Anda di halaman 1dari 51

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG


GIZI BALITA DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DESA
KENITEN KABUPATEN KEDIRI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

FERNANDA ELGA ANDARIESTA


P17321194080

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
KEDIRI
2022
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Fernanda Elga Andariesta
NIM : P17321194080
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Balita Dengan Kejadian Stunting Di Desa Keniten Kabupaten Kediri

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tulisan dalam


proposal/ skripsi ini adalah benar-benar asli hasil pemikiran kami
sendiri. Sepanjang pengetahuan kami belum ada karya ilmiah yang
serupa yang ditulis oleh orang lain. Apabila nanti terbukti bahwa
skrpsi ini tidak asli atau disusun oleh orang lain atau hasil menjiplak
karya orang lain baik sebagian atau seluruhnya, maka kami bersedia
untuk menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Kediri, ..........................
Yang Membuat Pernyataan

Materai 10.000

Fernanda Elga Andariesta


NIM P17321194080

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal/Skripsi dengan judul "Hubungan Tingkat Pengetahuan


Ibu Tentang Gizi Balita Dengan Kejadian Stunting Di Desa
Keniten Kabupaten Kediri", oleh Fernanda Elga Andariesta NIM
P17321194080 ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Kediri, .......................... 2022


Pembimbing Utama

(.....................................................)
NIP .........................................

Kediri, .......................... 2022


Pembimbing Pendamping

(.....................................................)
NIP .........................................

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal dengan judul " Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu


Tentang Gizi Balita Dengan Kejadian Stunting Di Desa Keniten
Kabupaten Kediri", oleh Fernanda Elga Andariesta NIM
P17321194080 ini telah dipertahankan di depan dewan penguji Ujian
Sidang Proposal Skripsi pada tanggal......... 2021

Dewan Penguji

Penguji Utama Penguji Anggota I Penguji Asnggota II

(..................................) (......................................) (.........................................)


NIP .............................. NIP .................................. NIP .....................................
....

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Program Studi


Poltekkes Kemenkes Malang Sarjana Terapan Kebidanan Kediri

(.....................................................) (.....................................................)
NIP ......................................... NIP .........................................

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal/ skripsi
yang berjudul " Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Balita Dengan Kejadian Stunting Di Desa Keniten Kabupaten Kediri."
sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan sarjana sain
terapan kebidanan pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Kediri Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Moh. Wildan, A.per.Pen, M.Pd selaku Direktur Politeknik


Kesehatan Malang yang telah memberikan kesempatan menyusun
Laporan Tugas Akhir ini.
2. Herawati Mansur S.ST.,M.Pd. M.Psi, Selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
3. Susanti Prtamaningtyas, M.Keb selaku Ketua Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang yang
telah memberikan kesempatan menyusun Skripsi ini..
4. Erna Rahma Yani, M.Kep.Ns,Sp.Kep.An selaku pembimbing
Utama
5. Mika Mediawati, M.Keb. selaku pembimbing Pendamping
6. Eny Sendra, S.Kep.Ners,M.Kes selaku penguji utama

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas


segala amal baik yang telah diberikan dan semoga Skripsi ini berguna
bagi semna pihak yang memanfaatkan.
................................, .........................................
Penulis

iv
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................6
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan dan Gizi .................................................7
2.2 Hipotesis ..........................................................................................21

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian .................................................................................21
3.2 Kerangka Operasional ......................................................................23
3.3 Populasi, Sampel, Sampling ............................................................23
3.4 Variabel Penelitian atau Fokus Studi ..............................................25
3.5 Definisi Operasional Variabel/Fokus Studi .....................................25
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................26
3.7 Instrumen Penelitian ........................................................................26
3.8 Metode Pengumpulan Data ..............................................................27
3.9 Metode Pengolahan Data .................................................................27
3.10 Analisis Data ...................................................................................28

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Klasifikasi Status Gizi ......................................................................12


Tabel 2.2 : Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak ................................23
Tabel 3.1 : Definisi Operasional Variabel...........................................................23

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu


Tentang Gizi Balita Dengan Kejadian Stunting Di Desa
Keniten Kabupaten Kediri..............................................................20
Gambar 3.1 : Kerangka Konseptual ....................................................................23
Gambar 3.1 : Definisi Operasional Variabel.......................................................23

vii
viii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang
berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
menjadi masalah serius pada masa sekarang oleh pemerintah indonesia.
Balita stunting masih tinggi dan menjadi salah satu masalah gizi yang
menjadi perhatian utama saat ini. Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana
balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang, jika dibandingkan
dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang
lebih dari minus dua standar deviasi median (-2SD) dari standar WHO
(WHO, 2021). Balita stunting, termasuk masalah gizi kronik yang
disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat
hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi
{Kementrian Kesehatan RI, 2018}.
Data prevalensi pada tahun 2021 yaitu Menurut hasil Studi Status
Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi
balita yang mengalami stunting di Indonesia sebanyak 24,4% pada 2021.
Dengan demikian, hampir seperempat balita di dalam negeri yang
mengalami stunting pada tahun lalu. Lebih dari setengah balita stunting di
dunia berasal dari Asia (55%) pada tahun 2017 sedangkan lebih dari
sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Dari 83,6 juta balita stunting di Asia,
Asia tenggara menduduki peringkat kedua yaitu sebesar 14,9%.
(Kementrian Kesehatan RI, 2021).
Data prevalensi balita stunting, yang dikumpulkan World Health
Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional
(SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2007-2021
adalah 24,4%. (WHO, 2021)

1
2

Tahun 2021 prevalensi stunting Kota Kediri 13.7%, di tahun 2022


menurun menjadi 13.2%, angka ini jauh dibawah angka nasional 24.4%
pada tahun 2021 dan juga yang angka yang dijadikan target penurunan
pada tahun 2024 yaitu 14% yang mendapat perhatian khusus terkait
masalah stunting (buku ringkasan stunting) (Kementrian Kesehatan RI,
2021).
Gizi yang diperoleh sejak bayi lahir tentunya sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhannya, termasuk risiko terjadinya stunting. Tidak
terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD), gagalnya pemberian air susu
ibu (ASI) eksklusif, dan proses penyapihan dini dapat menjadi salah satu
faktor terjadinya Stunting. Sedangkan dari sisi pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI), hal yang perlu diperhatikan adalah kuantitas,
kualitas, dan keamanan pangan yang diberikan. (Kemenkes Kesehatan RI,
2018).
Kondisi stunting sulit ditangani, bila anak telah memasuki usia dua
tahun. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya stunting pada anak, ibu
perlu mengonsumsi asupan gizi yang layak, terutama selama masa
kehamilan hingga anak lahir dan berusia 18 bulan. Kelangsungan hidup
dan kesehatan anak pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kesehatan
ibu. Asupan zat gizi yang rendah, dipengaruhi oleh pola asuh, salah
satunya adalah perilaku pemberian makan yang tidak tepat. Penelitian
menyebutkan adanya hubungan yang nyata antara pola pengasuhan dengan
stunting (Putri A.R 2020). Perilaku pemberian makanan balita dipengaruhi
oleh pengetahuan gizi ibu. Pengetahuan gizi ibu adalah salah satu faktor
yang mempunyai pengaruh signifikan pada kejadian stunting (Ekayanthi,
N. W. D, 2019).
Berdasarkan penelitian (Margawati, 2018) Ibu dengan anak yang
menderita stunting mempunyai pengetahuan dan persepsi yang salah
tentang stunting. Stunting dianggap bukan masalah serius yang perlu segera
ditindak lanjuti. Menurut penelitian (Hapsari, 2018) yang berjudul
Hubungan Pendapatan Keluarga, Pengetahuan Ibu Tentang Gizi, Tinggi
Badan Orang Tua, dan Tingkat Pendidikan Ayah Dengan Kejadian
3

Stunting pada Anak Umur 12-59 Bulan di dapatkan hasil bahwa


pengetahuan ibu tentang gizi yang rendah merupakan faktor risiko
terjadinya stunting pada balita dengan risiko sebesar 3,801. Penelitian
(Munawaroh,H. 2022) juga menyebutkan ada hubungan pengetahuan
orang tua tentang gizi dengan stunting pada anak usia 4-5 tahun di TK
Pertiwi Kembaran (p= 0,000).
Pengetahuan gizi ibu merupakan salah satu faktor yang
menentukan konsumsi pangan seseorang. Orang yang mempunyai
pengetahuan gizi yang baik akan mempunyai kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan gizi dalam pemilihan dan pengolahan pangan
sehingga dapat diharapkan asupan makanannya lebih terjamin, baik dalam
menggunakan alokasi pendapatan rumah tangga untuk memilih pangan
yang baik, dan mampu memperhatikan gizi yang baik untuk anaknya,
serta pengetahuan orang tua tentang gizi dapat membantu memperbaiki
status gizi pada anak untuk mencapai kematangan pertumbuhan.
Pengetahuan gizi ibu yang kurang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya faktor pendidikan, dan sikap kurang peduli atau ketidakingin
tahuan ibu tentang gizi, sehingga hal ini akan berdampak pada tumbuh
kembang anak balitanya yang akan mengalami gangguan pertumbuhan
seperti halnya stunting (RA, M. Y., & Anggraeni, 2021)
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh
setiap orang tua, perlunya perhatian lebih terhadap tumbuh kembang anak
di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi pada masa emas ini
bersifat irreversible (tidak dapat pulih), sedangkan kekurangan gizi dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak (Papotot, G. S. 2021). Apabila
stunting tidak ditangani, maka akan menimbulkan dampak jangka pendek
dan dampak jangka panjang. Dampak jangka pendek berupa peningkatan
kejadian kesakitan dan kematian, perkembangan kognitif, motorik, dan
verbal pada anak tidak optimal, dan peningkatan biaya kesehatan.
Sedangkan dampak jangka panjang yang dapat terjadi seperti postur tubuh
yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada
umumnya), meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya,
4

menurunnya kesehatan reproduksi, kapasitas belajar dan performa yang


kurang optimal saat masa sekolah, produktivitas dan kapasitas kerja yang
tidak optimal. (Bulletin, 2018)
Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Luh Masrini
M,dkk (2020) dengan Hasil penelitian ini menemukan dari 40 responden
yang mengalami balita stunting (kasus) sebanyak 28 (68,3%) responden
yang memiliki pengetahuan kurang tentang gizi balitanya dan 12 (30,8%)
responden yang memiliki pengetahuan baik tentang gizi balita. Pada
kelompok kontrol dari 40 responden sebanyak 13 (31,7%) responden yang
memiliki pengetahuan kurang tentang gizi balitanya dan 27 (69,2%)
responden yang memiliki pengetahuan baik tentang gizi balita. Dari total
sampel yaitu 80 responden didapatkan hasil 41 (51,2%) responden yang
memiliki pengetahuan kurang tentang asupan gizi balita dengan kejadian
stunting anak.
Penelitan sebelumnya di lakukan oleh Nasikhah dan Margawati
(2012) di Semarang Timur menemukan bahwa variabel yang berhubungan
dengan kejadian stunting salah satunya adalah pengetahuan ibu tentang
gizi. Responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang gizi (58,1%)
mengalami stunting anak, sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan baik tentang gizi (41,9%) mengalami stunting anak.
Penelitian sebelumnya juga di lakukan oleh Khoirun dan Nadhiroh
(2015) di Surabaya menemukan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang
gizi berhubungan dengan stunting dan ibu yang memiliki pengetahuan
tentang gizi rendah memiliki risiko sebesar 3,877 kali untuk mengalami
stunting dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan tentang gizi
yang baik (95%).
Berdasarkan data diatas, Kecamatan Mojo dijadikan tempat
penelitian karena Kecamatan Mojo adalah Kecamatan yang memiliki
prevalensi tertinggi stunting di Kabupaten Kediri. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan pada 23 ibu yang memiliki balita usia 0-59
bulan di Desa Keniten, Kabupaten Kediri, serta pengetahuan orang tua
tentang gizi dapat membantu memperbaiki status gizi pada anak untuk
5

mencapai kematangan pertumbuhan. Pengetahuan gizi ibu yang kurang


baik dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor pendidikan, dan
sikap kurang peduli atau ketidakingin tahuan ibu tentang gizi, sehingga hal
ini akan berdampak pada tumbuh kembang anak balitanya yang akan
mengalami gangguan pertumbuhan seperti halnya stunting (RA, M. Y., &
Anggraeni, 2021)
Tingkat pengetahuan ibu balita untuk usaha atau upaya yang
diberikan oleh Bidan Ara di Desa Keniten yaitu dengan Pemantauan
timbang tiap bulan, penyuluhan, pengusulan PMT bagi balita ke Desa dan
kelas ibu balita. Untuk di Desa Keniten tersebut kata Bidan Ara juga
belum pernah ada penyuluhan tentang tingkat pengetahuan ibu tentang gizi
balita dengan kejadian stunting.
Pengetahuan gizi yang dimiliki ibu akan mempengaruhi pemilihan
pangan bagi keluarganya, terutama ibu yang memiliki balita. Balita yang
tidak diberikan asupan makanan bergizi dapat berdampak kepada tumbuh
kembang balita tersebut. Pemilihan asupan makanan juga dan status gizi
balita. Ibu yang salah dalam memberikan asupan makanan dikarenakan
kurangnya pengetahuan maka status gizi dari balita tersebut bisa menjadi
gizi kurang bahkan gizi buruk. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang gizi
balita dengan kejadian stunting.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut “Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Gizi Balita dengan Kejadian Stunting di Desa Keniten Kabupaten Kediri”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dengan Kejadian
Stunting di Desa Keniten Kabupaten Kediri.
6

1.3.2 Tujuan khusus


1. Mengidentifikasi ibu balita stunting tentang pengetahuan gizi.
2. Mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai gizi pada balita.
3. Menganalisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dengan
Kejadian Stunting pada Balita di Desa Keniten Kabupaten Kediri.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan dalam
pengembangan ilmu kebidanan khususnya yang berkaitan dengan
stunting (kerdil) pada anak.
1.4.2 Praktis
Manfaat secara praktis yaitu berguna bagi orang tua anak
khususnya ibu memahami manfaat pengetahuan mengenai Gizi dan
bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, serta dapat
digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat
pengetahuan mengenai Gizi.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan dan Gizi


2.1.1 Definisi Pengetahuan tentang Gizi
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek
(Ramdhani, A, 2021). Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia
yang sekedar menjawab pertanyaan ”apa”.
Apabila pengetahuan mempunyai sasaran tertentu, mempunyai
metode atau pendekatan untuk mengkaji obyek tertentu sehingga
memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui
secara umum, maka terbentuklah disiplin ilmu (Ramdhani, A, 2021).
Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh besar terhadap
pengetahuan, seseorang yang berpendidikan pengetahuannya akan
berbeda dengan orang yang berpendidikan rendah (Ramdhani, A,
2021)
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga
yang sungguhnya berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang
dihidangkan seadanya. Dengan demikian kejadian gangguan gizi
tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang
akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan cukup. Keadaan
ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan faedah makanan bagi
kesehatan tubuh menjadi penyebab buruknya mutu gizi makanan
keluarga, khususnya makanan balita. Makanan dengan kandungan
gizi penunjang pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk mencegah dan
mengatasi stunting di usia balita (Siti Helmyati dkk).
Masalah gizi karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
dibidang memasak akan menurunkan konsumsi makan anak,

7
8

keragaman bahan dan keragaman jenis makanan yang mempengaruhi


kejiwaan misalnya kebebasan.
2.1.2 Pengetahuan Ibu tentang gizi balita
Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita Pengetahuan tentang gizi
sangat diperlukan agar dapat mengatasi masalah yang timbul akibat
konsumsi gizi. Wanita khususnya ibu sebagai orang yang
bertanggung jawab terhadap konsumsi makanan bagi keluarga, ibu
harus memiliki pengetahuan tentang gizi yang baik melalui
pendidikan formal. Pentingnya pengetahuan gizi terhadap konsumsi
didasari atas tiga kenyataan yaitu :
1. Pertama, status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan
dan kesejahteraan.
2. Kedua, setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperlukan
jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal,
pemeliharaan dan energi.
3. Ketiga, ilmu gizi memberikan fakta yang perlu sehingga
penduduk dapat belajar menggunakan pangan yang baik bagi
perbaikan gizi.
2.1.3 Tingkat Pengetahuan
Menurut Kholid dan (Ramdhani, A, 2021) terdapat 6 tingkatan
pengetahuan, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami adalah stuatu kemampuan untuk menjelaskan tentang
suatu objek yang diketahui dan di intrepretasikan secara benar
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk mempraktekkan materi
yang sudah dipelajari pada kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis)
9

Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu


objek atau materi tetapi masih di dalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan menghubungkan bagian-bagian
di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek.
Penilaian tingkat pengetahuan menggunakan skala Guttman dengan dua
alternatif jawaban (Yunita, S. L. 2021), yaitu :
1) Benar : diberikan nilai 1
2) Salah : diberikan nilai 0
Kriteria skor penilaian tingkat pengetahuan dibedakan menjadi tiga
kategori (Yunita, S. L .2021), yang dijabarkan sebagai berikut :
1) Baik : hasil presentase 76-100% dari jawaban yang benar
2) Cukup : hasil presentase 56-75% dari jawaban yang benar
3) Kurang : hasil presentase <56 dari jawaban yang benar
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut (Yunita, S. L 2021) tingkat pengetahuan gizi ibu
berhubungan positif dengan tingkat pendidikan yang berarti semakin
tinggi pendidikan ibu anak balita maka semakin baik tingkat
pengetahuan gizi ibu, ibu yang berpendidikan lebih tinggi relatif
mudah mengerti dan memahami informasi yang diberikan
dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut
(Yunita, S. L 2021) faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :
umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi.
a. Umur
Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi
perubahan pada aspek mental dan psikologis sehingga taraf
pemikiran seseorang semakin dewasa dan matang (Syakira, P.
10

2021).
b. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin
mudah menerima informasi, sebaliknya jika tingkat pendidikan
rendah, maka akan menghambat perkenalan nilai-nilai yang baru
diperkenalkan. Jika tingkat pengetahuan ibu baik diharapkan
status gizi balitanya juga baik (Syakira, P. 2021).
c. Pekerjaan
Faktor kesibukan ibu, khususnya ibu yang bekerja, sering kali
mengakibatkan ibu tidak sempat menyediakan makanan sehingga
perhatian yang diterima anaknya berkurang dan akibatnya
makanan yang dimakan oleh anaknya kurang mendapatkan
perhatian. (Nugroho, M. R, 2021).
d. Sumber Informasi
Pemberian konseling gizi secara individu dapat meningkatkan
pengetahuan gizi ibu balita dan konsumsi makanan anak balita
Penyuluhan gizi sangat penting peranannya dalam usaha
memperbaiki gizi masyarakat, khususnya perbaikan gizi anak-
anak balita (Syakira, P. 2021). Dengan penyuluhan gizi
diharapkan ibu memperbaiki dan mengubah tingkah laku terhadap
masalah gizi pada anak balita (Syakira, P. 2021).
Peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan gizi karena
pada saat seperti ini anak sangat membutuhkan perhatian dan dukungan
orang tua dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat. Untuk mendapatkan gizi-gizi yang baik diperlukan
pengetahuan gizi yang baik dari orang tua agar dapat menyediakan menu
pilihan yang seimbang untuk anaknya (Devi, 2012).
2.1.4 Konsep Dasar Gizi pada Balita
a. Definisi Gizi
Gizi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh
dan berkembang. Jenis Gizi yang diperlukan oleh tubuh adalah
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air (Nugroho, M. R,
11

2021). Menurut (Nugroho, M. R, 2021) setiap orang dapat memenuhi


kebutuhan gizi bila mengonsumsi pangan dalam jumlah yang
beragam dan cukup untuk kebutuhannya. Zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh, meliputi :
1) Karbohidrat
2) Lemak
3) Protein
4) Vitamin
5) Mineral
6) Air
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Pemenuhan Gizi
Menurut (Nugroho, M. R, 2021) faktor yang mempengaruhi
kebutuhan Gizi terdiri dari faktor ekonomi, pendidikan dan
lingkungan.
1) Faktor ekonomi
Faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap konsumsi pangan
yaitu pendapatan keluarga. Dengan meningkatnya pendapatan
akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan
kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan
pendapatan akan menyebabkan menurunya daya beli pangan baik
secara kualitas maupun kuantitas.
2) Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini dikaitkan dengan pengetahuan,
pengetahuan akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan
makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Seseorang yang
berpendidikan rendah akan memilih makanan yang penting
mengenyangkan sehingga makanan yang dipilih tidak mencukupi
kebutuhan gizi, sebaliknya yang berpendidikan tinggi akan
cenderung memilih bahan makanan yang sesuai dengan
kebutuhan gizi seimbang.
3) Lingkungan
Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan
12

perilaku makan. Kebiasaan makan dalam keluarga sangat


berpengaruh terhadap pola makan anak. Kesukaan terhadap
makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat
dikeluarga.

Menurut Kemenkes R1 (2013), klasifikasi status gizi akan


dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2.1 : Klasifikasi Status Gizi
Indeks Status Gizi Z-score
Berat badan Gizi buruk ≤ -3 SD
menurut umur Gizi kurang ≥ -3 SD dengan ≤ -2 SD
(BB/U) Gizi baik ≥ -2 SD dengan ≤ -2 SD

Gizi lebih ≥ 2 SD
Tinggi badan Sangat pendek ≤- 3 SD
menurut umur Pendek -3 SD dengan < -2 SD
(TB/U) Normal -2 SD
Berat Badan Sangat kurus ≤- 3 SD
menurut Tinggi Kurus ≥ -3 SD dengan ≤ -2 SD
Badan (BB/TB) Normal ≥ -2 SD dengan ≤ -2 SD
Gemuk ≥ 2 SD
Indeks massa Sangat kurus ≤-3SD
tubuh menurut Kurus -3SD sampai ≤-2 SD
umur Normal -2SD sampai 2SD
(IMT/U) Gemuk ≥2 SD

2.1.5 Konsep Dasar Stunting


1. Definisi Stunting
Stunting merupakan suatu kondisi dimana kurang gizi
kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
jangka waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan gizi (Sentongo, P.2021). Stunting
13

adalah suatu keadaan dimana tinggi badan anak balita yang terlalu
rendah. Stunting atau tinggi badan anak terlalu pendek
berdasarkan umur adalah tinggi badan yang berada pada minus
dua standar deviasi (<-2SD) dari tabel pada status gizi WHO child
growth standard (WHO, 2021).
Stunting/pendek merupakan kondisi kronis yang
menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi
dalam jangka waktu yang lama. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan
sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada Indeks
Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut
Umur (TB/U) yang merupakan istilah stunted (balita pendek) dan
severely stunted (sangat pendek). Balita pendek adalah balita
dengan status gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut
umur bila dibandingkan dengan standar baku WHO, nilai Z-
scorenya kurang dari -2SD dan dikategorikan sangat pendek jika
nilai Z- scorenya kurang dari -3SD (Kemenkes RI, 2016).
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki
panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan
umur. Kondisi ini menunjukkan status gizi yang kurang
(malnutrisi) dalam jangka waktu yang lama (kronis) (Candra,
2020). Stunting pada anak menjadi permasalahan karena
berhubungan dengan meningkatnya risiko kesakitan dan
kematian, gangguan pada perkembangan otak, gangguan terhadap
perkembangan motorik dan terhambatnya pertumbuhan mental
anak (Rahayu et al., 2018).
Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian
status gizi anak, hasil pengukuran tersebut ada pada ambang batas
z–score <- 2 SD sampai dengan – 3 SD ( pendek / stunted ) dan <
-3 SD ( sangat pendek/ severely stunted ) (Kemenkes RI, 2020).
14

Stunting didefinisikan sebagai keadaan dimana status gizi pada


anak menurut TB/U dengan hasil nilai z-score <-2 SD, hal ini
menunjukan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek hasil
dari gagal pertumbuhan.
Stunting merupakan luaran status gizi yang terjadi apabila
seorang anak memiliki tinggi dan panjang badan kurang dari -2.0
standar deviasi (SD) dibandingkan dengan rerata populasi. Status
gizi stunting dihitung dengan membandingkan tinggi atau panjang
badan menurut umur balita, sesuai dengan grafik z-score Badan
Kesehatan Dunia, stunting merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang sangat penting karena memiliki dampak yang
besar terhadap kualitas sumber daya manusia pada satu generasi
(Helmyati Siti, 2019).
2. Faktor-faktor Penyebab Stunting
Stunting pada anak memiliki beberapa faktor diantaranya
adalah faktor genetik, dimana anak yang memiliki orang tua
dengan tubuh yang pendek kemungkinan besar anak memiliki
anak yang pendek, ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di
Semarang timur tentang faktor risiko kejadian stunting pada balita
diketahui bahwa tinggi badan orang tua yang pendek, tinggi
badan orang tua yang pendek menjadi faktor risiko pada kejadian
stunting pada balita. (Tasyrifah, G. M. 2021).
Faktor Resiko Stunting yaitu status gizi dan pengetahuan ibu,
asupan makanan yang tidak adekuat, penyakit infeksi dan Water,
Hygiene, and Sanitation (WASH), status ekonomi dan ketahanan
pangan keluarga (Helmyati siti,dkk.2019)
Akibat dari masalah gizi dapat menyebabkan beberapa efek
serius pada balita seperti tidak optimalnya perkembangan dan
kecerdasan, dan menunjukkan kemampuan yang lebih buruk
dalam fungsi kognitif yang beragam dan prestasi sekolah yang
lebih buruk jika dibandingkan dengan anak-anak yang bertubuh
normal (Tasyrifah, G. M. 2021).
15

Stunting pada balita merupakan konsekuensi dari beberapa


faktor yang sering dikaitkan dengan kemiskinan termasuk gizi,
kesehatan, sanitasi dan lingkungan (Tasyrifah, G. M. 2021).
Faktor utama penyebab stunting yaitu :
a. Asupan makanan
Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan
hidupnya. Makanan merupakan sumber energi untuk
menunjang semua kegiatan atau aktivitas manusia.
Seseorang tidak dapat menghasilkan energi yang melebihi
dari apa yang diperoleh dari makanan kecuali jika
meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh.
Namun kebiasaan meminjam ini akan dapat mengakibatkan
keadaan yang gawat, yaitu kekurangan gizi khususnya
energi (Tasyrifah, G. M. 2021)
b. Penyakit Infeksi
Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan dapat
memicu gangguan saluran pencernaan, yang membuat
energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan
tubuh menghadapi infeksi (Tasyrifah, G. M. 2021). Sebuah
riset lain menemukan bahwa semakin sering seorang anak
menderita diare, maka semakin besar pula ancaman stunting
untuknya (Tasyrifah, G. M. 2021). Selain itu, saat anak
sakit, lazimnya selera makan mereka berkurang, sehingga
asupan gizi makin rendah. Maka, pertumbuhan sel otak
yang seharusnya sangat pesat dalam dua tahun pertama
seorang anak menjadi terhambat. Dampaknya, anak tersebut
terancam menderita stunting, yang mengakibatkan
pertumbuhan mental dan fisiknya terganggu, sehingga
potensinya tidak dapat berkembang dengan maksimal
(Tasyrifah, G. M. 2021).
16

c. Pelayanan Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan


Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik
memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain
diare, kecacingan, dan infeksi saluran pencernaan. Apabila
anak menderita infeksi saluran pencernaan, penyerapan zat-
zat gizi akan terganggu yang menyebabkan terjadinya
kekurangan zat gizi. Seseorang yang kekurangan zat gizi
akan mudah terserang penyakit dan mengalami gangguan
pertumbuhan (Tasyrifah, G. M. 2021).
d. Pengetahuan Ibu Balita
Pengetahuan ibu balita pada pemahaman karekter anak
dalam melihat kondisi balita dalam sehari-hari. Sehingga
pengetahuan seorang ibu suatu hasil dari rasa keingintahuan
melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga
terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain
yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
behavior (Donsu, 2017).
3. Upaya Pencegahan Stunting
Stunting merupakan salah satu target Sustainable
Development Goals (SDGs) yang termasuk pada tujuan
pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan
dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai
ketahanan pangan. Target yang ditetapkan adalah menurunkan
angka stunting hingga 40% pada tahun 2025. Untuk mewujudkan
hal tersebut, pemerintah menetapkan stunting sebagai salah satu
program prioritas. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, upaya
yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting di
antaranya sebagai berikut: (Kementrian Kesehatan RI, 2021).
a. Ibu Hamil dan Bersalin
1) Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan
17

2) Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC)


terpadu
3) Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan
4) Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi
kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM)
5) Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular)
6) Pemberantasan kecacingan
7) Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS)
ke dalam Buku KIA
8) Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) dan ASI eksklusif
9) Penyuluhan dan pelayanan KB.
b. Balita
1) Pemantauan pertumbuhan balita
2) Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) untuk balita
3) Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak
dan
4) Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
c. Anak Usia Sekolah
1) Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
2) Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS
3) Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah
(PROGAS)
4) Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok
dan narkoba
d. Remaja
1) Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok,
dan mengonsumsi narkoba
2) Pendidikan kesehatan reproduksi.
e. Dewasa Muda
18

1) Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB)


2) Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular)
3) Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi
seimbang, tidak merokok/mengonsumsi narkoba.
4. Cara ukur
Diagnosis stunting pada anak dapat dilakukan dengan cara
pengukuran antropometri seperti pengukuran tinggi badan. Indikator
pengukuran tinggi badan atau panjang badan menurut umur (TB/U
atau PB/U) dapat mengukur pencapaian pertumbuhan linier bayi yang
menggambarkan kondisi gizi anak pada masa lalu (Fikawati et al.,
2015).
Penggunaan indeks PB/U atau TB/U dapat mengidentifikasi anak-
anak yang pendek (stunted) atau sangat pendek (severely stunted),
sehingga indikator status gizi tinggi badan menurut umur (TB/U) atau
panjang badan menurut umur (PB/U) dapat menggambarkan masalah
gizi kronis pada anak.
Berdasarkan Permenkes Nomor 2 Tahun 2020, standar
antropometri anak di Indonesia mengicu pada WHO Child Growth
Standards untuk anak usia 0-5 tahun. Berikut ini merupakan kategori
status gizi PB/U atau TB/U beserta nilai ambang batas yang
ditetapkan oleh WHO:
Tabel 2.2 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Berdasarkan PB/U atau TB/U
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas
(Z-Score)
Panjang Badan atau Sangat Pendek < - 3 SD
Tinggi Badan Menurut (severely stunted)
Umur (PB/U atau Pendek (stunted) - -3 SD s.d < -2 SD
TB/U) anak usia 0 – Normal -2 SD s.d 3 SD
60 bulan Tinggi > 3 SD
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020
19

Keterangan:
Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak
menjadi masalah kecuali kemungkinan adanya gangguan endokrin
seperti tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuk ke
dokter spesialis anak jika diduga mengalami gangguan endokrin
(misalnya anak yang sangat tinggi menurut umurnya sedangkan
tinggi orang tua normal).
5. Ciri-ciri anak Stunting Anak
a. Usia 8-10 tahun anak menjadi pendiam
b. Tanda pubertas terhambat
c. Performa buruk pada test perhatian dan memori belajar
d. Pertumbuhan terhambat
e. Pertumbuhan gigi terlambat
f. Wajah tampak lebih muda dari usianya
2.1.6 Hubungan Pengetahuan tentang Gizi pada Balita dengan Stunting
Stunting adalah suatu keadaan dimana kurangnya gizi yang kronis
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama
akibat pemberian yang tidak atau belum sesuai dengan kebutuhan gizi
pada anak. (Adelia, F. A, 2018). Tingkat pengetahuan gizi ibu sangat
menentukan apa dan bagaimana ibu memberikan makanan sesuai
dengan kebutuhan anaknya.
Gizi kurang tidak hanya terjadi akibat ekonomi yang kurang, tetapi
juga karena kurangnya pengetahuan tentang gizi. Tingginya tingkat
pengetahuan gizi pada ibu akan banyak membantu menentukan tindak
lanjut dalam berbabagai masalah seperti pemilihan dan penyediaan
makanan yang beraneka ragam (Adelia, F. A, 2018).
2.2 Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas yang
membentuk suatu teori sehingga menjelaskan keterkaitan antar variable
(Alimuddin, U. 2022). Adapun kerangka konsep penelitian ini
berdasarkan latar belakang dan masalah teori yaitu :
20

Ibu Balita

Pengetahuan tentang ibu Balita

Baik Sedang Kurang

Ibu hamil yang


bertubuh pendek
(maternal stuting)

Anak bertubuh gizi


yang kurang baik

Faktor-faktor yang
Stunting mempengaruhi
stunting
1. Asupan
makanan
2. Penyakit Infeksi
3. Pelayanan
Kesehatan dan
Kesehatan
Lingkungan

Gambar 3.1 : Kerangka Konseptual hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang


Gizi Balita Dengan Kejadian Stunting Di Desa Keniten Kabupaten
Kediri

.
21

2.1 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian, setiap hipotesis terdiri dari suatu unit bagian dari
permasalahan (Yam, J. H., & Taufik, R. 2021). Hipotesis dari penelitian ini
yaitu :
Ho : Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita dengan
Kejadian Stunting di Desa Keniten Kabupaten Kediri.
H1 : Tidak ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita
dengan Kejadian Stunting di Desa Keniten Kabupaten Kediri
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi analitik
yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar
variabel dan menjelaskan hubungan ini yang ditemukan. Pendekatan yang
digunakan yaitu cross sectional yang merupakan penelitian mengenai data
variabel bebas dan variabel terikat yang pengukurannya hanya dilakukan
sekali pada satu saat (Hammad, M. A., & Alqarni.2021).
3.1.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai
tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai
pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian
(Widi R, 2018). Secara luas desain penelitian adalah bagaikan
sebuah peta jalan bagi peneliti untuk menentukan arah
berlangsungnya proses penelitian yang benar dan tepat sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan (Widi R, 2018). Penelitian ini
merupakan studi penelitian obervasional analitik, Penelitian yang
menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengajuan
hipotesis, desain ini memiliki ciri khas, yaitu dilakukan tanpa
adanya intervensi atau tanpa pemberian perlakuan kepada sampel
(Widi R, 2018).

22
23

3.2 Kerangka Operasional

Populasi
Ibu yang memiliki anak dengan stunting yaitu sejumlah 23 balita

Sampel
23 Balita stunting

Teknik Sampling
Purposive Sampling

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

1. Ibu Balita Usia 0-59


2. Keluarga Balita Usia 0-59 1. Keluarga Balita Usia 0-59 Bulan
Bulan yang memiliki gangguan
3. Ibu Balita Usia 0-59 yang pendengaran dan gangguan
tidak bisa membaca dan mental
menulis

Analisis Data :
1. Analisis Uniivariat
2. Analisis Bivariat

Hasil dan Pembahasan

Gambar 3.1 : Kerangka Operasional

3.3 Populasi, Sampel dan Sampling


3.3.1 Populasi.
24

Populasi adalah seluruh subjek penelitian yang memenuhi


kriteria yang ditetapkan (Ibrahim, I.2021). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita stunting
dengan jumlah 26 balita di Desa Keniten, Kecamatan Mojo.
3.3.2 Sampel
Penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebagian ibu yang
memiliki anak dengan stunting yaitu sejumlah 23 balita di
Desa Keninten, Kecamatan Mojo yang memenuhi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi, kriteria sampel sebagai berikut
diteliti (Ibrahim, I.2021)
N
1+ N (d 2)
26
n= 2
1+26 (0,05 )
26
n=
1+0,065

26
n=
1+0,065
26
n= =23 orang
1,1
a. Kriteria inklusi :
1) Ibu yang memiliki Balita Usia 0-59 Bulan di Desa
Keninten, Kecamatan Mojo
2) Keluarga Balita Usia 0-59 Bulan yang bersedia menjadi
responden dengan persetujuan menandatangani
informed consent saat pengambilan data.
3) Ibu yang memiliki Balita Usia 0-59 Bulan yang tidak
bisa membaca dan menulis
b. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi :
1) Keluarga Balita Usia 0-59 Bulan yang memiliki
gangguan pendengaran dan gangguan mental
3.3.3 Sampling
Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh
dalam pengambilan sampel, untuk memperoleh sampel yang
25

benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian


(Ibrahim, I.2021). Teknik sampling yang digunakan dalam
pengambilan sampel yaitu non probability sampling dengan
purposive sampling. Purposive sampling yaitu suatu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara
populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
(tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut
dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya (Ibrahim, I.2021).

3.4 Variabel Penelitian atau Fokus Studi


Variabel merupakan suatu karakteristik dengan variasi nilai dan
merupakan operasionalisasi dari konsep untuk diteliti secara empiris
(Ibrahim, I.2021). Variabel dalam penelitian ini bersifat bivariat (dua
variabel) yaitu :
3.4.1 Variabel bebas (Independent variabel)
adalah variabel yang dimanipulasi, diamati, dan diukur
untuk mengetahui hubungannya dengan variabel lain. Variabel
bebas dalam penelitian ini yaitu : tingkat pengetahuan Ibu tentang
gizi balita.
3.4.2 Varibel terikat (Dependent variabel)
adalah variabel yang nilainya terpengaruh oleh variabel
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu : kejadian
stunting.

3.5 Definisi Operasional Variabel/ Fokus Studi


Tabel 3.1 : Definisi Operasinal Variabel
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Skor
26

1 Variabel Hasil mengetahui dan terjadi Kuesioner Ordinal 1. Baik : 76-100%


bebas : setelah orang melakukan
2. Cukup : 56-75%
Tingkat pengindraan terhadap obyek
3. Kurang : <56%
Pengetahuan tertentu tentang Gizi pada
Ibu Tentang Balita
Gizi Balita
2 Variabel Keadaan gizi anak yang Pengukuran Ordinal
0 : Tidak stunting
terikat : ditentukan secara Z-score
1 : Stunting
Kejadia antropometri pada balita
n umur 0-59 bulan berdasarkan
Stunting indeks TB/U atau PB/U
memiliki nilai standar
deviasi
unit z (Z-Score).

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian.


Penelitian akan dilakukan di Desa Keniten , Kecamatan Mojo
pada bulan …….. sampai dengan bulan …… 2022.

3.7 Instrumen Penelitian


3.7.1 Jenis Data yang Dikumpulkan
Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa
fakta maupun angka-angka. Dalam penelitian ini data yang
dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang didapat langsung
dari responden berupa data pengetahuan ibu dalam pengetahuannya
mengenai stunting.
3.7.2 Cara Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data
1. Mengurus izin penelitian dan perizinan untuk melakukan
penelitian di Kabupaten Kediri
27

2. Pendekatan formal kepada Kepala Puskesmas Mojo dengan


pengiriman surat permohonan izin lokasi penelitian di Desa
Keniten
3. Melakukan pemilihan sampel sesuai dengan kriteria
4. Responden yang memenuhi kriteria diberikan penjelasan
mengenai maksud dari tujuan penelitian
5. Responden yang setuju untuk menjadi sampel diberikan lembar
persetujuan dan menandatangani lembar persetujuan
6. Responden mengisi kuesioner didampingi oleh peneliti
7. Mencatat hasil dari pengisian kuesioner ke dalam master tabel
8. Menganalisis data
3.8 Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti.
Kuesioner yaitu pengetahuan ibu tentang nutrisi pada balita menggunakan
skala Guttman yang terdiri atas 15 pertanyaan, bentuk pertanyaanya
menggunakan pilihan jawaban iya dan tidak. Jika pertanyaan positif
(Favoerable), jawaban diberikan skor 1 pada jawaban iya dan skor 0 pada
jawaban tidak.
3.8.1Uji validitas instrumen
Validitas merupakan ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu
data. Untuk mengetahui validitas kuesioner digunakan menggunakan
teknik korelasi Pearson Product moment dengan membandingkan nilai r
hitung dengan nilai r tabel. Kuesioner dinyatakan valid jika nilai r hitung
lebih besar dari nilai r table. Nilai r hitung didapatkan dari hasil pada
kolom “Corrected item-Total Correlation” melalui uji Realibility Analysis
menggunakan program SPSS. Nilai r tabel didapatkan dari tabel r dengan
melihat df pada tingkat kemaknaan 5%. Nilai df didapatkan dengan jumlah
sampel (n) dikurangi 2 (Ibrahim, I.2021).
3.8.2Uji reliabilitas instrumen
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan hasil yang
konsisten jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih dan dengan alat
ukur yang sama. Uji realibilitas dilakukan setelah uji validitas dan hanya
28

menguji pertanyaan yang sudah valid saja. Untuk mengetahui reliabilitas


kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r “Alpha” dengan nilai
r tabel. Kuesioner dinyatakan reliable jika nila r “Alpha” lebih besar dari
nilai r tabel nilai r “Alpha” didapatkan dari hasil pada kolom “ Cronbach’s
Alpha” melalui uji Realibility Analysis menggunakan program SPSS
(Ibrahim, I.2021).

3.9 Metode Pengolahan Data


Langkah-langkah pengolahan data :
3.9.1 Editing
Pengisian kuesioner oleh jawaban responden diperiksa
kelengkapannya dan tidak ditemukan kekurangan pengisian
jawaban pada kuesioner.
3.9.2 Coding
Data yang sudah terkumpul diberi kode sesuai ketentuan. Variabel
pengetahuan ibu tentang nutrisi pada balita dilakukan koding 1=
kurang, 2= cukup, 3= baik. Variabel stunting koding 1=Pendek, 2=
normal, 3= sangat pendek.
3.9.3 Processing
Memproses data yang sudah di-entry agar dapat dianalisis.
Pengolahan data dilakukan di program SPSS 16.0
3.9.4 Cleaning atau tabulasi
Pemeriksaan kembali data yang sudah diolah untuk mengetahui
ada atau tidaknya kesalahan.
3.10 Analisa Data.
Penelitian ini menggunakan 2 (dua) analisis, yaitu analisis univariat dan
analisis bivariat.
3.10.1 Analisis Univariat
Analisa Univariat (deskriptif) yaitu suatu prosedur pengolahan
data dengan menggambarkan dan meringkas data secara alamiah
dalam bentuk tabel atau grafik (Ibrahim, I.2021). Dalam penelitian ini
analisa univariate yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisa
29

ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan tiap variabel yang


diteliti secara terpisah dimana hasilnya akan disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuesni yang memuat frekuensi dan presentase dari
masing-masing variabel. Pada umumnya dalam analisis hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi setiap variable
(Notoatmodjo, 2012:182).

𝑃= 𝑥 100%
n
Keterangan :
P = persentase subjek pada kategori tertentu
f = ∑ sampel dengan karakteristik tertentu
n = ∑ sampel total

3.10.2 Analisi Bivariat


Tujuan dari dilakukannya analisis bivariat yaitu untuk
mengetahui adanya hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen yaitu hubungan pengetahuan ibu tentang gizi balita
dengan kejadian stunting di Desa Keniten, Kecamatan Mojo.
Pengolahan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan bantuan
komputerisasi. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Chi-Square.
Rumus Chi-Square : X 2 = ∑ (𝑓𝑜 − 𝑓ℎ)
𝑓ℎ
Koefisien kontingensi adalah uji korelasi antara dua
variabel yang berskala data nominal. Fungsinya adalah
untuk mengetahui asosiasi atau relasi antara dua perangkat
atribut.
Rumus dari koefisien kontingensi adalah:
𝐶 = X2 𝑁 + X2
Dimana 𝑋 2 = ∑ (𝑂 − 𝐸) 2 𝐸
O = Frekuensi yang diamati
E = Frekuensi yang diarapkan
30

N = Jumlah sampel

Chi-Square adalah mencari hubungan atau pengaruh variabel bebas


dengan variabel terikat dan data berbentuk nominal dan ordinal. Untuk
mengetahui terdapat hubungan atau tidaknya, dapat dilihat dari nilai
signifikan (Sujarweni, 2015).
a. Jika Sig >0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan kejadian
stunting Di Desa Keniten Kabupaten Kediri.
b. Jika Sig ditolak, artinya ada hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang gizi balita dengan kejadian stunting Di Desa Keniten
Kabupaten Kediri.
3.12 Etika Penelitian.
1. Autonomy/ Menghormati Harkat Dan Martabat
Autonomy berarti responden memiliki kebebasan untuk
memilih rencana kehidupan dan cara bermoral mereka sendiri
(Hendrastuti, E. S, 2021). Peneliti memberikan responden
kebebasan untuk memilih ingin menjadi responden atau tidak.
Peneliti tidak akan memaksakan calon responden yang tidak
bersedia menjadi responden untuk diteliti.
2. Confidentiality/ Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah prinsip etika dasar yang menjamin
kemandirian klien (Hendrastuti, E. S, 2021). Masalah ini merupakan
masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya
(Hendrastuti, E. S, 2021). Kerahasian responden dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara memberikan kode reponden dan inisial bukan
nama asli dari responden.
3. Justice/ Keadilan
Justice berarti bahwa dalam melakukan sesuatu pada
responden, peneliti tidak boleh membeda-bedakan responden
berdasarkan suku, agama, ras, status, sosial ekonomi, politik ataupun
31

atribut lainnya dan harus adil dan merata (Hendrastuti, E. S, 2021).


Peneliti menyamakan setiap perlakuan yang diberikan kepada setiap
responden tanpa memandang suku, agama, ras dan status sosial
ekonomi dari responden.
4. Beneficience Dan Non Maleficience
Berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian
diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia
(Hendrastuti, E. S, 2021). Penelitian ini memberikan manfaat
mengenai apakah terdapat hubungannya pengetahuan ibu tentang gizi
pada balita melalui pengisian kuesioner dengan kejadian stunting
melalui lembar pengukuran Z-score. Penelitian ini juga tidak
berbahaya karena responden hanya akan diberikan kuesioner dan
lembar pengukuran Z-score untuk diisi sesuai dengan pilihan
responden.
32

DAFTAR PUSTAKA

Achadi, E. L., Achadi, A., & Aninditha, T. (2020). Pencegahan Stunting


Pentingnya Peran 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Adelia, F. A., Widajanti, L., & Nugraheni, S. A. (2018). Hubungan
Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Gizi, Status Ketahanan Pangan
Keluarga dengan Balita Stunting (Studi pada Balita Usia 24-59 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kabupaten Semarang). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 6(5), 361-369.
Alimuddin, U. (2022). Prevalensi Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-
24 Bulan Di Puskesmas Teppo Kabupaten Pinrang Tahun 2021= Prevalence of
Stunting Incidents in Children aged 0-24 Months at Teppo Health Center,
Pinrang Regency in 2021 (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Donsu, Jenita DT. (2017). Psikologi Keperawatan.Yogyakarta : Pustaka
Baru Press
Ekayanthi, N. W. D., & Suryani, P. (2019). Edukasi Gizi pada Ibu
Hamil Mencegah Stunting pada Kelas Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan, 10(3),
312-319.
Fikawati S, Syafiq A, Karima K (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada. P. 53-117.
Hammad, M. A., & Alqarni, T. M. (2021). Psychosocial effects of social
media on the Saudi society during the Coronavirus Disease 2019 pandemic: A
cross-sectional study. Plos one, 16(3), e0248811.
Hendrastuti, E. S., Noor, E., Riani, E., Damayanthi, E., Alatas, H.,
Arief, I. I., ... & Karja, N. W. K. (2021). Etika Penelitian dan Publikasi Ilmiah.
PT Penerbit IPB Press.
Ibrahim, I. A., Alam, S., Adha, A. S., Jayadi, Y. I., & Fadlan, M. (2021).
33

Hubungan Sosial Budaya Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59
Bulan Di Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Tahun
2020. Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal, 16-26.

Kemenkes RI. (2020).Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 2 Tahun 2020 : Standar Antropometri Anak. Jakarta : Direktorat Bina
Gizi.
Nugroho, M. R., Sasongko, R. N., & Kristiawan, M. (2021). Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Usia Dini di
Indonesia. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 2269-2276.
Munawaroh, H., Nada, N. K., Hasjiandito, A., Faisal, V. I. A.,
Heldanita, H., Anjarsari, I., & Fauziddin, M. (2022). Peranan Orang Tua
Dalam Pemenuhan Gizi Seimbang Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Pada
Anak Usia 4-5 Tahun. Sentra Cendekia, 3(2), 47-60.
Papotot, G. S., Rompies, R., & Salendu, P. M. (2021). Pengaruh
Kekurangan Nutrisi Terhadap Perkembangan Sistem Saraf Anak. Jurnal
Biomedik: JBM, 13(3), 266-273.
Putri, A. R. (2020). Aspek Pola Asuh, Pola Makan, dan Pendapatan
keluarga pada kejadian stunting. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan
Tadulako), 6(1), 7-12.
Ramdhani, A., Handayani, H., & Setiawan, A. (2021, February).
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Stunting. In Prosiding Seminar
Nasional LPPM UMP (pp. 28-35).
RA, M. Y., & Anggraeni, L. (2021, February). Determinan Tidak
Langsung Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59
Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Cililitan Jakarta Timur. In
Prosiding Seminar Nasional Stikes Syedza Saintika (Vol. 1, No. 1).
Ssentongo, P., Ssentongo, A. E., Ba, D. M., Ericson, J. E., Na, M., Gao,
X., ... & Schiff, S. J. (2021). Global, regional and national epidemiology and
prevalence of child stunting, wasting and underweight in low-and middle-
income countries, 2006–2018. Scientific reports, 11(1), 1-12.
Syakira, P., Wisnusanti, S. U., & Helmyati, S. (2021). HUBUNGAN
34

AKSES SUMBER INFORMASI GIZI DAN PENGETAHUAN GIZI


TERHADAP PREFERENSI MAKANAN SISWA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah
Mada).
Tasyrifah, G. M. (2021). Literature Review: Causes of Stunting in
Toddlers. Muhammadiyah International Public Health and Medicine
Proceeding, 1(1), 339-346.
Yunita, S. L., Atmadani, R. N., & Titani, M. (2021). Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pengetahuan Dan Perilaku Penggunaan Antibiotika Pada
Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang. Pharmaceutical
Journal of Indonesia, 6(2), 119-123.
Yam, J. H., & Taufik, R. (2021). Hipotesis Penelitian Kuantitatif. Jurnal
Ilmu Administrasi, 3(2), 96-102.
35

Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Bulan
1 Informasi penyelenggaraan Skripsi Juli 2022
2 Informasi Pembimbing September 2022
3 Proses bimbingan dan penyusunan September 2022 s/d Desember
proposal Minggu II 2022
4 Seminar Proposal Minggu Ke III Desember 2022
5 Revisi dan Persetujuan Proposal oleh Desember dan Januari 2022
Penguji
6 Mengambil data/Penelitian Januari – Maret 2023
7 Pendaftaran Ujian April 2023
8 Pelaksanaan Ujian April 2023
9 Revisi laporan April – Mei 2023
10 Penyerahan laporan Mei – Juni 2023
36

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Fernanda Elga Andariesta, mahasiswa Sarjana Terapan
Kebidanan Kediri dari jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita
Dengan Kejadian Stunting Di Desa Keniten Kabupaten Kediri”.Saya yakin bahwa
penelitian ini tidak menimbulkan kerugian apapun pada saya dan keluarga. Dan
saya telah mempertimbangkan serta memutuskan untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini.

Kediri, 2023
Saksi Yang Memberi Persetujuan

(………………..…..) (………..…………..)

Kediri, 2023
Mengetahui
Ketua Pelaksana Penelitian

( Arika Indah Setyarini, M.Keb )


NIP 19831220 200501 2 001
37

Lampiran 2

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,
Saya Fernanda Elga Andariesta mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Kediri, yang akan
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Gizi Balita Dengan Kejadian Stunting Di Desa Keniten Kabupaten Kediri”.
Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis Hubungan Tingkat
Pengetahuan Gizi Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita di Desa Keniten
Kabupaten Kediri. Maka pada penelitian ini akan dilakukan pada anak bayi
stunting yang ada di Desa Keniten Kabupaten Kediri.
Partisipasi saudara bersifat sukarela dan tanpa adanya paksaan. Seluruh
data yang diperoleh akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Sebagai bukti ketersediaan saudara menjadi responden
dalam penelitian ini, saya mohon ketersediaan saudara untuk mengisi dan
menandatangani lembar persetujuan yang telah dipersiapkan. Demikian
permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan partisipasi saudara saya
mengucapkan terimakasih.

Kediri, 2023

Fernanda Elga Andariesta


38

Lampiran 3

PERNYATAAN KESEDIAAN MEMBIMBING

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini :


1. Nama dan gelar : Indah Rahmaningtyas, S.Kp, M.Kes
2. NIP : 19641005 198903 2 001
3. Pangkat dan Golongan : Penata tingkat I/III D
4. Jabatan : Lektor
5. Asal institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Kediri
6. Pendidikan Terakhir : S2 Kesehatan Reproduksi
7. Alamat dan Nomor yang bisa dihubungi
a. Rumah : Perumahan Griya Indah Permatasari D17
024/004 Kelurahan Bandar Kidul Kecamatan
Mojoroto Kota Kediri
b. Telepon/HP : 081249859796
c. Alamat kantor : Jl. KH. Wachid Hasyim No. 64 B, Kota Kediri
d. Telepon kantor : (0345) 773095
Dengan ini menyatakan ( bersedia/tidak bersedia *) menjadi pembimbing
(Utama/Pendamping *) Skripsi bagi mahasiswa :
Nama : Fernanda Elga Andariesta
NIM : P17321194080
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Dengan
Kejadian Stunting Di Desa Keniten Kabupaten Kediri

*) Coret yang tidak dipilih

Kediri, Januari 2023


Pembimbing Utama

Indah Rahmaningtyas, S.Kp., M.Kes


NIP. 19641005 198903 2 001
39

Lampiran 4

PERNYATAAN KESEDIAAN MEMBIMBING


Saya, yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama dan gelar : Mika Mediawati, M.Keb
2. NIP : 19840505 200912 2 001
3. Pangkat dan Golongan : Penata / III C
4. Jabatan : Asisten Ahli
5. Asal institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Kediri
6. Pendidikan Terakhir : S2 Kebidanan
7. Alamat dan Nomor yang bisa dihubungi
a. Rumah : Perumahan Manisrenggo Park Residence No.7
b. Telepon/HP : 081357299389
c. Alamat kantor : Jl. KH. Wachid Hasyim No. 64 B, Kota Kediri
d. Telepon kantor : (0345) 773095
Dengan ini menyatakan ( bersedia/tidak bersedia *) menjadi pembimbing
(Utama/Pendamping *) Skripsi bagi mahasiswa :
Nama : Fernanda Elga Andariesta
NIM : P17321194080
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Dengan
Kejadian Stunting Di Desa Keniten Kabupaten Kediri

*) Coret yang tidak dipilih

Kediri, Januari 2023


Pembimbing Utama

Mika Mediawati, M.Keb


NIP. 19840505 200912 2 001
40

Lampiran 5

Nama Responden :
Tgl/Bln/Thn :
Posyandu :

KUISONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA
DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DESA KENITEN KABUPATEN
KEDIRI

A. Identitas Responden

Nama ibu : Nama anak :


Umur : Usia :
Pendidikan terakhir : SD / SMP / SMA / Diploma / S1 Tinggi badan :
Pekerjaan : Berat badan :
Alamat : Jenis Kelamin :

B. Pertanyaan
Berilah Tanda Checklist √ pada pertanyaan dibawah ini

No Pertanyaan YA TIDAK
1 Apakah ibu pernah
mendengar istilah stunting ?
Apakah ibu mengetahui apa
2
itu stunting ?
41

3 Apakah ibu sering membawa


anak ke posyandu ?

4 Apakah imunisasi anak ibu


lengkap ?
Menurut ibu apakah periode
5
emas pertumbuhan dan
perkembangan harus
didukung dengan asupan gizi
yang baik
6 Menurut ibu apakah periode
emas pertumbuhan dan
perkembangan anak terjadi
sejak masa kandungan
hingga usia 2 tahun?
7 Apakah kecukupan gizi ibu
ketika hamil akan
berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan anak?

8 Apakah ibu mengetahui


tujuan posyandu?
Apakah terdapat kader di
9
posyandu?
Apakah ibu mengetahui jenis
10
kegiatan di posyandu

11 Apakah Ibu mengetahui


jadwal kegiatan posyandu

12 Apakah Ibu mengetahui


tugas kader posyandu
Apakah KMS dibawa setiap
13
menimbang berat badan
42

balita
Apakah Ibu mengetahui apa
14
saja isi KMS/KIA
Apakah ibu memahami cara
15
membaca kartu KMS/KIA

16 Apakah Ibu mengetahui


program Balita ditimbang

17 Apakah ibu mengetahui


berapa kali seharusnya balita
ditimbang dalam 1 tahun
18 Apakah Ibu mengetahui hal-
hal apa saja yang diperiksa
saat balita datang ke
posyandu/sarana kesehatan

Anda mungkin juga menyukai