Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan karunia-Nya
lah sehingga Laporan Total Koasistensi Departemen Reproduksi Hewan Kecil dapat
terselesaikan. Maksud dan tujuan penulisan laporan total ini adalah untuk memenuhi
syarat menyelesaikan koasistensi stase reproduksi khususnya reproduksi hewan kecil
yang berkesempatan ditempatkan di Klinik Dokter Hewan “Pet Buddy 7 Vet” –
Surabaya.
Kami haturkan terimakasih banyak kepada :
1. drh. Roeswandono W., M.Si selaku dosen pembimbing Departemen Reproduksi
Hewan Kecil.
2. drh. Ahmad Fikri selaku dokter konsulen yang telah bersedia membimbing dalam
koasistensi stase Reproduksi Hewan Kecil di klinik dokter hewan “Pet Buddy Vet”
– Surabaya.
3. Teman-teman kelompok reproduksi hewan kecil di klinik dan semua pihak yang
secara tidak langsung membantu terlaksananya koasistensi stase Reproduksi
Hewan Kecil.
Kami penyadari bahwa masih diperlukan banyak masukan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat di harapkan. Semoga
laporan ini bermandaat untuk semua pihak.
2
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kucing dan anjing adalah salah satu hewan kesayangan yang banyak di gemari
masyarakat, baik ras yang telah populer maupun domestik atau lokal. Secara ekonomis
penangkaran hewan tersebut dapat mendatangkan keuntungan bila dilihat dari sistem
reproduksinya karena kucing dan anjing merupakan hewan yang profilik (beranak
banyak), dalam satu tahun dapat memiliki kemampuan untuk beranak sebanyak kurang
lebih tiga kali (Sendana et al., 2019). Salah satu penyakit yang mengganggu
perkembangbiakan pada kucing dan anjing adalah penyakit reproduksi distokia, yakni
bantuan pada saat persalinan (Dar et al., 2015). Distokia diklasifikasikan dalam
induk merejan, posisi janin, dan dalam beberapa kasus dikarenakan oleh keduanya
(Naoman, 2021). Dalam beberapa kasus, distokia dapat terjadi karena banyaknya anak
atau janin yang terlalu besar sehingga menyebabkan induk kehabisan tenaga (Olivira,
2016). Jyothi dan Rajesh (2018) menyatakan distokia lebih sering terjadi pada hewan
yang selalu dikandangkan dibanding dengan hewan yang dilepas di alam bebas, dan
melewati waktunya karena fetus yang terlalu besar. 2 Operasi caesar adalah proses
pembedahan di mana anak yang belum lahir diangkat melalui tindakan operasi dari
rahim induk. Operasi caesar dilakukan ketika induk mengalami masalah saat
melahirkan yang tergolong dalam tindakan darurat (Bailin et al., 2021). Maka dari itu
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui secara langsung dan
membahas kasus-kasus penyakit gangguan reproduksi yang terjadi di Klinik Hewan
Pet Buddy dari etiologi penyebab kasus reproduksi hewan kecil, gejala klinis, diagnosa
kasus hingga pada tindakan terapi atau pengobatannya.
1.3 Manfaat
Manfaat kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan memberi
wawasan kepada mahasiswa PPDH tentang kejadian gangguan reproduksi pada hewan
kecil serta penyebabnya, sehingga mahasiswa dapat mengetahui tindakakan
pencegahan dan pengobatan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Ovarium berperan sebagai organ reproduksi primer untuk memproduksi sel kelamin
betina yaitu ovum dan hormon-hormon genital betina yakni progesteron dan estrogen.
Pada kucing jumlah ovarium berjumlah sepasang dan digantung oleh penggantung
yang disebut mesovarium dan dilalui oleh pebuluh darah;
2) Tuba fallopi atau oviduct yakni saluran kecil dan teraba lebih keras dari organ
disekitarnya. Terdiri dari infundibulum dam fimriae, ampula dan ismus. Tuba fallopi
memiliki penggantung yang disebut mesosalping;
3) Uterus adalah saluran muskuler yang diperlukan untuk menerima ovum yang telah
dibuahi, dan berfungsi sebagai alat dan tempat untuk transport sperma ke dalam tuba
fallopi, pembentukan plasenta, serta tempat perkembangan embrio / fetus. Terdiri dari
cornua, corpus, dan cervix. Tipe dari uterus kucing adalah bipartite, yakni tipe uterus
yang hanya memiliki satu serviks uteri, korpus uteri yang jelas dan cukup panjang serta
kedua kornua uteri dan sebagaian korpus dipisahkan oleh septum. Letak uterus didalam
cavum abdomen, kecuali cervix yang masih mencapai bagian peritoneal dari cavum
pelvis;
4) Vagina adalah organ kelamin betina yang terletak didalam rongga perlvis dan
berfungsi sebagai alat kopulatoris untuk jalur keluar fetus dan plasenta saat partus
(melahirkan);
5) alat kelamin luar terdisi atas vestibulum dan vulva yang merupakan ujung akhir
terluar dari alat reproduksi betina pada hewan.
2.2.2 Partus
Partus adalah proses melahirkan janin yang telah tumbuh sempurna pada akhir masa
kehamilan normal. Partus atau persalinan adalah proses kompleks yang melibatkan
8
perubahan humoral, fisiologis, tingkat morfologis dan perilaku, paetus merupakan
proses biologis yang menarik bahwa uterus yang diam selama kehamilan mulai
berkontraksi dan cervix yang berkontraksi kondisi kuat (erat pada proses kehamilan)
menjadi cukup rileks dan meregang untuk memungkinkan keluarnya individu baru dari
induknya. Manifestasi rasa sakit dapat terjadi secara bervariasi
Ambing membesar dan oedematus segera sebelum partus sekresi kelenjar susu berubah
dari warna dan konsistensi seperti madu kering menjadi kuning, keruh dan gelap yang
disebut kolostrum, keluar lendir putih, kental dan lengket dari bagian cranial vagina
dan penyumbat cervik mencair. Selama beberapa jam sebelum partus hewan
memperlihatkan anoreksia dan gelisah (Lourenço, 2014).
2) Tahap Kedua
3) Tahap Ketiga
Tahap terakhir dari proses kelahiran yaitu tahap pengeluran plasenta. Biasanya
5-15 menit setelah anak anjing terakhir dilahirkan. Tahap ini ditandai dengan hilangnya
sirkulasi plasenta, terjadi pemisahan plasenta, kontraksi uterus dan abdominal
berlanjut, serta plasenta dikeluarkan.
2.2.3 Distokia
Distokia dapat terjadi apabila tahap pertama ataupun tahap kedua dari proses
kelahiran diperpanjang, sulit atau tidak mungkin dilaksanakan oleh hewan tanpa
bantuan manusia. Penyebab distokia secara langsung disesbabkan karena causa
maternal dan causa fetal. Causa maternal distokia sebagian besar adalah faktor-faktor
yang menyebabkan penyempitan atau stenosis saluran kelahiran yang menghalangi
jalan keluarnya fetus secara normal. Faktor-faktor ini meliputi fraktura dan aksostosa
(Foster, 2018).
Pelvis, ukuran pelvis yang kecil karena betina belum cukup dewasa, hipoplasia
herediter atau congenital saluran kelahiran atau vulva, penyempitan atau stenosis
cervix, vagina maupun pun vulva dikarenakan pertumbuhan jaringan ikat, perdarahan
10
di dalam pelvis, penimbunan lemak perivaginal, kejadian tumor pada uterus dan cervix,
terjadi infeksi uterus yang menyebabkan inersia uteri, abortus atau emfisema fetus dan
kehamilan kembar. Causa fetal distokia lebih umum dan disebabkan oleh kelainan
presentasi, posisi dan postur, serta fetus yang terlampau besar. Sebab-sebab ini
meliputi; presentasi transversal ventral dan dorsal, posisi dorso ilial atau dorso pubis,
fleksio kaki di bawah tubuh, pembengkokan kepala dan leher ke ventral, lateral atau
dorsal, ascites fetal, tumor fetus yang besar, pembesaran rongga tubuh seperti otak,
lambung, ginal dan uterus, abnormalitas fetus dan monster (Foster, 2018).
11
bagian posterior, tepatnya di anterior dari vesica urinaria (Sardjana Dan Kusumawati,
2011).
12
Gambar 3. Organ reproduksi kucing jantan (Momont, 2018)
Menurut Lestari dan Ismudiono (2014), pada setiap alat kelamin jantan
memiliki fungsi masing- masing yaitu; 1) pada sebagian besar mamalia, testis
terletak pada daerah pre pubis, merupakan kelenjar tubular berbentuk bulat lonjong
terjapat sepasang kiri dan kanan. Testis pada anjing, kucing dan babi terletak miring
dorsal caudal. Testis terbungkus dalam kantong skrotum, dimana dalam skrotum berisi
dual lobi testes yang masing masing lobi mengandung satu testes dan memiliki fungsi
reproduktif sebagai penghasilkan sel spermatozoa yang dihasilkan di dalam tubuli
seminiferi atas pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone), sedangkan testosterone
diproduksi oleh sel-sel intestitiel yang disebut sebagai sel Leydig oleh pengaruh ICSH
(Intestitiel Cell Stimulating Hormone), juga berfungsi sebagai endokrinologis untuk
menghasilkan hormon jantan atau Androgen Binding Protein sebagai protein pembawa
hormon androgen dalam transport dipembuluh darah. Apabila produksi spermatozoa
dianggap berlebihan maka inhibin akan melakukan control (negative feedback
mechanism) terhadap hypothalamus dan hipofisis interior akibatnya terjadi hambatan
terhadap sekresi hormone gonadotropin releasing hormone dan hormone gonadotropin
(FSH) yang akan berakibat menurunnya stimulasi terhadap spermatogenesis;
13
2) Epididymis merupakan saluran reproduksi jantan yang terdiri dari tiga bagian yaitu
kaput epididymis, korpus epididymis dan kauda epididymis. Kaput epididymis
merupakan muara dari sejumlah duktus efferentes dan terletak pada bagian ujung atas
dari testes. Korpus epididymis merupakan saluran kelanjutan dari kaput yang berada
diluar testes, sedangkan kauda epididymis merupakan kelanjutan dari korpus yang
terletak pada bagian ujung bawah testes. Epididymis mempunyai empat fungsi utama
yaitu transportasi untuk pengangkutan spermatozoa dari rete testes ke duktus efferentes
terjadi oleh tekanan cairan dan jumlah spermatozoa yang diproduksi secara tetap dan
bertambah banyak, konsentrasi yakni massa spermatozoa yang dialirkan keduktus
epididymis mengandung sekresi dari testes dengan konsentrasi 25.000-30.000 sel/mm³,
pendewasaan dimana sewaktu spermatozoa meninggalkan tubulus seminiferous yang
masih memiliki butiran sitoplasma yang membalut bagian lehernya dan penyimpanan
pada bagian kauda epididymis merupakan tempat penyimpanan spermatozoa;
5) Urethra adalah saluran urogenetalis untuk menyalurkan urine dan semen. Urethra
membentang dari daerah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung glans sebagai
orificium urethra externa
14
6) Ureter merupakan saluran berotot yang mengangkut urin dari vesika urinaria. Ureter
terdiri dari 3 lapisan yaitu, lapisan luar fibrosa, lapisan otot tengah dan lapisan dalam
epitel transisional
7) Penis mempunyai tugas ganda yaitu mengeluarkan urine dan peletakan semen
kedalam saluran reproduksi betina. Penis terdiri atas bagian akar, badan dan ujung yang
berakhir pada glans penis; dan
8) Preputium adalah invaginasi berganda dari kulit yang menyelubungi bagian bebas
penis sewaktu tidak ereksi dan menyelubungi badan penis kaudal sewaktu ereksi.
2.2.7 Kastrasi
Kastrasi atau orchiectomy adalah suatu tindakan pembedahan dibawah anestesi
umum untuk mengangkat (menghilangkan) testiskel dan korda spermatika dengan
tujuan menghasilkan sterilitas. Manfaat lain kastrasi pada kucing dan anjing jantan
diantaranya adalah mengurangi spraying dan marking, mengurangi dan mencegah
kejadian penyakit hormonal dan tumor testis, hernia, gangguan kelenjar prostat serta
mengurangi agresif di masa kawin dan keinginan berkeliaran di luar rumah. Atropin
digunakan sebagai premedikasi yang bertujuan untuk mengatasi efek depresi yang
ditimbulkan dari sediaan anaestesi yang diberikan secara intramuscular. Skrotum
dibuka pada bagian median dan diinsisi testis di bagian sinister dan dexter yang
selanjutnya dikeluarkan dan diligasi pada bagian spermatic cord, lalu kemudian
dipotong. Panjang sayatan pada kulit skrotum dexter dan sinister masing-masing
sepanjang 1 cm. Kastrasi yang dilakukan adalah kastrasi dengan membuang testiskel
dan korda spermatika dengan menggunakan metode kastrasi terbuka. Akhir dari
tindakan kastrasi dilakukan penjahitan satu kali pada bagian tengah kulit skrotum. Luka
operasi dibiarkan terbuka dengan tujuan agar luka sayatan baik di dalam maupun di
kulit skrotum cepat mongering (Aryanti and Romadhiyati., 2021).
15
Premedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anastesi dengan tujuan
untuk melancarkan induksi, pemeliharaan dan pemulihan anastesi. Sedangkan
anastesia adalah keadaan tidak peka rasa sakit, dimaksudkan agar hewan tidak
menderita, hewan menjadi tenang dan mudah dikendalikan. Anastesi dibutuhkan, pada
tindakan yang berkaitan dengan pembedahan, karena dalam waktu tertentu dapat
dipastikan hewan tidak dapat merasakan nyeri sehingga tidak menimbulkan
penderitaan bagi hewan. Stadium dalam anestesi umum meliputi analgesia, amnesia,
hilangnya kesadaran, terhambatnya sensorik dan reflek otonom serta relaksasi otot.
Keadaan ini dicapai dengan pemberian obat anestesi umum baik melalui injeksi,
inhalasi, maupun kombinasi dari keduanya. Pemilihan obat anestesi didasarkan pada
beberapa pertimbangan, yaitu keadaan penderita, sifat anestetika, efek samping
terhadap hewan coba, jenis operasi yang dilakukan dan peralatan yang akan digunakan
(Setiawan, 2012)
Ketamin merupakan jenis obat anestesi yang dapat digunakan pada hampir semua jenis
hewan. Ketamin sebagai salah satu anestesi injeksi, dapat digunakan sebagai anestesi
umum pada kucing, primata, kuda, sapi, unggas, dan anjing. Ketamin termasuk anestesi
golongan dissosiative. Ketamin merupakan analgesik yang bekerja kuat pada sistem
saraf pusat melalui saraf simpatomimetik dan parasimpatolitik. Ketamin merangsang
proses metabolisme kerja kardiovaskular, salivasi, meningkatkan suhu tubuh, detak
jantung, dan tekanan arteri. Ketamin bila diberikan secara tunggal memiliki beberapa
efek samping antara lain meningkatnya tekanan darah arteri terutama bila diberikan
secara intravena, hipersalivasi, halusinasi, dan tidak adanya reflex otot, oleh karena itu
perlu dicarikan alternatif campuran ketamin untuk menghilangkan efek ketegangan
otot akibat ketamin
Pemberian premedikasi juga ditujukan untuk mendukung kerja dari obat anestesi
umum. Premedikasi dari golongan anticholinergik (Atropine Sulfate) dan transquilizer
(Acepromazine). Atropine digunakan untuk mengurangi sekresi saliva dari bronkial,
16
melindungi jantung dari efek muskarinik anticholinesterase seperti neostigmine, juga
dapat menurunkan peristaltik intestinal dan menyebabkan dilatasi pupil. Acepromazine
mempunyai efek penenang dan mengatasi rasa cemas. Obat ini berbeda dengan sedatif,
yang jika diberika pada dosis tinggi tidakmenimbulkan hopnosis atau anastesi umum
namun tranquilizer yang digunakan sendiri kebanyakan tidak mempunyai efek analgesi
(Setiawan, 2012).
17
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Kastrasi
AMBULATOIR 1
Tanggal : 2023 Hewan/Breed:
Anjing/Bicon Pemilik/Alamat : Tn.Justin
Nama hewan : Jeger
Jl. Graha family Warna : putih
Phone :- Umur : 2 tahun
Dokter Hewan : drh. Ahmad Fikri Jenis
Kelamin : ♂ Anamnesa :
• Makan dan minum normal
• BB : 5 kg
• Suhu : 38.2oC
•
18
Kastrasi adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk
menghilangkan fungsi dari alat reproduksi dengan jalan mematikan sel
kelemin jantan sehingga hewan tidak mampu menghasilkan keturunan.
Kastrasi dilakukan pada beberapa hal dan diharapkan hasil operasi ini
dapat memperbaiki sifat buruk dan untuk mengubah temperamen pada
anjing terutama anjing muda. Kadang-kadang hasilnya tidak begitu
memuaskan pada beberapa kasus dan dengan beberapa pertimbangan
operasi ini tidak direkomendasikan jika terjadi perubahan degeneratif,
infeksi atau terjadi kelukaan (Amiruddin dkk., 2015).
Sebelum operasi hewan telah dipuasakan selama 12 jam. Sebelum anestesi
hewan diberi premedikasi dengan Atropin Sulfat (V-Tropin® 0,3%) dosis
0,1 ml/kg BB secara subkutan dan Acepromazine (Castran®,) dengan dosis
0,1 ml/kg BB secara intramuskuler, selanjutnya anestesi diinduksi dengan
injeksi Ketamin HCl (KTM-100®) dosis 0,2 ml/kg BB secara
intramuskuler. Terapi pasca kastrasi adalah dengan menginjeksikan
Tolfedine dengan dosis 0,025 ml/kg BB dan Intertrim LA dengan dosis 0,1
ml/kg BB.
19
Section Caecar
AMBULATOIR 2
Tanggal : 20 mei 2023 Hewan/Breed : Anjing/POM
20
AMBULATOIR 1
\
AMBULATOIR 2
• BB : 5 kg
• Suhu : 38.5oC
• Dilakukan Dilakukan tindakan bedah yaitu Caecar.
\
Prosedur Operasi :
- Premedikasi menggunakan acepromazine dosis 0.1 ml/kgBB dan atropin dosis 0.1
ml/kgBB, ditunggu selama 15 menit
- Injeksi Ketamin dengan dosis 0.2 ml/kgBB
- Fiksasi kaki anjing pada meja operasi menggunakan tali
- Cukur bulu pada area abdomen yang akan di insisi.
- Setelah anjing tidak sadar, insisi dibawah umbilicus sekitar 1/2cm ke arah caudal
- Insisi pertama pada bagian cutae, lalu musculus dan dilanjutkan peritonium
mengikuti garis linea alba.
- Cari uterus dan dilakukan insisi pada bagian dekat bifocarsio untuk mengambil
fetus.
- Setelah fetus dan plasenta dikeluarkan, lakukan penjahitan pada cornua yang
telah dinsisi menggunakan benang PGA absorble dengan pola terputus sederhana.
- Setelah itu lakukan reposisi uterus kembali serta dilakukan irigasi menggunakan
cairan NS.
- Jahitan kedua dilakukan pada peritonium dengan menggunakan catgut pola menerus
sederhana, kemudian dilanjutkan jahitan pada musculus menggunakan catgut
pola menerus sederhana dilanjutkan subcuticular.
- Setelah selesai dijahit di injeksi intra muscular obat Intertrim LA dan Tolfedine.
Perawatan luka:
- Diberikan salep CNI Nutrimoist untuk merawat kulit dan mempertahankan
kelembaban kulit pada daerah insisi, setelah itu luka ditutup menggunakan
kasa steril. Pergantian kasa dan pemberian salep dilakukan sehari sekali.
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan dari Klinik “Pet buddy & Vet”,
Surabaya, Jawa timur ditemukan kasus caesar pada anjing jenis Poodle dan Bichon.
Banyak hal yang menyebabkan anjing harus dilakukan tindakan caesar diantaranya
adalah faktor ras, faktor anatomi dan genetik, serta faktor kesehatan. Untuk anjing yang
ditangani ini disebabkan oleh faktor ras anjing yang memiliki ukuran pelvis.. kecil.
23
Operasi caesar adalah prosedur operasi (bedah) untuk mengeluarkan janin (fetus) dengan
insisi (membuka) melalui dinding abdomen (laparotomy) dan uterus (hiskotomi) (El–
Ardat et al., 2014).
Anjing tersebut diinduksi dengan oxytocin sebanyak 2 kali. Obat ini berfungsi
untuk memicu atau memperkuat kontraksi pada otot rahim. Karena itu, oksitosin dapat
digunakan untuk merangsang (menginduksi) persalinan dan menghentikan perdarahan
setelah persalinan. Selain itu, obat ini juga dapat membantu merangsang keluarnya air
susu pada ibu menyusui. Kemudian dilakukan bedah caesar dan melahirkan 3 ekor anak
anjing betina dan 1 ekor anak anjing jantan. Setelah dilakukan operasi tindakan
selanjutnya adalah melakukan perawatan pasca operasi pada anjing. Perawatan pasca
operasi terdiri dari penanganan induk dan anak. Penangan induk berupa pemeriksaan
pada bagian insisi, pengurangan aktivitas, pemberian obat tolfedin 0.2 ml, ceftriaxone
0,8 ml. Sedangkan pada anak dapat diberikan perlakuan seperti membersihkan anak dari
lendir setelah dikeluarkan dari uterus, diletakkan pada lingkungan yang hangat,
pemberian makanan tambahan jika induk belum dapat menyusui (Amrozi dkk., 2020).
24
Pyometra
AMBULATOIR 3
Tanggal : 29 april 2023 Hewan/Breed :Anj/Husky
25
AMBULATOIR 4
26
Prosedur operasi :
- Diberikan premedikasi menggunakan acepromazine dan atropin sebanyak 0,1
ml/kgBB. Ditunggu selama 15 menit
- Berikan Ketamin sebanyak 0,2 ml/kgBB, tunggu sampai tidak sadar lalu
fiksasi pada meja operasi dengan posisi rebah dorsal dan cukur bulu pada
bagian abdomen yang akan di insisi.
- Insisi pertama pada bagian cutae, lalu musculus dan dilanjutkan peritonium
mengikuti garis linea alba.
- Cari ovarium dan dilakukan ligasi pada arteri vena ovarika, dan ligasi juga
pada corpus dekat dengan bifocarsio. Lakukan pemotongan pada bagian atas
dari bagian yang telah diligasi.
- Lakukan jahitan pada cornua yang telah dinsisi menggunakan benang vicryl
absorble dengan pola terputus sederhana.
- Setelah itu lakukan reposisi uterus kembali serta dilakuakan irigasi
menggunakancairan NS.
- Jahitan kedua dilakukan pada peritonium dengan menggunakan catgut berpola
menerus sederhana, kemudian dilanjutkan jahitan pada musculus
menggunakan catgut pola menerus sederhana dilanjutkan subcuticular.
- Setelah selesai dijahit di injeksi intra muscular obat Intertrim La dan Tolfedine.
Perawatan luka:
- Diberikan salep CNI Nutrimoist untuk merawat kulit dan mempertahankan
kelembaban kulit pada daerah insisi, setelah itu luka ditutup menggunakan
kasa steril. Pergantian kasa dan pemberian salep dilakukan sehari sekali.
27
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan dari Klinik “Pet Buddy &
Vet”, Surabaya, ditemukan kasus pyometra pada anjing jenis Bigel dan Pomerian.
Pyometra merupakan gangguan reproduksi yang disebabkan oleh gangguan
hormonal. Hormon progesteron yang terlalu tinggi menyebabkan uterus
menghasilkan cairan berlebih sehingga kondisi terlalu lembab dan bakteri
penyebab terjadinya nanah mudah hidup dan berkembang pada uterus. Pyometra
juga menghasilkan akumulasi cairan didalam lumen uterus. Cairan ini berupa
anechoic yang beragam dan dapat mengandung akumulasi debris yang amorf
(Noviana, 2018).
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan terapi hormonal yaitu
hormon prostaglandin dan antibiotik, hormon prostaglandin berfungsi untuk
membuat uterus berkontraksi sehingga nanah pada uterus dapat dikeluarkan,
sedangkan antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri penyebab pyometra.
Penanganan pyometra pada hewan seperti anjing dan kucing dengan cara
Ovario-Histerectomy (Pereira et al., 2018)
28
AMBULATOIR 6
Tanggal : 11 mei 2023 Hewan/Breed : Anj/Bichon
29
Partus (Eutachia/Kelahiran Normal)
AMBULATOIR 8
Tanggal : 4mei 2023 Hewan/Breed : Anj/Bicon
AMBULATOIR 9
Tanggal : 11 mei 2023 Hewan/Breed : Anj/Bichon
30
AMBULATOIR 10
AMBULATOIR 11
31
AMBULATOIR 12
AMBULATOIR 13
Tanggal : 18 mei 2023 Hewan/Breed : Anj/Bichon
32
AMBULATOIR 14
3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 Ovariohysterectomy (OH)
Ovariohysterectomy merupakan istilah kedokteran yang
terdiri dari ovariectomy dan histerectomy. Ovariectomy adalah
tindakan mengamputasi, mengeluarkan dan menghilangkan ovarium
dari rongga abdomen. Sedangkan histerectomy adalah tindakan
mengamputasi, mengeluarkan dan menghilangkan uterus dari rongga
abdomen.
33
Pengertian ovariohysterectomy merupakan gabungan dari
pengetian diatas yaitu tindakan pengambilan ovarium, corpus uteri
dan cornua uteri. Ovariohysterectomy dilakukan pada kasus-kasus
pyometra, metritis, dansalphingitis ataupun keduanya (Prayoga et al.,
2021).
Dalam istilah medis, desexing (kastrasi) kucing betina disebut
spaying dan pada jantan disebut neutering. Keuntungan dari kastrasi
anak kucing sejak usia 10- 12 minggu adalah mencegah penyebaran
kucing secara berlebihan dan mengurangi kemungkinan terkena
penyakit kanker. Usia yang masih sangat muda membutuhkan waktu
bedah yang lebih singkat dan pendarahan lebih sedikit sehingga akan
sembuh lebih cepat, pada akhirnya kucing dan pemiliknya akan
mengalami stress yang lebih sedikit.
Indikasi dalam pembedahan ovariohysterectomy adalah adanya
peradangan pada saluran reproduksi ataupun infeksi bakterial seperti
pyometra, endometritis, ovaritis dan metritis. Tumor ataupun kanker
pada saluran reproduksi dapat menjadi indikasi ovariohysterectomy.
Kucing baiknya dilakukan OH (ovariohysterectomy) sebelum
mencapai usia di mana mereka dapat mulai berkembang biak dan
disebut kematangan seksual atau pubertas (Siti Maemunah et al.,
2022). Kucing dapat mencapai kematangan seksual pada usia 16
minggu. Desexing pra-pubertas dilakukan sebelum kucing mencapai
kematangan seksual dan dapat dilakukan sejakusia 5 bulan. Salah satu
manfaat utama dari OH adalah mencegah overpopulasi. Saat ini, ribuan
anak kucing yang tidak diinginkan lahir setiap tahun, dan banyak
terlantar sehingga banyak owner memilih untuk melakukan sterilisasi.
34
Ovariohisterectomy (OH) pada kucing dapat mengurangi risiko
beberapa masalah kesehatan yang berpotensi serius. Misalnya,
mengurangi kemungkinan terjadinya kanker pada saluran reproduksi
dan mengurangi gangguan endokrin. Mencegah metritis (radang
uterus)dan pyometra (infeksi rahim), Mencegah terjadinya cyst (kista)
dan neoplasia (tumor / kanker) di ovarium, uterus dan vagina (Urfer &
Kaeberlein, 2019).
3.2.2 Kastrasi ( Orchiectomy )
Orchiectomy atau kastrasi adalah sebuah prosedur operasi
atau bedah dengan tujuan membuang testis hewan. Kastrasi ini
dilakukan pada hewan jantan dalam keadaan tidak sadar. Kastrasi
adalah prosedur pembedahan untuk membuang testis dan spermatic
cord (cordaspermatica). Tujuan dilakukan pembedahan ini
diantaranya untuk sterilisasi seksual, adanya neoplasma, dan
kerusakan akibat traumatik. Terdapat dua jenis kastrasi, yaitu kastrasi
tertutup dan kastrasi terbuka (Rahmiati et al., 2020).
35
Sistem reproduksi jantan terdiri dari dua testes (testikel) yang
terbungkus di dalam skrotum. Testis menghasilkan spermatozoa dan
testosterin atau hormone kelamin jantan. Testis merupakan organ primer
dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa dan hormon-
hormon reproduksi, khususnya testosteron. Saat dewasa kelamin testis turun
dari rongga perut ke dalam skrotum melalui kanalis inguinalis. Pada metode
terbuka, sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis communis, sehingga
testis dan epididimis tidak lagi terbungkus. Sedangkan pada metode
tertutup, sayatan hanya sampai pada tunika dartos, sehingga testis masih
terbungkus oleh tunika vaginalis communis. Peningkatan dan penyayatan
pada funiculus spermaticus (Aryanti & Romadhiyati, 2021).
38
Tahap-Tahap Kelahiran
Untuk memudahkan penjelasan, kelahiran akan dibagi menjadi tiga tahapan.
Tidak ada pembatas yang jelas antar masing-masing tahapan, karena normalnya
tergabung satu sama lain sehingga menjadi proses yang berlanjut. Lamanya masing-
masing tahap juga agak bervariasi. Sebelum terjadi kelahiran, sejumlah perubahan
persiapan kelahiran seperti perkembangan kelenjar ambing dan relaksasi ligament
pelvis juga terjadi. Kapan waktu terjadinya perubahan tersebut juga bervariasi antar
individu hewan, menjadikan perubahan tersebut tidak dapat diandalkan sebagai
indikator mendekatnya hari kelahiran.
Tahap pertama:
• Relaksasi dan dilatasi cervix
• Fetus mulai melakukan postur lahir
• Terjadinya kontraksi uterus
• Chorioallantois memasuki vagina
Tahap kedua:
• Kontraksi uterus berlanjut
• Fetus memasuki saluran lahir
• Terjadi kontraksi abdominal
• Amnion memasuki vagina
• Fetus dikeluarkan
Tahap ketiga:
• Sirkulasi plasenta hilang
• Terjadi pecah dan pemisahan plasenta
• Kontraksi abdominal dan uterus berlanjut
• Plasenta dikeluarkan.
Pada hewan yang sekali beranak lebih dari satu, tahap pertama kelahiran satu
anak akan diikuti oleh sejumlah tahap dua kelahiran fetus selanjutnya. Proses ini
39
kemudian akan diikuti oleh tahap tiga setelah selesai satu siklus tahap dua atau
keluarnya plasenta setelah lahirnya sejumlah atau semua anaknya.
Abortus
Abortus pada hewan kecil terutama pada anjing dan kucing merupakan
salah satu dari sekian banyak bentuk gangguan reproduksi yang frekuensi kejadian
cukuo tinggi di lapangan, yang fsktor penyebabnya bisa bersifat infeksius, seperti
oleh infeksi bakteri, virus, protozoa dan jamur serta penyebab noninfeksius seperti
karena factor fisik, factor genetis, hormonal, trauma, malnutrisi, bahan kimia (obat
dan racun), fetus kembar, abortus habitualis, abortus terapeutik, ataupun akibat
reaksi alergi dan anafilaksis.pada kasus abortus yang ada di klinik hewan pet buddy,
anjing French Bulldog dating dengan berniat untuk usg kebuntingan.
Perkiraan umur kebuntingan lebih dari satu bulan. Namun setelah di
lakukan pemeriksaan lebuntingan janin tidak menunjukkan umur satu bulan,
perkiraan umur tiga minggu. Seminggu setelah pemeriksaan kebuntingan, owner
kembali dating dengan cemas karna anjing lady mengeluarkan darah segar sangat
banyak dari vulva. Hal ini memang sering kali terjadi pada anjing terutams pada
saat kebuntingan pertama kali. Pemberian terapi menggunakan tolfedine sebagai
antiinflamasi.
Pyometra
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik anjing menunjukkan
tanda-tanda kurang sehat, napsu makan menurun namun minum masih normal, dan
urinasi normal. Menurut Cramer (2012) tanda klinis yang biasa terjadi pada kasus
pyometra adalah poliuria, polidipsia, distensi abdomen, vomit, kurang napsu
makan, berat badan menurun, dan anemia. Leleran vagina terlihat jelas keluar dari
alat kelamin. Berdasarkan temuan klinis, tinjauan pustaka, serta hasil pemeriksaan
darah lengkap yang dilakukan di Rumah Sakit Hewan Universitas Udayana, anjing
Belly didiagnosa menderita pyometra.
Pyometra merupakan penyakit reproduksi yang sering menyerang anjing
betina dibawah 10 tahun (Baithalu et al., 2010). Pyometra merupakan kondisi medis
dimana pus atau nanah terakumulasi di badan uterus (Bedrica dan Sacar 2004).
Menurut Egenvall (2001) pyometra terjadi sebagai salah satu konsekuensi dari
40
perubahan hormonal yang menyebabkan terjadi perubahan pada lapisan uterus.
Pyometra merupakan keadaan yang sangat serius pada hewan. mamalia betina,
keadaan ini dapat menyebabkan hewan infertil bahkan dapat menyebabkan
kematian pada kasus serviks tertutup. Pada saat operasi pengangkatan ovarium dan
uterus (ovaryohysterectomy) anjing kasus berjalan kurang lancar. Perubahan
ukuran uterus yang berisi cairan purulen mempersulit dalam pengeluaran uterus
dari dalam rongga abdomen. Pengamatan pasca operasi hari pertama anjing kasus
sudah mulai aktif. Hal ini dikarenakan sifat dari ketamin yang memiliki induksi
serta waktu pemulihan yang cepat (Sudisma et al., 2006). Terapi yang diberikan
pascaoperasi yaitu injeksi Penstrep 3 ml secara intramuskuler.
Terapi lanjutan diberikan antibiotika amoxicillin (R/ Amoxan caps 500
mg) 3x1 tablet sehari dan asam mefenamat 500 mg dengan pemberian 2x1 tablet
sehari per oral. Amoxicillin bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding
bakteri, sehingga mengurangi kekuatan dinding sel dan kepadatannya,
mempengaruhi pembelahan sel dan pertumbuhan sel. Secara aktif melawan bakteri
gram positif dan aerob gram negatif serta beberapa obligat anaerob (Ramsey, 2008).
Pemberian obat analgesik bertujuan untuk mengurangi rasa sakit pada hewan pasca
operasi. Asam mefenamat merupakan derivate asam antranilat dan termasuk dalam
golongan obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS). Pada pengobatan pasca operasi,
asam mefenamat dapat digunakan sebagai anti radang, antipiretik, dan analgesik
(Lostapa et al., 2016).
41
DAFTAR PUSTAKA
Amrozi, S. R. H., Adistya E. R., Mahardi I., Mukarromah H., Satria M. I.,
Achmadi B., Kamiring A. B., dan Latief A. B. A. 2020. Operasi
Caesar Kasus Distokia Pada Kuda Miniature. Arshi Vet Lett. 4
(3): 45-46
Aryanti, F., & Romadhiyati, F. (2021). Penyembuhan Luka Pasca Kastrasi
Pada Kucing Jantan Dengan Menggunakan Sediaan Propolis Cair.
Jurnal AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa,
5(1), 1–8.https://doi.org/10.51589/ags.v5i1.59
Baithalu RK, Maharana BR, Mishra C, Sarangi L, Samal L. 2010. Canine
Pyometra. Veterinary World 3(7): 340-342. Bedrica L, Sacar D.
2004. A Case Of Typical Hyperplasia Pyometra Complex In A
Female Dog (In German). Tierarztliche Umschau. 59:433-439
Davis, E. F. et al. 2012. Cardiovascular Risk Factors in Children and
Young Adults Born to Preeclamptic Pregnancies: A Systematic
Review. Pediatrics. 129(6):e1552-e1561
Egenvall A, Hagman R, Bonett B, Hedhammar, Olson P, Lagerstedt A. 2011.
Breed Risk of Pyometra in Insured Dog in Sweden. J.Vet. Intern Med
15: 530-538.
Fera Aryanti1* , Farissa Romadhiyati, 2021 Penyembuhan Luka Pasca
Kastrasi pada Kucing Jantan dengan Menggunakan Sediaan
Propolis Cair Healing of Post-Castration Wounds in Male Cats
Using Liquid Propolis Preparations. Widyaiswara Balai Besar
Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara – Bogor, Indonesia 2Balai
Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara – Bogor, Indonesia
Urfer, S. R., & Kaeberlein, M. (2019). Desexing dogs: A review of the current
literature. Animals, 9(12). https://doi.org/10.3390/ani9121086
43
LAMPIRAN
44