Anda di halaman 1dari 25

METODOLOGI RISET ARSITEKTUR

PET HOTEL DI SRAGEN

Disusun Oleh :

Nama : Debby Khairunisa

NIM : A0220030

Kelas : Arsitektur B

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

2022
BAB 1......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Permasalahan dan Persoalan.....................................................................6

1.2.1 Permasalahan......................................................................................7

1.2.2 Persoalan............................................................................................7

1.2.3 Tujuan................................................................................................7

1.2.4 Sasaran...............................................................................................7

1.3 Batasan......................................................................................................8

1.3.1 Batasan Batasan Pembahasan............................................................8

1.3.2 Lingkup Pembahasan.........................................................................8

1.4 Manfaat......................................................................................................8

BAB 2......................................................................................................................9

KAJIAN TEORI......................................................................................................9

2.1 Pengertian Pet Hotel..................................................................................9

2.2 Tujuan dan Fungsi Pet Hotel.....................................................................9

2.3 Klasifikasi Jenis Aktifitas Pada Pet Hotel...............................................10

2.4 Klasifikasi Jenis Fasilitas Pada Pet Hotel................................................10

2.5 Persyaratan Fasilitas Pada Pet Hotel.......................................................12

2.6 Tinjauan Umum Pet/Hewan Peliharaan..................................................13

2.7 Penggolongan Jenis Pet/Hewan Peliharaan.............................................14

2.8 Landasan Teori........................................................................................15

METODE PENELITIAN.......................................................................................18

3.1 Pola Pikir.................................................................................................18

3.2 Metode Penelitian....................................................................................18

2
3.2.1 Lokasi Penelitian..............................................................................19

3.2.2 Bahan Penelitian...............................................................................19

3.3 Metode Pengumpulan Data.....................................................................20

3.3.1 Sumber Data.....................................................................................22

3.4 Analisis....................................................................................................23

3.5 Tahap Tahap Penelitian...........................................................................24

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban dalam
kehidupan manusia, tingkat konsumsi masyarakat untuk kebutuhan tersier juga
semakin meningkat. Contoh hobi ini adalah memelihara hewan/hewan kesayangan
seperti kucing, anjing, burung, ular dan lain-lain.
Dengan meningkatnya cinta untuk hewan peliharaan, ada permintaan besar
untuk tempat yang benar-benar dapat menampung dan menyediakan berbagai alat,
bahan, dan layanan yang berkaitan dengan perawatan dan pemeliharaan hewan
peliharaan. Tempat-tempat tersebut berupa pet shop/petshop, jasa perawatan
hewan peliharaan, hotel hewan peliharaan, dan klinik hewan peliharaan.
Beberapa tempat yang sering kita lewati adalah pet store, pet hotel, pet
grooming service, dan pet clinic. Arti dari kata pet store sendiri adalah Pet:
pertama. hewan peliharaan (kucing, anjing), sedangkan Toko: warung, warung
(sumber: Kamus Inggris-Indonesia), jadi pet shop adalah tempat/toko yang
menyediakan barang untuk memenuhi kebutuhan hewan peliharaan/hewan
peliharaan, dan yang lainnya adalah hotel hewan peliharaan, tempat menyimpan
hewan peliharaan, klinik hewan untuk pemeriksaan kesehatan hewan peliharaan
dan perawatan hewan peliharaan atau salon hewan peliharaan untuk perawatan
hewan.
Seperti yang kita ketahui bersama, pet store dan sejenisnya tersedia di setiap
kota di Indonesia dan negara lain. Dari toko hewan peliharaan yang berada di
townhouse komersial hingga toko hewan peliharaan yang berbentuk supermarket
besar. Di Sragen sendiri sudah ada beberapa pet shop, pet clinic dan pet clinic
yang tersebar di seluruh Sragen. Namun, belum ada hotel ramah hewan peliharaan
di Sragen.

4
Namun, di Sragen hanya ada beberapa fasilitas kesehatan dan pusat
informasi yang khusus menangani hewan peliharaan. Layanan saat ini hanya
tersedia dari dokter hewan, toko hewan peliharaan, salon hewan peliharaan, dan
penitipan hewan peliharaan, yang tidak berlokasi di lokasi yang sama. Hal ini
seringkali menyulitkan pemilik hewan peliharaan untuk menyediakan semua
kebutuhan hewan peliharaan mereka.
Tren pemuliaan
Gaya hidup yang sedang menjadi tren di kalangan anak muda saat ini adalah
bergabung dengan komunitas orang-orang yang menyukai minat yang sama. Bagi
kaum muda, gaya hidup adalah sebuah identitas, mereka berlomba-lomba untuk
menciptakan citra mereka sendiri melalui gaya hidup yang melekat pada diri
mereka, itulah sebabnya semakin banyak jenis komunitas yang terbentuk. .
Saat ini memelihara hewan tidak hanya berdasarkan kecintaan terhadap
hewan, kini memelihara hewan menjadi gaya hidup yang trendi bagi anak muda,
bahkan orang tua, bagi pemiliknya, apalagi ketika hewan peliharaannya saya
menangkan penghargaan tersebut.
Memiliki hewan peliharaan bukan hanya sekedar hobi dan gaya hidup,
tetapi juga memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Seperti mengurangi stres,
menghilangkan kebosanan, menyembuhkan beberapa rasa sakit, dll.
Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan yang salah satunya terkait
dengan peternakan merupakan salah satu perkembangan gaya hidup yang
berkembang.
Kota Sragen, salah satu kota kecil di Indonesia pada saat itu, juga
berkembang pesat dalam kegiatan peternakan sebagai cara hidup atau hobi dari
hewan yang mereka pelihara. Dengan perkembangan tersebut maka akan timbul
perbedaan jenis kesukaan terhadap hewan yang dimiliki oleh masing-masing
masyarakat, khususnya masyarakat Sragen sendiri. Salah satu seragam baru,
terutama dalam interaksi sosial, adalah berbagai jenis hewan peliharaan yang
dimiliki masyarakat.
Kucing dan anjing adalah dua jenis hewan utama yang dimiliki oleh
masyarakat Sragen, meskipun di daerah dominan ini masyarakat Sragen lainnya

