Anda di halaman 1dari 71

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
PEKANBARU

DIP LO MAS I P UBLIK CH INA TERH ADAP AF RIK A


MELALUI CINA GLOBAL TELEVISION NETWORK (CGTN)
TAHUN 2016-2020

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Serta Melengkapi Salah Satu Syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Pada
Pada Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik
Universitas Riau

OLEH :
ILMA ZAKIA
NIM : 1601112943

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diplomasi publik adalah upaya penanaman opini publik oleh suatu

pemerintah terhadap negara lain, dimana sebuah pemerintah akan mempelajari,

memahami, dan memengaruhi publik asing untuk meningkatkan citra nasional dan

pengaruh internasionalnya. Diplomasi publik termasuk komunikasi dengan baik antar

pemerintah (G to G) maupun publik asing. Diplomasi publik termasuk dalam ranah

kebijakan luar negeri, dan berfungsi sebagai pendukung untuk inisiatif kebijakan di

sektor-sektor utama seperti kemitraan ekonomi, politik, dan komponen aliansi

militer.1

Sebagai sebuah kekuatan negara yang meningkat, Cina mulai fokus terhadap

citra negaranya, dan mulai mengeluarkan langkah-langkah dalam investasi di bidang

diplomasi publik. Penulis akan mengkaji pandangan dan strategi Cina terhadap

diplomasi publik melalui Cina Global Television Network (CGTN) di Afrika.

Penelitian ini juga akan menggambarkan bagaimana Cina memanfaatkan lingkungan

eksternal yang strategis dan bagaimana Cina membangun persepsi oleh negara lain

terhadap negaranya.

1
Henrikson, 2006. “What can public diplomacy achieve?” Discussion Papers in Diplomacy. Netherlands Institute
of International Relations, Clingedael, 27
Kehadiran Cina di Afrika adalah hasil dari kemitraan kedua negara yang terus

berkembang, yang memuncak dari kebijakan luar negerinya sendiri yaitu One Belt

One Road yang berkembang serta tanggapan terhadap dinamika global dan

kontinental yang ada. Khususnya di abad ke-21, Cina sadar bahwa Cina tidak dapat

melepaskan diri dari isu-isu dunia dan meningkatkan keterlibatan dengan negara-

negara berkembang.2

Pada bulan November 2012, Kongres Nasional Partai Komunis Cina (CPC)

ke-18 mengumumkan arah baru untuk diplomasi publik, menekankan pada visi

Presiden Xi Jinping melalui gagasan 'The Chinese Dream of The Great Rejuvenation

of The Chinese Nation'. 3


Presiden Xi Jinping mendorong media Cina untuk

memperkuat kapasitas komunikasi internasionalnya. Hal ini menunjukkan keyakinan

politik Cina bahwa kekuatan politik tumbuh dari budaya dan nilai-nilainya serta dari

kekuatan hard power-nya. 4


. Pada pertemuan PKC pada akhir 2014, Xi Jinping

menyoroti pentingnya komunikasi internasional bagi Cina ketika mengatakan, “Kita

harus meningkatkan soft power, memberikan narasi bahasa Mandarin yang baik, dan

mengkomunikasikan pesan-pesan Cina kepada dunia dengan lebih baik. Pernyataan-

pernyataan ini menggambarkan bahwa kepemimpinan Cina sadar bahwa reputasi

Cina di negara-negara lain dapat menjadi faktor utama dalam penilaian terhadap niat

2
Kurlantzick J. (2007). Cina‟s New Diplomacy and its Impact on the World. Brown Journal of International
Affairs, 14(1), 224
3
Xi Jinping: The Governance of Cina. Diakses di http://www.npc.gov.cn/englishnpc/xjptgoc/xjptgoc.shtml
4
Yanling Zhu , “Cina’s ‘new cultural diplomacy’ in international broadcasting: branding the nation through
CGTN Documentary”, International Journal of Cultural Policy, 2020:1
Cina dan dalam tanggapan negara lain yang sesuai terhadap peningkatan kemampuan

Cina.5

Diplomasi publik Cina terhadap Afrika berfungsi sebagai strateginya untuk

memperbaiki hubungan asimetris yang dirasakan dengan Afrika. Hubungan yang

asimetris lahir dari persepsi internasional bahwa adanya tuduhan Cina

mengeksploitasi Afrika dalam kemitraan ekonomi kedua negara. Diplomasi publik

Cina terhadap Afrika menekankan pada membangun rasa solidaritas timbal balik

untuk membangkitkan rasa keterhubungan dan identitas bersama dengan Afrika. 6

Faktor terpenting yang membentuk diplomasi Cina adalah kebangkitan ekonominya

yang memungkinkannya untuk menegaskan dirinya sebagai pemain global. Meski

demikian, kebangkitan ekonomi ini juga diinterpretasikan sebagai ancaman oleh

banyak negara. Perkembangan politik, seperti peningkatan kebebasan individu secara

bertahap, keterbukaan dan kesadaran sipil telah memfasilitasi munculnya aktor 'non-

negara' dalam diplomasi Cina. Faktor kedua yang memicu diplomasi Cina adalah

perkembangan pesat kebijakan luar negerinya. Perkembangan kebijakan luar negeri

Cina sejalan dengan modernisasi ekonominya, dimana Cina membutuhkan

5
Xinhuanet, Xi Jinping: Build a socialist cultural power and focus on improving the country's cultural soft power,
diakses di http://www.xinhuanet.com//politics/2013-12/31/c_118788013.htm
6
Kim Y, 2020. “The Role of Cina’s Public Diplomacy in Sino-Africa Economic Relations.” Journal of
International Politics Studies, vol. 23, no. 1, 191
lingkungan internasional yang stabil dan damai untuk mempertahankan pertumbuhan

ekonominya.7

Cina menggunakan diplomasi publiknya untuk meningkatkan hubungan

ekonomi dengan negara-negara Afrika dengan mengisi kesenjangan yang muncul dari

hubungan ekonomi yang timpang, dan untuk mencapai tujuan diplomatiknya dalam

hubungan Sino-Afrika. Tidak seperti kebijakan Cina di Afrika sebelumnya, yang

menekankan hanya pada kepentingan ekonomi di Afrika, kebijakan Cina di Afrika

antara tahun 2006 dan 2015 mulai meningkatkan kebijakannya terhadap Afrika,

berdasarkan diplomasi publik Cina, untuk mempertimbangkan kesejahteraan,

pendidikan, sistem kesehatan, pengembangan sumber daya manusia rakyat Afrika,

pengentasan kemiskinan, dan pembangunan ekonomi Afrika berdasarkan kerjasama

politik dan ekonomi yang diperkuat antara Cina dan Afrika. Selain itu, Cina memiliki

Kerjasama multilateral dengan negara-negara Afrika melalui Forum Kerjasama Cina-

Afrika (FOCAC) dan memanfaatkan konten rinci diplomasi publik Cina di bidang

pendidikan, media, pertukaran budaya, pertukaran people to people, dan lain-lain

untuk saling pengertian dan manfaat di bawah kerjasama win-win solution.8

Pada akhir tahun 2000-an, Cina mulai menunjukkan dirinya sebagai kekuatan

baru dengan menunjukkan minat eksplisit dalam diplomasi publik yang memengaruhi

7
d’Hooghe, I. 2007. “The Rise of Chia’s Public Diplomacy.” Clingendael Diplomacy Papers, no. 12. Netherland
Institute of International Relations, Clingendael, 17

5
8
KIM, YUNHEE (2018) Cina's public diplomacy towards Africa, Durham theses, Durham University. Available
at Durham E-Theses

6
sikap publik terhadap keputusan kebijakan luar negeri. 9
Saat ini terdapat berbagai

instrumen diplomasi publik yang telah digunakan untuk membentuk citra Cina di

Afrika, seperti pendirian Institut Konfusius di luar negeri, beasiswa, dan pertukaran

akademik. Salah satu langkah yang semakin dikembangkan dari diplomasi publik

Cina adalah keterlibatan medianya di Afrika, yang didorong oleh era informasi dan

kebutuhan akan komunikasi global. 10


Pada gilirannya, Cina telah menggunakan

platform medianya sendiri untuk melibatkan audiens di wilayah yang penting secara

strategis.

Jejak Cina di sektor media Afrika selama dekade terakhir telah mencapai

dimensi yang tidak mungkin luput dari perhatian. Contohnya, di Afrika Selatan,

media Cina telah terlibat dalam berbagai aktivitas, termasuk produksi dan distribusi

konten, pengembangan infrastruktur, investasi langsung di media lokal, dan pelatihan

jurnalis. Selanjutnya, Cina banyak berinvestasi pada medianya sendiri di Afrika,

dengan lembaga media milik negara hadir di sekitar 28 negara. Sejak 2012, Cina

meliput Afrika melalui Cina Radio International, Xinhua, Cina Global Television

Network (CGTN) dan Cina Daily's Africa Edition, semua agen media ini milik

negara. Selain itu, CGTN membuka kantor pusat cabang di Nairobi, Kenya pada

tahun 2012 dan menyiarkan dalam enam bahasa PBB di seluruh Afrika. Investor yang

didukung negara Cina juga telah membeli saham di perusahaan media Afrika,

9
Bolewski, W. & Rietig, C. M. (2008). The Cultural Impact on Cina‟s New Diplomacy. The Whitehead Journal
of Diplomacy and International Relations, 9(2), 90
10
Latham, K. (2009). Media, the Olympics and the search for the “real Cina”. The Cina Quarterly, 197, 32

7
termasuk Independent Media Afrika Selatan. Hal ini turut membantu Cina untuk

mendapatkan pengaruh dalam lanskap media lokal. Saat ini, Xinhua News memiliki

salah satu jaringan koresponden terbesar di Afrika, mengungguli penyiar

internasional lainnya dalam jurnalisme lokal. Ada juga peningkatan interaksi antara

profesional media lokal Cina dan Afrika termasuk pelatihan, yang menciptakan ruang

untuk meliput perspektif satu sama lain.11

Diplomasi publik memungkinkan Cina menjadi negara yang bertanggung

jawab, karena Cina meningkatkan kehadirannya melalui kerja sama dalam sistem

internasional dan di panggung global. Pemerintah Cina menggunakan media untuk

diplomasi, membawa elemen baru yang kompetitif untuk mempengaruhi negara.

Dengan menggunakan diplomasi publik, Cina mengurangi kewaspadaan negara-

negara tetangga, yang disebabkan oleh kemunculannya yang tiba-tiba, dan

meningkatkan citra positifnya di masyarakat global melalui citra pembangunan dan

penyebaran budaya Cina yang damai.

1.2 Rumusan Masalah

Alasan utama Cina terlibat dalam diplomasi publik adalah untuk mencapai

kepentingan nasional. Menurut mantan menteri luar negeri Cina, Yang Jiechi,

prioritas tertinggi diplomasi publik adalah menjaga dan mempromosikan kepentingan

nasional Cina. Citra nasional sangat penting bagi keseluruhan diplomasi Cina,

11
Mwakideu, C. 2021. “Experts warn of Cina’s growing media influence in Africa.” Deutsche Welle, January 29.
https://www.dw.com/en/experts-warn-of-Cinas-growing-media-infl uence-in-africa/a-56385420

8
menghubungkan citra Cina dengan pengaruh internasionalnya, dan berpendapat

bahwa mempromosikan aspek-aspek Diplomasi publik Cina sangat penting untuk

mencapai kepentingan nasional karena mendukung kemampuan negara untuk

mencapai tujuan ekonomi, politik, dan diplomatiknya di dunia.12

Cara suatu negara dipersepsikan di dunia pada dasarnya membentuk interaksi

antara negara-bangsa di panggung global. Melalui komunikasi global, akan terbentuk

konstruksi citra nasional. Sederhananya, citra yang baik menghasilkan kepercayaan

dan kerja sama, membantu membangun aliansi, menggerakkan ekonomi, dan dengan

demikian berkontribusi pada kepentingan nasional. Sebaliknya, citra buruk memicu

reaksi permusuhan, merusak ekonomi, dan merusak keamanan negara.

Cina telah dengan cepat memperluas kehadiran medianya di Afrika,

khususnya dalam lima tahun terakhir. Dalam Rencana Aksi yang disepakati pada

Forum Kelima Kerjasama Cina-Afrika tahun 2012, sektor media disebutkan sebagai

salah satu prioritas kerjasama dengan negara-negara Afrika. Kehadiran Cina di Afrika

adalah hasil dari kerjasama yang terus berkembang, yang memuncak dari kebijakan

luar negerinya sendiri yang berkembang serta sebagai respons terhadap dinamika

yang dimainkan secara internasional dan di Afrika. Saat ini terdapat berbagai

instrumen diplomasi publik yang telah digunakan untuk membentuk citra Cina di

Afrika termasuk pendirian Institut Konfusius di luar negeri, beasiswa, dan pertukaran

12
Falk Hartig , “How Cina Understands Public Diplomacy: The Importance of National Image for National
10
Interests”. International Studies Review (2016) 0, 1–26:1

11
akademik dan think-tank. Gaya terbaru dari diplomasi publik Cina adalah keterlibatan

media Cina di Afrika, yang diperlukan oleh era informasi dan kebutuhan akan

komunikasi aktif melalui audio-visual.

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah diatas, penulis mengambil

pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana diplomasi publik Cina terhadap Afrika

melalui Cina Global Television Network (CGTN) tahun 2016-2020?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan gambaran umum Cina Global Television Network (CGTN) dan

kepentingan Cina dalam agenda diplomasi publik

2. Menjelaskan nilai strategis posisi Afrika dalam kebijakan luar negeri Cina

3. Menjelaskan diplomasi Cina melalui Cina Global Television Network

(CGTN) di Afrika

1.4Manfaat Penelitian

Pada akhirnya penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah bacaan ilmiah

yang menggambarkan fenomena Hubungan Internasional dalam berbagai hal, hasil

penelitian ini diharapkan menjadi sebuah bacaan yang berguna baik secara akademis

maupun secara praktis.

12
Manfaat Akademis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dan ilmiah terhadap penstudi ilmu

hubungan internasional maupun penstudi bidang lainnya

b. Dapat digunakan sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan analisis diplomsi publik Cina

Manfaat Praktis

a. Dapat menambah wawasan langsung Upaya diplomasi publik Cina melalui

pemanfaatan media di Afrika

b. Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang interpretasi

konstruksi citra suatu negara berdasarkan ideational identity dan shared value

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Perspektif Konstruktivis

Penelitian ini dibahas dengan perspekti konstruktivisme, di mana

konstruktivisme berfokus pada ide. Konstruktivisme beranggapan bahwa shared

ideas dan values membentuk identitas (ideational identity) yang pada gilirannya

mempengaruhi kepentingan. Ideational identity interest inilah yang pada akhirnya

menentukan aksi politis. 13


Penulis memilih perspektif konstruktivisme sebagai

landasan pendekatan karna konstruktivisme memberikan perhatiannya pada

kepentingan dan wacana umum yang ada ditengah masyarakat karena wacana

13
Andrew Linklater,. Theories of International Relations Ind Ed. (London: Palgrave Macmillan, 2004),
188

13
merefleksikan dan membentuk keyakinan serta kepentingan, dan mempertahankan

norma-norma yang menjadi landasan bertindak masyarakat.

Setelah Perang Dingin, konsep-konsep dalam hubungan internasional menjadi

lebih beragam dalam memahami dan menganalisis politik dunia. Teori

konstruktivisme merupakan salah satu bentuk perkembangan teori hubungan

internasional. Teori konstruktivisme memberikan penjelasan yang lebih besar untuk

menentukan dinamika dan fungsi politik dunia. Ketika realisme dan liberalisme

berkonsentrasi pada faktor material seperti kekuasaan atau korporasi, teori

konstruktivis cenderung berfokus pada pengaruh ide. Alih-alih mempertimbangkan

negara begitu saja dan mengklaim bahwa satu-satunya tujuan negara adalah untuk

bertahan hidup, konstruktivis menganggap identitas dan kepentingan negara sebagai

sebuah output yang sangat fleksibel dari proses sejarah.14

Kemunculan perspektif konstruktivis sering dilihat bersamaan dengan

berakhirnya Perang Dingin. Konstruktivisme menjelaskan bahwa dunia sosial adalah

buatan kita/masyarakat sosial. Aktor (biasanya yang berkuasa, seperti pemimpin dan

warga negara yang berpengaruh) akan terus-menerus membentuk sifat dasar

hubungan internasional melalui tindakan dan interaksi mereka.

Konstruktivisme melihat dunia, dan apa yang dapat kita ketahui tentang dunia,

sebagai konstruksi sosial. Pandangan ini mengacu pada hakikat realitas dan hakikat

pengetahuan yang disebut juga ontologi dan epistemology. Alexander Wendt (1995)

14
International Affairs Forum, 2020. Constructivism in International Relations. Diakses di https://www.ia-
14
forum.org/Content/ViewInternal_Document.cfm?contenttype_id=5&ContentID=8773

15
memberikan contoh dengan menggambarkan konstruksi sosial realitas pada studi

kasus ketika 500 senjata nuklir Inggris kurang mengancam Amerika Serikat

dibandingkan dengan lima senjata nuklir Korea Utara. Identifikasi ini tidak

disebabkan oleh senjata nuklir (struktur material) melainkan oleh makna yang

diberikan pada struktur material (struktur ideasional).

Penting untuk dipahami bahwa hubungan sosial antara Amerika Serikat

dan Inggris dan Amerika Serikat dan Korea Utara dipersepsikan dengan cara yang

sama oleh negara-negara ini, karena pemahaman bersama ini (atau

intersubjektivitas) membentuk dasar interaksi mereka. Contoh tersebut juga

menunjukkan bahwa senjata nuklir itu sendiri tidak ada artinya kecuali kita

memahami konteks sosialnya. Artinya, hal ini menunjukkan bahwa konstruktivis

melampaui realitas material dengan memasukkan efek ide dan keyakinan pada

politik dunia. Ini juga berarti bahwa realitas selalu dalam konstruksi, yang

membuka prospek perubahan. Dengan kata lain, makna tidak tetap tetapi dapat

berubah seiring waktu tergantung pada ide dan keyakinan yang dipegang oleh

aktor.15 Teori konstruktivisme membahas masalah anarki dalam sistem

internasional,

Pada tataran konseptual yang sederhana, Alexander Wendt mengklaim

bahwa konsepsi realis tentang anarki tidak cukup menjelaskan mengapa konflik

terjadi antar negara. Hal utama adalah bagaimana anarki dipahami, dan Wendt

berpendapat bahwa anarki adalah apa yang dibuat oleh negara (Anarchy is what

states make of it).16


16
15
Sarina Theys, 2018. Introducing Constructivism in International Relations Theory. Diakses di https://www.e-
ir.info/2018/02/23/introducing-constructivism-in-international-relations-theory/
16
Robert Dormer, 2017. The Impact of Constructivism on International Relations Theory: A History. Kwansei
Gakuin University Social Sciences Review Vol. 22, 2017 Nishinomiya, Japan, 51.

17
Isu sentral lain dari konstruktivisme adalah identitas dan kepentingan.

Konstruktivis berpendapat bahwa negara dapat memiliki banyak identitas yang

dibangun secara sosial melalui interaksi dengan aktor lain. Identitas adalah

representasi dari pemahaman aktor tentang siapa mereka, yang pada gilirannya

menunjukkan minat mereka. Identitas merupakan kepentingan dan tindakan.

Tindakan suatu negara harus selaras dengan identitasnya. Dengan demikian, suatu

negara tidak dapat bertindak bertentangan dengan identitasnya karena ini akan

mempertanyakan validitas identitas, termasuk preferensinya.17

1.5.2 Teori Diplomasi Publik

Diplomasi memiliki banyak arti yang saling berhubungan dalam perumusan

dan pelaksanaan politik luar negeri, teknik politik luar negeri, perundingan

internasional dan kegiatan profesional yang dilakukan oleh para diplomat. Diplomasi

secara sederhana dapat didefinisikan sebagai metode utama untuk mewujudkan

politik luar negeri dan sebagai sarana komunikasi yang normal dalam hubungan

internasional. Diplomasi bertanggung jawab untuk mengelola hubungan antara negara

dan negara dengan aktor lain melalui bantuan saran, desain dan realisasi politik luar

negeri, koordinasi dan memastikan kepentingan khusus dan luas. Kegiatan diplomatik

dimaksudkan untuk memajukan kepentingan nasional melalui praktik persuasi.

Dalam dua definisi yang paling umum digunakan Signitzer dan Coombs, memahami

diplomasi publik sebagai suatu cara dimana pemerintah dan individu dan kelompok

17
Op, Cit

18
dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi opini dan posisi publi, yang

secara langsung mempengaruhi keputusan politik luar negeri pemerintah lain.18

Diplomasi publik atau sering juga disebut diplomasi rakyat, salah satu dari

berbagai upaya yang disponsori pemerintah yang bertujuan untuk berkomunikasi

langsung dengan publik asing. Diplomasi publik mencakup semua upaya resmi untuk

meyakinkan sektor-sektor sasaran opini asing untuk mendukung atau menoleransi

tujuan strategis pemerintah. Metodenya meliputi pernyataan oleh para pengambil

keputusan, kampanye yang bertujuan yang dilakukan oleh organisasi pemerintah

yang didedikasikan untuk diplomasi publik, dan upaya untuk membujuk media

internasional untuk menggambarkan kebijakan resmi yang menguntungkan bagi

khalayak asing.19

Ada dua jenis dasar diplomasi publik. Yang pertama adalah branding, atau

komunikasi budaya, di mana pemerintah berusaha meningkatkan citranya tanpa

mencari dukungan untuk tujuan kebijakan langsung. Negara menggunakan strategi

branding untuk menumbuhkan citra diri mereka yang lebih baik di dunia. Idealnya,

branding menciptakan niat baik umum dan memfasilitasi kerja sama di berbagai

masalah. Ini juga membantu menjaga hubungan aliansi jangka panjang dan

melemahkan propaganda musuh.20

18
Kristina Plavšak Krajnc, 2005. Public Diplomacy: Basic Concepts And Trends. Diakses di
https://www.ifimes.org/en/researches/public-diplomacy-basic-concepts-and-trends/2995#
19
Britannca. Public Diplomacy. Diakses di https://www.britannica.com/topic/public-diplomacy
20
ibid

19
Jay Wang melihat diplomasi publik sebagai suatu usaha untuk mempertinggi

mutu komunikasi antara negara dengan masyarakat. Dampak yang ditimbulkan

meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, dan dalam pelaksanaannya tidak lagi

dimonopoli oleh pemerintah. 21


Berdasarkan semua definisi itu, dapat dikatakan

bahwa diplomasi publik berfungsi untuk mempromosikan kepentingan nasional

melalui pemahaman, menginformasikan, dan mempengaruhi publik di luar negeri.

Esensi dari diplomasi publik adalah salah satu komunikasi langsung dengan

publik asing, dengan tujuan untuk mempengaruhi perspektif mereka dan, pada

akhirnya, perspektif pemerintah mereka. Dalam hal konten, hal yang ditampilkan

adalah kegiatan diarahkan ke luar negeri di bidang informasi, pendidikan, dan

budaya, yang tujuannya adalah untuk mempengaruhi pemerintah asing, dengan

mempengaruhi warga negaranya. Salah satu diplomasi publik yaitu media, khususnya

penyiaran internasional. Hal lainnya termasuk pertukaran budaya dan ilmiah,

cendekiawan, intelektual dan seniman; partisipasi dalam festival dan pameran;

membangun dan memelihara pusat-pusat kebudayaan; mengajar bahasa; dan

membangun liga persahabatan lokal dan asosiasi perdagangan. Saluran media massa

digunakan secara langsung untuk mempengaruhi masyarakat umum, sementara

saluran lainnya, sebagian besar budaya, berorientasi pada khalayak elit yang diyakini

memiliki pengaruh terhadap opini publik.22

21
Jay Wang, “Public Diplomacy and Global Business,” The Journal of Business Strategy (2006): 49-58.
22
Eytan Gilboa (2001) Diplomacy in the media age: Three models of uses and effects, Diplomacy and Statecraft,
12:2, 1-28

20
1.6 Tingkat Analisa

Tingkat Analisa Negara-Bangsa, menurut Mohtar Mas’oed merupakan analisa

yang menekankan bahwa semua pembuat keputusan, dimana pun berada, pada

dasarnya berperilaku sama apabila mengahadapi situasi yang sama. Karena itu analisa

yang menekankan variabel atau perbedaan antara perilaku sekelompok pembuat

keputusan disuatu negara dengan sekelompok negara lain di negara lain dianggap sia-

sia saja. Analisa para ilmuan seharusnya ditekankan pada perilaku unit negara-

bangsa, karena hubungan internasional pada dasarnya didominasi oleh perilaku

Negara-bangsa.

Dalam hal ini, perilaku individu, kelompok, organisasi, lembaga dan proses

perpolitikan mereka hanya akan diperhatikan sejauh perilaku mereka itu berkaitan

dengan tindakan internasional negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, proses

pembuatan keputusan tentang hubungan internasional, yaitu politik luar negeri oleh

suatu negara-bangsa sebagai suatu unit yang utuh adalah sebuah faktor yang menjadi

kunci dalam penelitian disiplin Ilmu Hubungan Internasional.23

23
Mohtar Mas’oed, 1990. Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi. Jakarta:LP3ES, 42

21
1.7 Defenisi Konsepsional

Pembahasan penelitian ini didasarkan pada berbagai macam konsep yang

akan mendukung upaya penjelasan atas permasalahan yang diteliti. Penulis

menggunakan beberapa konsep dalam pembahasan ini, yaitu:

Citra Nasional adalah ciri sebuah negara yang terkait dengan kemampuan

suatu negara untuk membangun dan memelihara hubungan positif dengan negara lain,

serta publik internasional. Komunikasi terbuka ini sangat penting untuk keberhasilan

diplomasi publik. Citra negara yang positif dan negatif dapat memengaruhi pengaruh

internasional suatu negara, kepentingan ekonominya, dan kekuatannya di system

politik internasional.24

Media Penyiaran adalah kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian

mata acara dalam bentuk audio, suara atau visual gambar yang ditransmisikan dalam

bentuk sinyal suara atau gambar, baik melalui udara maupun melalui kabel dan

atau serat optik yang dapat diterima oleh satelit. Istilah media penyiaran mencakup

spektrum yang luas dari metode komunikasi yang berbeda seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah dan bahan lain yang disediakan oleh media dan pers. Media penyiaran

24
Dennis F. Kinsey, “National Image Of South Korea: Implications For Public Diplomacy,” The
Journal of Public Diplomacy, Vol. 4 [2013], Iss. 1, Art. 2, 5

22
memberikan informasi misalnya pidato, dokumenter, wawancara, iklan, dan berita

harian.25

Diplomasi Publik merupakan salah satu dari berbagai upaya yang disponsori

oleh pemerintah yang bertujuan untuk berkomunikasi langsung dengan publik asing.

Diplomasi publik mencakup semua upaya resmi untuk meyakinkan sektor-sektor

sasaran opini asing untuk mendukung atau menoleransi tujuan strategis pemerintah.

Metodenya mencakup pernyataan oleh para pembuat keputusan, kampanye yang

bertujuan yang dilakukan oleh organisasi pemerintah yang didedikasikan untuk

diplomasi publik, dan upaya untuk membujuk media internasional untuk

menggambarkan kebijakan resmi yang menguntungkan bagi khalayak asing.26

1.8 Defenisi Operasional

Defenisi operasional menurut Mohtar Masoed adalah serangkaian prosedur

yang mendeskripsikan kegiatan yang harus dilakukan oleh seseorang jika hendak

mengetahui eksistensi empiris atau derajat eksistensi empiris suatu konsep 27. Dengan

demikian defenisi operasional merupakan jembatan antara tingkat konseptual teoritis

dengan tingkat observasional empiris. Ini juga menandakan apa yang harus dilakukan

dan apa yang harus diamati ke dalam jangkauan pengalaman peneliti yang

bersangkutan.

25
University of Fort Hare. Broadcast media. Diakses di
https://www.ufh.ac.za/library/InfoLit/media.html pada 20 november 2022
26
Tonny Dian Effendi. Diplomasi Publik Sebagai Pendukung Hubungan Indonesia-Malaysia. Diakses
di https://media.neliti.com/media/publications/99613-ID-diplomasi-publik-sebagai-pendukung-hubun.pdf
27
Mohtar, Op,Cit 23

23
Setiap variabel yang telah ditetapkan harus diberi defenisi operasionalnya.

Defenisi operasioanl variabel penting bagi peneliti lain yang ingin mengulangi

penelitian tersebut. Selain itu definisi operasional dipergunakan untuk menentukan

instrumen alat-alat ukur apa saja yang dipergunakan dalam penelitian. Definisi

operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan

perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel. Variabel yang

dimasukkan dalam operasioanal adalah variabel kunci penting yang dapat diukur

secara operasional dan dapat dipertanggungjawabkan.

1.9 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif,

yakni suatu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan tentang sebab-

akibatterjadinya berbagai fenomena 28


. Penelitian yang bersifat deskriptif adalah

sebuah penelitian yang menjelaskan permasalahan, keadaan, gejala, dan kebijakan

serta tindakan.

1.10 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau metode yang digunakan

untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Artinya, teknik pengumpulan data

memerlukan langkah yang strategis dan juga sistematis untuk mendapatkan data

yang valid dan juga sesuai dengan kenyataannya.

28
Catherine Marshall dan Gretchen B Rossman, 1994. Designing Qualitative Research 2nd Edition.
California:Sage Publication, hal. 41

24
Teknik yang digunakan adalah menghubungkan teori dengan data-data yang

didapatkan riset perpustakaan (library research), dimana peneliti mengambil sumber

penelitian atau objek dari dokumen resmi, website resmi terkait, ataupun dari

catatan dari peristiwa yang sudah berlalu, baik dalam bentuk tulisan, gambar, atau

karya monumental. Data-data tersebut didapatkan dari buku-buku, jurnal, majalah,

surat kabar, dan sumber lainnya (document analysis). Penggunaan source of data

merupakan cara yang mudah bagi peneliti untuk menemukan data-data untuk

dikumpulkan.

1.12 Sistematika Penulisan

BAB I :

PENDAHULUAN

BAB II :KEPENTINGAN CINA DALAM AGENDA DIPLOMASI

PUBLIK

BAB III : POSISI AFRIKA DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI CINA

BAB IV : DIPLOMASI CINA MELALUI CINA GLOBAL TELEVISION

NETWORK (CGTN) DI AFRIKA

BAB V : KESIMPULAN

25
BAB II

KEPENTINGAN CINA DALAM AGENDA DIPLOMASI PUBLIK

2.1 Tujuan Diplomasi Publik China

Alasan utama China terlibat dalam diplomasi publik adalah potensinya untuk

mencapai kepentingan nasional. Menurut mantan menteri luar negeri Yang Jiechi,

prioritas tertinggi diplomasi publik adalah menjaga dan mempromosikan kepentingan

nasional China, menurut Tan Youzhi menggambarkan diplomasi publik sebagai

senjata untuk meningkatkan kepentingan nasional. Pemahaman ini sangat berbeda

dengan konseptualisasi diplomasi publik Barat. Meskipun para sarjana Barat

cenderung menyoroti dimensi idealisnya dalam arti menciptakan saling pengertian

dan “mencari area di mana kita dapat menemukan tujuan bersama” para sarjana Cina

secara terus terang menyatakan bahwa tujuan utama dari diplomasi, serupa dengan

diplomasi tradisional, adalah untuk “menjaga dan memajukan kepentingan nasional”.

Meskipun asumsi dasarnya jelas, para sarjana biasanya tidak secara jelas menyatakan

secara rinci apa sebenarnya kepentingan nasional tersebut. Yan Xuetong

menggambarkan kepentingan nasional sebagai “kebutuhan material dan spiritual

bersama dari semua orang dari suatu negara bangsa.” Dari segi materi, suatu bangsa

26
“membutuhkan keamanan dan pembangunan dan dalam segi spiritual, suatu bangsa

membutuhkan penghormatan dan pengakuan dari komunitas internasional”.29

Dalam hal ini, diplomasi publik dapat berkontribusi pada kepentingan

nasional karena dapat meningkatkan kepercayaan dan pemahaman. Hal ini pada

gilirannya menghilangkan kecurigaan dan ketidakpercayaan yang diperlukan untuk

interaksi internasional. Diplomasi publik kemudian membawa “manfaat ekonomi

yang sangat besar” dan mungkin berdampak besar pada pembangunan jangka panjang

Cina dengan “harga kecil”. Dalam latar ini, diperdebatkan bahwa diplomasi publik

dapat berkontribusi pada lingkungan yang lebih baik untuk pengembangan bisnis

China, misalnya di benua Afrika karena dipandang sebagai sarana untuk

“memenangkan dan menjaga keamanan nasional”. Yang lain melangkah lebih jauh

dan berpendapat bahwa diplomasi publik dapat membantu mengurangi biaya

keamanan dan biaya pertahanan nasional karena mempromosikan dialog dan

pemahaman.30

Banyak dari pernyataan yang agak umum ini menghubungkan diplomasi

publik dengan kepentingan nasional tanpa menjelaskan lebih jauh bagaimana

sebenarnya diplomasi publik dapat berkontribusi untuk mencapai kepentingan

nasional. Menurut para sarjana China, manfaat paling penting dari diplomasi publik

adalah dampak positifnya terhadap citra nasional China. Citra nasional sangat penting

29
Zhang, Y. (2018). China Global Television Network's international communication: Between the national and
the global
30
Morley, D. (1992). Television, audiences, and cultural Studies. New York: Routledge.

27
untuk keseluruhan diplomasi China dan untuk mencapai kepentingan nasional karena

mendukung kemampuan negara untuk mencapai tujuan ekonomi, politik, dan

diplomasi dalam dunia. Argumen ini dapat dianggap sebagai ide arus utama untuk

menjelaskan mengapa China harus terlibat dalam diplomasi publik.31

Cara suatu negara dipersepsikan di dunia pada dasarnya membentuk interaksi

antara negara-bangsa di panggung global. Selain itu, dengan “datangnya komunikasi

global, telah terjadi lonjakan konstruksi citra nasional. Sederhananya, citra yang baik

menghasilkan kepercayaan dan kerja sama, membantu membangun aliansi,

menggerakkan ekonomi, dan dengan demikian berkontribusi pada kepentingan

nasional. Sebaliknya, citra buruk memicu reaksi bermusuhan, merusak

perekonomian, dan merongrong keamanan negara.

Menurut Hu Xiaoming, citra nasional terdiri dari pengetahuan seseorang

tentang suatu negara, dan pengetahuan ini “didasarkan pada pembelajaran,

pengalaman pribadi, pengetahuan buku dan pengetahuan dari media, dan hubungan

sosial orang tersebut.” Hu lebih lanjut menguraikan tiga pemahaman tentang citra

nasional di Cina. Satu pemahaman menganggap citra nasional sebagai penilaian

penonton internasional yang relatif stabil terhadap negara tertentu. Pemahaman kedua

mendefinisikan citra nasional sebagai penampilan dan perilaku negara berdaulat dan

rakyatnya di panggung internasional. Dalam pemahaman ini, elemen-elemen ini

31
QU, XING. 2010. “Classical Public Diplomacy and Chinese Characteristics.” China International Studies
Sept./Oct. 2010: 4–19.

28
membentuk citra nasional: penampilan dan perilaku aktual, serta opini publik global

yang dirasakan. Pemahaman ketiga mendefinisikan citra nasional sebagai

penjumlahan penilaian, evaluasi, dan keyakinan khalayak domestik dan internasional

terhadap suatu negara. Asumsi ini menyangkut perilaku negara, aktivitas aktualnya,

dan hasil dari aktivitas tersebut.32

Konsep citra nasional sangat penting di Cina di mana konsep "wajah"

memiliki bobot yang besar dan kenangan abad penghinaan Cina tetap berada di garis

depan jiwa nasional. Terakhir, beberapa orang berpendapat bahwa “ancaman strategis

terbesar China saat ini adalah citra nasionalnya,” dan bagaimana negara lain

memandang China akan menentukan masa depan China.33

Berdasarkan literatur dapat diidentifikasi dua pendekatan manajemen citra

nasional China melalui diplomasi publik: proaktif dan reaktif. Kedua pendekatan

tersebut terkait erat tetapi memiliki fokus yang berbeda. Untuk proaktif, saya uraikan

tugas diplomasi publik untuk menghadirkan citra baik China. Ada konsensus bahwa

upaya untuk menampilkan citra negara yang baik atau positif jelas merupakan salah

satu kekuatan pendorong utama di belakang diplomasi publik Cina. Namun, sedikit

yang disebutkan tentang apa sebenarnya gambar yang bagus ini.34

32
QU, XING. 2010. “Classical Public Diplomacy and Chinese Characteristics.” China International Studies
Sept./Oct. 2010: 4–19.
33
ibid
34
James Pamment, 2014. “Articulating Influence: Toward a Research Agenda for Interpreting the Evaluation of
Soft Power, Public Diplomacy and Nation Brands.” Public Relations Review 40: 50–59

29
Dalam pemahaman Cina, diplomasi publik harus menjelaskan dan

menguraikan kondisi nyata pembangunan Cina, memproyeksikan Cina sebagai “mitra

yang bertanggung jawab” dan mengingatkan bahwa Cina berkontribusi pada

pembangunan global dengan mengembangkan dirinya secara damai. Menurut

d'Hooghe Chna ingin dilihat sebagai negara “yang bekerja keras untuk memberikan

masa depan yang lebih baik kepada rakyatnya”, “mitra ekonomi yang stabil, andal,

dan bertanggung jawab”, dan “yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab”.

anggota komunitas internasional,” dan akhirnya China ingin “diakui dan dihormati

sebagai budaya kuno, namun dinamis.” Secara bersama-sama, diplomasi publik

China ditujukan untuk memproyeksikan “citra kekuatan, kemakmuran, dan tanggung

jawab politik yang mengatasi kesan populer China sebagai negara yang secara rutin

melanggar hak asasi manusia dan mengancam stabilitas global” (Rawnsley 2009,

282). Pada akhirnya, diplomasi publik harus membantu “mempromosikan kegiatan

bisnis baik di dalam maupun di luar China”.35

Pendekatan reaktif terhadap manajemen citra China terkait erat dan

dicontohkan dalam upaya China untuk "menyajikan gambaran China yang lebih

benar". Dalam konteks ini, tampaknya tidak perlu dikatakan lagi bahwa atribusi Barat

membentuk citra negatif yang harus diperbaiki dan diperbaiki oleh diplomasi publik

China. Pendekatan ini memahami diplomasi publik sebagai alat untuk menjelaskan

China kepada dunia. Berdasarkan asumsi implisit atau eksplisit bahwa dunia,

35
ibid

30
khususnya dunia Barat, tidak memahami Cina. Oleh karena itu, diplomasi publik

harus digunakan untuk membantu publik asing memahami, atau lebih memahami,

“Cina yang sebenarnya. Ini akan membantu untuk "mengubah 'pasar ide'" dan untuk

meningkatkan kekuatan wacana China yang pada dasarnya berarti bahwa China harus

"berbicara kembali”.

Keinginan mendasar di balik semua ini adalah untuk tidak meninggalkan hak

prerogatif interpretasi tentang apa itu China dan apa artinya bagi pemangku

kepentingan eksternal. Meskipun ada konsensus umum mengenai pertanyaan

mengapa China harus melakukan diplomasi publik, ada juga rasa frustrasi tertentu

bahwa upaya yang meningkat sampai sekarang belum membuahkan hasil. Pada tahun

2013 skor citra Cina adalah yang terendah sejak jajak pendapat dimulai pada tahun

2005. Oleh karena itu, dia bertanya mengapa Cina menginvestasikan begitu banyak

uang dalam diplomasi publiknya ketika efek peningkatan citranya sangat buruk dan

kedudukan China masih sangat negatif.36

2.2 Hambatan Untuk Diplomasi Publik China

Mengapa citra China begitu negatif dan mengapa diplomasi publik China

tidak berhasil mengubah percakapan global meskipun ada upaya yang meningkat.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, para sarjana China biasanya fokus pada

dunia luar daripada mengidentifikasi kesalahan dari dalam, tetapi ada juga suara-

36
Larkin, B. D. 1971. China and Africa 1949–1970: The Foreign Policy of the People’s Republic

of China. Berkeley, CA: University of California Press.

31
suara yang membahas, cukup mengkritik diri sendiri, bentuk aparatus diplomasi

publik China yang tidak memadai. Sarjana Cina umumnya menerima bahwa Cina

memiliki citra negatif di dunia, terutama di dunia Barat. Citra negatif tersebut

terutama tercermin dalam Teori Ancaman Tiongkok, yang dapat dipecah menjadi tiga

komponen: pertama, ada persepsi tentang Tiongkok sebagai ancaman

politik/ideologis, yang melihat RRT sebagai “pihak lain yang jahat” yang melanggar

hak asasi manusia dan merusak hubungan internasional. China selanjutnya dianggap

sebagai ancaman militer/strategis, garis argumen yang merujuk pada pengeluaran

militer RRT yang terus meningkat dan perilaku asertifnya di lingkungannya. 37

Ketiga, China dipandang sebagai ancaman ekonomi/perdagangan,

dicontohkan misalnya dalam asumsi bahwa China dapat disalahkan atas hilangnya

pekerjaan di seluruh dunia atau bahwa China secara neokolonial mengeksploitasi

benua Afrika. Apakah persepsi seperti itu benar atau tidak tidak masalah karena "citra

bangsa tertentu ada di banyak orang murni sebagai pengaruh tanpa dasar pengetahuan

apa pun". Dalam pemahaman China, penggambaran negatif tersebut dibuat untuk

mempengaruhi publik asing dan pembuat kebijakan untuk mengambil posisi negatif

terhadap negara tersebut, sebuah pemahaman yang oleh beberapa sarjana China

digambarkan sebagai “mentalitas korban baru”. Mentalitas ini berpendapat bahwa

37
masyarakat internasional tidak hanya salah paham tetapi juga tidak menghargai

pembangunan China dan selalu mengkritik negara tersebut.38

Formula tersebut terbukti berhasil bagi Tiongkok dalam mengamankan

penawaran minyak yang menguntungkan untuk jangka panjang. Tiongkok bersedia

berinvestasi dalam berbagai kegiatan ekonomi di benua Afrika sambil memfasilitasi

keterampilan dan teknologi. Investasi Tiongkok di bidang hidrokarbon,

pertambangan, infrastruktur, dan telekomunikasi tidak hanya untuk perekonomian

benua, melainkan juga mempromosikan pendirian usaha kecil di benua Afrika dan

menambah banyak peluang kerja. Untuk lebih spesifik, Afrika membutuhkan sekitar

$30 miliar per tahun untuk mengembangkan infrastruktur. Kesediaan dan

kemampuan Tiongkok untuk membantu membangun infrastruktur di Afrika

memberikan landasan yang kokoh bagi pembangunan berkelanjutan di benua itu,

dan memberi manfaat bagi peduduk secara keseluruhan. Perusahaan konstruksi

Tiongkok, sangat aktif di seluruh benua untuk mengisi celah yang ditinggalkan IMF

dan Bank Dunia yang kurang bersedia untuk membiayai infrastruktur. Para

pemimpin Afrika secara khusus memuji pendekatan dan kemampuan Tiongkok

yang antusias untuk menyelesaikan proyeknya tepat waktu. Hal yang sama berlaku

untuk keterlibatan Tiongkok dalam mengembangkan jaringan komunikasi benua

Afrika18 . Pada tahun 2005, Tiongkok memberikan pinjaman yang didukung

minyak senilai US$2 miliar kepada Angola untuk memperbaiki infrastrukturnya

38
yang melemah. Pada tahun 2006, Tiongkok menambahkan US$1 miliar ke

pinjaman itu. Selama jangka waktu ini, tampaknya perusahaan-perusahaan

Tiongkok

39
BAB III

POSISI AFRIKA DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI CINA

3.1 Kepentingan China Di Afrika

Terdapat persepsi konvensional bahwa China hanya tertarik pada sumber daya

alam Afrika, kepentingan China di Afrika termasuk setidaknya empat dimensi yaitu

politik, ekonomi, keamanan dan ideologis. China mencari dukungan Afrika untuk

politik dalam negeri Partai Komunis China legitimasi dan untuk agenda kebijakan

luar negeri China internasional, khususnya dalam forum menciptakan potensi bisnis

yang melimpah untuk pelaku bisnis Cina.

3.1 Kepentingan Politik China di Afrika

Sejak awal berdirinya Republik Rakyat China, kepentingan politik telah

menjadi jangkar dan tema konstan dalam hubungan Beijing dengan Afrika. Dalam

mengejar teman dalam sistem internasional bipolar Perang Dingin, Beijing

mengidentifikasi negara-negara Afrika yang baru merdeka sebagai kelompok kunci

yang dapat digunakan untuk bersatu. China melihat kesamaan alami dan memiliki

rasa empati dengan Afrika sebagai hasil dari berbagi pengalaman sejarah: Afrika dan

Cina sama-sama menjadi korban “kolonisasi oleh kaum kapitalis dan imperialis” dan

menghadapi tugas kemerdekaan dan pembebasan nasional yang sama setelah Perang

Dunia II. Selanjutnya, sebagai anggota kubu sosialis, Cina merasakan posisi netral

sebagian besar negara Afrika di antara blok kapitalis dan sosialis kondusif bagi

39
kepentingan China karena Afrika “akan menentang invasi dan rencana perang

kaum imperialis.” Di bawah prinsip-prinsip ini, selama pertemuan resmi pertama

China dengan Afrika pada tahun 1955 Konferensi Bandung, Zhou Enlai secara

aktif melibatkan para pemimpin enam negara Afrika (Mesir, Ethiopia, Ghana,

Liberia, Libya dan Sudan), dengan prioritas khusus diberikan kepada negara-

negara tersebut. tingan Nasser Mesir mengingat prestise dan pengaruh

regionalnya.39

China memulai investasi di kawasan Afrika pada tahun 1980-an. Awal

bisnis China sangat bergantung pada proyek-proyek bantuan yang disponsori

oleh pemerintah untuk mendapatkan kehadiran dipasar lokal. Target utama

investasi mereka adalah proyek bantuan yang telah diselesaikan dan ditransfer

ke negara-negara penerima oleh pemerintah China. Investasi ini terutama dalam

bentuk usaha penggabungan modal, usaha penggabungan koperasi dan

penyewaan. Pada saat yang sama, beberapa perusahaan dengan hubungan

perdagangan lama di Afrika mulai mendirikan pabrik di kawasan itu. Selama

periode ini, karena kekuatan terbatas.

Sejak 1990-an, negara-negara di kawasan Afrika menyaksikan

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan lingkungan investasi yang lebih

baik. Pada saat yang sama, ketika bisnis China memperoleh kekuatan, mereka

secara bertahap muncul sebagai pemain utama/kunci, faktor-faktor ini

mendorong pertumbuhan yang stabil dalam investasi China di kawasan Afrika.

Selama dekade ini, Abad ke-21, investasi diversifikasi ketika target pendanaan

diperluas dari tekstil, pengolahan hasil pertanian dan peralatan mesin ke

40
pertambangan, manufaktur dan jasa. Komposisi investor terdiversifikasi dari

perusahaan milik negara yang mayoritas ke campuran bisnis milik negara,

swasta dan wiraswasta, yang investasinya mengambil bentuk baik perusahaan

yang didanai sendiri dan perusahaan patungan. Ketika manajemen bisnisbisnis

ini menjadi lebih internasional, investasi China di Afrika juga semakin beragam

(FOCAC, 2004). Sejak pembentukan FOCAC pada tahun 2000, perdagangan

dan kerjasama ekonomi antara China dan Afrika mengalami ekspansi secara

keseluruhan karena Afrika menjadi tujuan populer untuk investasi China.

Langkah-langkah seperti pembentukan dana pembangunan China-Afrika dan

pembentukan zona-zona kerja sama perdagangan dan ekonomi yang pertama

kali diproklamirkan pada KTT FOCAC Beijing mendorong investasi perusahaan

China di Afrika. Investasi China-Afrika Selama 30 tahun terakhir, China telah

melakukan investasi yang cukup besar dengan negara-negara di kawasan Afrika.

Menurut departemen perdagangan China, pada akhir tahun 2008,

investor China telah mendirikan sekitar 1.600 perusahaan di Afrika sedangkan

saham bersih investasi langsung China mencapai US$ 7,8 Miliar yang

merupakan 4,2 % dari total saham investasi langsung luar China. Pada tahun

2008, Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) membeli 20% saham

dari Standard Bank of Afrika Selatan sebesar R 36,7 Miliar (US$ 5.46 Miliar),

ini membuat investasi tunggal terbesar di Afrika oleh industri perbankan China.

Dana ini didistribusikan secara menyeluruh, di sektorsektor seperti

pertambangan, manufaktur, grosir dan eceran, keuangan, pertanian, kehutanan,

peternakan dan perikanan. Investasi mencapai 49 negara dan wilayah Afrika,

dan mengalir terutama ke negara-negara termasuk Afrika Selatan, Nigeria,

Zambia, Sudan, Aljazair, dan Mesir.

41
Pada tahun 1960-an, karena upaya yang ditingkatkan oleh Amerika

Serikat dan Uni Soviet untuk melibatkan Afrika, serta meningkatnya konflik

China dengan Soviet, persaingan memperebutkan Afrika meningkat dalam agenda

kebijakan luar negeri China. Antara tahun 1963 dan 1964, Zhou Enlai

mengunjungi 10 negara Afrika dan menerbitkan “Delapan Prinsip Bantuan

Ekonomi dan Teknologi Asing.” Prinsip-prinsip bantuan ini dirancang untuk

bersaing secara simultan dengan “imperialis” (Amerika Serikat) dan para

“revisionis” (Uni Soviet) untuk persetujuan dan dukungan Afrika, karena China

menggunakan bantuan luar negerinya ke Afrika sebagai instrumen untuk

memajukan kepentingan politik China.40

Selama Revolusi Kebudayaan, di bawah pengaruh ideologi revolusioner

radikal, Cina memberikan bantuan luar negeri dalam jumlah besar ke Afrika,

terlepas dari kesulitan ekonomi dalam negeri Cina sendiri. Ini termasuk Kereta

Api Tanzania- Zambia yang terkenal: Cina memasok tanpa bunga pinjaman

sebesar 988 juta yuan

39
Hartig, Falk. (2016) How China Understands Public Diplomacy: The Importance of National Image
for National Interests. International Studies Review
40
AOYAMA, RUMI. 2007. China’s Public Diplomacy. Tokyo: Waseda University.

42
(¥), dan perkeretaapian tetap menjadi salah satu proyek bantuan luar negeri terbesar

hingga saat ini yang diberikan China ke Afrika.6 Proyek bantuan luar negeri

semacam itu berkontribusi pada pembentukan hubungan diplomatik antara

sekelompok negara Afrika dan China.7 Sembilan belas negara menjalin hubungan

diplomatik dengan China selama Revolusi Kebudayaan.41

Oleh karena itu, dalam hal kepentingan politik Afrika, tujuan menyeluruh

China secara historis adalah pengakuan diplomatik dari negara-negara Afrika dan

pembentukan ikatan resmi yang memperkuat legitimasi politik rezim komunis.

Sepanjang tahun 1960-an, periode ketika China “menyerang dengan kedua tinju”

(dalam dua arah: ke arah Amerika Serikat dan Uni Soviet), dukungannya untuk

negara-negara Afrika sangat mengurangi tekanan terhadap China yang dibawa oleh

internasional. isolasi yang dipaksakan oleh dua kekuatan besar.11 Kedekatan

emosional Cina terhadap Afrika sejak saat itu menjadi faktor konstan dalam

hubungan tersebut.42

Kedua, China sangat bergantung pada dukungan diplomatik dan kerja sama

dari negara-negara Afrika dalam isu-isu utama di arena internasional dan di forum

multilateral. Saat ini, 54 negara bagian Afrika menyumbang lebih dari seperempat

negara anggota dan suara PBB. China mengandalkan dukungan negara-negara Afrika

41
BANKS, ROBERT. 2011. A Resource Guide to Public Diplomacy Evaluation. Los Angeles, CA: Figueroa
Press.
42
CHEN, LIMING. 2013. “Shixi zai yingdui ‘zhongguo weixielun’ zhong gonggong waijiao fahui de zuoyong”
[Analysis on Roles of Public Diplomacy in Response to China’s Threat Argument]. Economic Research Guide 32:
7–9.

43
di PBB untuk agenda politiknya. Pada tahun 1972, China mengetahui pentingnya dan

nilai politik Afrika yang sangat nyata ketika 26 negara Afrika memilih Republik

Rakyat China untuk melanjutkan kursinya di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Suara

Afrika mewakili lebih dari sepertiga negara yang mendukung resolusi tersebut.12

Setelah peristiwa Lapangan Tiananmen tahun 1989, Beijing dihadapkan pada isolasi

internasional yang serius dan sanksi Barat. Sekali lagi, enam negara di Afrika bagian

selatan (Botswana, Lesotho, Zimbabwe, Angola, Zambia, dan Mozambik) yang maju

dan menyelamatkan China dari rawa dengan mengundang Menteri Luar Negeri China

Qian Qichen untuk berkunjung pada Agustus 1989.vi Kepala negara pertama dan

menteri yang mengunjungi China setelah protes Lapangan Tiananmen pada tahun

1989 juga berasal dari Afrika. Sebagai penghargaan atas bantuan politik yang luar

biasa ini, Cina membalasnya dengan menjadikan Afrika sebagai tujuan pertama

menteri luar negeri Cina di tahun baru setiap tahun sejak 1991.43

Karena 54 negara Afrika merupakan lebih dari seperempat negara anggota

PBB, China mengandalkan dukungan mereka di PBB untuk agenda politiknya.14

Pada tahun 2008, sebelum Olimpiade Beijing, masalah Tibet menjadi topik yang

kontroversial. tempat untuk China di Dewan Hak Asasi Manusia PBB. China

bergantung pada negara-negara Afrika untuk tetap diam atau mengeluarkan

pernyataan yang mendukung kebijakan China di Tibet untuk meredakan dan

mendahului diskusi atau tindakan yang bermusuhan.15 Hari ini, tentang isu-isu mulai

43
ibid

44
dari hak asasi manusia hingga reformasi PBB, dari keamanan regional hingga

kepentingan inti nasional China , Cina melihat ke Afrika untuk berada di pihaknya.44

Aspirasi politik utama China lainnya dalam hubungannya dengan Afrika

adalah mengakhiri kehadiran diplomatik Taiwan di benua itu. Bagi Beijing, adalah

masalah legitimasi rezim mendasar bahwa Afrika menganut kebijakan Satu China

dan menerima Beijing daripada Taipei sebagai satu-satunya perwakilan China yang

sah. Tarik-menarik antara Beijing dan Taipei atas hubungan diplomatik dengan

negara-negara Afrika telah berlangsung lebih dari enam dekade sejak berdirinya

Republik Rakyat China. Saat ini, tiga negara Afrika mempertahankan hubungan

diplomatik dengan Taiwan: Burkina Faso, Swaziland, dan São Tomé dan Príncipe.16

Gambia, yang menjalin hubungan diplomatik dengan China pada tahun 1974,

memulihkan hubungan dengan Taipei pada tahun 1995 tetapi memutuskan hubungan

tersebut pada November 2013. Hingga Januari 2014, Burkina Faso menjalin

hubungan diplomatik dengan China pada tahun 1973 tetapi beralih ke Taiwan pada

tahun 1994; dan São Tomé dan Príncipe menjalin hubungan diplomatik dengan

Beijing pada tahun 1992 dan beralih ke Taiwan pada tahun 1997.45

Peran Tiongkok dalam Pembangunan di Benua Afrika Selama beberapa tahun

terakhir, perusahaan Tiongkok telah membangun jembatan, meningkatkan jalur

kereta api, jaringan telekomunikasi, dan infrastruktur lain yang sangat dibutuhkan.

Mengingat keengganan negara-negara Barat dan lembaga-lembaganya untuk

berinvestasi besar-besaran untuk infrastruktur di Afrika karena takut menghasilkan

45
pengembalian yang tidak memadai untuk mengimbangi risiko investasi, investasi

Tiongkok menjadi sangat berharga dan signifikan. Sejak pencapaian kemerdekaan di

Afrika, sebagian besar negara di benua Afrika bermitra dengan Tiongkok di berbagai

bidang kerja sama yang meningkat pada pergantian milennium menyusul “going out

policy” Tiongkok. Ini dengan tepat melengkapi inisiatif integrasi regional Afrika

yang sama intensifnya yang pendekatannya mengikuti jalur konsolidasi Ekonomi

Regional Komunitas untuk integrasi akhirnya benua ke dalam Komunitas Ekonomi

Afrika melalui proses 34 tahun sebagaimana ditetapkan oleh perjanjian AEC atau

perjanjian Abuja pada tahun 1994. Perjanjian Abuja meramalkan ekonomi dan

moneter Afrika yang terintegrasi penuh, dengan mata uang tunggal Afrika, dan Bank

Sentral Afrika pada tahun 2018, telah bertransformasi melalui berbagai tahap

integrasi sektoral, harmonisasi kebijakan, pembentukan pasar bersama, Free Trade

Area, dan Serikat Pabean, lalu kemudian naik ke tingkat kontinental17 .

Sejak tahun 2000, investasi ekonomi Tiongkok di Afrika meningkat secara

substansial. Tiga faktor utama yang memfasilitasi pertumbuhan ini adalah

meningkatnya ketergantungan pada sumber daya alam, terutama minyak. Kebijakan

longgar untuk mempromosikan kegiatan bisnis Tiongkok di benua Afrika, dan

merayu para pemimpin politik dan bisnis tingkat tinggi benua Afrika untuk

melindungi kepentingan bisnis Tiongkok. Pendorong utama di balik peningkatan

aktivitas ekonomi Tiongkok adalah kebutuhan akan minyak dan sumber daya alam

lainnya. Pada tahun 2003, Tiongkok menjadi konsumen minyak terbesar kedua di

dunia, setelah Amerika Serikat untuk mengantisipasi kebutuhan mereka yang terus

meningkat, perusahaan minyak Tiongkok mulai mengintensifkan investasi minyak

46
Afrika pada tahun 1995. Saat ini, Afrika subsahara menyumbang 28% dari total

impor minyak Tiongkok. Strategi umum Tiongkok untuk mengamankan sumber daya

minyak adalah untuk mengejar kerja sama negara-negara kaya minyak dengan

bantuan ekonomi yang tidak mengikat, proyek infrastruktur dan penghapusan utang.

Programprogram ini menarik bagi negara-negara Afrika karena memberikan manfaat

bagi negara tuan rumah tanpa pamrih pada sebagian besar tawaran Barat (untuk

reformasi politik, akuntabilitas hak asasi manusia, atau pembatasan senjata.

3.3 Kepentingan Ekonomi China di Afrika

Ada perdebatan di dalam China tentang apakah kepentingan politik atau

kepentingan ekonomi harus menjadi prioritas utama China dalam keseluruhan strategi

44
Op, Cit Hartig
45
ibid

47
Afrikanya. Pejabat China secara konsisten menekankan bahwa, selama enam dekade

terakhir, tujuan China di Afrika tidak pernah menjadi keuntungan ekonomi: Pada

tahun 2011, Perdana Menteri China saat itu Wen Jiabao dengan bangga menyatakan

bahwa “China tanpa pamrih telah membantu Afrika ketika itu sendiri adalah yang

termiskin. Kami tidak mengeksploitasi satu tetes minyak atau mengekstraksi satu ton

pun mineral dari Afrika.” Hal ini tampaknya menunjukkan bahwa Beijing

memandang Afrika terlebih dahulu dan paling tajam melalui lensa ikatan politik

daripada manfaat ekonomi. Karena agenda politik China telah menjadi tema konstan

dari strategi Afrika Beijing, beberapa analis China dengan tegas berpendapat bahwa,

dengan atau tanpa manfaat ekonomi, Afrika selalu penting bagi China.46

Namun, kontraargumennya adalah, terlepas dari kepentingan politik Afrika,

China telah meningkatkan pertimbangan ekonomi ke tingkat yang jauh lebih tinggi

dalam agenda domestik dan luar negerinya sejak awal reformasi dan keterbukaan. Ini

adalah hasil langsung dari strategi Beijing untuk mendiversifikasi dan

mengkonsolidasikan legitimasinya melalui penyampaian pembangunan ekonomi

kepada masyarakat umum. Menurut analis China, enam dekade hubungan ekonomi

China-Afrika secara kasar dapat dibagi menjadi tiga tahap: Dari tahun 1949 hingga

1979, kegiatan ekonomi China di Afrika terutama dimotivasi oleh agenda politik

China dan difokuskan pada pemberian bantuan ekonomi kepada negara-negara baru.

negara-negara Afrika yang merdeka untuk membangun hubungan diplomatik, untuk

46
Price, M.E. 2002. Media and sovereignty: The global information revolution and its challenge to state power.
58
Cambridge, Massachusetts: MIT Press.

59
mendukung “perjuangan anti-imperialisme, anti-kolonialisme” Afrika, dan untuk

mendapatkan dukungan mereka bagi Republik Rakyat China secara internasional.

Dari awal reformasi dan dibuka pada tahun 1979 hingga pertengahan 1990-an, fokus

kebijakan luar negeri China bergeser untuk mendukung pembangunan ekonomi

dalam negeri. Pergeseran ini secara langsung menghasilkan penyesuaian bertahap

terhadap prioritas China untuk kebijakan Afrikanya dari mengekstrak bantuan politik

menjadi “kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan,” dan dari memberikan

bantuan menjadi mempromosikan “kontrak jasa, investasi, dan perdagangan.”

Dimulai pada pertengahan 1990-an , teori “memanfaatkan pasar dan sumber daya

domestik dan internasional” mulai berlaku dalam hubungan ekonomi luar negeri

China.vii Perubahan ini menyebabkan ledakan kerjasama ekonomi internasional

China dan pengenalan awal dari “Going Out ” pada tahun 1996 oleh Presiden Jiang

Zemin saat itu setelah perjalanannya ke enam negara Afrika. Strategi tersebut

kemudian didukung oleh Politbiro pada tahun 2000 sebagai strategi nasional dan

tetap berlaku sejak saat itu.47

3.4 Kepentingan Keamanan China di Afrika

Mengingat jarak geografis yang luas, Afrika hampir tidak menimbulkan

ancaman fisik langsung terhadap keamanan nasional langsung China atau keamanan

di pinggirannya. Namun, karena kegiatan ekonomi dan kehadiran personel China

berkembang pesat di benua itu, keamanan fisik investasi dan warga negara China

47
ibid

60
telah menjadi tantangan utama bagi Beijing. Menurut data yang tidak lengkap,

setidaknya ada 1 juta orang China yang tinggal di Afrika per Oktober 2012. Orang-

orang ini menjadi sasaran berbagai ancaman keamanan di tingkat lokal maupun

negara bagian sebagai akibat dari situasi politik yang bergejolak di Afrika.

