Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 1 PERILAKU ORGANISAI II

Anggota Kelompok :
1. Adinda Nabela Putri (2111011038)
2. Retno Anggraini (2111011026)
3. Tyara Firstanty (2111011072)
4. Farhan Bangsawan (1911011059)

Review Bab 1 Terkait Tentang Revisiting The Meaning Of Leadership


Nama Reviewer 1. Adinda Nabela Putri (2111011038)
2. Retno Anggraini (2111011026)
3. Tyara Firstanty (2111011072)
4. Farhan Bangsawan (1911011059)

Judul Artikel Revisiting The Meaning Of Leadership


(Meninjau Kembali Arti Kepemimpinan)
Nama Jurnal Research In Organizational Behavior An Annual Series Of Analytical
Essays And Critical Reviews
Nama Penulis Joel M. Podolny, Rakesh Khurana, dan Marya Hill-Popper
Volume & Vol 26, 2005, Pages 1-36
Halaman
E-ISSN 0191-3085/doi:10.1016/S0191-3085(04)26001-4

Abstrak Selama 50 tahun terakhir, pengetahuan organisasi tentang


kepemimpinan telah bergeser dari fokus pada pentingnya
kepemimpinan untuk membuat makna menjadi pentingnya
kepemimpinan untuk kinerja ekonomi. Pergeseran ini bermasalah
karena dua alasan. Pertama, hal itu telah menimbulkan banyak kesulitan
konseptual yang sekarang mengganggu studi tentang kepemimpinan.
Kedua, sekarang relatif sedikit perhatian terhadap pertanyaan tentang
bagaimana individu menemukan makna dalam bidang ekonomi
meskipun pertanyaan ini bisa dibilang menjadi salah satu pertanyaan
paling penting untuk keilmuan organisasi. Bab ini membahas beberapa
alasan pergeseran tersebut, dengan alasan bahwa salah satu alasan
terpenting adalah kurangnya definisi yang jelas dan operasionalisasi
kegiatan ekonomi yang berarti. Sebagai langkah pertama untuk
memperbaiki pergeseran ini, kami menawarkan definisi dan
operasionalisasi tindakan yang bermakna, dan kami mengusulkan
tipologi perilaku eksekutif sebagai dasar untuk eksplorasi sistematis
dari kapasitas pembuat makna dari para pemimpin. Kami
menyimpulkan dengan diskusi tentang hubungan antara kapasitas
pemimpin untuk menanamkan makna dan kapasitas pemimpin untuk
berdampak pada kinerja.