5
juga memelihara beberapa hewan lain seperti ayam, burung, kelinci, marmut,
hamster, ikan, dan hewan lainnya. ular, kura-kura. , kura-kura, buaya, dll.
Pet hotel adalah jasa yang menyediakan tempat yang ingin menitipkan
binatang peliharaan. Biasanya pet hotel punya berbagai fasilitas yang ditawarkan,
seperti layanan antar jemput, tempat bermain, snack atau makanan, hingga
perawatan hewan seperti pijat atau dimandikan. Mirip seperti baby sitter, pet sitter
adalah pengasuh hewan peliharaan. Pet sitter juga jasa penitipan
hewan peliharaan, bedanya perawat yang akan datang ke rumah Anda bukan
peliharaan yang datang ke tempatnya.
Ada pula klasifikasi pet hotel yaitu untuk menginap di hotel kucing, kucing
harus sehat, nafsu makan baik, tidak demam, umur sesuai dengan syarat minimal
3 bulan, berat badan minimal 1,5 kg. Kucing juga harus sudah melalui masa
adaptasi di rumah selama 7-14 hari. Kucing tidak batuk, pilek, bersin, muntah,
diare, tidak ada masalah kulit, tak ada infeksi dan tidak cacingan.
Di tempat penitipan tersebut, ada banyak hewan peliharaan lain yang juga
dititipkan oleh ibu asuhnya. Sehingga, peliharaan tak hanya bermain dengan
perawat di sana, tetapi juga oleh hewan-hewan lain yang dititipkan. Hampir tidak
mungkin membawa hewan peliharaan dalam perjalanan jauh ke luar negeri atau
keluar dari prefektur.
Berada jauh untuk waktu yang lama bisa membuat stres. Sekalipun
memberikan hewan peliharaan kepada tetangga atau teman, bukan berarti
perawatannya sesuai standar pemiliknya. Hotel hewan peliharaan adalah cara
terbaik untuk membuat hewan peliharaan bahagia. Disragen sendiri belum
menyediakan akomodasi bagi satwa yang pemiliknya ingin tinggal sementara.
Sehingga diperlukan “Pet Hotel” ini untuk memenuhi kebutuhan hewan di Sragen.

1.2 Permasalahan dan Persoalan


Berdasarkan uraian latar belakang di atas masalah yang dijabarkan kedalam
dua aspek yaitu permasalahan dan persoalan, sebagaimana diuraikan dibawah ini :

6
1.2.1 Permasalahan
Bagaimana Pet Hotel di sragen dapat dijadikan solusi sebagai tempat
penitipan hewan saat pemiliknya bepergian dan memenuhi kebutuhan yang
belum ada di area sragen?

1.2.2 Persoalan
Dari permasalahan yang diuraikan di atas maka munculkan persoalan
seperti di bawah ini.
a. Bagaimana menentukan tata letak massa berdasarkan fungsi dari bangunan
yang aman dan nyaman pada bangunan pet hotel di sragen?
b. Bagaimana menentukan bangunan dengan konsep natural yang nyaman dan
sehat pada bangunan pet hotel di sragen?
c. Bagaimana menentukan program ruang dan tata ruang yang fungsional pada
bangunan pet hotel di sragen?
d. Bagaimana menentukan system struktur dan utilitas yang aman dan nyaman
sebagai pendukung sarana social dan hewan pada bangunan pet hotel di
sragen?

1.2.3 Tujuan
Tujuan pembahasan adalah Menyusun perencanaan dan perancangan
penataan bangunan pet hotel yang aman dan nyaman sebagai pendukung sarana
social dan hewan di sragen dengan pendekatan natural healt

1.2.4 Sasaran
Dari permasalahan diatas maka dapat dimuncukan persoalan seperti
dibawah ini.
a. Mendapatkan hasil tata letak massa berdasarkan fungsi dari bangunan yang
aman dan nyaman pada bangunan pet hotel di sragen
b. Mendapatkan hasil bangunan dengan konsep natural healt yang aman dan
nyaman pada bangunan pet hotel di sragen

7
c. Mendapatkan hasil program ruang dan tata ruang yang fungsional pada
bangunan pet hotel di sragen
d. Mendapatkan hasil system struktur dan utilitas yang aman dan nyaman
sebagai pendukung sarana social dan hewan pada bangunan pet hotel di
sragen

1.3 Batasan
1.3.1 Batasan Batasan Pembahasan
Pet hotel sebagai tempat penitipan hewan, pet hotel punya berbagai
fasilitas yang ditawarkan, seperti layanan antar jemput, tempat bermain, snack
atau makanan, hingga perawatan hewan seperti pijat atau dimandikan.
1.3.2 Lingkup Pembahasan
Perencanaan dan perancangan pet hotel sebagai sarana social dengan fasilitas
yang akan di sediakan dan meningkatkan fasilitas Kesehatan hewan serta
perawatan

1.4 Manfaat
a. Sebagai tempat penitipan hewan serta perawatan hewan yang meiliki fungsi
utama sebagai hotel hewan khususnya hewan kucing anjing kelinci hamster
dan hewan hias rumahan lainnya.
b. Sebagai sarana social, yang mendukung Kesehatan dan kebersihan hewan
walaupun fungsi utama yaitu pet hotel.
c. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian pengembangan pembangunan kota
sragen.

8
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pet Hotel


Pet/hewan peliharaan : hewan jinak, sebagai contoh kucing atau anjing,
dipelihara sebagai teman, diperlakukan dengan cinta dan kasih sayang. Pet
(Sumber: www.Reference.com diakses pada tanggal 28 Maret 2015) Hotel disini
dapat didefinisikan secara umum sebagai sebuah tempat penitipan yang
menyediakan apa yang diperlukan untuk kesehatan, kesejahteraan, perawatan, dan
perlindungan seseorang atau sesuatu.
Berdasarkan penjelasan di atas, kata pet dapat diartikan sebagai hewan yang
dipelihara oleh manusia untuk kesenangan dan persahabatan. Pet tersebut
dipelihara karena memiliki karakteristik dan keindahan (contoh: anjing memiliki
bentuk tubuh dan bulu yang indah, khusus untuk burung misalnya karena
suaranya yang indah, dll). Jadi Pet Hotel adalah suatu sarana yang memiliki
fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan, dan penitipan bagi hewan peliharaan.
Selain itu juga berfungsi sebagai pusat informasi, tempat rekreasi, penyedia
kebutuhan hewan peliharaan, dan juga sebagai tempat berinteraksi antara sesama
pecinta hewan.
2.2 Tujuan dan Fungsi Pet Hotel
Pet Hotel merupakan sebuah tempat yang menyediakan berbagai kebutuhan
yang berhubungan dengan hewan peliharaan khususnya anjing dan kucing kepada
masyarakat umum secara komersial (jual-beli) maupun secara rekreasi. Adapun
fungsi pet centre adalah sebagai berikut :
a) Tempat perdagangan dan perawatan hewan peliharaan beserta kelengkapannya.
Merupakan tempat kegiatan perdagangan yang bersifat komersial, di mana
terjadi pertukaran uang, barang dan jasa antara penjual dan pembeli.
b) Tempat rekreasi. Merupakan tempat berkumpulnya bagi penggemar hewan

9
peliharaan khususnya anjing dan kucing untuk bertukar cerita dan
pengalamannya mengenai hewan kesayangannya, sekaligus tempat untuk
masyarakat umum yang dapat berinteraksi langsung dengan hewan peliharaan
yang terdapat di situ.

2.3 Klasifikasi Jenis Aktifitas Pada Pet Hotel


Klasifikasi jenis menurut aktifitas yang dilakukan di dalam Pet Care dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
1. Aspek aktifitas pengunjung
a) Pengunjung yang datang untuk melakukan pelayanan kesehatan (klinik)
dan kecantikan (grooming) bagi hewan kesayangannya.
b) Pengunjung yang datang untuk menitipkan hewan peliharaannya.
c) Pengunjung yang datang untuk melakukan kegiatan lain di luar pelayanan
bagi hewan peliharaannya seperti makan/minum, berbelanja, atau
pengunjung yang sekedar bertemu dengan rekan kerja atau teman.
2. Aspek aktifitas karyawan
a) Karyawan yang bertugas melakukan perawatan pada hewanhewan
peliharaan pengunjung.
b) Karyawan yang bertugas untuk menjaga dan memelihara fasilitas.
c) Karyawan yang bertugas untuk menjaga keamanan dan keselamatan
pengunjung.
d) Karyawan yang bertugas untuk melayani pengunjung.
e) Karyawan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan administratif.

2.4 Klasifikasi Jenis Fasilitas Pada Pet Hotel


A. Menurut Fungsi Bangunan Pet Care Sesuai dengan fungsi bangunannya,
maka klasifikasi Jenis fasilitas yang terdapat pada sebuah Pet Care dapat
dibagi menjadi beberapa bagian menurut skala prioritas aktifitas sebagai
berikut:

1. Fasilitas Utama, terdiri dari :

10
a) Klinik : tempat untuk melakukan pemeriksaan, observasi dan pengobatan
terhadap hewan peliharaan

b)Grooming : suatu tempat perawatan yang dapat dikatakan seperti salon


hewan untuk membuat hewan peliharaan tampak lebih indah.

c) Pet hotel & daycare : suatu tempat untuk menampung hewanhewan


peliharaan khususnya anjing dan kucing yang akan dititipkan.

2. Fasilitas Pendukung, terdiri dari :

a) Toko perlengkapan : suatu tempat yang menjual perlengkapan seperti


pakaian, snack, aksesoris dan semacamnya untuk hewan kesayangan
khususnya anjing dan kucing.

b)Café : restoran kecil yang melayani snack, makan, dan minum

c) Playground : suatu tempat yang diperuntukkan hewan kesayangan agar


dapat bermain sekaligus berlatih.

d)Swimming pool : kolam renang untuk anjing peliharaan agar dapat berlatih
berenang atau melatih pergerakkannya dalam air.

B. Menurut Fungsi Ruang Sesuai dengan fungsinya terhadap bangunan Pet Care,
maka dapat dibagi menjadi beberapa ruang sebagai berikut:

a) Ruang pelayanan/sirkulasi; Ruang pelayanan termasuk ruang sirkulasi


merupakan ruang yang mewadahi kegiatan melayani konsumen dan
membutuhkan staf untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Contohnya
adalah resepsionis, toko perlengkapan, toko merchandise, kafetaria, dan
lain-lain.

b)Ruang komunal; Ruang komunal adalah ruang yang mewadahi aktivitas


berkomunikasi, dan dapat dijalankan tanpa adanya staf seperti lobby,
taman, dan lain-lain.

c) Ruang administrasi; Merupakan ruang untuk mewadahi kegiatan yang


bersifat administratif, seperti urusan personal, ketatausahaan, dan lain-lain.

11
d)Ruang servis; Ruang servis adalah ruang yang menjalankan segala
kegiatan agar aktivitas di dalam bangunan dapat berjalan. Contohnya
adalah tempat parkir, ruang pegawai, kamar mandi/WC, ruang genset,
ruang istirahat pegawai, dan lain- lain. (Sumber: Ratu Amie, Ariandhini.
(2007). Semarang Pet Centre. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang,
Semarang.)

2.5 Persyaratan Fasilitas Pada Pet Hotel


Prinsip paling penting untuk diperhatikan pada saat merancang atau
membangun tempat untuk hewan adalah menciptakan suatu lingkungan yang
stabil dan sesuai dengan keperluan fisiologis jenis hewannya.

1) Ventilasi/penghawaan; Dalam hal ini berarti suhu, kelembaban dan kecepatan


pertukaran udara yang ekstrem harus dihindari. Semua hewan harus
dikandangkan dalam gedung dengan ventilasi yang baik supaya suhu dan
kelembaban dapat diatur dan supaya bau merangsang cepat hilang.
Selanjutnya, ventilasi yang baik juga akan mengurangi kemungkinan
penyebaran penyakit-penyakit hewan.

2) Kenyamanan; Dinding dan lantai harus tahan air dan mudah dicuci. Lantai
harus dibuat sedemikian rupa sehingga air mudah mengalir dan cepat kering
sesudah dicuci. Bahan bangunan harus kuat dan tahan lama. Dinding dan
lantai tidak boleh ada pipa saluran air, pipa saluran listrik, pinggiran kayu
maupun batu menonjol. Bangku yang dipakai harus mempunyai konstruksi
sederhana supaya cepat dan mudah dibersihkan. Pintu dan jendela kamar
hewan harus dapat ditutup rapat untuk mencegah serangga dan hewan liar.

3) Ruang untuk kucing; Kandang harus cukup besar sehingga suatu papan dapat
dipasang ditempat yang agak tinggi untuk tempat istirahat. Asalkan ventilasi
baik, kucing kurang peka terhadap panas dibanding anjing. Kandangnya harus
cukup besar untuk tempat kotoran. Papan atau cabang pohon dapat dipasang
di area terbuka untuk memanjat, jalan-jalan dan lari-lari dan harus dilengkapi

12
dengan batang kayu untuk digaruk-garuk sehingga kucing dapat mengasah
kuku.

4) Ruang untuk anjing; Anjing lebih senang dan lebih berisik jika dikandangkan
bersama atau berkelompok. Syarat dasar akomodasi anjing adalah tempat
tinggal yang nyaman dengan ventilasi dan pembuangan air yang baik. Anjing
peka terhadap stres panas sehingga naungan dengan ventilasi bagus atau
pendinginan mungkin diperlukan di daerah tropis. Lantai beton dalam
kandang untuk lari-lari dianjurkan untuk memudahkan pembersihan yang
baik. (Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre. Skripsi
S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.)

2.6 Tinjauan Umum Pet/Hewan Peliharaan


Pada umumnya Pet adalah hewan kesayangan atau hewan pendamping yang
dipelihara oleh manusia untuk dijadikan sebagai teman atau kesenangan. Sebagian
dari hewan tersebut dipelihara karena memiliki karakteristik ataupun karena
keindahannya.

Perkiraan awal domestikasi hewan dilakukan arkeolog berdasarkan dari


hasil temuan di situs purbakala. Domestikasi adalah proses pengadopsian hewan
liar menjadi hewan peliharaan. Bukti tertua adanya hewan peliharaan adalah
kerangka anjing berusia sekitar 5 bulan di sisi kerangka seorang perempuan yang
ditemukan di dekat Ain Mahalla (Israel), yang berusia hampir 10.000 tahun SM.
Kerangka-kerangka anjing dari masa antara 8.000 dan 7.000 SM juga ditemukan
pada situs-situs purbakala di banyak tempat. Kerangka kucing peliharaan tertua
ditemukan di Siprus, berasal dari sekitar 6.000 tahun SM. Diperkirakan, kucing
juga dipelihara untuk mengatasi gangguan tikus di lumbung pangan.

Sejarah awal hadirnya hewan pekerja adalah masa sebelum kebudayaan


pertanian dan tinggal menetap. Manusia menjinakkan anjing liar sebagai sebagai
pembantu dalam usaha perburuan hewan. Di seluruh dunia, hewan pekerja
memiliki hubungan khusus dengan pemiliknya. Hewan yang dijinakkan seringkali
dikembangbiakkan untuk berbagai kondisi dan keperluan, terutama kuda dan

13
anjing. Hewan pekerja pada umumnya dikembangkan di peternakan meski ada
juga yang menjinakkannya secara langsung dari alam liar, seperti lumba-lumba
dan gajah.

Hewan peliharaan atau hewan timangan adalah hewan yang dipelihara


sebagai teman sehari-hari manusia. Hewan timangan berbeda dari hewan ternak,
hewan percobaan, hewan pekerja, atau hewan tunggangan yang dipelihara untuk
kepentingan ekonomi atau untuk melakukan tugas tertentu. Hewan peliharaan
yang populer biasanya adalah hewan yang memiliki karakter setia pada
majikannya atau memiliki penampilan yang menarik, atau kemampuan menarik
tertentu seperti mengeluarkan suara yang indah. Walaupun secara teori seseorang
dapat memelihara hewan apa pun sebagai hewan peliharaan, dalam prakteknya
hanya spesies-spesies tertentu saja yang sering dijumpai, terutama hewan kecil
(anjing, kucing, dan kelinci), burung, dan ikan. (Sumber: Falvey, John Lindsay.
1985. Introduction to Working Animal. Melbourne: MPW Australia)

Tidak semua hewan dapat dijadikan hewan peliharaan, karena menyangkut


habitat alaminya dan berbagai faktor lainnya, seperti dianggap tidak
menguntungkan, atau memang belum pernah melalui tahap domestikasi oleh
manusia. Karena hal tersebut, hanya beberapa jenis hewan yang akhirnya
digemari oleh manusia untuk dijadikan hewan peliharaan.

2.7 Penggolongan Jenis Pet/Hewan Peliharaan


Di dunia ini, mungkin manusia tidak akan beradab tanpa bantuan hewan
peliharaan. Ketika hewan tidak lagi diburu tetapi dijinakkan, manusia dapat
menetap disatu tempat. Hewan peliharaan memberikan makanan dan pakaian
tanpa harus diburu. Karena dengan makin jinaknya hewan, dapat digunakan
sebagai kendaraan atau mengangkut beban (sapi, kerbau, keledai, unta). Dari segi
pemeliharaannya, hewan dibagi menjadi dua, yaitu hewan yang tidak dapat
dipelihara (liar) dan hewan yang dapat dipelihara. Hewan yang tidak dapat
dipelihara kebanyakan hidup di alam bebas seperti hutan belantara maupun hutan
buatan manusia (kebun binatang, taman safari).

14
Mayoritas hewan ini sangat berbahaya dan sulit didekati oleh manusia,
seperti bangsa kucing (singa, harimau, cheetah, dll), bangsa anjing (serigala,
rubah, dll), hyena, badak, dll. Sedangkan hewan yang dapat dipelihara merupakan
hewan yang bisa hidup berdampingan dengan manusia (Our World Encyclopedia,
1983:78). Biasanya untuk memudahkan klasifikasi dan penempatannya pada
ruangan-ruangan di rumah sakit, hewan dibagi menjadi dua yaitu : a. Hewan besar
(hewan ternak) seperti sapi, kerbau, kambing, dll. b. Hewan kecil (biasanya
disebut hewan kesayangan) seperti kucing, anjing, ikan, burung, dll.

Di dalam rumah sakit, hewan kesayangan, mendapatkan perhatian yang


lebih karena hewan kesayangan terbiasa dengan kasih sayang dan perlakuan yang
hangat dari pemiliknya dibanding hewan ternak, karena rasa ditinggalkan pada
hewan kesayangan akan menyebabkan kondisi psikologis yang tidak mendukung
proses perawatan dan pemulihannya akan lebih sulit dibanding penyembuhan
penyakitnya. (Sumber: Ratu Amie, Ariandhini. (2007). Semarang Pet Centre.
Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang, Semarang.)

2.8 Landasan Teori


Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban dalam
kehidupan manusia, tingkat konsumsi masyarakat untuk kebutuhan tersier juga
semakin meningkat. Contoh hobi ini adalah memelihara hewan/hewan kesayangan
seperti kucing, anjing, burung, ular dan lain-lain.

Dengan meningkatnya cinta untuk hewan peliharaan, ada permintaan besar


untuk tempat yang benar-benar dapat menampung dan menyediakan berbagai alat,
bahan, dan layanan yang berkaitan dengan perawatan dan pemeliharaan hewan
peliharaan. Tempat-tempat tersebut berupa pet shop/petshop, jasa perawatan
hewan peliharaan, hotel hewan peliharaan, dan klinik hewan peliharaan. Beberapa
tempat yang sering kita lewati adalah pet store, pet hotel, pet grooming service,
dan pet clinic.

Memiliki hewan peliharaan bukan hanya sekedar hobi dan gaya hidup,
tetapi juga memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Seperti mengurangi stres,

15
menghilangkan kebosanan, menyembuhkan beberapa rasa sakit, dll.
Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan yang salah satunya terkait dengan
peternakan merupakan salah satu perkembangan gaya hidup yang berkembang.
Kota Sragen, salah satu kota kecil di Indonesia pada saat itu, juga berkembang
pesat dalam kegiatan peternakan sebagai cara hidup atau hobi dari hewan yang
mereka pelihara. Dengan perkembangan tersebut maka akan timbul perbedaan
jenis kesukaan terhadap hewan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat,
khususnya masyarakat Sragen sendiri.

Pet/hewan peliharaan : hewan jinak, sebagai contoh kucing atau anjing,


dipelihara sebagai teman, diperlakukan dengan cinta dan kasih sayang. Jadi Pet
Hotel adalah suatu sarana yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan,
dan penitipan bagi hewan peliharaan.

Pet Hotel merupakan sebuah tempat yang menyediakan berbagai kebutuhan


yang berhubungan dengan hewan peliharaan khususnya anjing dan kucing kepada
masyarakat umum secara komersial Pengunjung yang datang untuk melakukan
pelayanan kesehatan dan kecantikan Ruang servis; Ruang servis adalah ruang
yang menjalankan segala kegiatan agar aktivitas di dalam bangunan dapat
berjalan.

a) Tinjauan Umum Pet/Hewan Peliharaan

Pada umumnya Pet adalah hewan kesayangan atau hewan pendamping yang
dipelihara oleh manusia untuk dijadikan sebagai teman atau kesenangan. Sebagian
dari hewan tersebut dipelihara karena memiliki karakteristik ataupun karena
keindahannya.

Perkiraan awal domestikasi hewan dilakukan arkeolog berdasarkan dari hasil


temuan di situs purbakala. Domestikasi adalah proses pengadopsian hewan liar
menjadi hewan peliharaan. Bukti tertua adanya hewan peliharaan adalah kerangka
anjing berusia sekitar 5 bulan di sisi kerangka seorang perempuan yang ditemukan
di dekat Ain Mahalla , yang berusia hampir 10.000 tahun SM. Kerangka-kerangka
anjing dari masa antara 8.000 dan 7.000 SM juga ditemukan pada situs-situs

16
purbakala di banyak tempat. Kerangka kucing peliharaan tertua ditemukan di
Siprus, berasal dari sekitar 6.000 tahun SM. Diperkirakan, kucing juga dipelihara
untuk mengatasi gangguan tikus di lumbung pangan. Sejarah awal hadirnya
hewan pekerja adalah masa sebelum kebudayaan pertanian dan tinggal menetap.

b) Penggolongan Jenis Pet/Hewan Peliharaan

Di dunia ini, mungkin manusia tidak akan beradab tanpa bantuan hewan
peliharaan. Ketika hewan tidak lagi diburu tetapi dijinakkan, manusia dapat
menetap disatu tempat. Hewan peliharaan memberikan makanan dan pakaian
tanpa harus diburu. Karena dengan makin jinaknya hewan, dapat digunakan
sebagai kendaraan atau mengangkut beban . Dari segi pemeliharaannya, hewan
dibagi menjadi dua, yaitu hewan yang tidak dapat dipelihara dan hewan yang
dapat dipelihara. Hewan yang tidak dapat dipelihara kebanyakan hidup di alam
bebas seperti hutan belantara maupun hutan buatan manusia .

17
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pola Pikir

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Sumber : Data Penulis

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian memiliki dua pendekatan dalam tekniknya, yaitu
pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pada penulisan Proposal Judul

18
Pet Hotel Di Sragen sebagai Sarana tempat penitipan hewan ini, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif berupa analisis data yang terkait dengan
perancangan dan perencanaan Pet Hotel yang disesuaikan dengan kondisi
eksisting tapak.

3.2.1 Lokasi Penelitian

Gambar 3.3 Peta Kota Sragen

Sumber : http://pdpi.sragenkab.go.id/gambar.php

Lokasi penlitian terletak di kabupaten Sragen yang mana di kota tersebut


belum adanya bangunan untuk penunjang sarana bagi peliharaan yang ingin di
titipkan selagi pemiliknya sedang bepergian.

3.2.2 Bahan Penelitian


Kehadiran peneliti dalam penelitian ini, peneliti lakukan dengan
mendatangi lokasi penelitian. Kehadiran peneliti dalam menggali dan mencari
data kurang lebih dua bulan dengan ketentuan empat sampai lima kali dalam satu
minggu, yang jamnya mengikuti subyek penelitian serta mencari sela sela waktu
luang dari pemilik Petshop dan pemilik subyek penelitian, hal ini peneliti
sesuaikan dengan lokasi yang peneliti teliti dan sesuai dengan sasaran pihak yang

19
berwenang. Dalam mencari dan mengumpulkan datan peneliti melakukan
wawancara langsung dan meminta data yang peneliti perlukan. Untuk mendukung
pengumpulan data dari sumber yang ada di lapangan, peneliti memanfaatkan buku
tulis, bolpoint dan kamera sebagai alat pencatat data.

Dalam penelitian kualitatif peneliti harus menyesuaikan diri dengan


kebiasaan, adat, tatacara dan budaya di mana lokasi penelitian dilakukan. Karena
dengan menyesuaikan penampilan tersebut peneliti akan dipandang sama
sederajat dengan masyarakat/subyeek yang diteliti sehingga memudahkan
hubungan dengan subyek dan diharapkan dapat memudahkan dalam pengumpulan
data di lapangan. Peran sebagai instrument sekaligus pengumpul data, peneliti
realisasikan dengan mendatangi pemilik Petshop Easy Pet Care untuk meminta
izin melakukan penelitian di tempat tersebut tentang hukum sewamenyewa
pejantan kucing ras yang mana jasa tersebut disediakan di Petshop Easy Pet Care
dan dilakukan oleh masyarakat Sragen. Sebelumnya peneliti menyerahkan surat
permohonan izin penelitian secara resmi dari UTP Surakarta kepada Pemilik
Petshop Easy Pet Care Surakarta. Setelah itu meminta dengan hormat pemilik
petshop untuk memberikan sumber data yang ada kaitannya dengan sewa-
menyewa jasa pemacakan kucing jantan, baik berupa profil Petshop, daftar harga
jasa sewa, bahkan data orang yang melakukan akad sewa pejantan kucing.
Selanjutnya peneliti bertanya kepada pemilik maupun karyawan Petshop Easy Pet
Care, untuk bisa dijadikan kunci informasi dalam penelitian ini, karena mereka
yang mengethui proses transaksi sewa-menyewa pejantan tersebut. Setelah
mendapat izin dari pemilik Petshop Easy Pet Care peneliti mengadakan observasi
dan mencari informasi yang melakukan akad sewa pejantan kucing, dengan
wawancara dan dokumentasi.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Berkaitan dengan analisis dan fokus fenomena lapangan yang diteliti, teknik
pengumpulan data yang utama menyandarkan pada wawancara dan pengamatan.
Penggunaan kedua teknik pengumpulan data tersebut mempertimbangkan bahwa
fenomena yang konkrit berbeda dengan fenomena yang abstrak. Fenomena yang

20
konkrit hanya dapat dipahami sebagaimana adanya, suatu ciptaan yang dihasilkan
dalam kondisi-kondisi tertentu. Dengan menggunakan kedua teknik pengumpulan
data tersebut, peneliti dapat mengeksplorasi interpretasi-interpretasi yang berbeda
maupun berinteraksi, serta pandangan-pandangan yang beragam dan berlawanan
atas suatu fakta tertentu. Selain menggunakan kedua metode tersebut, dalam
penelitian ini juga menggunakan dokumentasi yang berbentuk surat-surat,
gambar, catatancatatan lain yang berhubungan dengan fokus penelitian ini.

1. Wawancara Mendalam Wawancara adalah percakapan dengan maksud


tertentu. Percakapan yang dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut.

Wawancara mendalam yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk


mendapatkan informasi secara langsung dengan dengan mengajukan
pertanyaan antara pewawancara dengan yang diwawancarai.

Wawancara mendalam merupakan proses menggali informasi secara


mendalam, terbuka dan bebas dengan masalah dan fokus penelitian dan
diarahkan pada pusat penelitian. Dalam hal ini metode wawancara mendalam
yang dilakukan dengan adanya daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Adapun informan yang akan peneliti wawancarai diataranya dari
pihak Petshop baik pemilik dan karyawannya, selain dari pihak Petshop
peneliti akan mewawancarai beeberapa konsumen yang pernah melakukan
sewa-menyewa di tempat. Keberhasilan wawancara sangat tergantung pada
keterampilan yang dimiliki peneliti dalam mendapat kepercayaan orang yang
diwawancarai.

2. Pengamatan Observasi

Pengumpulan data dengan observasi adalah pengamatan secara langsung


kepada suatu obyek yang akan diteliti. Observasi adalah suatu teknik
pengumpulan data yang digunakan melalui pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap Pet Hotel yang disewakan pada Petshop Easy Pet Care.

21
Sehingga observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
langsung dan sistematis terhadap Pet Hotel pada Petshop Easy Pet Care,
untuk memperoleh data dalam melakukan penelitain. Metode ini digunakan
untuk mendapatkan data tentang kondisi Petshop Easy Pet Care di Kabupaten
Surakarta dan data yang berada di sragen.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah “teknik pengumpulan data yang digunakan untuk


mencari data yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, leger, agenda dan lain sebagainya”. Teknik dokumentasi untuk
melengkapi data dari hasil wawancara. Teknik dokumentasi didapatkan dari
non-manusia, artinya sumber ini terdiri dari dokumen-dokumen yang
mendukung penelitian ini. Dalam kaitannya dengan ini, peneliti
mengumpulkan data tentang sejarah permulaan atau praktek sewa pejantan,
data tentang struktur organisasi, data tentang karyawan, foto-foto pejantan
kucing yang digunakan sebagai subyek sewa, serta data tentang sarana dan
prasarana yang ada Pet Hotel.

3.3.1 Sumber Data


Data merupakan hal yang sangat esensial untuk menguak suatu permasalahan, dan
data juga diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau mengisi hipotesis
yang sudah dirumuskan. Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana
data diperoleh. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan sekunder.

1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya, diamati
dan dicatat untuk pertama kalinya. Kata-kata atau tindakan yang
diwawancarai merupakan sumber data primer. Data primer untuk penelitian
ini adalah berupa data dari hasil wawancara dengan pemilik Petshop dan
pecinta kucing dengan masalah yang peneliti bahas mengenai Pet Hotel
peliharaan di Easy Pet Care yang berada di Surakarta.

22
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang digunakan sebagai pelengkap
dari pendukung data primer. Data sekunder berasal dari dokumen-dokumen
berupa catatan-catatan, catatan tertulis seperti dokumen-dokumen, publikasi-
publikasi, surat menyurat, daftar harga, arsip, rekaman, evaluasi atau buku
harian”. Data ini diambil dari data kepustakaan yang berkaitan dengan hukum
sewa-menyewa pejantan kucing ras, hadis-hadis, buku tentang hewan kucing
dan buku-buku pendukung dalam penelitian ini.

3.4 Analisis
Dalam proses analisis dilakukan pendekatan – pendekatan yang merupakan
suatu tahapan kegiatan yang terdiri dari rangkaian pengenalan kondisi awal tapak.
Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis makro dan
mikro, analisis makro merupakan bentuk analisa menyeluruh berskala kawasan
dalam hal ini adalah kawasan Kota Sragen. Serta analisis mikro yaitu bentuk
analisa tapak yang akan dirancang dan direncanakan, yang meliputi analisis site,
analisis pola dan pelaku kegiatan, analisis ruang, analisis bentuk penampilan, serta
analisis sistem struktur dan utilitas bangunan.

Kemudian perlu dimunculkan nilai – nilai yang mengacu pada pendekatan


arsitektur desain dengan menambahkan nilai keselarasan terhadap alam, nilai
keindahan, dan sebagainya yang terkait dengan pendekatan desain. Data yang
diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teori – teori arsitektur yang
berkaitan dengan judul penelitian, sehingga data dapat diintegrasikan sebagai
berikut:

a. Analisis tapak, langkah awal dengan mengidetifikasi tapak yang akan


dirancang terhadap hubungan antar bangunan yang akan dirancang dengan
kondisi disekitar tapak. Dari analisis ini akan didapatkan hasil berupa
analisa klimatologi, analisa orientasi, analisa titik tangkap, analisa
kebisingan, dan analisa zoning tapak.

b. Analisis pelaku dan pola kegiatan, berupa analisa aktivitan pengguna tapak
dan pelaku lainnya, mulai dari masuk hingga keluar tapak pada

23
perancangan Pet Hotel di Sragen sebagai sarana tempat penitipan hewan
peliharaan. Dalam proses menganalisa akan didapatkan kebutuhan –
kebutuhan ruang yang menunjang fungsionalitas tapak.

c. Analisis tata ruang, berupa analisa persyaratan ruang, analisa pola sirkulasi
ruang, analisa oragnisasi ruang, analisa hunguna antar ruang, besaran
ruang dan zoning ruang. Analisis ini dilakukan setelah mendaptakan hasil
dari analisa pelaku dan pola kegiatan pada perancangan Pet Hotel di
Sragen sebagai sarana tempat penitipan hewan peliharaan.

d. Analisis bentuk massa, dilakukan setelah analisa site, pola dan pelaku
kegiatan, dan analisa ruang. Analisa ini akan memunculkan karakter
bangunan yang diharapkan pada penelitian sesuai dengan pendekatan
desain yaitu arsitektur berkelanjutan, yang nantinya dapat digunakan Pet
Hotel di Sragen sebagai sarana tempat penitipan hewan peliharaan.

e. Analisis Sistem Struktur dan Utilitas, analisa ini berkaitan dengan


bangunan, tapak, dan lingkingan sekiatarnya. Analisa ini merupakan kunci
solusi dari permasalahan yang berada pada tapak yaitu, sistem pengolahan
limbah hewan. untuk menguraikan permasalahan tersebut diperlukan
analisa utilitas berupa sistem penyediaan air (plumbing), sistem drainase,
sistem pembuangan dan pengolahan sampah, sistem pencahayaan dan
penghawaan, sistem jaringan listrik, dan sistem keamanan. Serta
diperlukan analisa struktur berupa sistem struktur dan bahan yang akan
digunakan dalam desain perancangan.

3.5 Tahap Tahap Penelitian


Prosedur penelitian merupakan penjelasan langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam suatu penelitian. Langkah-langkah prosedur penelitian meliputi
tiga hal yaitu:

a. Tahap pra-lapangan: pada tahap ini, peneliti mulai mengumpulkan buku buku
penunjang dan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan
untuk memperoleh data yang diinginkan dan dibutuhkan yang berkaitan

24
dengan Pet Hotel di Sragen sebagai sarana tempat penitipan hewan
peliharaan.

b. Tahap pelaksanaan di lapangan: pada tahapan ini, peneliti melakukan


penelitiannya dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi di Pet Hotel di Sragen sebagai sarana tempat penitipan hewan
peliharaan.

c. Tahap analisis data: pada tahap ketiga, peneliti menyusun semua data yang
diperoleh secara sistematis sehingga mudah dipahami.20 Setelah ketiga tahap
dilaksanakan tahapan terakhir yakni pembuatan laporan. Peneliti akan
membuat kesimpulan tertulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan di
tulis dalam bentuk skripsi mengenai Pet Hotel di Sragen sebagai sarana
tempat penitipan hewan peliharaan.

25

Anda mungkin juga menyukai