Ada beberapa jenis ancaman keamanan bagi warga negara China di lapangan. Mereka

termasuk serangan kriminal seperti perampokan dan penculikan. Ini adalah jenis

ancaman keamanan yang paling umum dan paling merusak bagi orang Tionghoa di

Afrika.48

Di tingkat negara bagian, gejolak politik dalam negeri dan perubahan rezim di

negara-negara Afrika telah menciptakan ancaman paling serius bagi keamanan

investasi dan warga negara China. Perlindungan warga negara China di Afrika terkait

dengan legitimasi pemerintah China di mana kegagalan untuk memberikan

perlindungan tersebut akan melemahkan prestise internal dan internasional Partai

Komunis China. Pemerintah dan perusahaan China mempelajari pelajaran ini dengan

cara yang sulit selama kudeta militer di Liberia pada tahun 2003, ketika kedutaan

besar China harus membantu 36 orang China perantauan untuk dievakuasi. Meskipun

tidak ada korban jiwa, media dan analis China menekankan “kerugian finansial yang

besar” karena gejolak politik. Baru-baru ini, selama perang sipil di Libya pada tahun

2011, China dipaksa, sebagian oleh opini publik domestik, untuk memobilisasi

48
Zhang, X. 2013. How ready is China for a China-style world order? China’s state media discourse under
construction. London: University of Nottingham China Policy Institute.

61
sumber daya militer dan diplomatik yang signifikan untuk mengevakuasi lebih dari

30.000 warga negara China yang bermarkas di Libya. Tentara Pembebasan Rakyat

China mengirimkan empat pesawat militer dan satu kapal angkatan laut untuk misi

tersebut.80 Namun demikian, perubahan rezim mengakibatkan kerugian total sebesar

$20 miliar untuk Perusahaan-perusahaan China di lapangan, karena kontrak yang

awalnya dibuat dengan pemerintah Khadafi belum selesai.

Dengan demikian, kepentingan keamanan China di Afrika sebagian besar

bersifat defensif dan ditujukan untuk melindungi kepentingan ekonomi dan warganya

yang ada. Kegagalan untuk melindungi yang pertama membahayakan manfaat

ekonomi China dari Afrika, yang dibutuhkan China untuk mendorong pertumbuhan

domestik. Ketidakmampuan untuk melindungi yang terakhir melemahkan prestise

pemerintah (bahkan legitimasi) di dalam negeri. Keduanya menimbulkan konsekuensi

yang signifikan bagi Beijing. Investasi dan warga negara China sangat rentan di

daerah yang kurang berkembang dan tidak stabil secara politik. Sejauh ini, Beijing

terutama mengandalkan kedutaannya untuk memberikan perlindungan konsuler

kepada warga negara dan investasi China. Namun, layanan konsuler China sangat

kekurangan staf: Rata-rata, setiap petugas konsuler China melayani 130.000 warga

negara China perantauan.

62
BAB IV

DIPLOMASI CINA MELALUI CHINA GLOBAL TELEVISION NETWORK

(CGTN) DI AFRIKA

4.1 Sejarah Chinese Global Television Network (CGTN)

Chinese Global Television Network (CGTN) diluncurkan pada 31 Desember

2016 sebagai platform media multibahasa, disiarkan dalam lima bahasa asing -

Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, dan Arab. Penyiarannya tersedia di 160 negara.

Sebelumnya, saluran ini dikelola oleh China Central Television (CCTV). CCTV

diluncurkan pada tahun 2009, termasuk versi bahasa Cina, Inggris, Prancis dan

Spanyol. Penyiaran pertama difokuskan pada Festival Musim Semi dengan maksud

untuk memberikan wawasan tentang perayaan Tahun Baru Imlek.49

Saat ini, CGTN merupakan bagian dari China Media Group, sebuah

organisasi negara yang bertanggung jawab atas penyiaran radio dan televisi. Markas

besar CGTN berlokasi di Beijing dan terdapat tiga pusat produksi eksternal - di

Washington, Nairobi, dan London. Pusat produksi ini memproduksi konten khusus

untuk CGTN Bahasa Inggris dan penyiarannya juga terpisah, dikenal sebagai CGTN

Amerika, CGTN Afrika, dan CGTN Eropa. Secara resmi, ini diharapkan dapat

memperbaiki persepsi China dalam skala global. Slogan resmi CGTN adalah see the

49
Dani Madrid-Morales, “Narratives of Contemporary Africa on China Global Television Network’s
Documentary Series Faces of Africa”Journal of Asian and African Studies. 1–15

63
diffrence, yang menunjukkan karakter global televisi, yang dirancang untuk

memberikan perspektif yang berbeda.50

Tujuan resmi CGTN yang ditunjukkan di situs webnya adalah untuk

menyediakan liputan berita yang akurat dan tepat waktu kepada khalayak global serta

layanan audiovisual yang kaya, mempromosikan komunikasi dan pemahaman antara

Cina dan dunia, dan meningkatkan pertukaran budaya dan rasa saling percaya antara

Cina dan lainnya. Negara.

CGTN berupaya mempekerjakan lebih banyak staf lokal untuk meningkatkan

pemahaman tentang budaya lokal dan menarik audiens, seringkali melalui kerja sama

dengan jurnalis berpengalaman dan terkenal. Misalnya, Elaine Reyes, yang

sebelumnya bekerja untuk NBC, atau Mike Walter, yang melapor untuk CBS atau

USA Today, bergabung dengan CGTN. Aspek ini juga dapat meningkatkan

kredibilitas penyiaran. Strategi ini juga lazim sebelumnya di CCTV. Faktanya, China

mampu mencurahkan keuangan yang sangat besar yang menarik jurnalis tidak hanya

karena remunerasi keuangan tetapi juga karena peluang yang diciptakan oleh

anggaran. Namun demikian, setidaknya dalam kasus CGTN-Espanol, 75%

karyawannya adalah orang Tionghoa, termasuk semua posisi kunci yang menentukan

fungsi televisi. CGTN juga aktif di media sosial sebagai bagian dari “mobile

strategy” untuk mendiversifikasi aksesibilitas berita CGTN. Saat ini memiliki akun di

64
50
Yanling Zhu (2022): China’s ‘new cultural diplomacy’ in international broadcasting: branding the nation
through CGTN Documentary, International Journal of Cultural Policy

65
Twitter, Facebook, Instagram, YouTube, Weibo dan WeChat. Dibandingkan dengan

CCTV sebelumnya, yang diperkirakan telah menarik sebagian besar diaspora

Tionghoa dan penutur bahasa Tionghoa yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa

asing mereka. 51

CGTN mengintegrasikan elemen nasional dan global dalam strategi

brandingnya di bawah bimbingan negara Partai. Konvergensi nasionalisme dan

globalisasi adalah tema umum yang direpresentasikan dalam program berita dan

urusan publiknya. Dengan cara ini, CGTN membingkai identitas nasional Cina yang

mencakup globalisasi sekaligus mempertahankan nilai-nilai nasional tradisional.

4.1.1 Chinese Global Television Network (CGTN) di Afrika

Chinese Global Television Network (CGTN) diluncurkan pertama kali di

Afrika pada 11 Januari 2012 CGTN adalah strategi untuk meningkatkan citra China

di luar negeri. Peluncuran CGTN Afrika ditandai dengan serangkaian upaya. Pada

tahun 2010, jurnalis Cina yang bekerja untuk cabang internasional CCTV, yang

kemudian dikenal sebagai CCTV-9, dikirim ke Nairobi untuk mendirikan ruang

redaksi kecil yang akan menjadi pusat regional untuk Afrika. Kemudian, sekelompok

manajer, editor, dan jurnalis China dikirim ke Nairobi untuk mendukung jurnalis

yang dikerahkan sebelumnya dan untuk mulai merekrut staf lokal yang dapat

memberikan 'wajah Afrika' ke CCTV Afrika.8 Hanya dalam beberapa bulan, CGTN

51
Y u - S h a n W u, 2017. “The Rise of China’s State-Led Media Dynasty in Africa”, occasional pper no. 17

66
memiliki karyawan sebanyak 100 orang, dengan 70 orang diantaranya adalah orang

asli afrika dan 40 orang Tionghoa, termasuk jurnalis, produser, editor, koresponden,

teknisi, serta jurnalis yang bekerja untuk layanan CGTN dalam bahasa China.52

China Radio International (CRI) merupakan satu-satunya sebuah stasiun radio

siaran luar negeri yang diciptakan oleh Pemerintah Tiongkok. Lahirnya Radio CRI

ketika adanya suatu gelombang radio terpancar di Yan’an, sebuah kota kecil di

Tiongkok bagian Barat Laut yakni siaran Radio Xinhua Yan'an yang pertama kali

mengudara pada tanggal 3 Desember 1941, kemudian hari itu juga ditetapkan

berdirinya Radio CRI, dan juga munculnya CRI sebagai usaha untuk melawan agresi

militerisme Jepang terhadap Tiongkok.

Pada awal tahun 1940-an, Tiongkok tengah menghadapi agresi militer dari

Jepang. Dengan adanya peristiwa itu, Partai Komunis China (PKC) menciptakan

stasiun radio berbahasa asing yaitu China Radio International (CRI). Awal tujuan

didirikannya agar masyarakat luar mengetahui tentang PKC yang tengah melawan

agresi dari Jepang, memperkenalkan situasi dalam dan luar negeri, dan mengajak

kalangan masyarakat untuk menyelamatkan bangsa dari kehancuran dan memulihkan

perdamaian dunia.

Pada awalnya, CRI siaran menggunakan Bahasa Jepang karena penyiaran ini

ditujukan kepada tentara Jepang yang berada di Tiongkok, untuk memberitahukan

kebenaran yang terjadi dalam perang. Penyiar pertama CRI adalah seorang wanita

Jepang yang anti perang yakni Kiyoshi Hara. Siaran yang dibawakan oleh Kiyoshi
67
sangat menyakinkan dan mempengaruhi banyak orang. Dibuktikan dengan banyak

tenaga ahli yang bekerja di CRI adalah bekas serdadu Jepang dan ada pula yang

melarikan diri dan bersembunyi dari pihak Jepang. Selanjutnya, program yang

disiarkan hanya selama 15 menit.

CRI juga siaran dengan menggunakan Bahasa Inggris karena pasca

kemenangan Tiongkok dari Jepang, tidak membawa suasana perdamaian pada

seluruh rakyat Tiongkok. Hal ini disebabkan oleh, Tiongkok di bawah kekuasaan

Partai Kuomintang, korupsi merajalela, harga barang meningkat tinggi dan hidup

rakyat Tiongkok sengsara. Saat Partai Komunis China (PKC) melawan agresi militer

Jepang mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat. Sehingga, untuk

memberitahukan keadaan sebenarnya, Radio CRI menambahkan siaran berbahasa

Inggris. Penyiar dalam Bahasa Inggris yakni Wei Lin. Saat siaran menggunakan

Bahasa Inggris, daya pemancar CRI telah jauh lebih kuat dibandingkan yang dulu.

Siaran ini dapat didengar pada Kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, Eropa, bahkan

Amerika Utara. Selanjutnya, pada tanggal 1 Oktober tahun 1949 siaran CRI

mengumumkan berdirinya Negara Tiongkok.

China memiliki kepentingan yang besar untuk menarik perhatian audiens di

Afrika, dan terus berupaya untuk membentuk narasi dengan cara yang dapat

mendukung citra atau kepentingannya di luar negeri. Ekspansi media China ke Afrika

sering dianggap sebagai tantangan terhadap media Barat yang dominan di Afrika.

CGTV afrika adalah pusat media televisi pertama yang didirikan diluar negara China.

Program dari CGTN chna adalah menyiarkan buletin satu jam dari pukul 13:00

hingga 14:00 GMT dan dari pukul 21:00 hingga 22:00 GMT. Sebelum masuknya
68
CGTN, tidak ada perusahaan media global yang menyediakan dua jam waktu siaran

secara eksklusif untuk meliput isu-isu Afrika. Dapat juga dikatakan bahwa hampir

tidak ada perusahaan media global yang memiliki konten penyiaran khusus yang

hanya didedikasikan untuk Afrika. Pendirian CGTN mengubah seluruh dinamika

perhatian media global ke Afrika. Meskipun ini dianggap sebagai perkembangan

positif, hal ini juga memicu persaingan antara media yang dipimpin negara China dan

organisasi media Barat untuk memperebutkan audiens Afrika. Hal ini terbukti dalam

peluncuran beberapa program penyiaran yang berfokus pada Afrika oleh beberapa

perusahaan media Barat. Misalnya, Fokus BBC di Afrika dimulai pada 18 Juni 2012,

sedangkan CNN Inside Africa dimulai pada 2014. Semua ini terjadi setelah CGTN

52
Sergio Grassi, 2014. Changing The Narrative China‘S Media Offensive In Africa International Policy Analysis,
1-15

69
Afrika dimulai pada 11 Januari 2012. Sementara CGTN Afrika menawarkan siaran

dua jam setiap hari, CNN Afrika dan BBC Afrika menawarkan masing-masing hanya

tiga puluh menit.53

Pada 26 Desember 1998 diresmikannya situs web CRI. Informasi dan berita terbaru

dari situs CRI bergantung pada media CRI yang tersebar di seluruh dunia. Ketika tahun 1999,

Radio CRI mulai membuat dan menawarkan program berita internasional kepada stasiun

televisi daerah di seluruh negeri. Selanjutnya, Oktober 1999, CRI mengirim program televisi

berisi berita internasional dengan memiliki beberapa program antara lain dunia hari ini, dunia

dalam berita, laporan ekonomi global, jurnal berita dunia, laporan IT sejagad, dan mingguan

internasional. Program ini dikirim melalui Asiasat II. Selain itu, Radio CRI juga memiliki

tiga surat kabar yaitu Jurnal Berita Dunia dalam Bahasa Mandarin, The Messenger dalam

Bahasa Inggris, dan Info Und Echo dalam Bahasa Jerman. Radio CRI juga mempunyai

penerbit China Radio International dan penerbit Audio dan Video Internasional Tiongkok.

Di Afrika Barat, seperti di Ghana, China menyiarkan langsung ke sebagian

besar sub-wilayah melalui satelit melalui DSTv Africa dan StarTimes di Nigeria.

CGTN News bermaksud untuk memperkuat liputan berita di Afrika. Dengan demikian,

CGTN News ingin mempromosikan komunikasi dan kerja sama antara Cina dan negara-

negara Afrika di bidang politik, ekonomi, perdagangan, dan budaya. Pusat Produksi Berita

CGTN Afrika dianggap sebagai langkah penting dalam memperluas kemampuan liputan

berita global CGTN. Ini juga dianggap sebagai langkah penting menuju penyelesaian

jaringan pengumpulan berita global CGTN untuk meningkatkan daya saing CGTN.

Pada tahun 2006, Radio CRI memperingati ulang tahun ke-65 di acara tersebut

70
Kepala Departemen Penerangan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok Liu Yunshan

menyatakan bahwa CRI harus berubah dari media tradisional ke media modern, dari media

tunggal ke media terpadu, dan dari siaran luar negeri ke komunikasi internasional, serta

berkembang menjadi media modern terpadu yang menggabungkan siaran radio, siaran online

dan multimedia. Direktur CRI Wang Gengnian juga menguraikan bahwa sistem siaran

internasional modern yaitu sistem siaran internasional yang memiliki bagian konsep

komunikasi pada isi dan instrumen, selanjutnya juga harus memiliki pengaruh internasional

dan dapat menempati suatu posisi dalam persaingan internasional, harus merupakan suatu

kumpulan media modern terpadu yang menggabungkan siaran radio, siaran online dan

komunikasi multimedia.

CGTN Afrika akan menyediakan platform bagi audiens Cina untuk lebih memahami

Afrika dan mempromosikan persahabatan Cina-Afrika sehingga Cina yang sebenarnya dapat

diperkenalkan ke Afrika, dan Afrika yang sebenarnya dapat disajikan kepada dunia.

Diluncurkan pada tahun 2012 di Nairobi, China Global Television News (CGTN)

Africa1—pusat penyiaran dan produksi lintas laut pertama di China—adalah contoh

paling nyata dari peningkatan keterlibatan termediasi China dengan Afrika sejak

pergantian abad (Franks dan Ribet, 2009). Selama beberapa dekade, representasi

benua dalam industri televisi global telah didominasi oleh penyiar internasional bekas

kekuatan kolonial seperti BBC atau TV5Monde, serta outlet berita global lainnya

seperti CNN (Bunce et al., 2016; Hawk, 1992). CGTN Afrika memproduksi berita
53
Op, Cit Dani Madrid-Morales

71
harian, acara bisnis dan budaya. yang termasuk dalam program CGTN Afrika adalah

Africa Live, Talk Africa, Global Business Africa dan Faces of Africa.54

CGTN Afrika berusaha memengaruhi persepsi tentang China dan keterlibatan

China di benua Afrika, tidak dengan secara langsung menawarkan citra alternatif

tentang China, tetapi dengan cara menawarkan perspektif baru bagi dunia tentang

bagaimana memandang Afrika. Di Afrika, Kenya adalah batu loncatan pertama untuk

CGTN Afrika, dengan tujuan memberikan pandangan terhadap Afrika kepada dunia.

CGTN yang berbasis di Nairobi memproduksi program harian dari seluruh Afrika.

Di Kenya, CGTN lebih aktif dibandingkan dengan negara tetangga, dan

beberapa penyiar yang paling dikenal dan berbakat direkrut untuk menyajikan tiga

program yang menandai peluncuran CGTN Afrika. Pertama, 'Africa Live', siaran

berita selama satu jam tentang isu terkini, bisnis dan olahraga, ditayangkan setiap hari

pada pukul 8 malam Waktu Afrika Timur (EAT). Kedua, 'Talk Africa', acara

bincang-bincang mingguan yang membahas peristiwa-peristiwa penting dalam

seminggu. Ketiga, 'Faces of Africa', sebuah program yang didedikasikan untuk tokoh

luar biasa dalam sejarah Afrika dan orang Afrika biasa yang mencapai hal luar biasa.

4.2 CGTN Sebagai Alat Strategis Dalam Diplomasi Publik Afrika

China berusaha untuk menarik simpati masyarakat Afrika dengan berfokus

pada CGTN Afrika sebagai upaya China untuk memenangkan hati dan pikiran rakyat

54
ibid

72
di benua Afriika. Gagasan ini pertama kali muncul sejak Forum Kerjasama China–

Afrika (FOCAC) ketiga, yang berlangsung di Beijing pada tahun 2006, media China

telah memulai langkah untuk mendekati Afrika dan mendapatkan pengaruh di ranah

medianya. CGTN Afrika memengaruhi persepsi tentang China dan keterlibatan China

di Afrika, namun dengan metode yang tidak secara langsung menawarkan citra

alternatif terhadap China, tetapi dengan memajukan cara baru dalam memandang

Afrika.55

Awal 2012 Cina memulai stasiun televisi "CCTV Africa" berbahasa Inggris.

Selain talkshow dan dokumentasi, CCTV juga memproduksi rubrik TV Internet

bagi pengguna telepon genggam. Dalam waktu dekat, seratus koresponden Cina di

Afrika akan dipekerjakan. Selain itu, layanan berita mobile pertama terwujud berkat

kerjasama kantor berita Xinhua dengan operator telepon seluler di Kenya. Mengapa

Cina memilih Afrika? Mary Harper: "Cina terlibat di Afrika murni karena ingin

meraih keuntungan di bidang keuangan, banyak tanggapan negatif dari negara

barat. Cina ingin menunjukkan sisi lain kepada warga Afrika.

Cina juga ingin meraih keberhasilan di media cetak. Sejak Desember 2012,

koran mingguan "China Daily-Africa Weekly" diterbitkan di Nairobi, ibukota

Kenya. Nairobi adalah pusat media di Afrika Timur. Beberapa stasiun radio Cina

bermarkas di sana, termasuk China Radio International yang melakukan siaran

dalam lebih dari 50 bahasa. Seorang jurnalis Kenya yang tidak mau diungkap

identitasnya mengatakan, "Kami menulis dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan

dalam bahasa Swahili. Tapi kami tidak menyiarkannya secara langsung dari
71
Nairobi. Kami mengirim semuanya ke Beijing. Dari sana laporan kami disiarkan"

Melalu CGTN Afrika, China membangun narasi tentang Afrika, dan bukan

penggambaran China secara akurat, melainkan dengan membangun citra positif

menyangkut pemmberitaan negara-negara di Afrika. CGTN Afrika diluncurkan pada

saat ekonomi Afrika tumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan

persepsi Afrika perlahan berubah menjadi lebih baik. Pelaporan positif CGTN Afrika

memanfaatkan narasi 'Afrika yang bangkit', semakin memperkuatnya dan membantu

membingkai media China sebagai sekutu aktor Afrika yang telah lama berusaha

mengembalikan citra negatif benua Afrika di mata media Barat, sebagai salah satu

yang sering di gambarkan dengan situasi perang, HIV dan kelaparan. Melalui CGTN

Afrika, China bertujuan untuk memperkuat suaranya di sebuah benua dimana terdapat

kepentingan negaranya.

Pada terjadinya event Olimpiade Beijing, Pemerintah Tiongkok melakukan

kampanye besar-besaran secara eksternal maupun internal melalui peran media dalam

upaya untuk membangun citra dan identitas nasional. Olimpiade Beijing merupakan

peristiwa penting yang mampu mengumpulkan semua liputan media. Semua media

yang terlibat dalam event ini menciptakan strategi komunikasi yang menghasilkan

produk cetak dan audiovisual yang berbeda dengan kualitas tinggi. Dalam

kesempatan itu, CRI meluncurkan stasiun radio baru yaitu Radio CRI Olimpiade di

Beijing. Siaran khusus ini dilakukan dalam Bahasa Mandarin, Korea, Inggris, Rusia,

Arab, Jepang, Spanyol, dan Jerman.

Ketika tahun 2011, media CRI membuka 70 cabang layanan radio luar negeri,

72
tiga layanan radio FM domestik, dan 18 layanan radio internet diluncurkan. CRI juga

memiliki 32 biro koresponden luar negeri. Program CRI menyajikan liputan peristiwa

global secara akurat dan komprehensif kepada publik. Radio CRI pun bekerja sama

dengan Associated Press dan Reuters. Selanjutnya, terdapat 4.122 klub pendengar

CRI di seluruh dunia.55 Pada 18 Januari 2011, didirikannya China International

Broadcasting Network (CIBN). Ini adalah organisasi penyiaran multibahasa dan

multifungsi yang diluncurkan dan dijalankan oleh China Radio International (CRI).

CIBN bertujuan untuk membuat multibahasa, multimedia, multi-terminal secara

online dengan program yang dikemas dalam bentuk audio, video, radio mobile, TV,

IPTV, dan format TV internet.

Pada tahun 2010, Li Changchun mengadakan kunjungan di Universitas

Komunikasi Tiongkok. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Harian Politbiro Komite

Sentral PKC. Pada acara tersebut Li Changchun mengatakan bahwa untuk

memperbaiki kemampuan komunikasi internasional pada media-media di Tiongkok

bergantung pada perekrutan staf yang bekerja. Dalam perekrutan staf pekerja, Radio

CRI mengalami kesulitan karena CRI sebagai media informasi dan komunikasi yang

berbasis internasional dengan multibahasa sehingga memerlukan staf pekerja yang

benar memahami jurnalisme sesuai dengan aturan Pemerintah Tiongkok. Beberapa

staf pekerja CRI yang non-Chinese telah melalui pelatihan teori jurnalisme

dan.mengerti tentang kondisi internal Negeri Tiongkok. Staf pekerja CRI rata-rata

dipilih usia dibawah 35 tahun. Staf CRI yang baru dipilih dari fresh graduate, dan

praktisi jurnalistik. Pada tahun 2006, CRI telah berusaha keras untuk memperkuat

pelatihan para staf Radio CRI. Pelatihan tersebut dilakukan oleh semua staf CRI.

73
Sistem pelatihan di Radio CRI menawarkan untuk membantu para pekerja

dalam memperbaiki pengumpulan, penyiaran, penerjemahan, pencitraan berita,

disertakan dengan keterampilan teknis. Radio CRI juga mengadakan seminar tentang

“International Publicity and Media Reporting” tujuannya untuk memperbaiki

kemampuan komunikasi internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, Weng

Gengnian sebagai Direktur China Radio International (CRI) telah mengirim 53 orang

ke luar negeri untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam perbaikan Radio CRI

sebagai media komunikasi internasional. CRI bahkan berencana untuk menumbuhkan

bakat manajemen melalui kursus MBA yang diselenggarakan dengan perguruan

tertinggi.

Sejak berdirinya China Radio International (CRI) memang disengaja didirikan

oleh Pemerintah Tiongkok yang menjadikan CRI sebagai aktivitas penyiaran

internasional sehingga radio tersebut menggunakan berbagai bahasa asing. Dalam

siaran pertama, Radio CRI menggunakan Bahasa Jepang karena untuk mempengaruhi

tentara Jepang. Siaran Kedua, CRI menggunakan Bahasa Inggris, tujuannya untuk

memberitahukan keadaan yang sebenarnya terhadap rakyat di seluruh negeri. Sejak

Radio CRI melakukan siaran dengan Bahasa Inggris, CRI pun dapat didengar sampai

Kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, Eropa, bahkan Amerika Utara.

Seiring Tiongkok mulai terbuka terhadap dunia luar sehingga membuat Radio

CRI adanya perkembangan dan pengaruh yang besar pada penyiaran internasional.

Siaran CRI pun mulai menggunakan Bahasa Jerman. Beberapanegara berargumen

seperti Negara Jerman berpendapat bahwa Radio CRI sebagai ‘angin segar Negeri

Tiongkok yang jauh’ dan ‘radio yang digemari’. Sedangkan, Asosiasi Klub Radio
74
Amerika Utara menilai CRI sebagai ‘radio terbesar di dunia’. Selanjutnya, pada 19

November 2006 siaran FM CRI mengudara di Vientiane, ibukota Negara Laos.

Dalam peresmian siaran FM CRI di Vientiane, Presiden Hu Jintao memberikan

pidato dengan mengatakan bahwa hubungan Negara Tiongkok dan Laos adalah

tetangga dekat. Peresmian siaran FM CRI di Vientiane akan merentangkan sebuah

jembatan yang baru untuk menambah saling pengertian antara rakyat kedua negara.

Kampanye China untuk memenangkan hati dan pikiran melalui pengaruh

media di Afrika, dikombinasikan dengan investasi infrastruktur sebagai bagian dari

55
Op, Cit Yanling Zhu

75
Belt and Road Initiative. Bersamaan dengan liberalisasi ekonomi yang terus tumbuh

dan kebijakan 'Go-Global', China telah banyak berinvestasi di media lokal dan

internasional milik publik untuk membantu membawa kehadiran dan pengaruhnya ke

dunia. Di Kenya sekarang, semua saluran China Central Cable Television (CGTN)

tersedia melalui platform TV digital. Juga tersedia dan disiarkan dari Nairobi adalah

versi bahasa Inggris China Global Television Network (CGTV). Berasal dari

penyiaran yang dominan dalam bahasa Mandarin dari Beijing, China telah

menunjukkan pemahamannya tentang pengaruh media untuk menyebarkan soft

power-nya ke dunia. CGTN disiarkan dalam bahasa Inggris dari Beijing dan

setidaknya 20 ibu kota dunia, adalah upaya terbesar China untuk menjangkau dunia.

Pertumbuhan CGTN berbanding lurus dengan kebijakan pemerintah pusat di China

untuk mempromosikan dan memperluas cakupan dan jangkauan saluran bahasa asing

sebagai langkah untuk membuat terobosan ke dalam usaha negara tersebut ke seluruh

wilayah di dunia.

CGTN bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan tujuan globalnya

untuk menyampaikan narasi Cina kepada khalayak internasional, bukan

mengandalkan pesaing dari negara maju untuk menginterpretasikan citranya dari

sudut pandang mereka. Sekarang jelas bahwa CGTN memiliki pandangan untuk

mengejar raksasa, CNN, BBC, Deutch Welle dan Al Jazeera. CGTN dalam kebijakan

globalnya, tampaknya telah mengetahui sejak awal bahwa kesuksesannya di kancah

internasional akan terletak pada penggunaan teknologi terkini untuk menjangkau

sebanyak mungkin orang di dunia. Menggunakan sistem 'Mobile First', di mana berita
77
disebarluaskan terlebih dahulu dan cepat di semua jaringan media sosial populer,

CGTN bertujuan untuk menjangkau pemirsa globalnya melalui perangkat genggam.

Melalui aplikasi berita dan fiturnya, CGTN telah menyediakan dirinya dengan mudah

untuk pemirsa globalnya secara gratis. 56

56
ibid

78
BAB V

SIMPULAN

Penulis dapat menyimpulkan bahwa China melakukan tiga bentuk upaya

dalam membentuk citra positif di Kawasan Afrika dengan memanfaatkan CGTN,

sebagai salah satu media yang dimiliki oleh pemerintah. Tiga bentuk upaya China

tersebut yaitu: menggunakan CGTN sebagai instrumen soft power dalam

menyampaikan ide, nilai, dan budaya; melakukan diplomasi publik dengan

melibatkan CGTN sebagai aktor pendukung aktivitas diplomasi publik; serta

menggunakan strategi agenda setting lewat CGTN untuk mempengaruhi opini publik

masyarakat Afrika mengenai China.

Sebagai salah satu instrumen soft power dari China, CGTN menyiarkan ide,

nilai, dan budaya yang sesuai dengan kehendak Pemerintah China dalam setiap berita

dan program televisinya. Ide, nilai, dan budaya yang disampaikan China melalui

CGTN bertujuan untuk membuat masyarakat Afrika memiliki opini dan pandangan

yang positif mengenai China dengan cara menceritakan negaranya dengan sebaik

mungkin. Pemertintah China benar-benar menggunakan CGTN sebagai soft power-

nya untuk memenuhi kepentingan nasionalnya, yaitu menciptakan rasa percaya

masyarakat Afrika dengan menyiarkan ide, nilai, dan budaya positif mengenai China

untuk menjalin hubungan jangka panjang yang berkelanjutan dengan Afrika demi

melancarkan BRI.

78
Strategi agenda setting diterapkan CGTN sebagai salah satu upaya

membangun citra positif China di Afrika. Ketika Pemerintah China memiliki

sebuah agenda, yakni menciptakan citra positif di Afrika, maka CGTN membuat

agenda tersebut menjadi agenda media yang kemudian akan disiarkan melalui

konten-konten yang kemudian dapat mengubah pandangan dan opini masyarakat

Afrika mengenai China. CGTN menyiarkan konten yang positf secara berulang-

ulang supaya masyarakat Afrika memiliki pandangan bahwa China adalah mitra

kerja yang baik dan dapat dipercaya. Penyiaran konten positif yang berkali-kali

dilakukan CGTN akan secara tidak langung menghilangkan isu-isu negatif

mengenai China di Afrika.

Semua pegawai harus bepergian secara teratur ke Beijing untuk mengikuti

pelatihan dan mengenal cara bekerja di Cina. Laporan yang kerap disensor di

Beijing juga masalah yang kerap mengganggu jurnalis tersebut. "Kami tidak

melaporkan hal negatif. Tetapi sebagai jurnalis, kami seharusnya juga

memberitakan hal yang tidak baik dan menunjukkan realitanya." Sisi positif Afrika

secara sengaja diutamakan untuk memuaskan warganya, jelas jurnalis itu.

Pakar Mary Harper tidak menganggapmya sebagai masalah kritis. Laporan

negatif telah lama dilakukan oleh media barat. Karena itu, Cina memberikan nafas

segar ke pasar media Afrika. "Menurut saya, di masa depan akan lebih banyak lagi

media internasional yang bermarkas di Afrika. Ini bukan hal buruk, karena media

Afrika akan lebih bervariasi. Tapi tidak ada yang boleh mendominasi.

79
Namun, eksistensi Cina yang semakin kuat juga punya sisi negatif. Di

Ethiopia, Cina misalnya membantu pembiayaan sistem pengawasan. Sejak itu,

media oposisi ditutup secara rutin dan jurnalis yang kritis terhadap rezim juga

semakin sering dipenjara. Ini hal yang telah menjadi keseharian di Cina.

China benar-benar memiliki kepentingan untuk membangun citra positif di

kawasan Afrika. Sebagai negara yang sedang melakukan upaya memperkuat

geopolitik dan perekonomiannya dengan melakukan investasi dalam jumlah yang

besar di Afrika, China membutuhkan dukungan dari masyarakat Afrika. CGTN

digunakan pemerintah China untuk menyiarkan konten-konten positif mengenai

China untuk membentuk citra positif yang dapat mendorong publik untuk

mendukung segala bentuk tindakan China di Afrika. Pembentukan citra positif di

Afrika yang dilakukan oleh China melalui CGTN bertujuan untuk menyukseskan

salah satu kepentingan nasional China, yaitu BRI.

80
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Alden, Chris and C. Alves. “History & Identity inthe Construction of

China’sAfrica Policy”. Routledge. 2008.

Aoyama, Rumi. "One Belt, One Road: China's New Global Strategy",

Journal ofContemporary East Asia Studies, 2016: Routledge.

Creswell, John W. “Research Design: Qualitative, Quantitative, and

Mixed Method Approaches”, Los Angeles: SAGE Publication,

2014.

Cull, Nicholas J. “Public Diplomacy: Lessons from the Past”, Los Angeles:

Figueroa Press, 2009.

Cull, Nicholas J. “The Long Road to Public Diplomacy 2.0: The Internet

in U.S.Public Diplomacy”, Los Angeles: University of Southern

California, 2012.

Hanauer, Larry dan Lyle J. Morris, ‘African Reactions to Chinese


Engagement’.

Santa Monica: Rand Corporation

McCombs, Maxwell and Lei Guo, ‘Agenda-setting Influence of the

Media in the Public Sphere’. New Jersey: John Wiley & Sons

Inc. 2014.

Muekalia, Domingos Jardo. “Africa and China’s Strategic


Partnership”, Routledge 2010.

Nye, Joseph. “Public Diplomacy and Soft Power”, The ANNALS of the

81
American Academy of Political and Social Science. 2008:

Philadelphia.

Sasaki, Yutaka. “Encyclopedia of Military Science: Soft Power”,

(ThousandOaks: SAGE Publications Ltd., 2013.

JURNAL

Cissé, Daouda. “FOCAC: Trade, Investments, and Aid in

China-Africa Relations”, Centre for Chinese Studies.

2012.

Leslie, Agnes Ngom. “Introduction: China-Africa Relations:

Political and Economic Engagement and Media

Strategies”. African Strategies Quarterly. 2016. vol 11

no.1.

Leslie, Michael. “The Dragon Shapes its Image: A Study of Chinese

Media Influence Strategies in Africa”, African Studies

Quarterly, volume 16.2016.

Lu, Sun. “Developments and New Approaches of Internationalizing

China’s Media: A Case Study of China Global Television

Network (CGTN) in Witness Perspective”, School of

Journalism , University of China, P.R. China, (2018: Volume

82
16).

McCombs, Maxwell.‘Agenda Setting’. Texas: University of Texas At

Austin,2018.

Munene, Macharia . “Xi Jinping, China, Africa, and Global

Realignment”, Journal of Language, Technology, and

Entrpreneurship in Africa. 2018:Volume 9 No. 1.

WEBSITE

Sun, Yun. “Xi and the 6th Forum on China-Africa Cooperation: Major

Commitments, But With Questions”, Brookings, Desember

2015, diakses pada tanggal 3 Oktober 2022,

https://www.brookings.edu/blog/africa-in-focus/2015/12/07/xi-

and-the-6th-forum-on-china-africa- cooperation-

major-commitments-but-with-questions/

Taylor, Phil . “Public diplomacy: seven lessons for its future from its past

by Nick Cull”, Universiy of Leads, 2009.

http://media.leeds.ac.uk/papers/vp017fe0.html

Fifty Years of Friendly Sino-African Cooperation”, Ministry of Foreign

Affairs of the People’s Republic of China, 2004.

https://www.fmprc.gov.cn/ce/ceza/eng/zghfz/zfgx/t165323.htm

Fifty Years of Friendly Sino-African Cooperation”. Ministry of Foreign

Affairs of the People’s Republic of China,


2004.https://www.fmprc.gov.cn/ce/ceza/eng/zghfz/zfgx/t165323

83
.htm

FOCAC Marks Milestones for China-Africa Cooperation”, CGTN, Juni

2019. https://news.cgtn.com/news/2019-06-24/FOCAC-marks-

milestone-for-

China-Africa-cooperation-HMILV4DN2o/index.html

Full Text of Chinese President Xi Jinping’s Speech at Opening Ceremony

of 2018 FOCAC Beijing Summit”, China Daily, September 2018.

http://www.chinadaily.com.cn/a/201809/04/WS5b8d5c25a310add

14f389

592.html

How Will the Belt and Road Initiative Advance China’s interests?”, Center

for Strategic and International Studies, Mei 2017.

https://chinapower.csis.org/china-belt-and-road-initiative/

Implementation of the Follow-up Actions of the Beijing Summit of the

Forum on China-Africa Cooperation”, Forum on China-African

Cooperation, diakses pada tanggal 3 Oktober 2022,

https://www.focac.org/eng/ljhy_1/dscbzjhy/FA32009/t627504.ht

“Kenyan People Appreciate China’s Assistance in Building Nairobi

Naivasha Railway”, CGTN, Oktober 2019.

79

Anda mungkin juga menyukai