Topik 5
Topik 5
Oleh:
Yuda Yoga Pratama
NIM. 2222514047
ii
LK 4. Hasil Diskusi Pengalaman Observasi dan Wawancara pada Layanan
Dukungan Sistem
a. Latar Belakang
SMA Veteran 1 Sukoharjo merupakan salah satu sekolah swasta favorit di Kota
Sukoharjo yang memiliki segudang prestasi baik akademik maupun nonakademik. SMA
Veteran 1 Sukoharjo memiliki akrediyasi Nilai A tertanggal 11 Oktober 2012. SMA
Veteran 1 Sukoharjo menekankan kepada ketertipan, kreatifitas, ketekunan belajar,
kedisiplinan, sopan santun, religius dan memiliki keterampilan untuk mandiri. SMA
Veteran 1 sukoharjo memiliki visi “Menyelenggarakan proses pendidikan yang
berorientasi pada mutu dan cirikhas dengan berbasis pada keunggulan intelektual, moral
dan spiritual dengan landasan program kerja yang telah ditentukan serta mempersiapkan
kader yang mampu melakukan transportasi ilmunya kepada masyarakat.”
Kemajuan SMA Veteran 1 Sukoharjo sangat dipengaruhi oleh kualitas peserta didik,
kualitas pendidik dan berbagai pendukung lainnya. Guru Bimbingan dan Konseling
memiliki peranan yang utama dalam membantu peserta didik mencapai perkembangan yang
optimal dalam empat bidang yakni Pribadi, Sosial, Akademik dan Karier. Ditegaskan
menurut Prayitno dan Amti (2004), bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk
membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
dan predisposisi yang dimilikinya, berbagai latar belakang yang ada, serta sesuai dengan
tuntutan positif lingkungannya.
Pemberian bimbingan dan konseling akan efektif jika didasarkan pada data yang
akurat. Menurut Berdie, dkk dalam Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi
karangan Mamat Supriatna, menyatakan bahwa jika konselor ingin melakukan kegiatan
bimbingan secara efektif atau melakukan kerja apa saja dengan konseli, maka konselor
harus mengetahui segala sesuatu yang ada pada konselinya tersebut. Lebih banyak informasi
yang diketahui, maka konselor akan dapat bekerja dengan lebih baik dengan konselinya.
Oleh karena itu, sebelum konselor memberikan terapi atau penyelesaian masalah kepada
seorang konseli, perlu dilakukan terlebih dahulu assessment, yaitu menilai atau mengenali
Yuda Yoga Pratama
2222514047
BK 02
konseli secara mendalam dari berbagai aspek. Hal ini sangat penting karena semakin banyak
konselor mengenal konseli, maka semakin sukses pula tugas sebagai konselor.
Pada laporan ini, observer menggali atau melakukan observasi mengenai
pelaksanaan Asesmen Kebutuhan dalam Penyusunan Program Bimbingan dan Kodukungan
sistem kolaborasi dalam bimbingan dan konseling. Beberapa hal yang di observasi dalam
laporan ini adalah diantaranya observasi pihak-pihak yang dapat diajak kolaborasi dalam
asesmen kebutuhan dan pengembangan program BK, observasi peran guru BK dalam situasi
kolaboratif untuk melakukan asesmen kebutuhan dan pengembangan program BK
b. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara terhadap
peserta didikdan guru yang telah menggunakan layanan dukungan sistem kolaborasi di
SMA Veteran 1 Sukoharjo. Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses
penggunaan sistem kolaborasi oleh peserta didik dan interaksi antara peserta didik dan
guru. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan
pengalaman peserta didik dan guru dalam menggunakan sistem kolaborasi.
c. Hasil Observasi
Dalam melakukan observasi, saya menemukan bahwa sistem kolaborasi di SMA
Veteran 1 Sukoharjo telah efektif dalam membantu peserta didik dalam belajar. Peserta
didik dapat dengan mudah mengakses materi pelajaran dan melakukan diskusi dengan
teman-teman mereka melalui sistem kolaborasi. Peserta didik juga dapat mengirimkan
tugas dan menerima umpan balik dari gurumelalui sistem kolaborasi. Sistem kolaborasi
juga memungkinkan guru untuk memberikan tugas dan materi pelajaran dengan mudah
kepada peserta didik. Selama proses observasi, saya melihat bahwa interaksi antara peserta
didik dan guru melalui sistem kolaborasi terlihat cukup baik. Guru memberikan umpan
balik yang konstruktif dan membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran.
Peserta didik juga tampak antusias dalam menggunakan sistem kolaborasi dan merasa
terbantu dalam belajar. Lebih lanjut hasil observasi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pengembangan keprofesionalan: Guru BK telah mengikuti program Seminar,
Workshop, dan Diklat yang diadakan oleh MGBK, ataupun pihak lain. Guru BK di
sekolah beberapa sudah mengikuti Program Profesi Guru. Beberapa Seminar yang
telah diikuti terkait dengan kenakalan remaja, pembuatan media BK melalui canva,
dan pelaksanaan konseling.
Yuda Yoga Pratama
2222514047
BK 02
2) Kolaborasi dengan teman sejawat (MGBK): Pemberian materi dari agenda MGBK,
terkait bagaimana meningkatkan kemampuan guru BK dalam melaksanakan kegiatan
konseling. Selain itu, sesama guru BK melakukan sharing pengalaman mengenai
suatu permasalahan yang sudah dihadapi serta penyelesaiannya
3) Kolaborasi dengan orangtua: Guru BK telah berkolaborasi dengan orangtua mengenai
hal-hal yang berkaitan mengenai prestasi belajar, masalah belajar dan hal hal terkait
kegiatan sekolah peserta didik. Kolaborasi dengan orangtua dilakukan melalui komite
sekolah, kelasinspiratif, dan kegiatan parenting class. Kegiatan ini digunakan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan orangtua terhadap perkembangan dan realita
kehidupan di masa sekarang.
4) Kolaborasi dengan stakeholder: Guru BK melakukan kolaborasi dengan stakeholder
di sekolah berkaitan dengan ketersediaan fasilitas ruang bimbingan dan konseling
yang digunakan untuk menunjang kegiatan layanan BK. Kolaborasi ini melibatkan
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.
d. Hasil Wawancara
Peserta didik dan guru yang diwawancara juga memberikan respons yang positif
terhadap layanan dukungan sistem kolaborasi di SMA Veteran 1 Sukoharjo. Lebih lanjut
hasil wawancara dapat disimpulkan sebagai berikut: Guru BK telah melakukan
pengembangan diri dengan mengikuti PPG dalam jabatan, seminar/workshop, serta diklat
yang menunjang bertambahnya pengetahuan yang didapat. Kegiatan ini biasanya
dilakukan juga dalam MGBK, sehingga seluruh guru BK dapat belajar bersama mengenai
pengembangan diri. saat melakukan diklat ataupun workshop, guru BK diberikan
penugasan terkait dengan topik yang dibahas. Penugasan ini berguna untuk melatih guru
BK untuk terbiasa mengenai perubahan ke arah yang lebih baik. Langkah selanjutnya,
dilakukan pengembangan media BK sesuai dengan zaman, guru BK biasanya
menggunakan media yang sedang terkini untuk menarik perhatian peserta didik. Guru BK
perlu mengikuti kegiatan pengembangan diri bertujuan untuk meningkatkan kualitas
profesionalnya serta agar mampu bermanfaat untuk peningkatkan kemampuan kinerjanya.
Tantangan yang dihadapi konselor dapat berupa kebermanfatan teknologi. Beberapa guru
BK sudah mengalami umur yang tidaklah muda. Maka dari itu, untuk melakukan
pengembangan diri memerlukan bantuan dari teman agar mampu memahami
perkembangan yang ada. Selain itu, tantangan berupa peserta didik yang berbeda setiap
tahunnya membuat guru BK perlu belajar dalam memahami karakteristik peserta didik.
Yuda Yoga Pratama
2222514047
BK 02
e. Rekomendasi
Meskipun sistem kolaborasi di SMA Veteran 1 Sukoharjo terlihat efektif, masih ada
beberapa hal yang dapat ditingkatkan. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan kualitas materi pelajaran yang disediakan melalui sistem kolaborasi.
LK 2 dan LK 3
Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif I di Bimbingan dan Konseling
Topik 5: Dukungan Sistem
Riza Adi Wicaksono
Lutfia Nadhif Ulfa Amir
Yuda Yoga Pratama
LK 2. Pedoman Observasi Potensi Pengembangan Diri dan Kolaborasi
No. Aspek yang diobservasi Deskripsi hasil observasi
1. lingkar mana pengembangan diri dan Guru BK dapat melaksanakan
kolaborasi pengembangan diri dan kolaborasi di
lingkar ABKIN, MGBK, dan forum
dimana saja
2. Hal apa saja yang menjadi potensi Potensi pengembangan diri guru BK
pengembangan diri guru BK dalam hal; Ilmu Psikologi, Ilmu
Pendidikan, Teknologi pembelajaran,
Ketrampilan adminitrasi, pendaftaran
kerja dan Pendidikan lanjutan, dll
3. Pihak mana saja yang berpotensi untuk Pihak yang terlibat bisa Koordinator
terlibat dalam kolaborasi program BK guru BK, Wali kelas, Kepala Sekolah,
seluruh jajaran sekolah, Stake holder,
kepolisian, dinas kesehatan, dll
4. Dampak pelaksanaan pengembangan diri Bertambahnya sikap, pengetahuan, dan
dan kolaborasi ketrampilan dalam; ilmu psikologi, ilmu
Pendidikan, adminitasi, dan hal yang
diperlukan peserta didik
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF
TOPIK 5: DUKUNGAN SISTEM