MAKALAH
PARASITOLOGI
DISUSUN OLEH:
MIKA MONITA
NIM: 1710204065
DOSEN PENGAMPU:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “sarcoptes scabiei varietas hominis”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat berguna untuk masyarakan memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain itu, Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan dan
lingkungan yang kurang baik oleh sebab itu untuk mencegah penyebaran penyakit
ini dapat dilakukan dengan cara :
parasite ini memiliki siklus hidup yang dimulai ketika parasit betina
hinggap dan masuk ke dalam kulit melalui liang-liang yang ada di kulit. Parasit
jantan lalu akan bergerak di antara area-area liang tersebut untuk mencari
keberadaan parasit betina yang siap dibuahi. Setelah proses perkawinan selesai,
parasit jantan akan mati dan parasit betina akan mulai bertelur, yang akan segera
retak dan pecah dalam tempo tiga hingga empat hari kemudian. Setelah telur
parasit yang biasanya berupa tungau ini pecah, tungau muda akan keluar untuk
berpindah di permukaan kulit sampai dewasa dalam waktu 10 hingga 15 hari.
Kemudian, siklus hidup parasit tungau akan kembali berulang. Tungau jantan
mengendap di permukaan kulit dan tungau betina akan bertahan di liang-liang
kulit yang tidak kasat mata untuk menciptakan liang yang baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Skabies pada manusia masih menjadi kendala bagi kesehatan manusia .
Penyakit ini harus mendapat perhatian yang serius dari lembaga-lembaga terkait
sehingga penyebarannya tidak semakin luas .Lemahnya piranti diagnosis dan
timbulnya resistensi tungau S. scabiei terhadap bermacam-macam akarisidal
menjadi tantangan bagi para peneliti untuk menemukan akarisidal alternative yang
aman bagi penderita dan bersifat ramah lingkungan.
Skabies (kudis) adalah penyakit kulit yang berisifat menular yang
disebabkan oleh investasi dan sensitisasi terhadap tungau sarcoptes scabiei
varietas hominis. Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida,
ordo Astigmata, famili Sarcoptidae. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var.
Hominis dan merupakan tungau kecil, Badannya transparan, berbentuk oval,
pungggungnya cembung dan perutnya rata. daur hidup Sarcoptes scabiei dari
telur hingga dewasa berlangsung selama satu bulan. Sasaran dari Sarcoptes scabiei
untuk menyebarkan penyakit yaitu manusia
gejala seseorang terkena skabies adalah kulit penderita gatal-gatal penuh
bintik-bintik kecil sampai besar, berwarna kemerahan yang disebabkan garukan
keras. Bintik-bintik itu akan menjadi bernanah jika terinfeksi . Penularan penyakit
skabies dapat terjadi secara langsung seperti seperti berjabat tangan, tidur bersama
dan hubungan seksual maupun tidak langsung misalnya melalui perlengkapan
tidur, pakaian atau handuk. untuk mencegah penyebaran penyakit harus menjaga
kebersihan lingkungan, rumah dan badan. Pengobatan scabies dapat dilakukan
baik secara medis seperti Belerang endap (sulfur presipitatum), Emulsi benzil-
benzoat, Gama benzena heksa klorida, Krotamiton dan Permetrin maupun secara
tradisional seperti daun salam, biji buah pinang dan daun buah srikaya
B. Saran
Agar terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh tungau
(sarcoptes scabiei) terutama sarcoptes scabiei var homonis, maka sangat
diperlukan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan kehiginet
DAFTAR PUSTAKA
Ma’rufi, I., Keman, S., Notobroto, H.B. 2005. Faktor Sanitasi Lingkungan Yang
Berperan Terhadap Prevalensi Penyakit Scabies, Studi Pada Santri di
Pondok Pesantren kabupaten Lamongan. Jurnal Kesehatan Lingkungan,
Vol 2 No.1 p 11-18.
Handoko, R.P. 2000. Skabies. Dalam Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Eds
ketiga. Ed Djuanda A. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta