Anda di halaman 1dari 3

Jumat, 24 November 2017

18
Analisis Film “La Tahzan”

Nama : Mukhammad Dwi Ilmuwan. Dwi Rachmawati S.Sos,M.si

Kelas : XII-IIS 5 NIP 19800511 200901 2007

Kolom nilai :

Analisis sosiologi tentang film “La Tahzan”

Dari buku lah Tahzan yang berjudul “Say No To Desperation” dapat dilihat adanya
permasalahan yang dialami oleh ibu rumah tangga. Berawal dari pengalaman diri atau
orang lain, membuat diri kita siap menghadapi hal-hal yang datang tidak terduga dalam
kehidupan berumah tangga. Kami pun ngobrol seputar masalah rumah tangganya. Inti yang
ingin ia sampaikan yaitu, bekeluarga adalah satu proses panjang untuk tidak hanya
mengompromikan semua perbedaan dan kekurangan. Masing- masing, melainkan juga
berupaya menerima semua kekurangan yang ada, apa adanya. Tidak hanya antara suami dan
istri, tetapi juga terhadap anak-anak. We are not perfect!. Di sini dapat dilihat dari teori
sosiologi yaitu perubahan sosial karena secara tidak langsung pasangan suami istri tersebut
ingin meniru pasangan lainya dalam kategori ini proses perubahan sosial dipegaruhi oleh
faktor eksternal yaitu pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Ini adalah sebuah cerita dimana sang suami terlambat pulang tanpa mengabari istrinya.
Hal ini sering terjadi. Jika terjadi hal seperti ini maka diperlukan beberapa hal yang harus
dibicarakan dalam upaya mengomunikasikan ini adalah: sikon dalam berbicara, intonasi yang
tepat (tidak menuduh, tidak dengan nada tinggi hingga beberapa oktaf, hehehe), dan
sebaiknya dilakukan empat mata. Sebab sebagian orang akan merasa ‘diserang’ ketika ditegur
di depan khalayak umum. Dapat dilihat dari teori sosiologi bahwa modernisasi sangat
berpengaruh dalam hubungan keluarga misal apabila salah satu dari pihak keluarga terlambat
pulang, ia bisa menghubungi anggota keluarga yang lain dalam hal ini pengaruh modernisasi
memberi dampak positif dalam hubungan komunikasi
Kenali kebiasaan buruk suami yang membahayakan nyawa anda sebagai istri ataupun
orang lain yang anda cintai.Kekerasan rumah tanggal yang mengakibatkan kematian, sudah
kerap terjadi. Kenali tanda bahaya itu. Demi orang-orang yang anda sayangi, anda harus
berani memutuskan pilihan, untuk keluar dari situasi yang tidak terkendali tersebut.Anda
adalah pribadi yang harus dihargai. Anda bukan sampah yang bisa diinjak-injak. Anda adalah
pribadi yang memiliki harga diri.Benar, lelaki adalah pemimpin bagi permpuan. Tapi apakah
boleh laki-laki melakukan hal semena-mena.Anda punya pilihan. Ya, terkadang ketakutan
menghalangi anda hingga terus terkurung dalam situasi yang menyakitkan.Semua ketakutan
tersebut adalah wajar. Anda memang harus memikirkan baik-baik keputusan sebelum
memilih jalan hidup anda.Keluarga adalah tempat terbaik untuk menyandarkan diri
sementara, hingga anda siap mandiri lagi. Jangan khawatir untuk membebani orang tua anda.
Dari ini kita bisa mengaitkan dengan teori sosiologi masalah ketimpangan sosial di
masyarakat yaitu sikap preduice yang mengarah pada jenis kelamin contoh perbedaan tugas
suami istri bedasarkan jenis kelamin.
Dari buku La Tahzan yang berjudul “Seperti Roda Yang Berputar” Saya anak ke5
dari 6 bersaudara, kami lahir dan dibesarkan dari sebuah keluarga kaya, ayah saya
adalah pengusaha minyak. Semua kehidupan kami sangatlah mewah, segala fasilitas
lengkap dan berlimpah bagaikan seorang raja. Di rumah kami setiap kata dan yang
bapak ucapkan adalah mutlak tidak bisa ditawar dan dibantah beliau juga mampu
mengatasi banyak masalah,berwibawa, galak dan kaku (bila berbicara sampai
menembus dinding), sedangan ibu adalah sosok pelengkap. Sebenarnya kami anak-anak
bapak adalah pribadi yang lemah (tidak mandiri, terbiasa hidup mewah, banyak diatur,
segala kebutuhan dapat dipenuhi dengan mudah). Sudah berganti wajah wajah pemain
bisnis peminyakan. Begitu pula dengan bapak saya, bagaikan roda yang berputar, nasib
bapak telah berubah. Pebisnis baru yang sama kuat bahkan lebih kuat mulai
mendominasi layaknya orang yang lapar,mereka saling memangsa satu sama lain. Disini
kita dapat melihat teori sosiologi permasalahan sosial akibat ketimpangan sosial .
menurut Peggy a. Lambing dan Charles R. Khuel, entrepreneurship adalah tindakan
kreatif yang membangun suatu value dari suatu yang tidak ada merupakan proses untuk
menangkap dan mewujudkan peluang terlepas dan sumber daya yang ada, serta
membutuhkan keberanian untuk mengambil resiko yang telah diperhitungkan.
Entrepreneurship membutuhkan sikap mental yang ulet, cerdas, jujur, kreatif, serta
pandai mencari dan memanfaatkan peluang. Apabila ketimpanngan sosial dalapt
melemahkan jiwa pembisnis maka hancurlah perekonomian itu.

Saya seperti dihempaskan ke titik nol. Dari keadaan yang serba punya, mewah,
menjadi tuna wisma. Saya terobsesi untuk bisa memiliki lagi kehidupan saya yang
hilang, kami melihat semua yang terjadi adalah sebuah scenario jahat yang sudah
memlaing harta benda dan kenyamanan kami. Saya tidak bisa melihat bahwa kami
sedang meluncur menuju taraf kehiduoan nol. uang pemgaian warisan tidak berumur
panjang, kebutuhan semakin meningkat dari waktu ke waktu sementara tidaka ad
penghasilan, saya mulai menjual barang barang yang kami bawa dari rumah rama untuk
memenuhi. Kami gagal dalam membentuk rumah tangga di bandung, saya sudah begitu
putas asa. Bahkan,seringkali saya berharap dapat menemukan uang dalam tepi lipatan
Koran yang menjadi alas tumpukan baju dlam almari, semua kantong tas, kotak pensil,
bahkan laci meja sudah saya jelajahi. Saya mulai menangis dan tidak dapat harus
berkata apa, gelar sarjan belum dapat saya raih karena setelah menikah, rencana kuliah
terkesampingkan. Ini adalah dampak dari sebuah ketimpangan sosial yaitu kemiskinan
Paman saya menawarkan bantuan, ia hidup sendiri pada usia senja, akhirnya saya
bersama anak-anak pergi ke Blitar menemui paman. Paman saya membuatkan sebuah
rumah kecil. seorang sepupu berkata bahwa seharusnya saya harus bisa mandiri, ia
mengingatkan bahwa saya dulu gemar mebuat kue lalu ia mengatakan bahwa
keterampilan itulah yang seharusnya bisa menopang kehidupan saya. Kami memulai
kehidupan yang tenang. Di sekolah dasar tempat silmi sekolah, saya pertama kali mulai
berjualan makanan, setiap malam saya membungkusi makana. Sambil mengantar silmi
sekolah saya menitipkan jajanan itu ke warung yang ada disekolah. Lalu saya mulai
menerima pesanan masakan dari paa guru, pesanan ini semakin terus bertambah. Ini
adalah salah satu cara untuk mengatasi suatu kemiskinan yaitu dengan cara membatu
pihak keluarga.

Sekian analisis yang bisa saya paparkan dalam teori sosiologi apabila ada salah kata
dalam penulisan harap dimaklumi karna saya juga masih di tahap pembelajaran.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai