaluasi oleh peserta Juni Siswa Minimal 1
didik
Desember kali dalam 1
OSIS
(6) Evaluasi oleh
semester
orangtua
Orang tua
3. Evaluasi (1) Evaluasi Analisis Mei-Juli Kepala Sekolah Setiap tahun
Kurikulum Konteks: Karakteristik setiap tahun
Tenaga Pendidik
Operasional SMANegeri 109 Jakarta
Sekolah Pengawas Sekolah
(2) EvaluasiPengorgani-
Komite Sekolah
sasian Pembelajaran
(3) Evaluasi Kalender
Pendidikan
(4) Evaluasi Visi, Misi, Mei-Juni Kepala Sekolah Selama 4-5
danTujuanSekolah Dalam Tahun atau jika
Tenaga Pendidik
4-5 tahun dipandang perlu
Tenaga
Kependidikan
Pengawas Sekolah
Komite Sekolah
78
BAB VI
PENUTUP
Dengan telah selesainya Kurikulum operasional SMA Negeri 109 Jakarta pada tahun pelajaran
2022/2023, maka satu pedoman dan acuan dalam kegiatan belajar mengajar telahdimiliki oleh SMA Negeri 109
Jakarta. Dengan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku maka SMA Negeri 109 Jakarta
menetapkan penggunaan dokumen Kurikulum Operasional SMA Negeri 109 tahun ajaran 2022/2023 ini.
Besar harapan kami. Kurikulum Operasional SMA Negeri 109 Jakarta ini memenuhi syarat sehingga
rencana pengembangan SMA Negeri 109 Jakarta dapat terlaksana dengan baik . Penyusun sangan berharap
dukungan dari berbagai pihak, khususnya guru , maupun para peserta didik serta masyarakat yang diwakili oleh
orang tua peserta didik. Hal-hal yang belum diatur di pedoman ini diatur kemudian melalui pedoman atau
petunjuk teknis. Atas bantuan yang sudah diberikan kami mengucapkan terimakasih. Semoga kurikulum
operasional SMA Negeri 109 Jakarta mampu menjadi sarana bagi sekolah untuk mencerdaskan anak bangsa.
79