SEMESTER/MATA KULIAH : Semester 3/ Sosiologi Hukum
1. Contoh kasusu tentang sosiologi hukum :
kisah riil/empiris (realitas, faktual), dari milis warga Indonesia yg pernah belajar di Jerman.
2. Secara ditel mencakup :
A. Kasus tentang apa? Budaya dibeberapa negara lain-diluar negeri, orang-orangnya tidak segan memberikan rasa simpatinya. Berbeda dengan ibu dari tiga orang anak dari Indonesia yang masih sulit berempati kepada orang yang berani berlaku 'simpatik'. B. Problem (masalahnya bagaimana) : Kisah ini berawal dari seorang mahasisiwa yang mendapatkan tugas dari dosennya berupa paper. Lalu ia pulang danmmampir untuk beli makanan, tapi tidak lama orang- orang sekita menjauh ternyata karena ada orang disabilitas yang baunya tidak sedap. Mahasiswa tersebut sangat bersimpatimkepada orang disabilitas tersebut, dia membantunya untuk memesan makanannya terlebih dahuli, ia tidak bisa menahan airmatanya saaat berbicara dengan penyandang disabilitas tersebut. Mahasiswa tersebut mendapatkan pengalaman dan pengajaran yang luar biasa. Kita dapat lebih bersyukur ata shidup yang kita miliki sekarang. C. Prespektif sosiologinya : Budaya dibeberapa negara lain-diluar negeri, orang-orangnya tidak segan memberikan rasa simpatinya. Berbeda dengan kita, yang masih sulit berempati kepada orang yang berani berlaku 'simpatik'. Salah satu diantaranya, seorang bapak. Memegangi tangan saya dan berucap, 'senyuman hatimu' melalui tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan oleh-NYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu teladankan tadi kepada kami." Saya hanya bisa berucap "terimakasih", sambil tersenyum secara fisik dengan bibir. Sebelum beranjak meninggalkan restoran, saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu. Dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum secara tulus lalu melambai-lambaikan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang, saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi. Itu, benar-benar 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya, betapa 'kasih sayang' Allah itu sangat HANGAT dan INDAH sekali! D. Framing Konsepsi Sosiologi bersimpati adalah kemampuan untuk ikut serta merasakan perasaan orang lain. Sedangkan, empati lebih pada keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Cara untuk menumbuhkan sikap empati dan simpati memang harus dipupuk sejak kecil. Namun, di kalangan anak muda tidak menutup kemungkinan rasa kepedulian tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara bersosialisasi, sehingga peka terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, mereka juga harus menurunkan sikap egois dan sombong dengan cara belajar untuk memahami perasaan orang lain dan merasakan seolah-olah berada di posisi orang tersebut. E. Teori terkait penjelasan kasusu Dalam permasalahan ini teori yang ada adalah Teori Keseimbangan dimana adanya sejumlah bagian masyarakat yang saing bergantung satu sama lain dan berperan dalam menciptakan keefektifan dalam lapisan masyarakat. Dan juga termasuk kedalam aliran utilitarianism yang dipelopori oleh Jeremy Bentham, dimana manusia akan melakukan tindakan untuk mendapatkan kebahagiaan yang sebenar-benarnya dan mengurangi penderitaan. Perbuatan yang dilakukan mahasisiwa tersebut mencerminkan jiwa sosial yang tinggi, karena mampu bersimpati kepada orang lain. F. Problem Solving Penyelesaian masalah untuk kasusu tersebut menurut saya adalah perlunya perlindungan terhadap penyandang disabilitas, dan pentingnya menumbuhkan sikap bersimpati kepada orang lain. Karena manusia diciptakan untuk saling membantu. Dari kebiasaaan kita belajar dan menyesuaikan untuk dapat bersimpati.