Anda di halaman 1dari 31

20 P E R E NC A NAAN B ANGUNAN P ANTAI

BAB II

GELOMBAI{G
-

l.l. l'cndahuluan
(iclombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam
v.rrp1 lcrgantung pada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah
g.krrrrlxrng angin yang.dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan la-
rrl, glchrrnbang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda la-
trgrt tt'r ulirma matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami ter-
lrrrlr Lrrrr:na letusan gunung berapi atau gempa di laut, gelombang yang
rlllrrrrrpqLitkan oleh kapal yang bergerak, dan sebagainya.

l)i .rrtara beberapa bentuk gelombang tersebut yang paling penting


rlrrlrurr lrrrllrrg teknik pantai adalah gelombang angin (untuk seianjutnya
rllqr'l'rrt llcl.rnbang) dan pasang surut. Gelombang adalah salah satu ben-
lrr[ , rr.r1ii yirng dapat membentuk pantai, menimbulkan arus dan trans-
(b) lul 111'1111,,..',, clalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai, serta menye-
lr,rl'l,rrr lriryl-gaya yang bekerja pada bangunan pantai. Gelombang
Gambar 3.15. Kondisi pantai Padang sebelum dan sesudah pembangunan
rrrrrulr;rL:rrr lirktor utama di dalam penentuan tata letak (layout) peli-
bangunan pantai (Multi Decon, 2004)
k*lri,r. irlrrr pclayaran, perencanaan bangunan pantai dan sebagainya.
I lh lr Irl.rr;r itrr scorang ahli teknik pantai harus memahami dengan
baik
lrr'rlt,'rr';lrk tlurr pcrilaku gelombang baik di laut dalam, selama penja-
lat',rrr\',r ,rt'rrrrjrr pantai maupun di daerah pantai, dan pengaruhnya
*rllrrtl,tp l,;tttlltrtrirp pantai.
l'rr'.irr1l srrnrt juga merupakan faktor penting karena bisa menim-
hBllrilr iilur, y;rrll cukup kuat terutama di daerah yang sempit, misalkan
dt t'1,1.. r",rrirr, rlirn muara sungai. selain itu elevasi mulia air pasang
PERENCANAAN BANGT]NAN PANTAI II. GELOMBANG 23

bangunan- Gambar 2.1. menunjukkan suatu gelombang yang berada pada


dan air surut juga perlu diperhatikan dalam merencanakan
elevasi puncak bangunan pantai r;istcm koordinat "r,y. Gelombang menjalar pada arah sumbu x.
bangunan pantai Sebagai contoh,
mengurangi limpasan air'
diteitukan oleh elevasi muka air pasang untuk
ditent*kan
sementara kedalaman alur pelayiran dan perairan pelabuhan
olehmukaairsurut.Gelombangbesaryangdatangkepantaipadasaat
daerah
air pasang bisa masuk jauh ke daratan dan berpotensi merusak
tersebut.
Tsunamiadalahgelombangyangterjadikarenaletusangunungapi
di laut atau gempa u"mi oi laut. Kedua kejadian tersebut mengakibatkan
g".pu yuniauput digunakan sebagai tanda kejadian tsunami' Gelom- rl

dan periode dari be-


6ung yurg t"tiuai berriariasi dari 0,5 m sampai 30 m
laut
toupu *Irit.u-pai sekitar satu jam. Selama penjalaran dari tengah . y=-d
menjadi
(pusat terbentuknya tsunami) menuju pantai, tinggi gelombang ,
semakinbesarkarenapengaruhperubahankedalamanlaut.Didaerah
pantaitinggi gelombang tsunami bisa mencapai puluhan meter' Gambar 2.1. Definisi parameter gelombang

Padaumumnyabentukgelombangdialamadalahsangatkom- IIlIrcrirpa notasi yang diginakan adalah:


pleks dan sulit digambarkan secara matematis karena ketidaklinieran,
gelom- : larak antara muka air rerata dan dasar laut
iiga dimensi dan mempunyai bentuk yang random (suatu deret 'l
bing -"-punyai tinggi dan periode berbeda)' Beberapa teori yang ada ,/( t, / ) llLrktuasi muka air terhadap muka air diam
dan merupa-
hanla menggambarkan bentuk gelombang yang sederhana rl lrnplitudo gelombang
tan penae[Jan gelombang alam. Ada beberapa teori dengan berbagai il lirrggi gelombang:2a
gelombang
Aer4aa kekompleksan dan ketelitian untuk menggambarkan I pirnjang gelombang
Gerstner' Mich' Knoidal'
di alam, di antaranya adalahteori Airy, Stokes, l pr:riodc gelombang, interval waktu yang diperlukan oleh parti-
dantunggal.Masing-masingteoritersebutmempunyaibatasankeber- licl air untuk kembali pada kedudukan yang sama dengan kedu-
lakuan yang berbeda. tlrrl<an sebelumnya.
Teori paling sederhana adalah teori gelombang Airy' yang
juga (' kcr:clratan rambat gelombang: LIT
kecil'
disebut teori gelohbang linier atau teori gelombang amplitudo I gclombang2nlL
;rrrlr,kir
yuogp".tu*a-kalidikemukakanolehAirypadatahun1845.-Selainmu- ,' lrcltrrcnsi gelombang2nlT
dalam
iahirpahami, teori tersebut sudah dapat digunakan sebagai dasar l);rl.rrrr garnbar tersebut gelombang bergerak dengan cepat rambat
merencanakan bangunan pantai. Dalam buku ini hanya dipelajari secara
Lf l 'rrr rL'nltiul kcclalaman d. Dalam hal ini yang bergerak (rnerambat)
singkat teori gelombang Airy.
Lallr lr, rrlrrli (pnrlil) muka aimya. Tidak seperti pada aliran air di sungai
dt u,ur'r p.rrlrkcl (rnassa) air bergerak se arah aliran, pada gelombang
2.2. T eori Gelombang AirY
p*rlt[, [ ,ur l)('ll]cl'rrk dalam satu orbit terfutup sehingga tidak bergerak
Dalam anak sub bab ini hanya diberikan beberapa karakteristik r+reql 1., ,rr;rlr srrrrrbu x. Suatu pelampung yang berada di laut hanya
gelombangAiryyangnantinyabanyakberkaitandalamhitungan.hitung. h.rE'r,il. l,rrl' trrnrn rncngikuti gelombang dan tidak berpindah (dalam
an perencanaan. dtelr p' rl,rl;uiur)rllrri tcmpatnya semuia.
PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI II (;ELOMBANG
24

1. Profil muka air


tlt'rrgan k:2nlL
Jika kedalaman air dan periode gelombang diketahui, maka de-
profil muka air merupakan fungsi ruang (x) dan waktu (t) yang nti:u) cara coba-banding (iterasi) akan didapat panjang gelombang Z.
mempunyai bentuk berikut ini'
I Klo:;ifikasi gelombang menurut kedalaman relatif
r1(x,t) = Lror(t*-ot)
(2'1)
Berdasarkan kedalaman relatii yaitu perbandingan antara keda-
muka air adalah l,uniur air d dan panjang gelombang L, (dlL), gelombang dapat diklasifi-
Persamaan (2.1) menunjukkan bahwa fluktuasi l\ilirliiln menjadi tiga macam yaitu:
sinusoidal dan pro-
periodik terhadap i dan t, dan merupakan gelombang
gresif yang menjalar dalam arah sumbu x positip"
I liclornbang di laut dangkal jika d/L < ll20

Gambar 2.2. adalahbentuk gelombang dari Persamaan


(2;l) untuk .' 1,r:ltrrnbang di laut transisi jika 1,120 < d/L < 112

empat nilai I yaitu ls:O, trTll, t'JTl4' tz:3T18;


dengan T adalah periode t 1,t'lornbang di laut dalam jika d/L > ll2
gelombang. frruu 1,2,3 dan 4 adalah bentuk muka air pada keempat Klasifikasi ini dilakukan untuk menyederhanakan rumus-rumus
nilairtersebut.Gambar2.2.menunjukkanbahwasesuaidenganperubah- prhrrrrhung. Penyederhanaan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan
an waktu, gelombang menjalar dalam arah
sumbu r dengan cepat rambat Ir,rrrrlr;rr' 2.3. yang menunjukkan berbagai parameter sebagai fungsi dari
terlihat
i-*Ur, aligu, r aaitanpa"j ang gelombang " Penj alaran tersebut dengan I t'r lrr lltttltn relatif.
dari bergese*yu p.rr.uk gtio*Uut'g, dari kiri
ke kanan sesuai
A;rabila kedalaman relatif d/L > 0,5; nilai tanh (Zndll): 1,0 se-
perubahan waktu. frrrrsp;r l)crsamaan (2.2.) dan(2.3.) menjadi (untukg=9,81 m/d2):

'' {=r,ser
(',,
2r
(2.4)

-2
I ,, '\'2tr = 1,5672 (2.5)

lrrrlt'lis 0 menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut adalah untuk


t,,rr,lr',r rlr lrrrrt dalam. Di laut dalam, cepat rambat dan panjang gelom-
hnnlr ltrryir lcrgantung pada periode gelombang 7"
.\lr,rlrrll kcdalaman relatif d/L < 1120, nilai tanh (zndll): (zndlL)
Gamb ar 2.2. P r ofil muka air karena adany a gelombang splrtrrF!r,r f 't'rsrrrnaan (2.2.) dan (2.3) menjadi:

2. Cepat rambat dan paniang gelombang t' J;tt (2.6)

Cepat rambat (Q dan panjang gelombang


(I) diberikan oleh per-
I ,,!;y,t 't' (2.7)
samaan berikut ini.
llr l,lrt rlirllqltrrl, ccpat rambat gelombang hanya tergantung pada keda-
r: 8T tunhZd = 8T tanhkd Q'2)
-2trL2r
= le*urr
ilrrtrrh llckrrnbang di laut transisi, yaitu apabila ll20 < d/L < ll2,
,72 2rd pT2 (2.3) *;r*t r,rnrl',rt rl.rrr panjang gelombang dihitung dengan Persamaan (2.2)
-2nL2r *lcllt' ll
26 P E RENCANAAN B ANGWAN P ANTA I II GELOMBANG

4 Energi dan tenaga gelombang


Dangkal Transisi Dalam
Energi total gelombang adalah jumlah dari energi kinetik dan ener-
--- ----
g1r potcnsial gelombang. Energi kinetik adalah energi yang disebabkan
rrlt'h kecepatan partikel air karena adanya gerak gelombang. Energi
gr,lt'nsial adalah energi yang dihasilkan oleh perpindahan muka air
l, ju('ra adanya gelombang. Tenaga gelombang adalah energi gelombang

Ir.rp srrtu satuan waktu yang menjalar dalam arah penjalaran gelombang.

I rrrrlir kinetik gelombang:

,.'
,ro *- reH2L
16

l'nrr gr potensial gelombang:

,,
"1, PCH2L
16

l'rrr.r 1ir total gelombang:

1,, Ep+Eo _ reH2L (2.e)


8

0,02 0,05 0,1 l' 11,1p,;1 1it'lotnbang:


d/L
trli
I' (2.10)
Gambar 2.3. Parameter fungsi kedalaman relatif ,1,

ilr llli!1t
dan di
Terdapat hubungan antarapanjang gelombang di laut dalam
suatu lokasi yang ditinjau, Yaitu: ,, ttllr 2kd \
(2.1 1)
.,\ sinh2kd
I

)
d d .(z,A\ (2.8)
I ttttlrrlt I
^=;*u"n[;'l
Persamaan (2.8) dapat digunakan untuk menghitung
gelombang
panjang ge-
di la]rt dalam t, l,rrrl,;urg dcngan periode 10 detik terjadi di laut dengan keda-
lombang di setiap'keialaman, apabila panjang
diperlukan r+i*rrr l{r rrr llitrrng panjang dan cepat rarr:f:al gelombang. Hifung pula
diketahJi. penyeiesaian Persamaan (2.8) sangat sulit karena
lldrit.iit|, rl,rrr r t.pill rarnbat gelombang pada kedalaman 5 m.
iterasiyangpanjang.Untukmemudahkanhitungantelahdibuattabcl
dalam
yung dir.rri,r, berdaiarkan persamaan tersebut, seperti disajikan Fsal t lr i,rilrr
juga diberikan beberapa fungsi yang
Luripirun A-1. Dalam tabellersebut
l',urtiurli liclorlbang dihitung dengan rnenggunakan Persamaan
akan banyak digunakan dalam hitungan gelombang'
r : .rr,, I ,rrrr;rrr. A-1. Penyelesaian berdasar Persamaan (2.3) dilaku-
r r
l:" 'l' rrr,.rrr , ,u,r rterirsi (coba banding). Dalam contoh hitungan ini digu-
,i il=l Lul,r,ur A I rlcrrgan prosedur hitungan berikut ini.
P ANTAI II (;ELOMBANG
P E RE NC ANAAN B AN GUNAN

1i;rris puncak gelombang dan menunjukkan arah penjalaran gelombang,


(Persamaan 2'5):
Panjang gelombang di laut dalam ;rrlirr akan membelok; dan berusaha untuk menuju tegak lurus dengan
Lo--1,5672 =1,56x 102 =156m 1',u is konfur dasar laut.

Gambar (2.4) menunjukkan contoh refraksi gelombang di daerah


Untuk kedalarnan 30 m: p.rrrlri yang mempunyai garis kontur dasar laut dan garis pantai yang ti-
d ,l,r[ (cratur. Suatu deretan gelombang di laut dalarn mempunyai panjang
Ls -30
=0,1923
156 r,, l,rrrrtrang Ls dan garis puncak gelombang sejajar bergerak menuju pan-
Denganl-ampiranA.tuntukn||aid/La:0,L923didapatnilaid/L(dengan I'r Sclclah melewati kontur dengan kedalaman relatif dlLg<O,s' gatis
interpolasi): 1,rrn,:rl' gclombang yang semula lurus berubah bentuk dan berusaha
nrrtul' scjujar dengan garis kontur dan garis pantai. Garis ortogonal ge-
L 0,21839* 9'000110,2 tgz3 - 0,2 I 839) = 0,218642
l,rrrrl,,urlt rnembelok dalam arah menuju tegak lurus garis kontur. Pada
L= 0,001
l,rl.;r'.r l. garis otlogonal gelombang menguncup sedang di lokasi 2 garis
30
Panjang gelombang: -L = = 137,2m r l Ir r1,.1 1;1 | gclombang menyebar.
0,218642

Cepat rambat gelombang: c =L-137'2 =13,72m/d


710 **.* x{
'lilulf,o
5lt-t
.

Untuk d:5m'.
d 5 !
Ls = 156
=a'o3z -> L = 0,07385
.0.3

Panjang gelombang: t = 67,6m


G*= 0.4

Cepat rambat gelombang: C =


9# = 6'77 m/d

2.3. Refraksi Gelombang


Puncak
perubahan kedalaman
Refraksi terjadi karena adanya pengaruh
gelombang

laut.Didaerahai*,,ur."aalamanul't"uii,besardarisetengahpanjang Gambar 2"4. Refraksi gelombang


gelombang menjalar tanpa di'
gelombang, dlLg>0,5 yaitu di laut dalam' l, rr!rr,.r 1,r'lornhang di antara dua garis ortogonal adalah konstan
pengaruhi dasar laut. retapi di. laut
iluip.ngu*hi
'*i'i:l
1?,1 1f:1"11'"i::l'"t:,.11
gelombang' Di daerah.ini' apabila ditinjau
suatu garls .:ti.r1t.,r, lrrt.r,;.rn. [.cbar antara dua garis ortogonal gelombang di laut

p"""Ir. ia"*bi,g, ;;;" dari


.puncak
s"1?*bT?^I":?-:"i:li t":1i
lrlssrr .r,lrl,rlr /,, st'tlirng di dekat pantai adalah bl.Tenaga gelombang se-
ril.ii :rrt,u ,r ,lrr,r 1,,rrr is ortogonal gelombang b adalah :
ffitfffi;ffii
kecil
;1;n menjalar dengan kecepatan yang lebihgelom'
garis puncak l,rtl
e;;il, bagiaridi ui..ru"g tebih dalam. Rkibutrryu
t"rg ,r.r, iembeiok dun 6"*rut a untuk sejajar dengan garis kedalamatt I
garis yang tegak iurus dengatl
laut. Garis ortogonal gelombang, yartu
30 PERENCANAANBANGUNANPANTAI II (;ELOMBANG
3l

Jarak antara dua garis ortogonal di lokasi 1 lebih kecil daripada di trurka cepat rambat dan panjang gelombang berkurang dari Co dan Ze
laut daiarn, sedang di lokasi 2 jarak tersebut lcbih besar" Karena tenaga I1. Sesuai dengan hukum Snell, berlaku:
rrrr:njadi Cr dan
gelombang antaradua garis ortogonal gelombang adalah konstan, berarti
i"nugu gelombang tiap satuan iebar di lokasi 1 adalah lebih besar daripa- sinal =[*),r* (2.14)
da di lokasi 2.
Tenaga yang terkandung di antara dua garis ortogonal adalah kon- rlcrrgan:
stan. Apabil a jarak antara garis ortogonal adalah b, maka tenaga gelom- (r,,: sudut antara garis puncak gelombang dengan konfur dasar di
bang di laut dalam dan di suatu titik yang ditinjau adalah:
mana gelombang melintas.
(mn\ _(mt: konstan rr, . sudut yang sama yang diukur saat garis puncak gelombang me-
t=
l;)'=[?,1 lintasi kontur dasar berikutnya.

Apabila energi gelombang seperti yang diberikan oleh Persamaan i ;, . kccepatan gelombang pada kedalaman di kontur pertama.
(2.9) disubstitusikan ke dalam persamaan di atas maka: { 'r kccepatan gelombang pada kedalaman kontur berikutnya.
tt? _ bo no to sclrcrti terlihat dalam Gambar 2.5, jarak antara ortogonal di laut
H& b1n1 L1 ,llrlrun (l:rn di titik I adalah De dan 61. Apabila kontur dasar laut adalah
Irrr*, rl:rrr scjajar maka jarakx di titik 0 dan I adalah sama sehingga:
(2.r2) .bobr
coS d6 COS d1

Suku pertama dari Persamaan (2.12) adalah pengaruh pendangkal- | )r I r( lonal

an sedang trrk, k"d,ru adalahpengaruh garis ortogonal menguncup (kon-


vergen) atau menyebar (divergen) yang disebabkan oleh refraksi gelom-
rtolorrrllang
N
bang. Kedua suku tersebut dikenal sebagai koefisien pendangkalan K,
dan koefisien refraksi K,, sehingga Persamaan (2'12) menjadi:

H1= KrKrHg (2.13)

Proses refraksi gelombang adalah sama dengan refraksi cahaya


yang terjadi karena cahaya melintasi dua media perantara berbeda. De-
igun t"iu-aan tersebut maka pemakaian hukum Snell pada optik dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah refraksi gelombang yang disc'
babkan karena perubahan kedalaman.
Dipandang suatu deretan gelombangyang menjalar dari laut dc.
ngan kedalaman dsmenuju kedalaman d5 dengan perubahan kedalaman
mendadak (seperti anak tangga) dan dianggap tidak ada refleksi gelom'
bang pada pirubahan tersebut. Karena adanya perubahan kedalaman ,r,rrl,,r: I \. llclrrrksi gelombang pada kontur lurus dan sejajar
)/. P E RE NCANAAN B ANGUNAN P ANTA I II (;ET,OMBANG JJ

dan koefisien refraksi adalah: Untuk menghitung koefisien pendangkalan Ks, dicari nilai n dari
bo= a0
I .rrrrlriran A-l berdasar nilai d/tr s:0,03, didapat m1:0,9388. Di laut daiam
cOS
(2.rs\ rrr l, r r rriy : 0,5 ; sehingga koefi sien pendangkalan adalaLr:
b1 cos d1

Analisis refraksi dapat dilakukan secara analitis apabila garis kon-


o=@:
, ,I \L, 0,5 x 99,84
0,9388 x 42,05
= 1,125
tur lurus dan saling sejajar dengan menggunakan hukum Snell secara
ll,l.rr ,{...juga bisa langsung dihitung dengan rnenggunakan tabel Lampir-
langsung (Persamaan 2. 1 5).
,rrr ,\ I yung nilainya adalah 1,125.
Contoh 2 I ur1'1,r 1',clombang pada kedalarnan 3,0 m adalah:
suatu deret gelombang merambat dari laut dalam menuju pantai llt - 6"YrgO =1,125x0,86x2=1,93m
yang mempunyai kontur dasar laut lurus dan sejajar dalam arah barat-ti-
mur. Di laut dalam tinggi gelombang adalah 2,0 m; periode 8,0 detik dan I I llilr:rhsi Gelombang
arah gelombang adalah dari barat laut (ao: 45').Tentukan tinggi dan
.\1r:rhila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan
sudut datang gelombang pada kedalaman 3,0 m. sepefii
r.,,rr, r .rlr l,i.lombang atau pul4u, maka gelombang tersebut akan membe-
Penyelesaian i"l ,lr ',r'Lrtrrr ujung rintangan dan masuk di daerah terlindung di bela-
I i ':111'11' .r 'i("|)c.ti terlihat dalam Gambar 2.6. Fenomena ini dikenal de-
Lo =1,5672 = 1,56(8)2 =99,84m --+ Co =?=12,48m/d ,.-=.rrr,lrlr.rl'r;r gclombang. Dalam difraksi gelombang ini terjadi transfer
d 3 '.,' r', (l,rl,r, irrah tegak lurus penjalaran gelombang menuju daerah ter-
=
Lo 99,84 =0,03 i!.r,t,,ri,' ti,'1r.r'ri tcrlihat dalam Gambar 2.6, apabila tidak terjadi difraksi
s.l.,,rrl,rrr1' rl:rcrah di belakang rintangan akan tenang. Tetapi karena
.,1.,r, ,r tir{,,,{':, rlilraksi maka daerah tersebut terpengaruh oleh gelombang
Untuk nrlai d/Lo di atas, dengan Lampiran A-1 didapat:
!=1*,, I r,rrr',lt'r r:rrcrgi ke daerah terlindung menyebabkan terbentuknya
!=o.orrr, --) t= 3 :42,05nt s r..,rrl,,r,' ,lr ,l;rt'r'lrh tcrsebut, meskipun tidak sebesar gelombang di luar
L 0,07135 r. :,,r, r, rlrr,lrrrr1,, 'l-inggi gelornbang berkurang di sepanjang puncak
L 42.05 r r ':i1i,,,r'' ,r{ rrN clacrah terlindung. Pengetahuan tentang difraksi ge-
C =a= ''?"" =5,26m/d i ..,r ,rri rirr ;rr 1111111,tli dalam perencanaan pelabuhan dan pemecah ge-
T8
. ..! .'1r1, ' l,.,l,.rr lrt.lrrrtlung pantai.
Arah datang gelombang pada kedalaman 3,0 m dihitung dengan Persa-
naan (2.14): i II llrrrrrl,rrrr rlili'uhsi gclombang
(c, ) 5'26 . l.r.t r r rrrt.rrrl,;rrr (;rcrnccah gelombang) tunggal, tinggi gelombang
srn 41 =
"' = ,in4.5" = 0,2980
[q .,J'* 12.48 ' " , r,,,,r,,r ,lr rl;rt'rrrlr tcrlindung tergantung pada jarak titik tersebut
: . !,1 ,11i1111. rrrl.rrrl,;ut r', srrdut antara rintangan dan garis yang meng_
or = l7 ,34"
: , .,,_=i ,r, rrlrt r, r.,r.lrrrt rlt:,gan ujung rintangan p, dan sudut antara
Koefisien refraksi: , i ,.i,t,r rrr r., l,rrrlr:rrl,, rlrlr rintangan d (Gambar2.6). perbandingan
CoS 40 tot45o :.;::., i t,,rrrl,.r11J,rlr lilil< yang terletak di daerah terlindung dan
Kr= = 0,86
cos a1 cos 17,34' ,. i ,,,,t.rrrr. ,1,11.1111, rlr;t'lrrrl l*oclisicn difraksi K'.
II (;IiI,OMBANG
34 PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI

l,rlr sir,ctris, maka hanya digarnbar setengah bagiannya. Johnson meng-


'rr|l',irl) bahwa untuk keperluan praktis grafik-grafik tersebut dapat digu-
rr,rl';rrr rrntuk sudut datang gelombang yang lain sampai batas
tertentu
rl" l.rrhilng datang membentuk sudut selain 90o), dengan menggunakan
lr,,v.lisi lebar celah imaginer seperti ditunjukkan dalarn Gambar 2.g.
llr,rlrrlrr lcbar celah sama dengan lima kali panjang gelombang atau le-
l,rlr rrr;rli. difraksi oleh kedua ujung pemecah gelombang tidak saling
ril,'.rll('rgaruhi. Sehingga teori difraksi untuk pemecah gelombang tung-
p,rl rl;rl,rrl digunakan untuk kedua sisi. Dalam grafik-grafik
tersebut sum-
l'rr rrlr',r:; tl.n ordinat serta lebar celah dinyatakan dalam
besaran tak ber-
rllrrr.rrir yiritu x/L, y/L dan B/L.

Alrrrbila diinginkan hasil yang lebih teliti di dalam menentukan ko-


rlirrrrr tlrliuksi untuk gelombang datang membentuk sudut terhadap
=rrfflllrl rx'.ccah gelombang, maka dapat digunakan Gambar 2.9.a.
Gambar 2.6. Difraksi gelombang di belakang rintangan =4,rlfi, .'.).c.; yaitu bila sudut datang gelombang adalah75o,6Ao,4So,
rrr I i" rl:rrr 0". Gambar tersebut berlaku untuk nilai B/L:|.
Ht = K'Hp (2.16)
| *rttlulr I
K,= f (0, F,r L)
I
i,rr,rtrr <lorct gelombang dengan periode g detik menuju pemecah
dengan A adalah titik yang ditinjau di belakang rintangan dan P adalah EFI*rrlr,rrri tlc.gan membentuk sudut d =60o. Kedalaman air di bela-
ujung pemecah gelombang. Nilai y'= f (0,8,r/Z) unhrk 0 , B dan r I L l*rrg 1r, rrrr',;rlr gclombang adalah la m dan dianggap konstan" Hitung
tertentu diberikan dalam Tabel 2.1. yang didasarkan pada penyeiesaian f*Esl 1rr l,rrrrlr;r.g dititik A yang berjarak 140 m dari ujung pemecah ge-
li+*+rlie111, ,l,rrr rrrcmbentuk sudut
matematis unhrk difraksi cahaya (Panny and Price, 1952; dalam Soren- F =30o terhadap pa*"ouh gelombang
sen, 1978). Difraksi gelombang air ini analog dengan difraksi cahaya, 3cfrrnl',1111, l rrrggi gclombang di ujung rintangan adalah2 m"
sehingga Tabel 2.1. juga dapat digunakan untuk memperkirakan pol
FEHI elr'ralrrtr
garis puncak gelombang dan variasi tinggi gelombang yang
difraksi. rrr r i(,/'.' 1,56x(g)2 =99,g4m -- d = l0 = 0.1002
Teori difraksi seperti yang dijelaskan di atas adalah untuk pemec
Lo 99.84
gelornbang tunggal. Apabila terdapat dua pemecah gelombang der
*lerl I .lrr;,rr,rrr A I lanrpiranA didapat:
celah (bukaan) rli antaranya, untuk menentukan koefisien difraksi d tt I l1 l', , /,:;*.
,j =iL,B4n-t
nakan grafik yang dikembangkan oleh Johnson (1952,1953; daiam Wi 0,14115
gei, 1964). Grafik tersebut ditunjukkan dalam Gambar 2.7.a. sam :! r;trI ll.,
111 qs;11111, r.ittlangan:
2"7.d.; yang rnenunjukkan kurva koefisien difraksi yang sama untuk
gelombang datang tegak lurus sisi pemecah gelombang (d = 90') dan tll,,, , ' .110 =L9B=2
tuk berbagai perbandingan antara lebar celah B dan panjang ge I 10.84
L, B/L. Dalam Gambar 2.7.b. sampai2.7.d. karena penyelesaiannya
36 PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI II. GELOWANG 37

Tabel 2.1. Koefisien difraksi gelombang, K', dari gelombang datang rlorrgan sudut @ sebagai fuigsi r/L danl (Wiegel, dalam Sorensen, l97g)

p (derajad) B (derajad)
r/1,
75 90 105 120 135 150 165 180 l5 75 90 105 120 135 150
0: 15" 0:105"
112 0.79 0.83 0.90 0.97 .01 1.03 1.02 1.01 0.99
0.99 1.00 1.00
t/2
0.49 0.29 0.32 0.35 0.41 0.49 0.85 0.97 l.0l 1.00
1
0.28 0.28 0.59 0.72
1 0.38 0.73 0.83 0.95 1.04 1.04 0.99 0.98 r.01 l.0l 1.00 1.00 1.00
I 0.20 0.24 0.23 0.27 0.33 0.42 0.56
0.20 0.75 0.95 1.06 1.04 1.00
2 0.21 0.68 0.86 1.05 1.03 0.97 t.02 0.99 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
?. 0.14 0. l4 0.13 0.17 0.20 0.25 0.3s 0.54 0.83 L08 l.03 0.97 1.00
5 0.13 0.63 0.99 1.04 1.03 1.02 0.99 0.99 1.00 1.01 1.00 1.00 1.00
5 0.09 0.09 0.10 0.ll 0.13 0.17 0.27 052 1.02 1.04 1.04 1.02 1.00
10 0.35 0.58 1.10 1.0s 0.98 0.99 1.01 1.00 1.00 1.00 1.00 L00 1.00
t() 0.07 0.06 0.08 0.08 0.09 0.12 0.20 0.52 1.14 1.07 0.97 0.99 1.00
0:30"
0 = 120"
1t2 0.61 0.63 0.68 0.76 0.87 0.97 1.03 1.05 1.03 1.01 0.99 0.95 1.00
lz 0.25 0.26 0.27 0.28 0.31 0.35 0.4i 0.50 0.60 0.73 0.87 0.97 1.00
i 0.50 0.s3 0.63 0.78 0.95 1.06 .05 0.98
1 0.98 I .01 1.01 0.9'7 1.00
I 0.18 0.t9 0.19 0.21 0.23 0.27 0.33 0.43 A.57 0.76 0.95
2 0.44 0.59 0.84 1.07 1.03 0.96 .02 0.98 .01 0.99 0.95 1.00 1.04 1.00
0.40 1 1
) 0.13 0.13 0.14 0.14 0.17 0.20 0.26 0.16 0.55 0.83 1.07 1.03 1.00
5 0.27 0.32 0.55 1.00 t.04 1.04 1.02 0.99 0.99 1.00 1.01 0.9'7 1.00
r 0.08 0.08 0.08 0.09 0.11 0.13 0.16 0.27 0.53 Lol 1.04 I .03 1.00
10 0.20 0.24 0.54 l.l2 1:06 0.97 0.99 1.01 1.00 1.00 1.00 0.98 L00
t0 0.06 0.06 0.06 0.07 0.07 0.09 0.13 0.20 0.52 l.l3 r.06 0.98 L00
0:45"
112 0.49 0.50 0.55 0.63 0.73 0.85 0.96 1.04 1.06 1.04 l.00 0.99 1.00 0 = 135"
I 0.38 0.40 0.47 0.59 0.76 0.95 1.07 1.06 0.98 0.97 1.01 l 01 1.00 U) 0.24 0.24 0.2s 0.26 0.28 0.32 0.36 0.42 0.52 0.63 0.76 0.90 1.00
2 0.29 0.31 0.39 0.56 0.83 1 08 1.04 0.96 1.03 0.98 l.01 I .00 1.00 I 0. l8 0.17 0.18 0.19 0.21 0.23 0.28 0.34 0.44 0.59 0.78 0.95 1.00
r.01 ) 0.12 0.12 0.13 0.14 0.14 0.17 0.20 0.26 0.37 0.56
5 0.18 0.20 0.29 0.54 1.01 1.04 1.05 1.03 0.99 1.00 1.00 1.00 0.84 1.05 1.00
l0 0. 13 0.15 0.22 0.53 l3 1.07 0.96 0.98 t.02 0.99
1. 1.00 1.00 1.00 0.08 0.07 0.08 0.08 0.09 0.ll 0.13 0.17 0.28 0.54 1.00 I.04 L00
l0 0.05 0.06 0.06 0.06 0.07 0.08 0.09 0.13 0.21 0.53 1.t2 1.05 t.00
0:60"
1/2 0.40 0.41 0.4s 0.52 0.60 0.72 0.85 1.13 1.04 .06 1 1.03 1.01 1.00 0: t50"
1 0.31 0.32 0.36 0.44 0.57 0.75 0.96 1.08 1.06 0.98 0.98 1.01 1.00 u) o.23 0.23 0.24 0.25 0.27 0.29 0.33 0.38 0.45 0.55 0.68 0.83 1.00
2 0.22 0.23 0.28 0.37 0.55 0.83 1.08 1.04 0.96 1.03 0.98 1.01 1.00 r 0.16 0.17 0.17 0.18 0.19 0.22 0.24 0.29 0.36 0.47 0.63 0.83 1.00
5 0.14 0.1s 0.18 6.28 0.53 1.01 1.04 1.05 1.03 0.99 0.99 1.00 1.00 ) 0.12 0.12 0.t2 0.13 0.14 0.15 0.18 0.22 0.28 0.39 0.59 0.86 1.00
10 0.10 0.11 0.13 0.21 0.s2 .14 1.07 0.96 0.98 .01
1 1 I .00 1.00 1.00 1 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08 0.10 0.11 0.r3 0.18 0.29 0.55 0.99 1.00
0=75" l0 0.05 0.05 0.05 0.06 0.06 0.07 0.08 0.10 0.13 0.22 0.54 l.l0 1.00

1/2 0.34 0.35 0.38 0.42 0.50 0.59 0.71 0.85 0.97 1.04 1.05 1.02 1.00 0: 165"
1 0.25 0.26 0.29 0.34 0.43 0.s6 0.75 0.95 1.02 1.06 0.98 0.98 1.00 l!) o.23 0.23 0.23 0.24 0.26 0.28 0.31 0.35 0.41 0.50 0.63 0.79 1.00
2 0.18 0.19 0.22 0.26 0.36 0.54 0.83 1.09 1.04 0.96 1.03 0.99 1.00 I 0.16 0.16 0.17 0.17 0.19 0.20 0.23 0.26 0.32 0.40 0.53 0.73 l.00
5 0.12 0.12 0.13 0.17 0.27 0.52 1.01 1.04 1.05 L03 0.99 0.99 1.00 ,, 0. ll 0.11 0.r2 0.12 0.13 0.14 0.16 0.19 0.23 0.31 0.44 0.68 r.00
10 0.08 0.08 0.10 0.13 0.20 0.52 1.14 1.07 a.96 0.98 1.01. 1.00 1.00 r 0.07 0.07 0.07 0.07 0.08 0.09 0.10 0.t2 0.15 0.20 0.32 0.63 L00
0:90" til 0.05 0.05 0.05 0.06 0.06 0.06 0.07 0.08 0.I I 0. t l 0.21 0.58 r.00
112 0.31 0.31 0.33 0.36 0.4r 0.49 0.59 0.71 0.85 0.96 1.03 1.03 p:180"
| 0.22 0.23 0.24 0.28 0.33 0.42 0.56 0.75 0.96 r.07 1.05 0.99 0.20 0.25 0.23 0.24 0.2s 0.28 0.31 0.34 0.40 0.49 0.61 0.78 1.00
2 0.16 0.16 0.18 0.20 0.26 0 35 0.54 0.69 1.08 1.04 0.96 1.02 I 0. t0 0.17 0.16 0.18 0.18 0.23 0.22 0.25 0.3 I 0.38 0.50 0.70 1.00
5 0.10 0.10 0.11 0.13 0.16 0.27 0.53 1.01 1.04 1.05 1.02 0.99 ! 0 02 0.09 0.12 0.t2 0.13 0.18 0.16 0. l8 0.22 0.29 0.40 0.60 1.00
r0 0.07 0.07 0.08 0.09 0.13 0.20 0.52 1.14 1.07 0.96 0.99 1.01 r 0 02 0.06 0.07 0.07 0.07 0.08 0.10 0.12 0.14 0.18 0.27 0.46 1.00
Irr () 0t 0.05 0.05 0.04 0.06 0.07 0.07 0.08 0. r0 0.13 0.20 0.36 1.00
PERENCANAAN BANGWAN PANTAI II (;\:LOMBANG

o
N

o
z
dl
o>
zO
sd
=o
O-
d*
OE
o>
z ll)
<o-
t{
=e.
[<
8il
6ig)
lO
-z
<s
il>
Pemecah gelombang

oo
Eil
cov
uJ :<
J<
o
zf(L 2

4
tlL
6

( i ir rrr har 2.7 .b. Grafrk difraksi melalui celah (B:L, B:1,41 L)
(Johnson, 1952, 1953; dalam Wiegel, 1964)

Gambar 2.7.2. Grafik difraksi melalui celah (B:2L)


(Johnson, 1952, 1953; dalam Wiegel, 1'964)
40 PERENCANAAN BANGUNAN PANTA II (;DLOMBANG
4t

Pemecah gelombang Pemecah gelombang

B=1,64L ,K'=1,247 B=2,95L


sebm6an0* K'=1,0
B=1.64L- 1:'z- -
0,8
--a
O r-

0,6
2
4,4
4
zlL
K'=O,2
o

Pemecah gelombang
Pemecah gelombang
u.,l',rlbancl
gelombang
B=1.78L-
'
K'=1,0
0,8
B=1,78L ,,,.',
-ij -
K'=1,0
--"{1

0F-: 0.8

0;6
2
0,4
4 K'=O,2
ZJL

gelombang
ll l' rrIll trlll(I
Arah B=2,50L tr q ilill
gelombang K'=1,0
t)
B=2,501 K'=1,2 O,B
- 0

2
,l
4 il
zlL
(r
6 K'=0
il
8
16 20
vJL
x/L
rilnrlrrr' 2.7.d. Grahk difraksi melalui celah (B=1,95L,. B:3,82L; B:5L)
.c, Gr afik difraksi melalui celah (B= 1,64 L ; B : 1,7
I
Gambar 2.7 8 L ; B =2,5 L)
(Johnson, 1952, 1953; dalam Wiegel, 1964)
(Johnson, 1952, 1953; dalam Wiegel, 1964)
42 P E R E NCANAAN B AN G UNAN P ANT, II I;1,:I,OMBANG 43

Dengan menggunakan Tabel 2.1. untuk nllai r/L:2; 0=60'dan


P =30o didapat koefisien difraksi K'=0.28.
Tinggi gelombang di titikl adalah:

H .l = K' H p =0,28x2=0,56 m

Rintangan

Gambar 2.8. Gelombang datang membentuk sudut terhadap celah


Selain menggunakan grafik-grafik yang diberikan di depan, ti
gelombang di belakang pemecah gelombang juga dapat dihitung de
menggunakan Persamaan (2.17). Persamaan tersebut sering diguna
untuk menghitung tinggi gelombang di dalam perairan pelabuhan. Dala
perjalanannya masuk ke pelabuhan atau melaui celah di antara dua
rnecah gelombang, tinggi gelombang berkurang secara berangsur-a
karena adanya proses difraksi. Tinggi gelombang di kolam petrabuhan
pat dihitung dengan rumus Stevenson, yang mempunyai bentuk:

H, = Hl .E -0.027 *[- 6 1
{2.17)
LvB '('*{u).]
dengan:
I{p tinggi gelombang di titik P di dalam pelabuhan (m).
rf tinggi gelombang di mulut pelabuhan (m).
x/L
b lebar mulut (m)
B: lebar kolam pelabuhan di titik P, yaitu panjang busur lin ( irrrrrbar 2.9.a. Grafik difraksi melalui celah (d = 75o dan 0 = 60.
)
dengan jari-j ari D dan pusat pada titik tengah mulut (m). (Johnson, 1952, 1953; dalam Wiegel, 1964)
D jarak dari mulut ke titik P.
44 PERENCANAAN BANGUNAN PANT il r;t,;t,OMBANG 45

tI,-\
!
1,

1
at7
0,6
0.5
c.4

2
zlL
4

o xlL

( jrurlrtr 2.9.c. Grafik difraksi melalui celah (9 : 15o dan 0 : 0")


10
o12 4 6 8 ,Oorr, 14 16 18 20 (Johnson, 1952, 1953; dalam Wiegel, 1964)
Gambar 2.9.b. Grafik difraksi melalui celah (0 : 45o dan 0 = 30")
(Johnson, 1952, 1953; dalam Wiegel, 1964)
PERENCANAAN BANGWAN PANTA I' GELOMBANG 47

Persamaan tersebut tidak berlaku pada titik yang berjarak kurang dari Ll. Relleksi Gelombang
m dari mulut. Gelombang yang mengenai/membentur suatu bangunan akan di-
pnrrtulkan sebagian atau seluruhnya. Refleksi gelombang di dalam pela-
htrlrtn akan menyebabkan ketidak-tenangan di dalam perairan pelabuhan.
Hrurtu bangunan yang mempunyai sisi miring dan terbuat dari tumpukan
hnlrr akan bisa menyerap energi gelombang lebih banyak dibanding de-
ugurr hangunan tegak dan masif. Pada bangunan vertikal, halus, dan din-
rlirrg tidak elastis, gelombang akan dipantulkan seluruhnya. Gambar
,1 I I adalah bentuk profil muka air di depan bangunan vertikal. Gelom-
hnrrg di depan bangunan vertikal disebut dengan gelombang berdiri
ltltuuling wave). Besar kemampuan suafu benda memantulkan gelom-
hnrrg diberikan oleh koefisien refleksi, yaitu perbandingan antara tinggi
galotrrbang refleksi H, dantinggi gelombang datangHi

Gambar 2.10. Penjelasan rumus Stevenson (Quinn A.Def', 1972)

2.4.2. Gelombang laut dalam ekivalen


Analisis transformasi gelombang sering dilakukan dengan
gelombang laut dalam ekivalen. Pemakaian gelombang ini bertujuan
tuk rnenetapkan tinggi gelombang yang mengalami refraksi, difraksi
transformasi lainnya, sehingga perkiraan transformasi dan deforrnasi
lombang dapat dilakukan dengan lebih mudah. Tinggi gelombang
dalam ekivalen diberikan oleh bentuk:
H',o= K,Ho (2.18)

dengan:
H'o tinggi gelornbang laut dalam ekivalen
: Gambar 2.11. Profil muka air di depan bangunan vertikal
Hs : tinggi gelombang laut dalam
H,
K : koefisien refraksi ,t' =
Hi
Konsep tinggi gelombang laut dalam ekivalen ini digunakan dalam
sis gelornbang pecah, kenaikan (runup) gelombang, limpasan gelom It lrlr"rerr rcfleksi bangunan diestimasi berdasarkan tes model. Koefisien
dan proses lain. rellrhrr lrcrbagai benda diberikan dalam Tabel2.2.
Fcr#Hfi E'm+t''v
'N
I''4NTAI
II. GELOMBANG

2.6. Gelombang Pecah


Tabel 2.2. Koefisien reflcksi
t
Tipc hengutlxt Jika gelombang menjalar dari tempat yang dalam menuju ks tem-
il, pat yang makin lama makin dangkal, pada suatu lokasi tertentu gelom-
-ioait g vertikal dengan putte nh 111 61qe ei*
tr i bang tersebut akan pecah. Kondisi gelombang pecah tergantung pada ke-
Dinding vertikal dengan 1lr r lrcnl' let clltle++l
||t miringan dasar pantai dan kecuraman gelombang. Tinggi gelombang
Tumpukan batu sisi mirrng- nI pecah dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
Tumpukan blok beton il lli
lid,{rt! Hu= I
Bangunan vertikal clcrrgurr lererls$r =t!et5i trht=ti {2.20)
H'o
3,3(H'o ttrl%
Gerakgclortrhrtttgrllrlt,;ratl4**r:l*+rg.rtli}alrettS.l+1r,rl.lllt'l|lan-
g'rL lttrrts pzl-
ttt=t+t;"1ttr ai €++|t t'
tulkan gelombang,t""gI" t''"tit"*'' 'l*+t I{rtl'}rlrfl yang
Kedalaman air di mana gelombang pecah diberikan oleh rumus berikut:
+*ly Flf ;rci=i 'l*+ i 'lt* E'
da dinding dapat tlrterrithort 'lulga+r d6
eleh ytlrl*l<*=*r*+t,o :lrtwitllsrl'
mempunyai karitkk't tslllr eel*ta lela3l
(2.21)
'" Hb
Superposisi tlilri kcrlrlrr pelilt}rhe*rg
l.:=;lrtri **re++r rl'clrt'ilr l' r1;rtlinya b-(aH6 / sr2)
standing lv(rlt'llllltl g*-lt'1lrl'ettg
kr*d*+i lintrl} Eelt'*+rl'eIli 'rrrrllrtudo
di mana a dan b merupakan fungsi kemiringan pantai m dan diberikan
keci[, flukttrirsi ttttt]rn utt oleh persamaan berikut:
il.
4t 'tttllll 'fl1 a = 43,75(l-"-19m1
dan gclotttltnttg rrilehrl . i,56
il.
",1 rttelAr rtl (l + e- l9's -'
,/, - I
dcngan:
l7'
rlll't tlL'r* "li lt lrrrltltrlr t1' 'liltr :
tinggi gelombang pecah
Pr0l-tl tlrrtLa llll tll rl':It'lt l'*tlptttt'rtt Hb

lli,,,"rlr fi',,,'1lt H'O tinggi gelombang laut dalam ekivalen


,l ",ltttl, rHrl, '{l
t ! Lo panjang gelombang di laut dalam
d6 kedalaman air pada saat gelombang pecah
tl r I !I'',,tuArtrtq'r' m kemiringan dasar laut
o
5 percepatan gravitasi
rtttrLtt I I u'ltllr;r1"t
Apabila rcllcksr irrlrrlirll 'i('lllptlllltl ())
T periode gelombang
rrl
( '' I
rl = ll icos *-r t:rts Sudut datang gelonebang pecal, riihitung berdasarkan analisis re-
llrrl, ltlit'.t tttttt:l .tll l',(.1()lnbang lirrksi pada kedalaman di mana terjadi gelombang pecah.
Persamaan tcrsclttll tttt'tttllt;ttkl..rrr
Fenelitian yang dilakukan oleh lversen, Galvin dan Goda (dalam
berdiri(standing,,,u,;y.r,'p,'llr.ttlrrltk,lr.tltirrlrtlrrr'.rl.lrr(/).1;rrricrhadap 2fli '
jarak (x). Apabila *tft' t't'"i' I tttttkit lrtrl'1'r rr"rl"irtlrlrrrl 'r'llrl;th :il'M, 1984) menunjukkan bahwa H 6 I H| dan d6 I H u tergantung pada
yangberartibahwatinggigclrrrtrll;trl1,.rlrrlt'1r.lttl,.ttt1,lll|;lltV('I.llkillbisa l.crniringan dasar pantai dan kemiringan gelombang datang. Gambar
rlitltrttl''
mericapai dua kali tinggi gclorrthrtrtl'' ; 12, adalah grafik yang dibuat oleh Goda yang memberikan hubungan
fE#try. Ii! r rto H lNr;l/N,4N I'INTAI il. GELOMBANG
5l

,ntara H'gdan H'g I g't'? rtttlttlr lretlreEHl lFlllltlllElllr tltlHfll prttttrri. Se-
H6l
lang Gambar 2.13. adalah lrusil lrr.ttr*llllulr Wlege,l l'rrlrH lllt]llllrcttkittt hu-
fungan antara d6 I II Udan tt ,, I g'l' ' tlt,l,,l lrtlttgrtl l"tttltllt!,ittt tlitsar
rantai. Gambar 2.72. dan 2,11. rlirnrpnLltt ttttlttL 'llgtttt,tl.rrtt rlt rlltlam
ritungan tinggi dan kedalamitrt gelntttlr+ttlg lrtsrt tllt

lontoh 4
Gelombang merambal tlirlr lnrrl rl*lsttt tnentllll prllll'li rlt'll,.1lrrr ke-
niringan dasar laut 1:20. Di lartl tlttlnttt llllggt g:-hrtttlrrttr;r arlirlitlt .' rtt dan
reriode 10 detik. Dianggap balrwrr nrrnlulE tellillsl u*,t!!l*'tthnrt rrrliri ko-
:fisien refraksi K.:1,05 pada lilik tlt ttt*tltlt HeLrlltlrrtnF. Pr.r;tlr llitung
inggi dan kedalarnan gelombang petult
lenyelesaian
linggi gelombang laut dalam ekivularr rltltttrrtrg rlettgntt l't't cnlttttrttt 2. l8:
H'0=KrHO =1,05x2 =2,1 nr
fl*-
)ihitung nilai berikut:
,'o==
',' ,=o,oo214
gTz 9,81x10;
Dari Gambar 2.12. untuk nilai terscbut tltttt Dt - I Jll ll,lll rltrlnpill:

H-l
=1,5 ---+ Hb =1,5*2,1=.l,l5rr
H'O
Menghitung kedalaman gelombang pocth
Dihitung nilai berikut:

o,oo32l
',
'o=
cTz
=
-!\=
9,8lx1ol
Dengan menggunakan Gambar 2.1J. trrrltrk tttl;ri lt'tsclrrll rlrttt rn:0,05
didapat: 6-o
Noi-t-o-D '-
*lr d
du -ol-o
=r,16 --- do =0,96x3,1 5 =' ],02 ar
Hb Gambar 2.12. penentuan tinggi gelombang
pecah (SpM, l9g4)
Jadi tinggi dan kedalaman gclombattg 1tc:c:illr rttlrtlltlt 1(, l,l5 m dan
d6:3,02m.
II. GELOMBANG 53
,.F TF NI

2.7. Gelombang Alam


Iilr ilf lilril
Pada sub bab terdahulu telah dibicarakan teori gelombang untuk
gelombang sederhana, yaitu gelombang sinusoidal dan monochromatik
(gelombang tunggal). Gelombang yang ada di alam adalah sangat kom-
pleks yang terdiri dari suatu deretan/kelompok gelombang di mana ma-
sing-masing gelombang di dalam kelompok tersebut mempunyai tinggi
clan periode berbeda.

Gambar 2.14. adalah suatu pencatatan gelombang sebagai fungsi


waktu di suatu tempat. Gambar tersebut menunjukkan bahwa gelombang
mempunyai bentuk yang tidak teratur, dengan tinggi dan periode tidak
[onstan. Evaluasi terhadap gambar tersebut menimbulkan pertanyaan
hcrapakah tinggi dan periode gelombang tersebut, mengingat terdapat
lcbih dari satu gelombang dengan tinggi dan periode berbeda.
Pengukuran gelombang di suatu tempat memberikan pencatatan
F
nruka air sebagai fungsi waktu. Pengukuran ini dilakukan dalam waktu
;
I yang cukup panjang, sehingga data gelombang akan sangat banyak. Me-
ngingat kekompleksan dan besarnya jumlah data tersebut, maka gelom-
lxmg alam dianalisa secara statistik untuk mendapatkan bentuk gelom-
hlng yang bermanfaat. Dalam bidang teknik sipil, parameter gelombang
ylng banyak digunakan adalah tinggi dan periode gelombang.

.! Elevasi muka
(u
air rerata
(!
v
=
E
a
(u
C)
UJ
---+ Waktu
Gambar 2.l4.Pencatatan gelombang di suatu lokasi

Hasil pengukuran gelombang ditunjukkan dalam Gambar 2.14.,


,rl,sis adalah waktu dari dimulainya pencatatan. Ada dua metode untuk
\t- rrrcrrcntukan gelombang yaitu zero upcrossing method dan zero down-
dlf t t ().\.\in[: method. Untuk menjelaskan metode tersebut, pertama kali dite-
t,rpkan elevasi rerata dari permukaan air berdasarkan fluktuasi muka air
p,rrlrr waktu pencatatan. Muka air tersebut didefinisikan sebagai garis nol.
Gambar2.l3.Penentuankedalarntrllgckrtrtlrttltpprcrrlr(Sl'M'l9tl4) l',ruva gelombang ditelusuri dari awal sampai akhir. Pada metode zero
t'ttat Nt l,\ I l.\ /, l,Vl ,l/N'lN l',4N'fAI II. GELOMBANG 55

pcrossing, dibCri tantlrt lrlrk lrrtpulltlllltlll rtllld,ir l' ttt t ;t tt,tll rllrtt gitrts Tabel 2.3. Fencatatan tinggi dan periode gelombang
al, dun titik tcrscbtrt tlitelrrpkrrrr ,rrlrrrg,ti .lrvttl tlitll r,lllt Ir'krllllrrrrrl',. Me- Tinggi Periode
rgikuti naik-turunnya kru'vrr, p(.llclurrurrlr rli!nnlulLilll ttttlttJr tttcltrltrlrlttkan
Nn.
Gelomb. f/ gelomb.I No. Urut
H T
rlrpOtongan antara kttrvit lttttk rltttt grttlq ttrrl lrt'til tllllYrl ltltk tcrscbut
Gelomb (detik\ (*) (detik)
tm)
titetapkan Sebagai akltir tlltt r g,t'Irttrlrirlg 1r'tl*tttrl rlrtir rt\\ itl rlrttl 11t:krm- I )7) 7,4 I 3,25 8,4
)ang kedga. Jarak antitrit kcrltttt lrltlr rlrlnlrtlr pi=lllrlr l'i lrrllllrrtllll pt'rtltma )1 I

2 4,24 2 3,05 8,3


lrrlrur titik
fif Jarakvertikal antanl titik icrlrtrp.;r,t rlatt lrtrtllrtlt rll ,lltlrllll (lllillrllltkan J 1,85 6,5 3 2,89 7,4 ii

ersebut adalah tinggi gcftrrrtlrtttrp. prrlrltllrl ( llrl l', ttr lrt',tttrlrl A


.+ 2,41 t,5 4 2,45

"ll
7,8
agi untuk mendapatkall [4cl(]lllltllllp, hlrlttn. hrrliErr. rl{lll !r'lt-llllitryrr Mcto- ir;

2,89 7,4
li zero downcrossing nlclnl)ultyllr 1tto,,r.,lttt trttlt! !rtlrl,r tr lrll)l lltll( yang
5 5 2,41 7,3
6 0,47 4,1 6 2,38 7,7
licatat adalah pertcmuan ilnlill.lt kttt vrt lttt ttlt rlnil p,tl t', tt,,l
1,87 5'7 7 2,32 7,4
Dalam perencanaal l)lng,unlul lrrrrrgtutrtlt ltllltlrll 1',=rlrr rlllrrlrlr tinggi
-iititltt rilrt'l ltttrtt ge- 8 1,92 6,2 8 2,31 7,4
lan periode gilombang tuuggirl yrtttp, rlrtprtl llll' W;llrlli
omltang, yaig disebui dclgir,, g.lorrrlrrtttg r,lr''illrl.rlrl,\,rrl,rlrr li,ggi
9 1,00 5,1 9 2,05 6,9 nil

lelombang dari suatu pcltciltatillt tlttttttlhttlt


rl,lll llll,li lt'rltrrpipir kt: lcl'cn- 10 2,05 6,9 l0 2,05 7,1
iah ataU Sebaliknya, maka akiltt tlitPttl tltlt'ttttllritrr lltt1111t //,, ytttl;', lllL:l'upa- l1 2,38 7,7 ll 2,00 7,2 rfl

(an rerata dari n persen gcklttthirtrg, lc'tltlty.gt, ltt'lll''.tlll lrrttlrrh lt:l'sL^but, t2 1,05 6,2 t2 1,92 6,2
Japat dinyatakan karakteristik gclotttlrrtttp, ttlltnt rlrtlattt lrcttlrrh lit'krttrbang l3 2,00 7,2 l3 1,89 6,8
ter-
fgnggal. Misalnya,,Flle adalah titrggi rctttlrt tlrrrr l(l lx'lrtr'rr p,r'lptttlrirttg t4 2,05 7,1 t4 1,87 5,7
nnggl dari pencatatan gelombar*l. llcrrlrrk yrtttp, ,itlttrg l,,tttyith tltlitrrlakan
l5 1,63 6,4 l5 1,85 6,5
uaulut Hy-atautinggi rerata dari -l.l,.l'|ir ittltg l/ l tttlrtt lr'rlttrp,lit rLtri pen- t6
signi- 3,05 8,3 l6 1,63 6,4
catatan gelombang; yang juga discbrrt scl)llHlrl ltrtpip.t gclorrrlritrrl',
l7 3,25 8,4 t7
fikan. Cara yang Sama juga dapat tligttttitkrtlr rttrlttlr lrt't totlt' 1',t'hrrttbang'
1,05 6,2
l8 l8
untuk memudahkan pemahamal teltaltpt, g-cIrtrtlr;rttp, rr',tr":sctltatif, 2,31 7,4 1,00 5,1

berikut ini diberikan hitungarr. Misitlklrr tlirlirttt pt'trg,rtlrtrrrrrr tcrda- t9 1,89 6,8 l9 0,47 4,1
"ontoh
patz}buah gelombang seperti ditunjukkarr tlalitttt'l'illrcl .l I 20 2,45 7,8 20 0,24 2,3

Kolom dari tabel tersebut adalah nolnor g,chrttthrtttg yirrrpi didapat


i
n=l0Yox20=2 data
dari metOde Zero upct'Ossing atau zant drtvyttr'r'(r.\,rlrrg, sr:tlttttg ktllom
2

Jan i adalah tinggi dan periode gelombang. Dittit lcrschrrl ketrttrtlian di-
3.25 + 3.05
fllo =-='i'l5ll
urutkan sesuai tlengan tinggi gelornbalg, dari tlrlrl;lll lt'tlrt'sitr kc
tcrkecil
2
meng-
Seperti teriihat dalam kolom 3,4 dan 5' {.Jntuk pt:rigrlc 1',t'krttrbirttg
ikuti urutan tinggi gelornbang. 8,4+ 8,3
7to =:-=8,35 detik
2
Dari data tersebut dapat ditentukan IIn. Cclorrtbarrg tttitksitrtutn dan iclombang 33,3 o/o
t (gelombang signifikan, //,) adalah:
periodenya adalah H^u*:3,25 m dan I*r*:8'4 detik'
n = 33,3Yox20 = 6,6 = 7 data
Gelombang l0 % (H d adalah:
II. GELOMBANG 57
P Iilt liN(',iN,4.4 N tt,l N( ; t t N, t N l',4N1',41

2.8. Pembangkitan Gelombang


3,25 + 3,05 + 2,89 + 2,45 + 2"41* 2,lt{ 1 2, l'l
l.(rX rrr
Angin yang berhembus di atas permukaan air yang semula tenang,
HS
7 akan menyebabkan gangguan pada permukaan tersebut, dengan timbul-
ry 8,4+8,3 +7,a1]-DlJ!.1! tf ,a 7.n tlcrrk nya riak gelombang kecil. Apabila kecepatan angin bertambah, riak
"=- tersebut menjadi semakin besar, dan apabila angin berhembus ten'is
akhirnya akan terbentuk gelombang. Semakin lama dan semakin kuat
ielombang IOO % (gelombang rcrata) adalah: angin berhembus, semakin besar gelombang yang terbentuk. Tinggi dan
perioda gelombang yang dibangkitkan dipengaruhi oleh kecepatan angin
n=l00Yox20=20 data
Uy7, lama hembus angin D, dan fetch F yaitu panjang permukaan laut
3,25 +3,05 + 2,89 + 2,45 + . rO4/rO.l,l
' pada mana angin berhembus.
rlloo =
.
l'()\ zt
20 Di dalam pembangkitan gelombang, perlu diketahui beberapa
parameter berikut ini.
8,4+8,3+7,4 + 7,8 + ...r4.1 t2,t (r,(r rlcllk
rl00 - ZO
l. Kecepatan rerata angin U1ry di permukaan air.
2. Arahangin.
Apabiladatatinggigclrrlrtb:ttrg<lilriltclrcltl:tl:rlr1',clrrtrtlllrrrgcliplot 3. Panjang daerah pembangkitan gelombang di mana angin mempunyai
terhadap probabilitas
-p(H) tlilaiunryn, nrakit itkrttr rcrltlutl lxtlrwit 1rr.b:rbilitas kecepatan dan arah konstan Wtch)
kejadian akan mengikuti distribrrsi ll^ylt:t1ilr l!crtlrtsrtt. tlistribusi 4. '[-ama hembus angin pada fetch.
rcrata dari
nayleigh'ini at ao didapaihub*.ga, itttlitrrt lr,gg.i 1',t'lrrrrlxr.g
si1',rrrlili.. (ll,,lll,), serta Cara pembangkitan gelombang dilakukan sebagai berikut ini.
iii, g"L^aang tertinggi dan tirtggi gcl.rrtb;r.g
Hno-(HnlHrcg) seperti diberikan dalatn f abcl
2.'l' l. Kecepatan angin
'l
Tabel 2.4. Hubungan antara n. 1,,/l 1., dlln I I "/l I lnn Biasanya pengukuran angin dilakukan di daratan, padahal di dalam
persamaan atau grafik pembangkitan gelombang data angin yang diguna-
H,r/H" ll,,/ll|illl
kan adalah yang ada di atas permukaan laut. Oleh karena itu diperlukan
I 1,68 7.(t1\ lransformasi dari data angin di daratan yang terdekat dengan lokasi stucli
1,37 l<c data angin di atas permukaan laut. Hubungan antara angin di atas laut
5
? ol <lan angin di daratan terdekat diberikan oleh -R, :U*lU, seperti terli-
l0 1,28
I,60 lrat di dalam Gambar 2.15. Gambar tersebut merupakan hasil penelitian
JJ 1,00
yang dilakukan di Great Lake, Amerika Serikat (SPM, i984). Grafik ter-
50 0,89 1,42
scbut dapat digunakan untuk daerah lain kecuali apabila karakteristik
100 0,63 1.00 rlaerah sangat berlainan. Lama hembus (durasi) angin dapat diperoieh
rlrrri data angin jam-jaman seperti telah dijelaskan di depan.

Dengan kata lain, misalnya, tinggi gelombang


rcrata datr lo/o Grafik pembangkitan gelombang mengandung variabel Ua, yaitu
grtoJurrf tertinggi dapat dipertirakan sama dengan l'68 kali terse-
tinggi
l:rktor tegangan angin yang dihitung dari kecepatan angin. Setelah
rerata' Hubungan
i.fo*U-E signifikan atau 2,68 kali gelombang
jumlah data dalam satu pencatatan
tlilakukan konversi kecepatan angin, kecepatan angin dikonversikan pada
fioi Auput ["riut" dengan baik apabila l;rktor tegangan angin dengan menggunakan rumus berikut:
sudah dapat
cukup'banyak. l,rmt"atr data sebanyak 100 gelombang
memberikan hasil Yang memadai'
PERIiN( AN A / N B NNG I]N AN PANTAI II. GELOWANG

u : deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan


pertambahan 6" sampai sudut sebesar 42" pada kedua sisi dari
arah angin.

Gunakan Rr '0,0 ',t(i ) cos x. (km xi Cos l


Untrr Ut,ia,s m/(l (41,5 rnll/ltrrrr)
42 o.t431 108 80.26
*,.=# 36
30
0.8090
0.E660
140
186
^t3.26
116.68
24 0.9'135 217 r 98.23
18 0.9511 2AO 266.31
't) o c781 31 304.20
Kecepatan anginlPada olevasi 10 m 6 0.9945 299 297.26
I 0 o 332 332
I 6 0.9945 295 293 38
I
I 12 0 97R't 315 308.11
18 0.9511 280 2?i6 :t1
15 21,
?4 o c135 31 28.32
?n
'--*' rnph
0.8660 19 92
o 80qo 15 12.14
o -
l l' l L l t9 o.7431 15
l l
l
o-
l
5 ro---ii---zo-zs 30 35 4(l 45
-L kn Total 13.5106 2646_88

Gambar2.l5.Hubungankecepatananginclilautdunrlarrrt(S1,M,1984)

(2.22)
U l. =0,71U*''"
dongan satttan rn'lr/'
i mana Uw adalah kecepatan angin di laut

',. Fetch
Didalamtinjauanpembangkitangclombangdilar.rt,l.ctchdibatasige-
laut' Di dacrah pcnrbcntukan
rleh bentuk daratan yu,'i
"t""g"titingi dalattr aritlt yang sama
o-Uurg, gelombang tiJak hanya dibangkitkan
lenganarahangintetapi.lugaaatamberbagaisucluttcrltadapirralrangin'
olch ptrlau-pulau pada
,;rr* ietcn iaatat n"**,laut vanq dibatasicara untuk rncndapatkan
<edua ujungnyu. curriUut Z'iO' tt'eo"njukkan
[etchefektif.Fetchrerataefektifdiberikanolehpersamaanbcrikut.
I' X; cosd (2.22)
'qll - Icosa
dengan:
F-"rr : fetch rerata efektif
titik observasi gelom-
.Y, : panjang segmen fetch Yang diukur dari
lxttrg kc :uitlrlLg aV,hit fetch
Gambar 2.16. Fetch (Fakultas Teknik UGM, 1988)
P E RE NCANA AN B A NG UNAN PANTA I II GELOMBANG 6t

3. Peramalan gelombang di laut dalam

Berdasarkan pada kecepatan angin, lama hembus angin dan fetch


seperti yang telah dibicarakan di depan, dilakukan peramalan gelombang a
dengan rnenggunakan grafik pada Gambar 2.17 " (SPM" LgS4). Dari gra- 6:0
F LO
fik tersebut apabila panjang fetch (F), faktor tegangan angin (Ua) dan lti
durasi angin diketahui maka tinggi dan periode geiombang signit"rkan tt:
e-E
dapat dihitung. lll

Contoh 5
lli
Akan diramalkan tinggi dan periode gelombang di suatu tempat di
laut. Kecepatan angin yang diukur di darat dekat laut adalah l0 m/d, d:u-
rasi angin 3 jam dan panjang fetch efektip adalah 100 km. Berapakah
tinggi dan periode gelombang. s^
wc

Penyelesaian @i
oO
Dihitung kecepatan angin di laut dengan grafik dalam Gambar 2.15.
s6'e
Untuk nilai [r:19 m/d didapat: oO-
G

Rr=%=1,13
U1

Kecepatan angin di laut:


U, : Rt U t =1,13 x l0 :l 1,3 m/d
Faktor tegangan angin dihitung dengan rumus berikut:
ts

{J t=0,'7lUt;23 =0,71,. (11,3)l'23 =l4,0lm/d


Dengan menggunakan grafik pada Gambar 2.17. untuk nilai Url4,07
m/d danfetch F:l00lcrn didapat:
', H =2,28m
7 = 7 detik
Selain berdasarkan Ur danF dihitung pula tinggi dan periode gelombang
berdasar Ur dan durasi angin dengan menggunakan grafik yang sama,
dan didapat: q)
rr $300 l8$BRR&S899:SPo@Fl
No@@9NOO
00 0 N
@
N
*
N
d
N
H =l,lm (pp) vn ur6ue ue6ue6a1 ro11e3

7 = 4,3 detik Gambar 2.17. Grafkperamalan gelombang (SPM, I 984)


PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI
II (;I|LOMBANG

rrrsak tetapi rnasih bisa berfungsi, dan batu-batu yang tergeser dari tem-
Dari kedua nilai H dan T tersebut di atas diambil nilai yang lebih kecil,
pulnya akan rnudah diperbaiki. Gambar 2.18 memberikan gambaran
sehingga tinggi dan periode gelombang adalah:
llrnggunaan gelombang rencana untuk beberapa tipe bangunan.
H =l,lm
T =4,3detik frBn
qbB
2.9. Pemilihan Gelombang Rencana cbs
Bangunan pantai harus direncanakan untuk mampu menahan gaya-
*t&
gayayang bekerja padanya. Hitungan stabilitas bangunan biasanya dida-
sarkan pada kondisi ekstrim, di mana dengan kondisi tersebut bangunan Bangunan kaku (blok beton,
harus tetap aman. Biasanya kondisi yang diperhitungkan tersebut adalah caison) //,
termasuk gelombang dengan periode kejadian tertentu, misalnya gelom- Bangunan semi kaku
bang dengan masa ulang 50 atart 100 tahunan. Gelombang dengan (turap) Ht- Hrc
periode ulang tertentu dihitung dengan metode analisis frekuensi seperti
banyak digunakan dalam analisis hidrologi.
Tinggi gelombang yang diperoleh dari peramalan gelombang ada-
lah tinggi gelombang signifikan II.. Dengan menganggap tinggi gelom-
bang mengikuti distribusi Rayleigh, Hs dapat digunakan untuk memper-
kirakan tinggi gelombang dengan karakteristik yang 1ain, misalnya 1/ro
Bangunan fleksibel (sisi miring)
:1,28H H 5:1,37 H /{: 1,68,F1r; dll.
"; ";
Hs-H,
Untuk menghitung gaya-gaya gelombang maksimum yang bekerja Gambar 2.18. Pemilihan gelombang rencana
pada bangunan atau berat batu pelindung pemccah gelombang diperlu-
kan pemilihan tinggi dan periode gelombang rcncana yang dapat mem- ('ontoh 6
presentasikan spektrum gelombang selama kejadian ekstrem.
Gelombang merambat dari laut dalam menuju pantai dengan kon-
Pemilihan tinggi gelombang rencana dilakukan dengan memperha-
Irrr rlasar laut lurus dan sejajar (pantai terbentang sepanjang arah barat -
tikan apakah bangunan kaku, semi kaku, atau fleksibel. Untuk bangunan
lrrrrrrr'). Di laut dalam tinggi gelombang a'dalah 3 m, periode l0 detik dan
kaku, seperli dinding beton atau kaison, di mana keluntuhan bangunan
l,,urhang berasal dari barat laut (sudut datang gelombang adalah 45"
dapat berakibat fatal dan bangunan tidak bisa diperbaiki lagi, rnaka
1,'
l, rlr;rtlap arah utara). Bangunan pantai berada pada kedalaman -5,0 m
tinggi gelornbang rencana dipilih gelombang bcsar yang biasan,va diarn-
{rrrrrlia air rerata 0,A m'). Kemiringan dasar laut 1 :20 (m:0,05). Hitung:
bil ffr. Untuk bangunan semi kaku, seperti sel turap baja, tinggi
gelombang rencana dipilih antara I{s sampai F11- Untuk bangunan flek- ,r l'irnjang, tinggi dan arah datang gelombang di celah antara pemecah
sibel, seperti bangunan dari tumpukan batu, tinggi gelombang rencana gclombang

bervariasi dari Hs sampai FIr. Kerusakan yang terjadi pada bangunan l, ,\pabila koefisien difraksi di suatu titik di daerah terlindung adalah
0"4 berapakah tinggi gelombang di titik tersebut.
tumpukan batu, apabila gelombang yang terjadi lebih besar dari ge-
lombang rencana, tidak akan berakibat fatal. Walaupun bangunan telah , Ilrtung tinggi, kedalaman dan sudut datang gelombang pecah.
64 PE RENCANAAN BANGWAN PANTAI (;I|LOMBANG
II

Penyelesaian Koefisien pendangkalan (shoaling) dapat diperoleh dari Lampiran


a. Panjang, tinggi dan arah datang gelombang di mulut pelabuhan A-1, dan hasilnya adalah:

Kondisi gelombang pada kedalaman 5 m dihitung dengan rnengguna- K" = l'l 106

kan Lampiran A-1, dengan prosedur hitungan berikut ini. Untuk menghitung koefisien refraksi, dihitung terlebih dahulu arah
rlnllng gelombang pada kedalaman 5 m yang dihitung dengan persamaan
(.1 r4):

sinal =[*],r", =6'765 ,in4.5o = o-3066


15,6

dl =17,90
Koclisien refraksi:

cOS 40
K,: = 0,8619
coS a1

lrrrp.gi gelombang pada kedalaman 5,0 m adalah:

H1= KrKrHo = l,l 106 x 0,8619 x3 :2,8'l m


Gambar 2.19. Penjalaran gelombang pada contoh l0
Dengan demikian, tinggi gelombang di celah antara dua pemecah
Panjang gelombang di laut dalam: grlrrrnbang yang berada pada kedalaman 5 m adalah H:2,87 m.
Lo=1,5672 =1,56 x 102 =156 m
h 't'inggi gelombang di
daerah terlindung
Cepat rambat gelombang adalah:
Gelombang yang masuk melalui celah di antara pemecah gelom-
:156 =15.6 ml d I,rrH rnengalami proses difraksi, yang dinyatakan dalam bentuk koefisien
C^
"10 rhlilksi. Koefisien difraksi dapat dihitung dengan menggunakan Tabel
Untuk kedalaman 5 lrt: .' I rrtau grafik yang diberikan oleh Gambar 2.9.Daram soal diketahui
lrrrlrwa nilai koefisien difraksi K':0,4 sehingga tinggi gelombang di
' d=5 =0.032051 LiLlsi yang ditinjau adalah sama dengan koefisien difraksi dikalikan
h ls6 rft'ngan tinggi gelombang di celah antara pemecah gelombang, yang telah
Dari Tabel Lampiran A-1 untuk nllai d/Lo:9,032051 didapat nilai d/L: rlrlrrtung dalam penyelesaian a., yaitu:
5 Hrl,f = K'H1=0,4x2,87 =1,15 m
) L: =67,65m
l=o'otzstt 0,073913
r' I'inggi, kedalaman dan sudut datang gelombong pecah.
c=L =67'65=6.765m1d Tinggi, kedalaman dan sudut datang gelombang pecah diperlukan
Tl0 rlirl;rrrr rnenentukan tata letak pemecah gelombang. Dari analisis
ini dapat
6'1

P E RENCANAAN B ANG UNAN P ANTA I It t,l I.()MUANG


66

Iiup.pir gclombang laut dalam ekivalen dihitung dengan rnenggunakan


digambarkan lokasi gelombang pecah, baik pada saat air pasang maupun
fret xrtt t tazrn (2.17):
air surut. Dalam perencanaan bangunan pantai perlu diketahui posisi ba-
ngunan terhadap lokasi gelombang pecah. Bangunan bisa mengalami I l 11= Kr l1o = 0,8536 x 3 = 2,56 m
serangan gelombang tidak pecah atau pecah, di mana gaya gelombang menggunakan Gambar 2'12'
yang ditimbulkannya berbeda. lrrrpilir gclornbang pecah dihitung dengan
Ilrrtrrk itu dihitung:
Untuk menentukan sudut datang gelornbang pecah diperlukan data
kedalaman geiombang pecah. Dalam hitungan ini, data tersebut belum II'o 2,56==o,oo26l
-
diketahui, sehingga langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mem- HTz loxlo2
perkirakan kedalaman gelombang pecah. pantai m:0'05 diperoleh:
I lrrt rrli rrilai H', I gTz= 0,00261 dan kemiringan

Iterasi I n?
=t'o'
Misalnya kedalaman gelombang pecah adalah d6:3 m, sehingga I,l o

hitungan dilakukan berikut ini. iI.Irrnp,ga tinggi gelombang pecah adalah:


dr 3 ll6=1'45x2'56=3'7lm
Lo- 156 =o.ol92 dihitmg
Sctelah tinggi gelombang pecah diperoleh, selanjutnya
Dengan tabel Lampiran A-1 untuk nilai ddlo:0,0192 didapat nllai dJL menggunakan Gambar 2'13'
hr'rlnlrrtnan gelombang pecah d6 dengan
(dengan interpolasi):
I lrrtrrk itu dihitung nilai berikut:

!z:o.otoo6 ) L= 3 :53.13m Hb- 3,-ll


L 0.05646 =
gT2 1ox1o2==o,oo38
c=L:53'13=5.3r*rd menggunakan Gambar 2' 1 3' diperoleh:
Tt0 I ll r r
1,,rtn

Koefisien pendangkalan (shoaling) dapat diperoleh dari Lampiran ,u


= o,n,
A-1, dan hasilnya adalah: IIt
K" =l'2368 '['Irrngga kedalaman gelombang pecah adalah:
Koefisien refraksi dihitung dengan cara berikut ini. ,lt =0,95x3,71=3,64m
sudut da-
sin ar = r, : 45o = 0,24084 Ilitungan tinggi dan kedalarnan gelombang pecah serta
.. [*)'in ffi,in tirrfi gclombang (f1r, dt, dan a5 ) di atas berdasarkan
pertiraan awal bah-
nn' Idasil hitungan me-
dt =13'940 rv;r gclombang pecah terjadi pada kedalaman 3'0
hituagan terse-
bailwa da:3,64 m' Jika dianggap bahwa hasil
Koefisien refraksi: ',,,,'i,,kkan qd6=3,0 m *dtr=3,64m)' rnaka hi-
l,rrt strclah mendekati perkiraan awal
m; H6:3'7X w: dan
tunlliur dapat dihentikan, dan hasitrnya adalah d5:3'52
Kr= = @=o^8536 ,,,, 13,94i . Namun apabila dikehendaki hitungan yang lebih teliti' dapat
I cos 13,940 anggapan bahwa ke-
rlrlirkukan hitungan untuk iterasi berikutnya dengan
P E RENCANAAN BAN GU NAN P ANTA I II, GELOMBANG 69

rman gelombang pecah terjadi pada d6:3,52 m' Prosedur hitungan


di- Dengan menggunakan Garnbar 2.12. untuk nilai .F/s / gT2 --0,0026
rkan dengan cara yarrg sama dengan iterasi sebelumnya, seperti dibe-
rlrrn kemiringan pantai m:0,05 diperoleh:
n berikut ini.

asi II 'lHo =r,0,


alnya gelombang pecah terjadi pada kedalamand6:3,64 m' Sehingga diperoleh tinggi gelombang pecah:
du Hb=1,45x2,57 =3,73m
=3,64 =0-023
Lo 156
Setelah tinggi gelombang pecah diperoleh, selanjutnya dihitung
npiran A-1 untuk nilai dv/Lo:0,023 didapatnllai dt/L (interpolasi): kt:rlalaman gelombang pecah ds dengan menggunakanGambat 2.13-

L =0,062 ) L=3,52 -56.8m


!+= 3,73-=o,oo37
0,062 gT2 lox1o2
L *l d I)cngan menggunakan Gambar 3.23. diperoleh:
c= =56'8 =5.68
710
A-1' dan
!t- = o.rt
gfisien pendangkalan (shoaling) diperoleh dari Lampiran Hb
ilnya:
liehingga diperoleh kedalaman gelombang pecah:
(s = l'189 dt=0,95x3,73=3,54m
efisien refraksi dihitung dengan cara berikut ini' II
hampir sama dengan iterasi I,
Hasil hitungan pada iterasi
i i9 rclringga hitungan dapat dihentikan dan hasilnya adalah hasil hitungan
sin a, = [9)16 r." = 15'6 ,io 45 , = 0,2575 pnrla iterasi ke II.
lc' )-'-'-
Tinggi gelombang pecah : Ha:3,73 m;
ar =14'90
Kedalaman gelombang pecah : d6:3,54 m;
efisien refraksi:
Sudut datang gelombang pecah 1au =14,90 .

= 0,8554
"'=rm= 1.10. Arus di Dekat Pantai
'lelombang laut dalam ekivalen dihitung dengan Persamaan
tggl Terjadinya arus di dekat pantai karena pengaruh gelombang ditun-
t7):
lrrkkan oleh Gambar 2.20. Gambar 2.20.a. menunjukkan gelombang da-
H|= K, HO :0,8554x3 = 2,57 m tlrrg membentuk sudut gelombang pecah nol (cr5 = 0o) dengan kata lain
gnris puncak gelombang sejajar dengan garis pantai. Karena pengaruh re-
nggi gelombang pecah dihitung menggunakanGambat 2'12' lirrksi (lihat Gambar 2.4.), di titik I akan terjadi penguncupan garis or-
tlrrrgonal gelombang (konvergen), sementara di titik 2 teiadi penyebaran
H'o= 2,57:=o,oo26
= gnris orthogonal gelombang (divergen). Akibatnya, tinggi gelornbang di
gTz loxlo2
Ii (;I,J,OMBANG tl
P E RENCANAAN B AN G UNAN PANTA I
A. Sirkulasi Sel (cto*0")
titik I lebih tinggi daripada di titik 2. Tinggi muka air di titik I juga lebih
-,).lI "''S?)
tinggi daripada di 6rik2. Dengan demikian akan terjadi arus yang berge-
uuliduri lokasi dengan muka air lebih tinggi ke yang lebih rendah. Arus eA*e^,ifr(.-- ft/6f ''o
"t*""'

akan bergerak dari titik I menuju titik 2. Di titik 2 terjadi pertemuan


yang ber:gerak dari titik 1 di sebetah kiri dan kanannya. Sesuai
arus
dengan
,#"{i, i> <-{- *_>j \*-o-_ --*
il.,kum kontinuitas, maka massa air yang menuju ke tempat tersebut
(titik -> ->
dikenal
2) dibelokkan kembali ke arah laut yang membenflrk arus yang
dengan rip current. Rip cun'ent bisa mempunyai kecepatan besar
yang l1^l !
dapit menghanyutkan benda ke arah laut. Daerah ini berbahaya bagi B. Sirkulasi Urn2um (cto kecil)
orang yang berenang di lokasi tersebut. v\ /J)-1
Apabila sudut gelombang pecah kecil, kejadiannya seperti ditun-
it'il
\dZ) i\';i
t'li-
jukkan dalam Gambai 2.20.6, di *urru terjadi rip current denga, bentuk
L"ny"rorrg. Apabila gelombang pecah dengan membentuk sudut terha-
r')'-----/l'.F'I'
/{l
dapgarispantaiyangcukupbesar(cr6>5"),makaakanterbentukarusse-
panjang pantai seperti ditunjukkan dalam Gambar 2'20'c'
-
*J1l *--- n*--l{ +-€ +'

Distribusi kecepatan arus sepanjang pantai mempunyai bentuk se- ..,nt.ntrt bu"'lr)
adalah c. cetlmuang a;{ang 1..o
perti ditunjukkan dalam Gambar 2.20.c. Di garis pantai kecepatan ",ou2t
jarak dari garis pantai, mencapai mak-
nol, kemudian bertambah dengan
dengan cepat di
simum di sekitar titik tengah surf zone dan berkurang
luar daerah gelombang pecah. Kecepatan arus sepanjang pantai dapat

dihitung dengan persamaan berikut :


I 2 t2.23)
V = l,L1 (gH t)l sin a6 cos a 6 I

Gambar 2.20. Arus di dekat Pantai


dengan: I

V kecepatan arus sePanjang Pantai r I l. Transpor Sedimen Pantai i

5o percepatan gravitasi
Transpor sedimen pantai adalah gerak sedimen di daerah pantai lr

Ha tinggi gelombang Pecah I

i,,,,g diseba'bkan oleh uror yo.rg ditimbulkan oleh gelombang.


Daeratrr il

Aa sudut datang gelombang Pecah dari garis pantai sarnpei tepat di


r,,,ilspor sedirnen pantai ini terbentang
Arus sejajar pantai yang diberikan oleh Persamaan (2'23) dapat t,,.,, rlaerah gelomtang pecah. Transpor sedimen pantai dapat diherlakan
mengangkut seiimen yung t"luh digerakkan (dierosi) oleh
gelombang, shore
,,r,'rrjrtcli transpor *.nrr.j, dan meninggalkan pantai {onshore-off
tersebut
dan terus terbawa t.punlu"g pantai' Sedimen yang terangkut dan transpor sepanjang pantai (longshore transport)' Transpor
r, ,,ttr.s1tort)
dikenal dengan transpor sedimen sepanjang pantai' ,',.',,,,1u dan ,nettinggalkan pantai mempunyai arah ruta-rata tegak lurus
r,.rrs pantai, sedang transpor sepanjang pantai
mempunyai arah rata-rata
:,,;,,1ui pantai. Gerak partikel sedimen mempunyai dua komponen yaitu
,,,,',,,,1r-*"ringgalkan pantai dan sepanjang pantai' Di daerah lepas

t
l"
II GELOWANG
72 PER.ENCANAAN BANGUNAN PANTAI

( lontoh 7
pantai biasanya hanya terjadi transpor menuju dan meninggalkan pantai,
sedang di daerah dekat pantai terjadi keduajenis transpor sedimen. Gelombang dari laut dalam bergerak menuju pantai dengan mem-
bcntuk sudut terhadap garis pantai. Tinggi, kedalaman dan sudut datang
Transpor sedimen sepanjang pantai dapat dihitung dengan meng-
gunakan rumus empiris, yang dikembangkan berdasar data pengukuran llclornbang pecah adalah H5:l m, d6:l m, dan cr6 : 15". Hitung transpor
rnodel dan prototip pada pantai berpasir; dan merupakan hubungan rcdimen sepanjang pantai. Rapat massa air laut dan pasir adalah 1025
antara transpor sedimen dan komponen fluks energi gelombang ,lrrn 2650 kglm3. Percepatan gravitasi g=9,8I mli.

sepanjang pantai dalam bentuk (US Army, 2A02):


l'cnyelesaian
Q" (2.24)
Transpor sedimen sepanjang dihitung dengan Persamaan
@, - Ds0-r) (.t 24) dan (2.25).

/lD =fful c6sir,,6cosa6 {2.2s)


A =fffU2.p3t * t sir,(15") xcos(15') = 100,3 kgm / d

di mana: 0,39
(*ttA Qr= (2650 x 100,3 = 4,077 *10-5 m3 / d
Q' angkutan sedimen sepanjang pantai - 1025) x 9,81 x (l - 0,4)
P1 komponen fluks energi gelombang sepanjang pantai pada saat
pecah (kg m/d) =4,077 xl0-5 x 24x3600=3,523m3 /hari
p rapat massa air laut (kglm3)
=3,523x365 =1285,87 m3 I tahun
k rapat massa pasir (kglm3)
Ha tinggi gelombang pecah (m)
Cv cepat rambat gelombang pecah (m/4: ,[sdb 2-l2.Gayt Gelombang Pada Dinding Vertikal
% sudut datang gelombang pecah Tekanan yang disebabkan oleh gelombang merupakan gabungan
K konstanta ,l;rri tekanan hidrostatis dan tekanan dinamis yang ditimbulkan oleh ge-
n porositas (n=0,4) Lunbang, dan diberikan oleh bentuk berikut ini.
CERC (1984) memberikan nilai K:0,39 di mana dalam Persamaan (2.25)
digunakan tinggi gelombang signifi kan.
p=- N. (#) rffi"cos(kx - or) (2.26)

Persamaan (2.24) memberikan transpor sedimen total. Distribusi


Suku pertama pada ruas kanan dari Fersamaan (2.25) adalah teka-
transpor sedimen pada lebar surf zone, di mana transpor sedimen terjadi, rr:rrr hidrostatis, sedang suku kedua adalah tekanan dinamis yang disebab-
tidak dapat diketahui. Selairr itu rumus CERC tidak mernperhitungkan k;rrr gelombang. Gambar (2.21) menunjukkan bentuk tekanan yang di-
sifat-sifat sedimen dasar. Rulnus tersebut diturunkan untuk pantai yang trrrrhulkan oleh gelombang.
terdiri dari pasir agak seragam dengan diarneter rerata bervariasi dari
AJ75 mm sampai I mm. Oleh karena itu rutnus tersebut hanya bisa digu- Goda (1985) memberikan rumus untuk menghitung tekanan ge-
nakan untuk pantai lain yang memiliki sedimen dengan sifat serupa.
l,rrrbang pada dinding vertikal. Rumus ini dapat digunakan untuk ber-
1,,r1;iri kondisi gelombang. Gambar 2.22. adalah distribusi tekanan gelom-
l,;rrrg yang diberikan oleh rumus Goda, yang berbentuk trapesium.
74 PERENCANAAN BANGWAN PANTAI II (;IiI,OMBANG

ry elevasi maksimum dari distribusi tekanan gelombang terhadap


muka air
l)r tekanan maksimum yang terjadi pada elevasi muka air rencana
l)t tekanan yang terjadi pada tanah dasar
7r1 : tekanan yang terjadi pada dasar dinding vertikal
7r,, : tekanan ke atas pada dasar dinding vertical
'l'r:kanan gelombang pada
permukaan dinding vertikal diberikan oleh ru-
nlus-rumus berikut ini.
1

n = ,(t + cos p)(a1 * d2 cos2 F)yoH Q.zB)


^u*
h=___!L_
tL
cosh(2td/L)
- (2.2g)

Gambar 2.21. Distribusi tekanan gelombang P3 - a3Pt (2.30)

rlengan:
I
+ Pli
, I
-r' a, =0.6* ![ q'd tt 12 (2.31)
,)ta I
2lsingrd /L))

.,=*,^{w(+)',*} (2.32)

t
o,
' =t-L[t-
dl cosh(ztdtl))
J (2.33)

rlr rnana:
trrrrr {a,6}: nilai yang lebih kecil antara a dan b
r| Pz l.- c/6* : kedalaman air di lokasi yang berjarak 5,I1. ke arah laut dari pe-
Jp.L- mecah gelombang

Gambar 2.22.Tekanan gelombang pada bangunan sisi tegak (Goda, 1985) P : sudut antara arah gelombang datang dan garis tegak lurus pe-
mecah gelombang yang biasanya diambil 15o.
Beberapa notasi dalam Gambar 2.22 adalah:
1.1 , 1,,1 adalah parameter K dalam tabel Lampiran A- I .
d: kedalaman air di depan pemecah gelombang --1-
cosh(2rd / L)
h kedalaman di atas lapis pelindung dari fondasi tumpukan batu
Elevasi maksimum di mana tekanan gelombang bekerja diberikan
d jarak dari elevasi muka air rencana ke dasar tampang sisi tegak'
jarak antara elevasi muka air rencana dan puncak bangunan' olclr rumus berikut:
d"
76 P E RE NCANAAN B ANG W AN PANTAI II (;ELOMBANG
77

q* =0,75(l+ cosp)Il.u* (2.34) Gaya angkat dan momennya terhadap ujung belakang kaki ba-
n,.1unan adalah:
Di dalam rumus Goda tersebut digunakan tinggi gelombang ren-
cana yang nilainya adalah Ho,*: 1,8,F/. dan periode gelombang maksi- I
u =: p"B (2.38)
mum adalah sama dengan periode gelombang signifikan. 2

Tekanan apung dihitung berdasarkan berat air laut yang dipin-


M,, =?UB t2.3e)
dahkan oleh pemecah gelombang. Sedang tekanan ke atas yang bekerja J
pada dasar pemecah gelombang mempunyai bentuk (distribusi) segitiga,
I )r'rrgarr B adalah lebar dasar bangunan vertikal.
dengan tekananpu pada kaki depan bangunan dan nol pada kaki belakang
bangunan. Tekanan ke atas dihitung dengan rumus berikut: ('orrtoh 8

n, = + cosB)ap3ToH (2.3s) I-Iitung tekanan gelombang, tekanan ke atas dan momen yang di_
)0 ^u, Irrrlrulkan oleh gelombang yang menghantam bangunan dengan dinding
Dari tekanan gelombang yang telah dihitung dengan rumus-rumus vrrtikal seperti terlihat dalam gambar. Karakteristik gelombang adalai
di atas, selanjutnya dapat dihitung Eaya gelombang dan momen yang di I I it 3 m, f. : 10 detik, :
B 1 5". Kemiringan dasar laut m:lll00.
timbulkan oleh gelombang terhadap kaki bangunan dengan mengguna-
kan rumus berikut ini (Gambar 2.23). Pr.n.yclesaian

I Kcdalaman air dan tinggi bangunan


d:8 m d':6m
h:5 m d":3 m

Gaya Tekanan Gaya Angkat

Gambar 2.23.Gaya gelombang, gaya angkat dan momen

o* =
*@,
+ s)d'+)@t + pqldi (2.36)

* rr1a'2 di * )di2 (2.37)


.,, * lfrr,
= + + p a)d' + zp
)@1 !fr,
dengan:

lpro-d"try*\ :rl* > d"


ra=[o :q* 3 d"
Gambar 2.24.Bangonan sisi tegak pada contoh g
di =^inlrt*, a")
PE RENCANAAN BANGWAN PANTAI
II (;IiI,OMBANG
79
2. Panjang dan tinggi gelombang
(.
Ls:1,56 f :156 m o, =*in)du- - h( H^u*\' 2d I
H'o 3 l.roo, ( r ),n*^*[
=
Lo 156 =o.ol92 a2 = min{0,15 027;2,9$} ) a2 = o,l5o27
d 8
dr=r-!-{r- I I=,-g1, I
Lo- 156 =0.0513 - - 7i' -
'4 J r
*rh(r,rd / L)
='
I
- -,1 A1, s$I
I
= 0,88264

H =3m 'l'ckanan
gelombang dihitung dengan Rumus (2.2g), (2.29),
dan (2.30).
dm : d + 5mH y= 8 + 5, 3 * -J-= 3,15 r, I
p)(q * a2 cos2 fi)yoH*u*
h = r0 + cos

H^u* =1,8H :1,8x3:5,4 m I


=;(I + cos 15")(0,9159 + 0,15027 cor2 l5o;1,03 * 5,4
3. Tekanan gelombang
Dengan menggunakan tabel pada Lampiran A-1, untuk = 4,41977t / m2
nilai d/Zs=
0,0513; akan diperoleh beberapa nilai berikut ini.
p. - Pt 5.77397
= 4'8105 t / m2
! =0.09551
cosh(2rd / Ll= ffi
L p3 = d3A =0,88264x5,71397 =5,0963 t / m2
4d :L2oo2 Mcnghifung tekanan ke atas:
L
I
sinh(4rdlL)=1,51 Pu = + cos B)ag3)roHmu*
r{l
cosh(2/d /L) = 1,1855 pu
1
= cosl5")0,91 59 x 0,99264x1,03 x 5,4 4,41977
7Q+ = t / m2
Dari beberapa nilai yang diperoleh tersebut dihitung koefisien tekanan
( irrya gelombang dan rnolnen
gelombang.
rt* =A,75(l + cosB)11*u,
. dr = o,u * !{- !4J !-l' = * 1[r,zooz'1 0't5e
2lsinhgrd L)) -'" z[ r,sr =
o.u
: 0,75{1+ cosl5o)5,4 =1,962
/ J

db* - h( H,,ax)2 _ s,s -s ( y\' al =min|,gaz, zj -> al =t


3dt* ( z.l -3"8Js[sJ-"' =0.15027
4* > d" -+ p4 = ptQ - d, / ry\ =5,17397(t-=i-l
2d =3.59g4
--:-- 2x8 7,962
= 2,963
H^ * 5,4
PERENCANAAN BANGWAN PANTAI

Gaya gelornbang:

r =Lr{rt + p;a'+}@r + pq)di BAB III


E
=L6,'tlz9l+ 5,0963)6 *l$,nzn + 3,5984)3 =46,6694t

,, =I(ro, + prla'2 +)(p1+ pa)d'di * luto, + zpa)cliz


=
lr, " 5,7 7
3s7 + 5,0e63)62 *
l{t," "'
+ 3,5984)6 x 3 ELEVASI MUKA AIR
* lr, + 2 x 3,5984)32 = 203,6729 tm
RENCANA
16,r',
Gaya angkat dan momennYa:

U =f,nrB =)'x4,41977 x7 =15,4692t

uu --lur=2x13,2593x'l =61,8767 tm
l.l. l'cndahuluan
F.levasi muka air merupakan parameter sangat penting di dalam
prr('ncanaan bangunan pantai. Muka air laut berfluktuasi dengan periode
y,rrrpi lobih besar dari periode gelombang. Seperti telah dijelaskan dalam
llirlr Il, bahwa gelombang terjadi pada permukaan laut referensi yaitu
rrruLir air diam (still water level, SWL). Muka air diam tersebut adalah
,,k'virsi muka air yang akan dibahas dalam bab ini.
Bcberapa proses alam yang terjadi dalam waktu yang bersamaan
rrrrrrbcntuk variasi muka air laut dengan periode panjang. Proses alam
lr,rrrclrut meliputi pasang surut, tsunami, gelombang badai (storm surge),
Irrrrrikan muka air karena gelombang (wave set-up), kenaikan muka air
Lnrcna perubahan suhu global. Di antara beberapa proses tersebut fluk-
Iurrlr rnuka air karena badai dan tsunami (gempa) tidak dapat ditentukan
trhgrrctliksi) kapan terjadinya. Sedangkan pasang surut mudah diprediksi
rl,rrr t[ukur baik besar maupun waktu terjadinya.

Irluktuasi muka air laut karena tsunami, pasang surut dan gelom-
l,lu;i badai adalah periodik dengan periode berbeda, mulai dari beberapa
8l

Anda mungkin juga menyukai