Baranta Harga Salak Kutambaru PDF
Baranta Harga Salak Kutambaru PDF
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Kabupaten Karo komoditi salak pondoh pertama kali di kembangkan pada tahun
2003 di Desa Kutambaru, Kecamatan Tiganderket. Bibit salak pertama kali
diperkenalkan di Tiganderket dari Sleman, kaki Gunung Merapi, Yogyakarta.
Perkembangan usahatani salak di Tiganderket cukup pesat karena selain faktor
alam yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan salak itu sendiri,
permintaan dan minat akan buah salak pondok di Tanah Karo dan sekitar Sumatera
Utara cukup tinggi karena selain bergizi tinggi, salak pondoh tersebut memiliki
ketebalan daging tinggi, rasa manis dan gurih serta di gemari masyarakat walaupun
di Tanah Karo, Sumatera Utara bukan satu satunya daerah yang memproduksi buah
salak. Terdapat salak Padang Sidempuan dan salak dari Yoyakarta yang telah lebih
dulu mengisi pasar buah di Sumatera Utara bahkan seluruh Indonesia.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut ; Bagaimana perbandingan produktivitas petani Salak
sebelum (September 2013) dan setelah (September 2013) erupsi Gunung Sinabung
di Desa Kutambaru, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo? ; Bagaimana
perbandingan pendapatan petani salak sebelum (September 2013) dan setelah
(September 2013) erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambaru, Kecamatan
Tiganderket, Kabupaten Karo?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari peneltian ini adalah ; Untuk membandingkan produktivitas
petani salak sebelum (September 2013) dan setelah (September 2013) erupsi
Gunung Sinabung di Desa Kutambaru, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo ;
Untuk membandingkan pendapatan petani Salak sebelum (September 2013) dan
setelah (September 2013) erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambaru, Kecamatan
Tiganderket, Kabupaten Karo.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
Tanaman Salak
Tanaman salak pondoh merupakan tanaman berumah dua, sehingga dapat
ditemukan tanaman jantan dan tanaman betina. Bunga jantan tersusun seperti
genteng, bertangkai dan berwarna coklat kemerah-merahan. Sedangkan bunga
betina tersusun dari 1-3 bulir, bertangkai panjang dan mekar sekitar 1-3 hari.
Perakaran salak pondoh terdiri dari akar serabut yang sebagian besar berada di
dalam tanah dan sebagian lagi muncul dipermukaan tanah. Perkembangan akar
salak pondoh dipengaruhi oleh cara pengolahan tanah, pemupukan, tekstur tanah,
sifat fisik dan kimia tanah, air tanah, lapisan bawah tanah, dan lain-lain sedangkan
batang salak pondoh termasuk pendek dan hampir tidak kelihatan secara jelas
karena selain ruas-ruasnya padat juga tertutup oleh pelepah daun yang tumbuhnya
memanjang. Buah salak pondoh muda rasanya manis dan gurih, sedangkan buah
salak pondoh tua rasanya manis, gurih, dan masir. Ketebalan daging buahnya antara
0,8 cm sampai 1,5 cm, dan warna daging buahnya putih kapur
(Widji Anarsis 1996).
Salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai sebagian besar masyarakat
dan mempunyai prospek yang baik untuk diusahakan. Salak merupakan salah satu
buah tropis yang saat ini banyak digemari oleh masyarakat dan keunggulan dari
buah salak yakni memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi ( Kusumo Suracmat,
1992)
Dampak dan Erupsi Gunung Sinabung
Pengertian dampak adalah pengaruh atau efek tidak langsung dari sesuatu.
Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus dan dalam bulan September 2013 telah
terjadi 4 kali letusan besar. Beberapa material yang keluar dari kepundan gunung
tersebut saat meletus antara lain adalah awan panas, material pijar, hujan abu,
kemungkinan gas beracun yang terlempar ke atmosfer.
Landasan Teori
Teori produksi dan produktivitas
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan antara tingkat
produksi sesuatu barang dengan jumlah input produksi yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.
Produktivitas merupakan hasil per satuan luas, tenaga kerja, modal atau input
lainnya atau rasio antara output dan input produksi (L.Arsyad, 2003)
Teori Pendapatan
Pendapatan atau dapat juga disebut keuntungan, adalah merupakan selisih antara
penerimaan total dengan biaya total. Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur
yang digunakan yaitu unsur penerimaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut.
Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual,
sedangkan pengeluaran atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai penggunaan
sarana produksi dan lain-lain yang dikeluarkan pada proses produksi tersebut.
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu
teknik penentuan suatu daerah berdasarkan pertimbangan tertentu. Daerah yang
dijadikan daerah penelitian adalah Desa Kutambaru, Kecamatan Tiganderket,
Kabupaten Karo.
Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani yang mengusahakan usahatani
salak di Desa Kutambaru, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo. Besar
populasi adalah sebanyak 80 petani. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan
metode Slovin. Banyak sampel pada penelitian ini sebesar 44 petani. Pengundian
sampel dilakukan dengan metode Random sampling dimana semua anggota
populasi memiliki peluang yang sama menjadi sampel penelitian.
Tabel menunjukkan bahwa besar produktivitas kondisi sebelum dan sesudah erupsi
Gunung Sinabung mengalami penurunan dari angka 126 kg/hari/tenaga kerja
menjadi 81 kg/hari/tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena meningkatnya aktivitas/
curah tenaga kerja dalam usahatani salak dan menurunnya kemampuan salak
berproduksi secara maksimal setelah erupsi Gunung Sinabung.
Hasil uji beda rata-rata T-test produktivitas petani salak sebelum (September 2013)
dan sesudah (September 2013) erupsi Gunung Sinabung
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Std. Sig. (2-
Std. Interval of the T Df
Mean Error tailed)
Deviation Difference
Mean
Lower Upper
Produktivitas
Petani Sebelum
Pair Erupsi -
33,27955 10,99982 1,65829 29,93529 36,62380 20,069 43 ,000
1 Produktivitas
Petani Sesudah
Erupsi
Dari hasil uji tersebut memperlihatkan bahwa nilai signifikansi produktivitas petani
salak pondoh sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung adalah sebesar 0,000
< 0,05. Maka H0 ditolak dan H1 diterima atau terdapat perbedaan yang nyata antara
produktivitas petani sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung
Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Petani Salak
Pondoh di Desa Kutambaru, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo
Berdasarkan data primer yang diproleh dari wawancara langsung dengan petani
berikut perbandingan pendapatan rata-rata petani salak pondoh per hektar per tahun
sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung
Saran
1. Diharapkan kepada petani salak pondoh agar menanam rasa solidaritas dengan
membentuk lembaga atau kelompok dalam perencanaan pemulihan dampak erupsi
Gunung sinabung dan memanfaatkan sarana/prasarana produksi secara maksimal
dan intensif dalam melakukan budidaya, pemenuhan aspek-aspek usahatani salak
pondoh yang hilang akibat permasalahan dampak erupsi serta mampu untuk maju
melangkah ke tahap agroindustri salak yakni mengelola salak menjadi berbagai
jenis produk olahan salak pondoh agar dapat mengembalikan produktivitas dan
pendapatan seperti semula dan bahkan meningkat
2. Diharapkan kepada pemerintah melalui dinas pertanian dan dinas terkait dalam
mengambil kebijakan untuk menyusun program pemulihan korban erupsi dan
dalam penanganan erupsi agar berperan aktif menanggapi dan meminimalisir dan
menghilangkan dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap usahatani salak pondoh.
Memberikan bantuan nyata secara langsung kepada petani dan
mendorong/memandu para petani dalam membentuk lembaga dalam usaha
pemenuhan aspek-aspek kehidupan lain yang ikut hilang saat pendapatan dari
usahatani salak jauh menurun dan memberi bantuan melanjutkan usahatani dan
mengembangkan hasil komoditi salak pondoh demi kesejahtraan petani di Desa
Kutambaru, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo
3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih dalam
mengenai prefensi petani tentang kelembagaan dan material abu vulkaniak dan
material lainnya dari letusan atau erupsi Gunung dan dampaknya terhadap
usahatani salak pondoh dan komoditi lainnya dengan tujuan mengenal lebih lanjut
sifat dan karakter material abu vulkanik untuk memudahkan penanggulangan
dampak negatif terhadap usahatani salak dan komoditi lainnya serta mencari
strategi penanganan dan pemulihan dampak erupsi Gunung Sinabung di Desa
Kutambaru dan desa lain sekitar Gunung Sinabung
DAFTAR PUSTAKA
Anarsis, Widji. 1996. Agribisnis Komoditas Salak. Bumi Aksara. Jakarta
Arsyad, L.2003 . Ekonomi Manajerial. Edisi Kelima. Balai Pustaka. Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik, 2014. Karo Dalam Angka 2014. BPS. Sumatera Utara
Husodo, S.Y, dkk. 2004. Pertanian Mandiri. Penebar Swadya Jakarta.
PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). 2013.