Assalamualaikum wr. wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat
rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “sejarah
kodifikasi hadist” dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pada semester 2 dari
Ibu Ruri Kusherawati pada mata kuliah studi hadist. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang penjelasan mengenai sejarah kodifikasi hadist.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hadis merupakan sumber ke dua umat islam setelah Al-Qur'an,
yang memiliki peran sangat penting dalam ketetapan hukum Islam. Hadis
merupakan segala sesuatu yang bersumber atau disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW. baik berupa perkataan, dan perbuatan beliau dalam
kehidupan sehari-hari.
Munculnya hadis-hadis palsu merupakan alasan utama untuk
mengadakan kodifikasi hadis. Selain itu, para ulama hadis telah tersebar ke
berbagai negeri. dikawatirkan hadis akan menghilang bersama wafatnya
mereka, sementara generasi penerus diperkirakan tidak menaruh perhatian
memelihara hadis, dan banyak berita - berita yang diada adakan oleh kaum
penyebar bid'ah. Oleh karenanya, kodifikasi hadis sangat penting dan
harus dilakukan oleh para ulama. waktu itu.
Di dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan sejarah kodifikasi
hadis. Mulai dari pengertian, penyebab, penulisan, pengumpulan dan lain
sebagainya. Selain untuk memaparkan kodifikasi hadis, makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas kelompok dalam study al-Hadis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kodifikasi hadis?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya kodifikasi hadis?
3. Bagaimana proses kodifikasi hadis?
4. Apa saja faktor-faktor terjadinya kodifikasi Hadist?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti kodifikasi hadis
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kodifikasi hadis
3. Untuk mengetahui proses kodifikasi hadis
4. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kodifikasi Hadist
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kodifikasi Hadist
Yang dimaksud kodifikasi (tadwin)1 adalah mengumpulkan,
Menghimpun atau membukukan, yakni mengumpulkan dan
Menertibkannya. Adapun yang dimaksud dengan kodifikasi hadis adalah
Menghimpun catatan-catatan hadis Nabi dalam mushaf. Antara kodifikasi
(tadwin) hadis dan Jam’ul Qur’an memiliki perbedaan.
Sebagaimana Dikatakan M. Quraisy Syihab2 pencatatan dan
penghimpunan (tadwin) Hadis Nabi tidak sama dengan pencatatan dan
penghimpunan al-Qur’an (Jam’ul Qur’an).3 Dalam tadwin hadis, tidak
dibentuk tim, sedangkan Dalam Jam’ul Qur’an dibentuk tim.4 Kegiatan
penghimpunan hadis Dilakukan secara mandiri oleh masing-masing ulama
ahli hadis.
Sekiranya penghimpunan hadis itu harus dilakukan oleh sebuah
tim, niscaya tim itu Akan menjumpai banyak kesulitan, karena jumlah
periwayat hadis sangat Banyak dan tempat tinggal mereka tersebar di
berbagai daerah Islam Yang cukup berjauhan. Di samping itu, hadis Nabi
tidak hanya termuat dalam satu kitab Saja. Kitab yang memuat hadis Nabi
cukup banyak ragamnya, baik dilihat Dari segi nama penghimpunnya, cara
penghimpunannya, masalah yang Dikemukakannya, maupun bobot
kualitasnya. Sedangkan kitab yang Menghimpun seluruh ayat Al-Qur’an
yang dikenal dengan mushaf Al-Qur’an hanya satu macam saja.
Dengan demikian, penghimpunan hadis Nabi berbeda dengan
penghimpunan al-Qur’an.5Masa kodifikasi (tadwin) hadis terbagi dua,
yaitu kodifikasi hadis Yang bersifat pribadi (tadwin al-syakhshiy) dan
kodifikasi hadis secara Resmi (tadwin al-rasmiy). Kodifikasi yang bersifat
pribadi belum menjadi Kebijaksanaan pemerintah secara resmi sudah
dimulai sejak masa Rasul. Sementara kodifikasi hadis secara resmi
menjadi kebijaksanaan Pemerintah secara resmi baru dimulai pada masa
Umar ibn Abdul Aziz.6
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA