Pada bulan November 2012, Kongres Nasional Partai Komunis China menekankan visi Presiden
Xi Jinping melalui gagasan 'The Chinese Dream of The Great Rejuvenation of The Chinese
Nation' yaitu mendorong media Tiongkok untuk memperkuat kapasitas komunikasi
internasionalnya guna menjelaskan citra Tiongkok dan menyebarkan China’s voice dengan baik.
Xi Jinping menekankan pentingnya komunikasi internasional bagi Tiongkok. Dalam pidatonya,
ia mengatakan bahwa “Kita harus meningkatkan soft power, memberikan narasi bahasa
Mandarin yang baik, dan mengkomunikasikan pesan-pesan Tiongkok kepada dunia dengan lebih
baik.
Pernyataan-pernyataan ini menggambarkan bahwa kepemimpinan Tiongkok sadar bahwa
reputasi Tiongkok di negara-negara lain dapat menjadi faktor utama dalam penilaian terhadap
niat Tiongkok dan dalam tanggapan negara lain yang sesuai terhadap peningkatan kemampuan
Tiongkok.
Sebagai sebuah kekuatan baru yang meningkat, China mulai fokus terhadap citra negaranya, dan
mulai mengeluarkan langkah-langkah dalam investasi di bidang diplomasi publik.
Dengan latar belakang pergeseran kekuatan global dan pertumbuhan ekonomi global China,
penguatan soft power China juga merupakan prioritas kebijakan luar negeri China. Diplomasi
publik adalah penanaman opini publik oleh pemerintah di negara lain dan melibatkan sarana
yang digunakan pemerintah untuk mempelajari, memahami, dan memengaruhi publik asing
untuk meningkatkan citra nasional dan pengaruh internasionalnya.
China sedang berusaha untuk memenangkan hati dan pikiran orang-orang biasa yang secara
tradisional belajar tentang negara China melalui lingkaran berita politik global. Inisiatif yang
dipimpin negara menciptakan penyedia berita sendiri untuk menceritakan narasi China. Penyiar
negara China mengambil langkah-langkah untuk memajukan pandangan mereka di seluruh
dunia, misalnya seperti melakukan penyewaan papan reklame LED besar-besaran oleh portal
berita milik negara China, yaitu Xinhua, di Times Square di New York, hingga pendirian pusat
baru China Central Television (CCTV) di Kenya.
NEXT SLIDE
Selama beberapa dekade terakhir, kehadiran China yang berkembang pesat di Afrika semakin
menjadi topik perdebatan di media internasional dan di antara para ekonom dan analis kebijakan.
Meskipun pendekatan ekonomi China ke Afrika memenuhi kebutuhan negara-negara Afrika
untuk pendanaan dan proyek infrastruktur, namun kebijakan tersebut telah banyak dikritik.
Kebijakan dan aktivitas China di Afrika sering dicirikan sebagai poros yang “jahat” ketika China
dianggap ekstrem dalam eksplorasi sumber daya alam dan justru malah semakin memperburuk
kondisi Afrika untuk meningkatkan tata kelola dan membangun masa depan yang berkelanjutan.
NEXT SLIDE
China berusaha untuk memenuhi empat kepentingan nasional yang luas dalam
hubungannya dengan Afrika. Secara politis, China mencari dukungan Afrika untuk kebijakan
“One China Policy” dan untuk mendapatkan dukungan dalam setiap agenda kebijakan luar
negerinya di forum multilateral seperti PBB. Secara ekonomi, Afrika dilihat terutama sebagai
sumber dari sumber daya alam dan peluang pasar untuk mendorong pertumbuhan domestik
China. Dari sudut pandang keamanan, meningkatnya kehadiran kepentingan komersial China di
Afrika telah menyebabkan meningkatnya tantangan keamanan bagi China, karena keselamatan
investasi dan personel China berada di bawah ancaman karena ketidakstabilan politik dan
kegiatan kriminal di Afrika. China juga melihat kepentingan ideologis yang mendasari di Afrika,
NEXT SLIDE
China dengan cepat memperluas kehadiran medianya di Afrika, khususnya dalam lima
tahun terakhir. Dalam Rencana Aksi yang disepakati pada Forum Kelima Kerjasama China-
Afrika tahun 2012, sektor media disebutkan sebagai salah satu prioritas kerjasama dengan
negara-negara Afrika. Kehadiran China di Afrika adalah hasil dari kerjasama yang terus
berkembang, yang memuncak dari kebijakan luar negerinya sendiri yang berkembang serta
sebagai respons terhadap dinamika yang dimainkan secara internasional dan di Afrika.
Penulis akan mengkaji pandangan dan strategi China terhadap diplomasi publik.
Penelitian ini juga akan menggambarkan bagaimana China memanfaatkan lingkungan eksternal
yang strategis dan bagaimana China membangun persepsi oleh negara lain terhadap negaranya.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa diplomasi publik China lebih dipahami sebagai
instrumen untuk memenuhi tujuan strategis dan fungsional, dengan fokus pada China untuk
menyampaikan pesan ‘agenda’nya dan meyakinkan dunia tentang niat baik negaranya.
Pertanyaan penelitian :
Afrika?