Latar Belakang Pengetahuan organisasi tentang kepemimpinan telah bergeser dari


Masalah fokus pada pentingnya kepemimpinan untuk membuat makna menjadi
pentingnya kepemimpinan untuk kinerja ekonomi. Bab ini membahas
beberapa alasan pergeseran tersebut, dengan alasan bahwa salah satu
alasan terpenting adalah kurangnya definisi yang jelas dan
operasionalisasi kegiatan ekonomi yang berarti.
Tujuan Penelitian Joel M. Podolny, Rakesh Khurana, dan Marya Hill-Popper melakukan
penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki pergeseran makna akan
pentingnya kepemimpinan bagi kinerja ekonomi dengan cara
mengetahui hubungan antara peran pemimpin dalam menanamkan
tujuan organisasi dan pengaruh pemimpin terhadap kinerja organisasi.
Subjek dan Objek Subjek dari penelitian dalam jurnal ini adalah Para Individu-individu
Penelitian dan Objek dari penelitian jurnal ini adalah Pentingnya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Organisasi.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metede pendekatan kuantitatif yang
bertujuan untuk mengetahui dan memperbaiki pergeseran fokus pada
pentingnya kepemimpinan dalam kinerja ekonomi.
Hasil & Pembahasan Hasil & Pembahasan :
1. KEPEMIMPINAN SEBAGAI PEMBUATAN MAKNA
Keasyikan ahli teori sosial klasik dengan kapasitas pembuat
makna dari para pemimpin dapat ditelusuri ke perhatian yang
bahkan lebih mendasar dengan hubungan yang tidak nyaman
antara mode pertukaran kapitalis, di satu sisi, dan keadaan
realitas kehidupan modern, di sisi lain. . Para sarjana awal abad
ke-19, sambil merangkul modernitas, juga mengakui
implikasinya terhadap jiwa dan kreativitas manusia. Mereka
terganggu oleh ketegangan yang muncul antara institusi
pembuat makna tradisional, seperti agama, keluarga, dan
komunitas, dan institusi modern, seperti organisasi birokrasi dan
ekonomi pasar.
2. DECOUPLING FOKUS BERSAMA PADA
KEPEMIMPINAN DAN MAKNA
Setelah menggaris bawahi bahwa sarjana organisasi terkemuka
mengidentifikasi kepemimpinan dengan pembuatan makna dan
setelah mencatat ini dan kekhawatiran sarjana lainnya dengan
hilangnya makna dalam organisasi modern, kita sekarang dapat
kembali untuk menjawab yang pertama dari tiga pertanyaan
yang diajukan dalam pendahuluan: jika konsep kepemimpinan
pada awalnya ditulis dalam hal signifikansinya untuk
pembuatan makna, mengapa dan kapan konsep tersebut
dipisahkan dari pembuatan makna? Jawaban kami tentu
merupakan latihan spekulatif dalam sejarah intelektual.
3. MENDEFINISIKAN TINDAKAN BERMAKNA DALAM
ORGANISASI
Tinjauan kami sebelumnya tentang Weber, Barnard, dan
Selznick memberikan beberapa indikasi tentang bagaimana
makna dapat didefinisikan; pekerjaan mereka menunjukkan
bahwa tindakan yang bermakna adalah tindakan yang
diinternalisasi memiliki signifikansi di luar efisiensi teknis
semata – sebagai yang terhubung dengan aspek vital kehidupan
seseorang. Namun, kecuali istilah "vital" dibongkar, tidak jelas
bahwa istilah tersebut memiliki kekhususan analitis yang lebih
besar daripada maknanya.
4. OPERASIONALISASI BERMAKNA TINDAKAN
DALAM ORGANISASI
Sementara kita dapat menggunakan tradisi Jerman dan Prancis
untuk definisi makna dua komponen, untuk memberikan konsep
kepemimpinan sebagai pembuatan makna yang dapat ditelusuri
secara analitis, kita harus bergerak melampaui definisi dan
mempertimbangkan masalah operasionalisasi.
5. MENGIDENTIFIKASI RUANG LINGKUP KEGIATAN
KEPEMIMPINAN
Setelah memberikan beberapa indikasi tentang bagaimana
tindakan yang bermakna dapat dioperasionalkan, kita sekarang
dapat beralih ke masalah terakhir yang relevan untuk menjawab
pertanyaan kedua yang diajukan di awal bab ini: bagaimana
seseorang menilai sejauh mana seorang pemimpin memasukkan
tindakan dengan makna? Masalah terakhir ini melibatkan
pendefinisian ruang lingkup kegiatan dengan potensi untuk
mempengaruhi makna yang dialami individu sebagai bagian
dari organisasi, dan, di dalamnya, mengidentifikasi kegiatan
yang dapat secara efektif diberi label sebagai kegiatan
kepemimpinan
6. HUBUNGAN ANTARA PEMBUATAN MAKNA DAN
KINERJA EKONOMI
Kami sekarang telah menjelaskan posisi kami bahwa banyak
masalah yang membingungkan studi tentang kepemimpinan
dapat diatasi jika fokus pada kepemimpinan dipisahkan dari
fokus pada kinerja ekonomi dan sebaliknya digabungkan
dengan fokus pada pembuatan makna. Namun, karena begitu
banyak literatur kepemimpinan saat ini berfokus pada hubungan
antara kepemimpinan dan kinerja, hal ini menimbulkan
pertanyaan ketiga yang diutarakan di awal bab ini: apa
hubungan antara kapasitas pembuatan makna dan kinerja
ekonomi.
Kesimpulan Dalam bab ini, kami berpendapat bahwa penelitian kepemimpinan
Penelitian menjadi serba salah ketika konsep kepemimpinan dipisahkan dari
gagasan tentang makna dan terkait erat dengan perhatian terhadap
kinerja. Kami mempertimbangkan beberapa penjelasan mengapa
pemisahan ini terjadi; ada beberapa, tetapi mungkin yang paling penting
adalah kurangnya definisi yang jelas dan operasionalisasi makna yang
diperoleh individu dari pekerjaan dari bidang linguistik, kami telah
memberikan beberapa indikasi tentang bagaimana konsep makna dapat
dibuat dapat ditelusuri secara analitis. Akhirnya, sementara kami
berargumen bahwa perhatian terhadap makna tidak harus selalu
ditundukkan pada perhatian terhadap hasil ekonomi, kami mengakui
bahwa penting untuk memahami hubungannya, terutama karena
kausalitas dapat mengalir ke dua arah.

Kekurangan Terdapat Kekurangan Penelitian :


Penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini tidak dipaparkan dengan jelas
sehingga pembaca harus mencari dengan sendiri tujuan dari
penelitian.
2. Dalam penelitian ini terdapat kosa kata yang digunakan kurang
cukup untuk dipahami dan harus diperbaiki lagi agar pembaca
semakin mudah memahami jurnal ini.
3. Dalam jurnal ini peneliti terlalu banyak memasukan penjelasan
terhadap teori para ahli dan sangat sulit dipahami.

Kelebihan Penelitian Terdapat Kelebihan Penelitian :


1. Metode deskripsi yang digunakan sangat tepat dan hasil format
yang digunakan juga sesuai sehingga penelitian cukup baik.
2. Tema atau judul yang diambil sangat bagus untuk topic
pembahasan yaitu persegeran makna arti kepemimpinan dalam
kinerja ekonomi.
Diskusi/Rekomendasi Menurut kami para peneliti menggunakan teori transformasional karna
menggunakan beberapa para ahli dalam mengisi tulisan tersebut yang
dimana teori tranformasional terjadi ketika satu orang berhubungan
dengan orang banyak untuk mencapai suatu tujuan. Dan juga
menggunakan teori gaya dan perilaku dimana tindakan bermakna yang
mengacu pada perilaku dan juga sikap. Dan menurut kami mengatasi
pergeseran makna yang dijelaskan sudah sangat cukup dan mungkin
hanya perlu diperbaiki terhadap bahasa agar para pembaca lebih muda
mengerti terkait dengan tulisan atau jurnal ini. Sehingga tidak ada
pembaca yang merasa kesulitan saat memahami isi yang tertera.

Anda mungkin juga menyukai