Anda di halaman 1dari 2

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

DINAS PERTANIAN
Jln. Rinjani – Kompleks GOR Telp (0282) 542203
CILACAP
Kode Pos 53223

Cilacap, 11 April 2023


No : 500.6.12.2/30/33 Kepada :
Sifat : Biasa Yth. PPL Wilayah Binaan
Lampiran : - se-Kabupaten Cilacap
Perihal : Peringatan Dini Iklim dan OPT di –
CILACAP
Berdasarkan Surat Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa
Tengah nomor: 557.1/19317 Perihal Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni
tahun 2023 serta OPT yang perlu diwaspadai pada bulan April di Kabupaten
Cilacap Tahun 2023 di Jawa Tengah, khusus wilayah Kabupaten Cilacap sebagai
berikut:
1. Prakiraan sifat hujan Bulan April umumnya Normal (N) sampai Bawah Normal
(BN) dengan prakiraan curah hujan antara 151 – 300 mm.
2. Prakiraan sifat hujan Bulan Mei umumnya Normal (N) sampai Bawah Normal
(BN) dengan prakiraan curah hujan antara 101 – 300 mm.
3. Prakiraan sifat hujan Bulan Juni umumnya Normal (N) dengan prakiraan curah
hujan antara 51 – 300 mm.
4. Prakiraan awal musim kemarau pada bulan April dengan puncak musim
kemarau umumnya akan terjadi bulan Agustus.
5. Rekomendasi umum untuk musim kemarau tahun 2023:
- Mengoptimalkan penampungan air pada sisa musim hujan dengan
memenuhi danau, waduk, embung kolam retensi dan tempat penyimpanan
air lainnya.
- Untuk menekan resiko penurunan hasil panen pada lahan sawah, maka
pengelolaan air bagi kebutuhan pertanian harus dilakukan dengan lebih
hemat, serta menggunakan varietas genjah dan toleran terhadap
kekeringan.
6. Perkembangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang perlu
dilakukan perhatian antara lain: Penggerek Batang dan Penyakit Kresek/BLB.

Sehubungan dengan Dampak Perubahan Iklim (DPI) dan OPT tersebut,


perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengawal pertanaman secara intensif dengan melakukan pengamatan dan
antisipasi dini terhadap serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT),
Dampak Perubahan Iklim (DPI) serta memantau/monitoring secara rutin dan
berkelanjutan terhadap perkembangan OPT yang dimulai dari pesemaian
sampai pemanenan. Untuk wilayah endemis serangan OPT perlu menyiapkan
bahan pengendalian OPT baik hayati (APH) maupun kimia (pestisida),
memetakan daerah serang OPT sesuai hasil pengamatan, pemantauan dan
informasi peramalan OPT spesifik lokasi.
2. Melakukan pengendalian OPT secara pre-emtif dengan beberapa cara seperti
mengolah tanah secara sempurna, penggunaan pupuk organik, perlakuan
benih/bibit, optimalisasi penggunaan biopestisida, pelestarian musuh alami dan
penanaman refugia. Bila pH tanah pada tanaman padi < 6 maka perlu
penambahan kapur dolomit. Bila dijumpai peningkatan populasi atau gejala
OPT yang telah mencapai ambang pengendalian, maka segera lakukan
tindakan pengendalian OPT baik secara swadaya maupun memanfaatkan
bantuan sarana pengendalian OPT dari Dinas Pertanian dengan
mengikutsertakan pihak terkait antara lain PPL, Mantri Tani/ Ka UPTD, Aparat
Pemerintah dan tokoh masyarakat.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
3. Mengaktifkan dan memperkuat posko pengendalian OPT di tingkat lapangan
dengan meningkatkan koordinasi, konsolidasi petugas lapangan dan petani
pengamat dalam mengantisipasi serangan OPT sedini mungkin. Mendekatkan
sarana pengendalian yang tersedia dengan sumber serangan OPT, mobilisasi
gerakan pengedalian OPT dan mengintensifkan bimbingan pengendalian OPT
sesuai prinsip PHT serta meningkatkan pemberdayaan kelompok perlindungan
tanaman antara lain Regu Pengendali Hama (RPH), alumni SLPHT, SLI dan
PPAH.
4. Melakukan perencanaan budidaya tanaman dengan baik sesuai iklim dan
kondisi setempat, antara lain dengan pemilihan varietas spesifik lokasi atau
varietas yang cukup tahan/toleran terhadap serangan OPT, bencana alam
angin, kekeringan serta penggunaan pupuk berimbang.
5. Menguatkan Brigade OPT, Brigade La Nina, Brigade Alsin dan Tanam, Brigade
Panen dan Serap Gabah Kostraling, Pompanisasi in-out dari dan ke sawah,
rehabilitasi jaringan irigasi tersier/kwarter, pengatuaran waktu dan pola tanam
serta teknik bercocok tanam. Kalender tanam terpadu dapat digunakan sebagai
salah satu bahan pertimbangan dalam bercocok tanam, dapat diakses melalui
website www.katam.litbang.pertanian.go.id
6. Melakukan koordinasi di tingkat desa/ kecamatan untuk menetapkan kebijakan
dan strategi, serta langkah antisipasi penanganan wilayah-wilayah yang terkena
bencana alam banjir dan/atau serangan OPT secara serempak. Disamping itu
juga meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kondisi
sumber-sumber air (irigasi, embung, waduk, parit dan longstorage dll) serta
saluran pengairan terhindar dari rusak/jebol saat kondisi air diatas normal,
mengaktifkan peran Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) serta melakukan
normalisasi saluran-saluran air.
7. Mengoptimalkan bantuan sarana penanganan DPI seperti pompa, sumur,
pipanisasi, embung dan tempat penyimpanan air lainnya.
Demikian kami sampaikan untuk menjadi perhatian.

KEPALA DINAS PERTANIAN


KABUPATEN CILACAP

Ir. SUSILAN
Pembina Utama Muda
NIP. 19641108 199103 1 006
Tembusan:
1. Bupati Cilacap sebagai laporan.
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap.
3. Kepala Bidang Penyuluhan.
4. Kepala Bidang Tanaman Pangan.
5. Kepala Bidang Hortikultura.
6. Koordinator KJF Penyuluh Pertanian Kabupaten Cilacap.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai