Anda di halaman 1dari 12

UNSUR NAMA PRIA DALAM PENAMAAN JULUKAN KEDAI

DI JABODETABEK

Nanda Dwi Pranadha1, Royyan Sulaiman2


UniversitasPamulang1,2
Nandaprandha432@gmail.com1, royyansulaiman26@gmail.com2

Abstract
This study discusses the naming of kedai based on elements of male names that
are linked to semantic studies. The purpose of this study is to identify the inclusion
of the nickname used in a business name, and the uniqueness of why this can
happen in a business name called a kedai in Jabodetabek. Of the 30 data that
have been classified, 20 of them are based on the naming of the part, 4 data are
based on shortening, 1 data is based on the new name, 4 data is based on the
inventor and maker, and 1 data is based on the place of origin.
Keywords: Naming, Semantic, Men, Kedai
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang penamaan kedai berdasarkan unsur pada pada
nama pria yang diakaitkan ke dalam kajian semantik. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengidentifikasi masuknya penamaan julukan tersebut yang dipakai dalam
sebuah nama usaha, serta keunikan mengapa itu bisa terjadi dalam sebuah
penamaan julukan usaha kedai di Jabodetabek. Dari 30 data yang sudah
diklasifikasikan 20 diantaranya berdasarkan penamaan penyebutan bagian, 4 data
berdasarkan pemendekan, 1 data berdasarkan penamaan baru, 4 data berdasarkan
penemu dan pembuat, dan 1 data berdasarkan tempat asal.
Kata kunci: Penamaan, Semantik, Pria, Kedai

PENDAHULUAN
Dalam realitas sehari-hari manusia tidak terlepas dari penggunaan yang
menjadikan bahasa sebagai alat utama berkomunikasi. Kemampuan yang dimiliki
manusia dalam menggunakan bahasa menimbulkan adanya hubungan sesama
manusia. Selain itu bahasa juga dapat memaparkan ide, pesan, pikiran dan
informasi melalui bahasa yang diperoleh oleh alat ucap manusia baik secara lisan
maupun tulisan, berdasarkan penjabaran tersebut bahasa berkesinambungan
dengan kajian semantik.
Menurut Mulyono (Setiowati et al., 2022) semantik adalah studi yang
menjelaskan tentang makna kata, perkembangan kata, dan alasan perubahan
makna pada bahasa. Menurut Murtiani dalam (Ambarwati, 2020) semantik
terdapat banyak makna kata-kata. Pada kajian semantik terdapat teori penamaan
yang terbagi ke dalam berbagai ranah keilmuan yang meliputi penamaan,
pendefinisian, relasi makna, modifikasi, pergeseran makna, dan analisis makna.
Menurut Chaer (1995:46) penamaan merupakan objek serta kualitas unik dari
karakteristik yang mengacu pada ciri khas suatu benda yang ada didalam
penamaan benda menurut ciri-cirinya. Tetapi juga bersifat konvesional. Artinya,
mesikipun pemberian nama bersifat manasuka namun harus sesuai dengan
perjanjian. Pemberian nama bukan semata-mata hanya untuk ciri khas dan
pembeda melainkan digunakan sebagai nama usaha. Oleh karena itu ditemukan
adanya suatu makna pada nama-nama seseorang yang melekat pada dirinya yang
digunakan dalam panggilan sehari-hari.
Selain daripada itu nama juga adalah ciri yang paling mendasar dalam identitas
yang berfungsi sebagai pembeda dan dapat dikenal lebih spesifik.
Hal yang sama berlaku untuk penamaan bisnis yang menggunakan nama untuk
mengkomunikasikan kualitas dalam nama perusahaan. Karena begitu banyaknya
kejadian-kejadian yang dialami oleh kehidupan manusia, wajar jika kita ingin
mengklasifikasikan atau mengkategorikan kejadian yang terkandung didalamnya
Chaer (1995:44).
Sejalan dengan apa yang akan dibahas pada penelitian ini yang berjudul Unsur
Nama Pria Dalam Penamaan Julukan Kedai di Jabodetabek. Sebelumnya belum
banyak penelitian yang membahas penamaan julukan pada unsur gender pria.
Namun, ada beberapa penelitian serumpun yang membahas penamaan melalui
tempat usaha diantaranya yang dilakukan oleh (Ambarwati, 2020) “Analisis
penamaan tempat usaha di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang
(kajian semantik)” hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa
terdapat klasifikasi nama usaha berdasarkan struktur kata & frasa. penelitian lain
yang mengidentifikasi penamaan dilakukan oleh (Putri, 2020) “Penamaan Pada
Nama Unik Makanan Di Kota Samarinda (Kajian Semantik)” hasil dari penelitian
ini menunjukan dasar penamaan unik makanan di Kota Samarinda didasarkan
pada ciri, kemiripan, dan singkatan. Pembahasan ini disajikan dalam Analisis
Penamaan Nama Makanan Unik Di Kota Samarinda dan Arti Nama Unik
Makanan di Kota Samarinda. Lalu ditemukan jenis makna denotasi, konotasi, tata
bahasa, dan asosiasi dalam nama makanan yang ada tidak lazim di Kota
Samarinda. Penelitian lain oleh (Fatikuddin, 2018) “Penamaan Tempat Usaha
Berbahasa Asing Di Surabaya : (Kajian Semantik Kognitif)”. Hasil dari penelitian
menununjukan bahwa, studi tentang penamaan tempat usaha yang menggunakan
bahasa asing di Surabaya dapat digunakan sebagai panduan saat mencocokkan
kata, konsep, dan ekspresi asing. pencocokan nama juga dapat diterapkan dalam
upaya mempertahankan bahasa Indonesia dari hegemoni bahasa asing Karena
dalam bahasa Indonesia dan daerah mempunyai kosa kata yang hampir mirip
dengan bahasa asing. Pada penelitian lain juga membahas penamaan dilakukan
oleh (Sinta et al., 2020) “Analisis Penamaan Kedai Kopi Di Surabaya (Kajian
Etnolinguistik)”. Hasil penelitian penamaan kedai kopi di Surabaya menunjukkan
bahwa pemilihan nama sebanding dengan keinginan seseorang untuk menawarkan
nama dan penemuan makna leksikal dan asosiatif yang terkait dengan harapan
pemilik kedai kopi. Penelitian lain juga membahas penamaan yang dilakukan oleh
(Mulyadi, 2019) “Penamaan Tempat Usaha Dan Menu Kuliner Spesifik Mi pada
fitur GOO-FOOD Area Padang (kajian sematik)”. Hasil penelitian menunjukan
adanya ciri-ciri yang menonjol pada tempat asal penemu dan pembuat bahan serta
persamaan nama yang disebutkan di tempat usaha memiliki makna gramatikal,
konotatif, denotatif, asosiatif, dan kiasan. Penelitian yang serupa membahas
penamaan oleh (Suwansa et al., 2021) “Kajian Penamaan Kedai Kopi Di Banda
Aceh Sebuah Pendekatan Etnolinguistik”. hasil dari penelitian ditemukannya
nama-nama pada tokoh yang terkenal, nama tempat, serta penggunaan bahasa
yang tepat menjadi referensi para pengusaha kopi dalam memberi nama warung
kopi yang dimiliki. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Tenri, Andi,
2020) “Makna Diversifikasi Nama Kedai Kopi Di Tembalang (Kajian Semantik)”.
hasil dari penelitian menunjukan bahwa adanya tujuh jenis penamaan pada kedai
kopi di Tembalang berdasarkan penemu, bahan, pemendekan, keserupaan, sifat
khas, penamaan baru, tempat. Selain itu ada juga penelitian oleh (Adinatha &
Hemas, 2017) “Variasi Bentuk Penamaan Badan Usaha Berbahasa
Jawa“Strategi Pemertahanan Bahasa Jawa Di Kota Semarang”. Hasil
pembahasan menyatakan bahwa penamaan badan usaha terdiri dari satu atau tiga
kata yang jumlahnya relatif sedikit, pemilik badan usaha tidak memahami sistem
bahasa Jawa, sehingga terdeteksi kesalahan dalam bahasa pada penamaan badan
usaha.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi masuknya penamaan julukan tersebut
yang dipakai dalam sebuah nama usaha serta keunikan mengapa itu bisa terjadi
dalam sebuah penamaan julukan usaha kedai di Jabodetabek. Topik nama usaha
kedai di Jabodetabek ini dipilih karena terbilang sedikit penelitian yang
membahas tentang penamaan sehingga terpacu dalam memilih peneitian ini.

LANDASAN TEORI

Dalam penamaan terdapat sembilan pembagian menurut (Chaer, 1995:44-50)


yaitu penyebutan bagian, peniruan bunyi, penyebutan sifat khas, pemendekan,
penamaan baru, penemu dan pembuat, bahan, keserupaan, tempat asal.
Penyebutan Bagian
Penyebutan bagian dalam penamaan yaitu gaya bahasa yang menyebutkan bagian
dari suatu benda atau hal berdasarkan ciri khas mencolok dari benda yang sudah
teridentifikasi secara umum.
Peniruan Bunyi
Peniruan bunyi merupakan penamaan suatu objek atau hal yang dibentuk
berdasarkan bunyi dari benda tersebut atau suara yang dihasilkan oleh benda
sehingga penamaan suatu objek didasari dari tiruan bunyi.
Penyebutan Sifat Khas
Penyebutan sifat khas didasari pada makna yang ada pada objek tersebut karena
adanya sifat yang menonjol pada benda sehingga sifat ciri khas yang ada pada
benda tersebut digunakan pada penamaan.
Pemendekan
Pemendekan merupakan penggabungan dari unsur suku kata dari beberapa kata
yang digabungkan menjadi satu atau disebut juga sebagai akronim, akronim
sendiri dapat ditemukan diseluruh bidang kegiatan.
Penamaan Baru
Penamaan baru merupakan penamaan yang menggantikan istilah yang sudah ada
karena kurang tepat, tidak rasional, kurang halus, atau kurang ilmiah. sehingga
digantikan dengan penamaan baru yang sifatnya lebih efektif, rasional.
Penemu dan Pembuat
Penemu dan pembuat merupakan penamaan yang diinterpretasikan kepada benda
atau hal berdasarkan nama penemunya, berarti penamaan itu berasal dari
penemunya dan akhirnya diputuskan untuk penamaannya.
Bahan
Bahan merupakan penamaan yang didasari dari bahan itu sendiri sehingga pada
penamaan benda dengan menggunakan bahan yang sama tidak akan merubah
nama bahan itu melainkan hanya objeknya saja yang berubah.
Keserupaan
Keserupaan merupakan makna leksikal yang dipersamakan dengan objeknya
artinya kata itu terapkan ke dalam suatu ujaran yang maknanya memiliki
kemiripan dan diperbandingkan dengan makna leksikal .
Tempat Asal
Tempat asal merupakan penamaan yang didasari dari tempat asal objek yang
diinterpretasikan kepada objek tersebut selain itu banyak juga berupa verba yang
dibentuk dari nama tempat/asal.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dijabarkan secara


deskriptif dan difokuskan pada data berupa kalimat hingga berkaitan dengan objek
yang diteliti. Sehingga menginterpretasikan data-data secara jelas dan mudah
dipahami. Menurut (Sugiyono, 2013:8) pendekatan kualitatif digunakan untuk
mengumpulkan data yang bermakna dan komprehensif, makna terdiri dari fakta-
fakta sehingga berfungsi sebagai nilai pada data yang terjadi saat penelitian
berlangsung. Peneliti melakukan pencarian nama tempat kedai yang berada di
Jabodetabek dengan menggunakan kata panggilan atau julukan pada
google.co.id/map karena mempermudah dalam proses pencarian data-data yang
dilakukan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan berdasarkan teori
menurut (Sugiyono, 2013:137) pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
cara yaitu dengan melakukan interview (wawancara), angket (kuesioner),
pengamatan (observasi), dan gabungan ketiganya. Berdasarkan teori tersebut
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
teknik observasi.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data ditemukannya sejumlah 30 data nama pria dalam
penamaan kedai di Jabodetabek. Dari 30 data tersebut dapat diidentifikasi
berdasarkan teori penamaan yang di kemukakan oleh Abdul Chaer.

1. Penamaan Berdasarkan Penyebutan Bagian


(Chaer, 1995:45) Penyebutan bagian dalam penamaan yaitu gaya bahasa
yang menyebutkan bagian dari suatu benda atau hal berdasarkan ciri khas
yang mencolok dari benda yang sudah teridentifikasi secara umum.
Berikut ini terdapat beberapa penamaan berdasarkan penyebutan bagian
pada rumah makan yang diuraikan menggunakan tabel di bawah ini :
No Nama Rumah Makan Lokasi
1 Warung Bang Botak Kec, Serpong,
Tangrang Selatan.
2 Kedai Bang Gondrong Kab, Bogor
3 Kedai Bang Bewok Kota Depok
4 Kedai Pak Kumis Jakarta Barat, Kec,
Palmerah
5 Warung Sate Betawi Pak Tompel Kec, Jagakrasa,
Jakarta Selatan

6 Kedai Kopi Bang Cungkring Kec, Pasar Minggu,


Jakarta Barat
7 Warung Seblak Bang Ganteng Kec, Setu, Kota
Tangsel
8 Warung Nasi Uduk Mas Jangkung Depok
9 Warung Bang Gundul Bogor Jawa Barat
10 Kedai Kebab Bang Ompong Bekasi
11 Kedai Bang Jenggot Bekasi
12 Kedai Bang Kribo Kab, Tanggerang
Pasar Kemis
13 Kedai Kang Jenong Tangerang kota
14 Kedai Mas Ireng Bekasi
15 Kedai Bang Bule Bekasi
16 Warung Bang Buncit Kec, Cipondoh, Kota
Tangerang
17 Warung Bang Jambul Kec, Setiabudi, Kota
Jakarta Selatan
18 Kedai Surabi Duren Mang Uban Kec, Ciawi, Bogor
19 Warung Ayam Bakar Bang Keling Duren Mekar,
Bojongsari Depok
City
20 Waroeng Betawi Betawi Belo Kec, beji, Kota
Depok
Berdasarkan pada uraian table di atas terdapat adanya gaya bahasa yang
menyebutkan bagian dari suatu benda atau hal. Dalam kalimat kedai bang
botak, gondrong, bewok, kumis, tompel, cungkring, ganteng, jangkung,
gundul, ompong, jenggot, kribo, jenong, ireng, bule, uban, jambul, buncit
keling, belo. Bukan hanya menyebutkan satu hal saja melainkan seluruh
orangnya sebagai satu keutuhan atau keseluruhan dan ini merupakan gejala
umum dalam pemakaian bahasa dalam sehari-hari. Oleh karena itu pada
tabel di atas termasuk kedalam kategori penamaan penyebutan bagian.

2. Penamaan Berdasarkan Pemendekan


(Chaer, 1995:51) Pemendekan merupakan penggabungan dari unsur suku
kata dari beberapa kata yang digabungkan menjadi satu atau disebut juga
sebagai akronim, akronim sendiri dapat ditemukan diseluruh bidang
kegiatan. Dalam hal tersebut terdapat beberapa penamaan berdasaran
pemendekan pada rumah makan yang diuraikan menggunakan tabel di
bawah ini :
No Nama Rumah Makan Lokasi
21 Kedai Mas Broo25 Kota Depok
22 Warung Jamet Kec, Jagakarsa, Jakarta
Selatan
23 Warung Pancong Bang Gondes Kec, Cipayung, Jakarta
Timur
24 Warung Ayam Tumbuk Bang Jamet Kec, Mampang, Kota
Jakarta
Berdasarkan pada uraian tabel di atas dalam perkembangan bahasa terakhir
ini banya kata-kata dalam bahasa Indonesia yang terbentuk sebagai hasil
penggabungn unsur-unsur huruf awal atau suku kata dari beberapa kata
yang digabungkan menjadi satu. Misalnya kata Broo, jamet, gondes pada
uraian tabel di atas merupakan hasil dari pemendekan. kata jamet sendiri
merupakan kata yang berasal dari kalimat jawa metal, kata jamet di
tujukan untuk menyebut orang yang berpenampilan yang berbeda pada
umumnya, namun kata tersebut hanya berlaku pada kepulauan jawa saja,
jadi pada kata jamet terdapat kata biasa yang diperlakukan sebagai
akronim dan diberi tafsiran yang bukan-bukan sedangkan kata Broo
potongan dari kata bahasa inggris yaitu Brother, yang memiliki arti sebagai
saudara laki-laki dalam kamus bahasa inggris sehingga kata Broo dalam
penamaan usaha didasarkan dari hasil pemendekan, begitupun gondes
merupakan akronim dari ”Gondrong Ndesa” yang diinterpretasikan kepada
laki-laki. kata tersebut memiliki arti kampungan, ketinggalan zaman, dan
ditujukan untuk mengejek seseorang. Oleh karena itu karena itu pada tabel
di atas termasuk kedalam kategori penamaan pemendekan.

3. Penamaan Berdasarkan Penamaan Baru


(Chaer, 1995:52) Penamaan baru merupakan penamaan yang menggantikan
istilah yang sudah ada karena kurang tepat, tidak rasional, kurang halus,
atau kurang ilmiah. sehingga digantikan dengan penamaan baru yang
sifatnya lebih efektif, rasional. Dalam hal tersebut terdapat satu penamaan
berdasaran penamaan baru pada rumah makan yang diuraikan
menggunakan tabel di bawah ini :
No Nama Rumah Makan Lokasi
25 Kedai Kopi Bang Black Kab. Bogor
Berdasarkan pada uraian tabel di atas terdapat penamaan baru pada rumah
makan, kata black dalam bahasa Indonesia memiliki arti hitam, pada kasus
penamaan rumah makan tersebut jika menggunakan kata hitam terdapat
kata yang kurang sopan, menurut pandangan dan norma sosial, karena
penggunaan kata black pada rumah makan pada tabel di atas lebih tepat.
Oleh karena itu karena itu pada tabel di atas termasuk kedalam kategori
penamaan baru.

4. Penamaan Berdasarkan Penamaan Penemu Dan Pembuat


(Chaer, 1995:47) Penemu dan pembuat merupakan penamaan yang
diinterpretasikan kepada benda atau hal berdasarkan nama
penemunya, berarti penamaan itu berasal dari penemunya dan
akhirnya diputuskan untuk penamaannya.
No Nama Rumah Makan Lokasi
26 Kedai Bang Rama Seafood Bekasi
27 Kedai Bang Vian Kota Jakarta Selatan
28 Kedai Bang Andre Senayan Jakarta Selatan
29 Ayam Bakar Madu Kedai Mas Bagas Jakarta Utara
Banyak nama benda dalam kosa kata bahasa Indonesia yang dibuat
berdasarkan nama penemunya, nama pabriknya, atau nama dalam
peristiwa sejarah. Dari peristiwa sejarah banyak juga kita dapati nama
orang atau nama kejadian yang kemudian menjadi kata umum. Misalnya
kata senayan pada tabel di atas, nama wilayah ini terinspirasi dari sejarah
tempatnya, yang merupakan tempat tinggal seorang bangsawan asal Bali
bernama Wangsanayan, karena tanah luas itu dimiliki Wangsanayan,
orang-orang mengenal daerah tersebut sebagai wilayah milik
Wangsanayan. Lambat laun, mereka menyingkatnya menjadi senayan.
Kedai bang andre berlokasi di senayan, dengan begitu pemilik membuat
kata senayan pada rumah makannya. Oleh karena itu karena itu pada tabel
di atas termasuk kedalam kategori penamaan penemu dan pembuat.

5. Penamaan Berdasarkan Tempat Asal


(Chaer, 1995:48) Tempat asal merupakan penamaan yang didasari dari
tempat asal objek yang diinterpretasikan kepada objek tersebut selain itu
banyak juga berupa verba yang dibentuk dari nama tempat/asal. Dalam hal
tersebut terdapat satu penamaan berdasaran penamaan tempat asal pada
rumah makan yang diuraikan menggunakan tabel di bawah ini :
No Nama Rumah Makan Lokasi
30 Kedai Sate Madura Mas Samsul Tangerang
Berdasarkan pada uraian tabel di atas terdapat penamaan tempat asal pada
rumah makan. Sejumlah nama benda dapat ditelusuri berasal dari nama
tempat asal benda tersebut. Misalnya kata Madura pada uraian tabel di atas
berasal dari pulau yang terletak sebelah timur laut provinsi Jawa Timur,
pemilik menggunakan penamaan Madura pada rumah makan yang
berlokasi di Tanggerang. Oleh karena itu pada tabel di atas termasuk
kategori penamaan tempat asal.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukan adanya bagian-bagian yang membedakan
penamaan sebuah nama tempat usaha. Peneliti menggunakan teori semantik yang
mengemukakan sembilan jenis penamaan. Dari 30 data di Jabodetabek yang
sudah diidentifikasi dan diklasifikasi berdasarkan teori penamaan. 20 data
diantaranya teridentifikasi berdasarkan penyebutan bagian, 4 data berdasarkan
pemendekan diantaranya Broo, Jamet, Gondes, 1 data berdasarkan penamaan baru
Bang Black, 4 data berdasarkan penemu dan pembuat Ram, Vian, Andre, Bagas,
dan 1 data berdasarkan penamaan tempat asal yaitu Madura.

DAFTAR PUSTAKA
Adinatha, G. J., & Hemas, S. F. (2017). VARIASI BENTUK PENAMAAN BADAN
USAHA BERBAHASA JAWA: STRATEGI PEMERTAHANAN BAHASA JAWA
DI KOTA SEMARANG.

Ambarwati, P. (2020). Analisis Penamaan Tempat Usaha di Lingkungan


Universitas Muhammadiyah Malang (Kajian Semantik). Prosiding Seminar
Bahasa Dan Sastra Indonesia (Senasbasa), 4(1), 158–169.

Chaer, A. (1995). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Rineka Cipta.

Fatikuddin, P. (2018). Penamaan Tempat Usaha Berbahasa Asing di Surabaya.


Basindo, 2(2), 88–99.
http://journal2.um.ac.id/index.php/basindo/article/view/241

Mulyadi, J. (2019). Penamaan Tempat Usaha dan Menu Kuliner Spesifik Mi Pada
Fitur GOO-FOOD dalam Aplikasi GO-JEK Area Padang: Kajian Semantik.
Journal of RESIDU, 3(18).

Putri, E. A. (2020). Penggunaan Nama Unik Pada Coffee Shop Di Surabaya


Kajian Semantik. Universitas Airlangga.

Setiowati, I., Rijal, S., & Purwanti, P. (2022). Penamaan pada NAMA Unik
Makanan di Kota Samarinda: Kajian Semantik. Ilmu Budaya, 6(2), 705–718.
Sinta, T., Direktorat, K., Riset, J. P., Pengembangan, D., Riset, K., Dan, T., Tinggi,
P., Sekar, M. P., & Santosa, A. (2020). Kredo 3 (2020) KREDO: Jurnal
Ilmiah Bahasa dan Sastra ANALISIS PENAMAAN KEDAI KOPI DI
SURABAYA: KAJIAN ETNOLINGUISTIK. 3(2), 386–399.
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & R & D. Alpabeta.

Suwansa, A., Nasution, W., & Mahmud, T. (2021). KAJIAN PENAMAAN


KEDAI KOPI DI KOTA BANDA ACEH: SEBUAH PENDEKATAN
ETNOLINGUISTIK. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan, 2(1).

Tenri, Andi, F. M. (2020). MAKNA DIVERSIFIKASI NAMA KEDAI KOPI DI


TEMBALANG (KAJIAN SEMANTIK). Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai