Disusun Oleh :
NIM : A0220030
Kelas : Arsitektur B
2022
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.2.1 Permasalahan......................................................................................7
1.2.2 Persoalan............................................................................................7
1.2.3 Tujuan................................................................................................7
1.2.4 Sasaran...............................................................................................7
1.3 Batasan......................................................................................................8
1.4 Manfaat......................................................................................................8
BAB 2......................................................................................................................9
KAJIAN TEORI......................................................................................................9
METODE PENELITIAN.......................................................................................18
2
3.2.1 Lokasi Penelitian..............................................................................19
3.4 Analisis....................................................................................................23
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Namun, di Sragen hanya ada beberapa fasilitas kesehatan dan pusat
informasi yang khusus menangani hewan peliharaan. Layanan saat ini hanya
tersedia dari dokter hewan, toko hewan peliharaan, salon hewan peliharaan, dan
penitipan hewan peliharaan, yang tidak berlokasi di lokasi yang sama. Hal ini
seringkali menyulitkan pemilik hewan peliharaan untuk menyediakan semua
kebutuhan hewan peliharaan mereka.
Tren pemuliaan
Gaya hidup yang sedang menjadi tren di kalangan anak muda saat ini adalah
bergabung dengan komunitas orang-orang yang menyukai minat yang sama. Bagi
kaum muda, gaya hidup adalah sebuah identitas, mereka berlomba-lomba untuk
menciptakan citra mereka sendiri melalui gaya hidup yang melekat pada diri
mereka, itulah sebabnya semakin banyak jenis komunitas yang terbentuk. .
Saat ini memelihara hewan tidak hanya berdasarkan kecintaan terhadap
hewan, kini memelihara hewan menjadi gaya hidup yang trendi bagi anak muda,
bahkan orang tua, bagi pemiliknya, apalagi ketika hewan peliharaannya saya
menangkan penghargaan tersebut.
Memiliki hewan peliharaan bukan hanya sekedar hobi dan gaya hidup,
tetapi juga memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Seperti mengurangi stres,
menghilangkan kebosanan, menyembuhkan beberapa rasa sakit, dll.
Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan yang salah satunya terkait
dengan peternakan merupakan salah satu perkembangan gaya hidup yang
berkembang.
Kota Sragen, salah satu kota kecil di Indonesia pada saat itu, juga
berkembang pesat dalam kegiatan peternakan sebagai cara hidup atau hobi dari
hewan yang mereka pelihara. Dengan perkembangan tersebut maka akan timbul
perbedaan jenis kesukaan terhadap hewan yang dimiliki oleh masing-masing
masyarakat, khususnya masyarakat Sragen sendiri. Salah satu seragam baru,
terutama dalam interaksi sosial, adalah berbagai jenis hewan peliharaan yang
dimiliki masyarakat.
Kucing dan anjing adalah dua jenis hewan utama yang dimiliki oleh
masyarakat Sragen, meskipun di daerah dominan ini masyarakat Sragen lainnya
5
juga memelihara beberapa hewan lain seperti ayam, burung, kelinci, marmut,
hamster, ikan, dan hewan lainnya. ular, kura-kura. , kura-kura, buaya, dll.
Pet hotel adalah jasa yang menyediakan tempat yang ingin menitipkan
binatang peliharaan. Biasanya pet hotel punya berbagai fasilitas yang ditawarkan,
seperti layanan antar jemput, tempat bermain, snack atau makanan, hingga
perawatan hewan seperti pijat atau dimandikan. Mirip seperti baby sitter, pet sitter
adalah pengasuh hewan peliharaan. Pet sitter juga jasa penitipan
hewan peliharaan, bedanya perawat yang akan datang ke rumah Anda bukan
peliharaan yang datang ke tempatnya.
Ada pula klasifikasi pet hotel yaitu untuk menginap di hotel kucing, kucing
harus sehat, nafsu makan baik, tidak demam, umur sesuai dengan syarat minimal
3 bulan, berat badan minimal 1,5 kg. Kucing juga harus sudah melalui masa
adaptasi di rumah selama 7-14 hari. Kucing tidak batuk, pilek, bersin, muntah,
diare, tidak ada masalah kulit, tak ada infeksi dan tidak cacingan.
Di tempat penitipan tersebut, ada banyak hewan peliharaan lain yang juga
dititipkan oleh ibu asuhnya. Sehingga, peliharaan tak hanya bermain dengan
perawat di sana, tetapi juga oleh hewan-hewan lain yang dititipkan. Hampir tidak
mungkin membawa hewan peliharaan dalam perjalanan jauh ke luar negeri atau
keluar dari prefektur.
Berada jauh untuk waktu yang lama bisa membuat stres. Sekalipun
memberikan hewan peliharaan kepada tetangga atau teman, bukan berarti
perawatannya sesuai standar pemiliknya. Hotel hewan peliharaan adalah cara
terbaik untuk membuat hewan peliharaan bahagia. Disragen sendiri belum
menyediakan akomodasi bagi satwa yang pemiliknya ingin tinggal sementara.
Sehingga diperlukan “Pet Hotel” ini untuk memenuhi kebutuhan hewan di Sragen.
6
1.2.1 Permasalahan
Bagaimana Pet Hotel di sragen dapat dijadikan solusi sebagai tempat
penitipan hewan saat pemiliknya bepergian dan memenuhi kebutuhan yang
belum ada di area sragen?
1.2.2 Persoalan
Dari permasalahan yang diuraikan di atas maka munculkan persoalan
seperti di bawah ini.
a. Bagaimana menentukan tata letak massa berdasarkan fungsi dari bangunan
yang aman dan nyaman pada bangunan pet hotel di sragen?
b. Bagaimana menentukan bangunan dengan konsep natural yang nyaman dan
sehat pada bangunan pet hotel di sragen?
c. Bagaimana menentukan program ruang dan tata ruang yang fungsional pada
bangunan pet hotel di sragen?
d. Bagaimana menentukan system struktur dan utilitas yang aman dan nyaman
sebagai pendukung sarana social dan hewan pada bangunan pet hotel di
sragen?
1.2.3 Tujuan
Tujuan pembahasan adalah Menyusun perencanaan dan perancangan
penataan bangunan pet hotel yang aman dan nyaman sebagai pendukung sarana
social dan hewan di sragen dengan pendekatan natural healt
1.2.4 Sasaran
Dari permasalahan diatas maka dapat dimuncukan persoalan seperti
dibawah ini.
a. Mendapatkan hasil tata letak massa berdasarkan fungsi dari bangunan yang
aman dan nyaman pada bangunan pet hotel di sragen
b. Mendapatkan hasil bangunan dengan konsep natural healt yang aman dan
nyaman pada bangunan pet hotel di sragen
7
c. Mendapatkan hasil program ruang dan tata ruang yang fungsional pada
bangunan pet hotel di sragen
d. Mendapatkan hasil system struktur dan utilitas yang aman dan nyaman
sebagai pendukung sarana social dan hewan pada bangunan pet hotel di
sragen
1.3 Batasan
1.3.1 Batasan Batasan Pembahasan
Pet hotel sebagai tempat penitipan hewan, pet hotel punya berbagai
fasilitas yang ditawarkan, seperti layanan antar jemput, tempat bermain, snack
atau makanan, hingga perawatan hewan seperti pijat atau dimandikan.
1.3.2 Lingkup Pembahasan
Perencanaan dan perancangan pet hotel sebagai sarana social dengan fasilitas
yang akan di sediakan dan meningkatkan fasilitas Kesehatan hewan serta
perawatan
1.4 Manfaat
a. Sebagai tempat penitipan hewan serta perawatan hewan yang meiliki fungsi
utama sebagai hotel hewan khususnya hewan kucing anjing kelinci hamster
dan hewan hias rumahan lainnya.
b. Sebagai sarana social, yang mendukung Kesehatan dan kebersihan hewan
walaupun fungsi utama yaitu pet hotel.
c. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian pengembangan pembangunan kota
sragen.
8
BAB 2
KAJIAN TEORI
9
peliharaan khususnya anjing dan kucing untuk bertukar cerita dan
pengalamannya mengenai hewan kesayangannya, sekaligus tempat untuk
masyarakat umum yang dapat berinteraksi langsung dengan hewan peliharaan
yang terdapat di situ.
10
a) Klinik : tempat untuk melakukan pemeriksaan, observasi dan pengobatan
terhadap hewan peliharaan
d)Swimming pool : kolam renang untuk anjing peliharaan agar dapat berlatih
berenang atau melatih pergerakkannya dalam air.
B. Menurut Fungsi Ruang Sesuai dengan fungsinya terhadap bangunan Pet Care,
maka dapat dibagi menjadi beberapa ruang sebagai berikut:
11
d)Ruang servis; Ruang servis adalah ruang yang menjalankan segala
kegiatan agar aktivitas di dalam bangunan dapat berjalan. Contohnya
adalah tempat parkir, ruang pegawai, kamar mandi/WC, ruang genset,
ruang istirahat pegawai, dan lain- lain. (Sumber: Ratu Amie, Ariandhini.
(2007). Semarang Pet Centre. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang,
Semarang.)
2) Kenyamanan; Dinding dan lantai harus tahan air dan mudah dicuci. Lantai
harus dibuat sedemikian rupa sehingga air mudah mengalir dan cepat kering
sesudah dicuci. Bahan bangunan harus kuat dan tahan lama. Dinding dan
lantai tidak boleh ada pipa saluran air, pipa saluran listrik, pinggiran kayu
maupun batu menonjol. Bangku yang dipakai harus mempunyai konstruksi
sederhana supaya cepat dan mudah dibersihkan. Pintu dan jendela kamar
hewan harus dapat ditutup rapat untuk mencegah serangga dan hewan liar.
3) Ruang untuk kucing; Kandang harus cukup besar sehingga suatu papan dapat
dipasang ditempat yang agak tinggi untuk tempat istirahat. Asalkan ventilasi
baik, kucing kurang peka terhadap panas dibanding anjing. Kandangnya harus
cukup besar untuk tempat kotoran. Papan atau cabang pohon dapat dipasang
di area terbuka untuk memanjat, jalan-jalan dan lari-lari dan harus dilengkapi
12
dengan batang kayu untuk digaruk-garuk sehingga kucing dapat mengasah
kuku.
4) Ruang untuk anjing; Anjing lebih senang dan lebih berisik jika dikandangkan
bersama atau berkelompok. Syarat dasar akomodasi anjing adalah tempat
tinggal yang nyaman dengan ventilasi dan pembuangan air yang baik. Anjing
peka terhadap stres panas sehingga naungan dengan ventilasi bagus atau
pendinginan mungkin diperlukan di daerah tropis. Lantai beton dalam
kandang untuk lari-lari dianjurkan untuk memudahkan pembersihan yang
baik. (Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre. Skripsi
S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.)
13
anjing. Hewan pekerja pada umumnya dikembangkan di peternakan meski ada
juga yang menjinakkannya secara langsung dari alam liar, seperti lumba-lumba
dan gajah.
14
Mayoritas hewan ini sangat berbahaya dan sulit didekati oleh manusia,
seperti bangsa kucing (singa, harimau, cheetah, dll), bangsa anjing (serigala,
rubah, dll), hyena, badak, dll. Sedangkan hewan yang dapat dipelihara merupakan
hewan yang bisa hidup berdampingan dengan manusia (Our World Encyclopedia,
1983:78). Biasanya untuk memudahkan klasifikasi dan penempatannya pada
ruangan-ruangan di rumah sakit, hewan dibagi menjadi dua yaitu : a. Hewan besar
(hewan ternak) seperti sapi, kerbau, kambing, dll. b. Hewan kecil (biasanya
disebut hewan kesayangan) seperti kucing, anjing, ikan, burung, dll.
Memiliki hewan peliharaan bukan hanya sekedar hobi dan gaya hidup,
tetapi juga memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Seperti mengurangi stres,
15
menghilangkan kebosanan, menyembuhkan beberapa rasa sakit, dll.
Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan yang salah satunya terkait dengan
peternakan merupakan salah satu perkembangan gaya hidup yang berkembang.
Kota Sragen, salah satu kota kecil di Indonesia pada saat itu, juga berkembang
pesat dalam kegiatan peternakan sebagai cara hidup atau hobi dari hewan yang
mereka pelihara. Dengan perkembangan tersebut maka akan timbul perbedaan
jenis kesukaan terhadap hewan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat,
khususnya masyarakat Sragen sendiri.
Pada umumnya Pet adalah hewan kesayangan atau hewan pendamping yang
dipelihara oleh manusia untuk dijadikan sebagai teman atau kesenangan. Sebagian
dari hewan tersebut dipelihara karena memiliki karakteristik ataupun karena
keindahannya.
16
purbakala di banyak tempat. Kerangka kucing peliharaan tertua ditemukan di
Siprus, berasal dari sekitar 6.000 tahun SM. Diperkirakan, kucing juga dipelihara
untuk mengatasi gangguan tikus di lumbung pangan. Sejarah awal hadirnya
hewan pekerja adalah masa sebelum kebudayaan pertanian dan tinggal menetap.
Di dunia ini, mungkin manusia tidak akan beradab tanpa bantuan hewan
peliharaan. Ketika hewan tidak lagi diburu tetapi dijinakkan, manusia dapat
menetap disatu tempat. Hewan peliharaan memberikan makanan dan pakaian
tanpa harus diburu. Karena dengan makin jinaknya hewan, dapat digunakan
sebagai kendaraan atau mengangkut beban . Dari segi pemeliharaannya, hewan
dibagi menjadi dua, yaitu hewan yang tidak dapat dipelihara dan hewan yang
dapat dipelihara. Hewan yang tidak dapat dipelihara kebanyakan hidup di alam
bebas seperti hutan belantara maupun hutan buatan manusia .
17
BAB 3
METODE PENELITIAN
18
Pet Hotel Di Sragen sebagai Sarana tempat penitipan hewan ini, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif berupa analisis data yang terkait dengan
perancangan dan perencanaan Pet Hotel yang disesuaikan dengan kondisi
eksisting tapak.
Sumber : http://pdpi.sragenkab.go.id/gambar.php
19
berwenang. Dalam mencari dan mengumpulkan datan peneliti melakukan
wawancara langsung dan meminta data yang peneliti perlukan. Untuk mendukung
pengumpulan data dari sumber yang ada di lapangan, peneliti memanfaatkan buku
tulis, bolpoint dan kamera sebagai alat pencatat data.
20
konkrit hanya dapat dipahami sebagaimana adanya, suatu ciptaan yang dihasilkan
dalam kondisi-kondisi tertentu. Dengan menggunakan kedua teknik pengumpulan
data tersebut, peneliti dapat mengeksplorasi interpretasi-interpretasi yang berbeda
maupun berinteraksi, serta pandangan-pandangan yang beragam dan berlawanan
atas suatu fakta tertentu. Selain menggunakan kedua metode tersebut, dalam
penelitian ini juga menggunakan dokumentasi yang berbentuk surat-surat,
gambar, catatancatatan lain yang berhubungan dengan fokus penelitian ini.
2. Pengamatan Observasi
21
Sehingga observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
langsung dan sistematis terhadap Pet Hotel pada Petshop Easy Pet Care,
untuk memperoleh data dalam melakukan penelitain. Metode ini digunakan
untuk mendapatkan data tentang kondisi Petshop Easy Pet Care di Kabupaten
Surakarta dan data yang berada di sragen.
3. Dokumentasi
1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya, diamati
dan dicatat untuk pertama kalinya. Kata-kata atau tindakan yang
diwawancarai merupakan sumber data primer. Data primer untuk penelitian
ini adalah berupa data dari hasil wawancara dengan pemilik Petshop dan
pecinta kucing dengan masalah yang peneliti bahas mengenai Pet Hotel
peliharaan di Easy Pet Care yang berada di Surakarta.
22
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang digunakan sebagai pelengkap
dari pendukung data primer. Data sekunder berasal dari dokumen-dokumen
berupa catatan-catatan, catatan tertulis seperti dokumen-dokumen, publikasi-
publikasi, surat menyurat, daftar harga, arsip, rekaman, evaluasi atau buku
harian”. Data ini diambil dari data kepustakaan yang berkaitan dengan hukum
sewa-menyewa pejantan kucing ras, hadis-hadis, buku tentang hewan kucing
dan buku-buku pendukung dalam penelitian ini.
3.4 Analisis
Dalam proses analisis dilakukan pendekatan – pendekatan yang merupakan
suatu tahapan kegiatan yang terdiri dari rangkaian pengenalan kondisi awal tapak.
Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis makro dan
mikro, analisis makro merupakan bentuk analisa menyeluruh berskala kawasan
dalam hal ini adalah kawasan Kota Sragen. Serta analisis mikro yaitu bentuk
analisa tapak yang akan dirancang dan direncanakan, yang meliputi analisis site,
analisis pola dan pelaku kegiatan, analisis ruang, analisis bentuk penampilan, serta
analisis sistem struktur dan utilitas bangunan.
b. Analisis pelaku dan pola kegiatan, berupa analisa aktivitan pengguna tapak
dan pelaku lainnya, mulai dari masuk hingga keluar tapak pada
23
perancangan Pet Hotel di Sragen sebagai sarana tempat penitipan hewan
peliharaan. Dalam proses menganalisa akan didapatkan kebutuhan –
kebutuhan ruang yang menunjang fungsionalitas tapak.
c. Analisis tata ruang, berupa analisa persyaratan ruang, analisa pola sirkulasi
ruang, analisa oragnisasi ruang, analisa hunguna antar ruang, besaran
ruang dan zoning ruang. Analisis ini dilakukan setelah mendaptakan hasil
dari analisa pelaku dan pola kegiatan pada perancangan Pet Hotel di
Sragen sebagai sarana tempat penitipan hewan peliharaan.
d. Analisis bentuk massa, dilakukan setelah analisa site, pola dan pelaku
kegiatan, dan analisa ruang. Analisa ini akan memunculkan karakter
bangunan yang diharapkan pada penelitian sesuai dengan pendekatan
desain yaitu arsitektur berkelanjutan, yang nantinya dapat digunakan Pet
Hotel di Sragen sebagai sarana tempat penitipan hewan peliharaan.
a. Tahap pra-lapangan: pada tahap ini, peneliti mulai mengumpulkan buku buku
penunjang dan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan
untuk memperoleh data yang diinginkan dan dibutuhkan yang berkaitan
24
dengan Pet Hotel di Sragen sebagai sarana tempat penitipan hewan
peliharaan.
c. Tahap analisis data: pada tahap ketiga, peneliti menyusun semua data yang
diperoleh secara sistematis sehingga mudah dipahami.20 Setelah ketiga tahap
dilaksanakan tahapan terakhir yakni pembuatan laporan. Peneliti akan
membuat kesimpulan tertulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan di
tulis dalam bentuk skripsi mengenai Pet Hotel di Sragen sebagai sarana
tempat penitipan hewan peliharaan.
25