Anda di halaman 1dari 14

PERILAKU ADAPTIF PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL

SEDANG

ADAPTIVE BEHAVIORAL ABILITY IN CHILDREN WITH MODERATE


MENTAL RETARDATION

Sandy Kurniajati, Maria Anita Yusiana, Putri Andriana


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjend Panjaitan 3B Kediri (0354) 683470
(keziaputri05@gmail.com)

ABSTRAK

Retardasi Mental memiliki kendala dalam perilaku adaptif sosial. Perilaku


Adaptif Sosial tersebut meliputi: gangguan komunikasi verbal, gangguan bermain,
isolasi social dan kerusakan interaksi sosial (Muttaqin, 2011). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mempelajari Gambaran Kemampuan Perilaku Adaptif
pada Anak dengan Retardasi Mental Sedang di Sekolah Luar Biasa Putera Asih
Kota Kediri. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi
penelitian adalah semua anak dengan retardasi mental sedang di SLB Putera Asih
Kota Kediri. Dengan besar sample sejumlah 30 responden. Sampling yang
digunakan adalah quota sampling. Variabel penelitian ini adalah kemampuan
perilaku adaptif. Instrumen penelitian dengan observasi selama 1 minggu.
Pengolahan data menggunakan distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui lebih dari 50% responden memiliki kemampuan perilaku adaptif
yang kurang pada indicator kemandirian (53,3%), kurang pada indicator tanggung
jawab pribadi (63,3%), dan kurang pada indicator tanggung jawab social (53,3%).
Disimpulkan anak retardasi mental memiliki kemampuan perilaku adaptif yang
kurang pada indikator keberfungsian kemandirian, indikator tanggung jawab
pribadi dan indikator tanggung jawab sosial.

Kata kunci: Retardasi Mental Sedang , Perilaku Adaptif, SLB

ABSTRACT

Mental retardation has constraints in social adaptive behavior. Such


Social Adaptive Behavior includes: verbal communication disorder, play
disorder, social isolation and social interaction damage (Muttaqin, 2011). The
purpose of this study was to study the adaptive behavioral ability in children with
moderate mental retardation at Extraordinary School of Putera Asih Kediri. This
research design using descriptive method. The study population was all children
with moderate mental retardation at Extraordinary School of Putera Asih Kediri.
Total sample were 30 respondents. Sampling used was quota sampling. The
variable of this research was the ability of adaptive behavior. Research
instrument with observation for 1 week. Data processing used frequency

1
distribution. Based on the results of the research could be seen that more than
50% of respondents had less adaptive behavior on independent indicator (53.3%),
less on personal responsibility indicator (63.3%), and less on social responsibility
indicator (53.3 %). It was concluded that mental retardation children had less
adaptive behavioral ability on independent function indicator, personal
responsibility indicator and social responsibility indicator.

Keywords: Moderat Mental Retardation, Adaptive Behavior, Extraordinary


School

Pendahuluan Negara yang sedang berkembang dan


Retardasi Mental merupakan merupakan dilema atau penyebab
masalah dunia, dengan implikasi yang kecemasan keluarga, masyarakat dan
besar, terutama bagi Negara Negara. Diperkirakan anak retardasi
berkembang. Retardasi mental juga mental sedang di Negara yang sedang
merupakan dilema dan merupakan berkembang sekitar 0,3 % dari seluruh
sumber kecemasan bagi keluarga dan populasi dan hampir 3% mempunyai
masyarakat. (Soetjiningsih, 2014). IQ di bawah 70. Anak retardasi mental
Retardasi mental menerangkan keadaan sebagai sumber daya tentunya mereka
fungsi intelektual umum bertaraf tidak bisa dimanfaatkan karena 0,1%
subnormal yang dimulai dalam masa dari kelompok anak ini memerlukan
perkembangan individu dan yang perawatan, bimbingan, serta
berhubungan dengan terbatasnya pengawasan sepanjang hidupnya
kemampuan belajar maupun (Swaiman KF, 1989 dalam
penyesuaian diri proses pendewasaan Soetjiningsih, 2012). Data penelitian
individu tersebut atau kedua-duanya pada tanggal 16 Desember 2017
(Nelson 2000, dalam Muttaqin, 2012). berdasarkan penilaian sikap pada rapor
Retardasi Mental memiliki kendala semester 1 tahun akademik 2016/2017
dalam perilaku adaptif sosial. Perilaku dari 10 responden di dapatkan bahwa
Adaptif Sosial tersebut meliputi: terdapat 4 responden (40%) yang
gangguan komunikasi verbal, gangguan memiliki nilai kurang pada sikap,
bermain, isolasi sosial dan kerusakan dengan penjabaran 20% kurang berani
interaksi sosial (Muttaqin, 2011). bergaul dan 40% bermain ditemani
Perilaku adaptif adalah kemampuan orang tua.
sosial anak retardasi mental untuk Menurut Sebactian SC, 2002
mandiri, menyesuaikan diri, dan dalam Soetjiningsih (2014), anak
mempunyai tanggung jawab sosial retardasi mental adalah anak yang
yang sesuai dengan kelompok umur memiliki keterlambatan perkembangan
dan budayanya (Soetjiningsih, 2014). yang dimulai pada masa anak, yang
Berdasarkan hasil pra penelitian di ditandai oleh intelegensi/kemampuan
SLB Putera Asih Kota Kediri dengan kognitif di bawah normal dan terdapat
cara observasi didapatkan bahwa anak kendala pada perilaku adaptif. Anak
kurang berani bergaul dengan retardasi mental disebabkan oleh faktor
temannya dan bermain masih ditemani genetik, faktor prenatal, faktor perinatal
oleh orang tua. dan faktor pascanatal, faktor-faktor
Angka kejadian pada retardasi tersebut mengakibatkan kerusakan
mental ini cukup banyak terutama di pada fungsi otak yang meliputi

2
hemisfer kanan (misalnya bermusuhan (hostility) (Schloss, P.J,
keterlambatan perkembangan motorik 1984 dalam Delphie, 2009).
kasar dan halus), hemisfer kiri Asuhan keperawatan anak
(misalnya keterlambatan retardasi mental yang mengalami
perkembangan bahasa, sosial, dan gangguan interaksi sosial terdapat
kognisi), pada akhirnya terjadi intervensi keperawatan yang dapat
penurunan fungsi intelektual (Muttaqin, dilakukan yaitu, meningkatkan
2011). Penurunan fungsi intelektual pengetahuan anak retardasi mental
dapat dilihat dari kemampuan mengenai pentingnya bersosialisasi
fungsional anak terutama kemampuan dengan orang lain, menciptakan
anak dalam belajar dan beradaptasi. lingkungan yang aman untuk
Kemampuan anak dalam belajar dan berinteraksi, membina hubungan saling
beradaptasi tersebut dapat dinilai percaya: sikap terbuka dan empati,
apakah anak mandiri atau mendorong anak retardasi mental untuk
membutuhkan orang lain. Anak melakukan sosialisasi dengan orang
retardasi mental tidak mampu belajar lain (Nihayati, 2015). Intervensi
dan beradaptasi karena intelegensi tersebut dapat dilakukan penilaian
rendah, biasanya IQ di bawah 70. Anak pengukuran perilaku adaptif anak
dengan retardasi mental akan retardasi mental dengan menggunakan
mengalami gangguan perilaku adaptif, indikator kemampuan perilaku adaptif
yaitu dimana anak mengalami kesulitan yaitu Independent functioning,
menyesuaikan diri dengan masyarakat personal responsibility dan social
sekitarnya, tingkah laku kekanak- responsibility. Berdasarkan uraian
kanakan tidak sesuai dengan umurnya diatas maka tujuan penelitian untuk
(Muttaqin, 2011). Anak retardasi menggambarkan Kemampuan Perilaku
mental yang mempunyai perilaku Adaptif pada Anak Dengan Retardasi
salah, intervensi perkembangan sosial Mental Sedang di Sekolah Luar Biasa
sangat berguna dan penting untuk Putera Asih Kota Kediri.
dilakukan selama proses pembelajaran
di sekolah. Perilaku salah yang dialami Metode Penelitian
anak retardasi mental dapat
menyulitkan selama proses Desain dalam penelitian
pembelajaran anak retardasi mental menggunakan Deskriptif. Populasi
berkaitan dengan sifat agresif secara pada penelitian ini adalah semua anak
verbal atau fisik (physical and verbal retardasi mental sedang di Sekolah
aggressive), perilaku yang suka Luar Biasa Putera Asih Kota Kediri.
menyakiti diri sendiri (self abusive Berdasarkan subyek dalam penelitian
behavior), perilaku suka menyendiri adalah 30 anak retardasi mental sedang
dan menjauhi keramaian (withdrawal di Sekolah Luar Biasa Putera Asih
behavior) disertai pengucapakan kata Kota Kediri. Teknik sampling yang
atau kalimat yang tidak masuk akal digunakan adalah Quota Sampling.
atau tidak dimengerti maknanya Pada penelitian ini variable
(irrational verbalization), perilaku penelitiannya adalah Kemampuan
yang depresif (depressive like Perilaku Adaptif. Variable tersebut
behavior), rasa takut yang tidak jelas dilakukan pengumpulan data
sebab akibatnya (anxiety), selalu menggunakan kuesioner dan dilakukan
ketakutan (fear) dan sikap yang suka analisa deskriptif.

3
Hasil Penelitian
Tabel 1 Kemampuan Perilaku Adaptif pada Anak Retardasi Mental Sedang
di Sekolah Luar Biasa Putera Asih Kota Kediri pada Tanggal 9
April 2018 – 4 Mei 2018 (n=30)

Hasil
No Kemampuan Perilaku Adaptif F %
1 Baik 18 60,0

2 Cukup 7 23,3

3 Kurang 5 16,7

Berdasarkan tabel 1 Di jelaskan Kediri menunjukkan bahwa sebanyak


bahwa kemampuan perilaku adaptif 60 % kurang, 23,3 % cukup dan 16,7%
pada Anak Retardasi Mental Sedang di baik.
Sekolah Luar Biasa Putera Asih Kota

Tabel 2 Indikator Kemampuan Perilaku Adaptif pada Anak Retardasi


Mental Sedang di Sekolah Luar Biasa Putera Asih Kota Kediri
pada Tanggal 9 April 2018 – 4 Mei 2018 (n=30)

Kategori
No Kemampuan Baik Cukup Kurang Total
Perilaku
Adaptif f % f % F % F %

1 Kemandirian 5 16,7 9 30,0 16 53,3 30 100

2 Tanggung jawab 5 16,7 6 20,0 19 63,3 30 100


pribadi

3 Tanggung jawab 7 23,3 7 23,3 16 53,3 30 100


sosial

Berdasarkan tabel 2 Di jelaskan kemampuan perilaku adaptif pada


bahwa kemampuan perilaku adaptif indikator Kemandirian (53,3 %)
pada Anak Retardasi Mental Sedang di kurang, pada indikator tanggung jawab
Sekolah Luar Biasa Putera Asih Kota pribadi (63,3%) kurang, pada indikator
Kediri menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial (53,3%) kurang.

4
Pembahasan menyulitkan selama proses
pembelajaran anak retardasi mental
Berdasarkan hasil penelitian berkaitan dengan sifat agresif secara
tentang Gambaran kemampuan verbal atau fisik, perilaku yang suka
perilaku adaptif pada anak dengan menyendiri dan menjahui keramaian,
retardasi mental sedang di Sekolah disertai pengucapan atau kalimat yang
Luar Biasa Putera Asih Kota Kediri, tidak masuk akal, rasa takut yang tidak
dari 30 responden didapatkan lebih dari masuk akal, sikap suka bermusuhan
50% memiliki perilaku adaptif yang (Schloss, 1984 dalam Delhie, 2009).
kurang sebanyak 16 responden pada Anak retardasi mental sedang
indikator kemandirian (53,3%), memiliki keterbatasan dalam
sebanyak 19 responden kurang pada berperilaku selama ada di sekolah, hal
indikator tanggung jawab pribadi (63,3 ini ditunjukkan pada anak retardasi
%) dan sebanyak 16 responden kurang mental yang bersifat hiperaktif dan
pada indikator tanggung jawab sosial agresif pada saat mengikuti kegiatan
(53,3 %). Pada anak retardasi mental belajar mengajar, selain itu anak
didapatkan kemampuan perilaku retardasi mental juga suka menyendiri
adaptif yang kurang sebanyak lebih seperti bersembunyi di kolong meja
dari 50% yaitu sejumlah 60%. dan tidak dapat mengikuti kegiatan
Retardasi mental adalah fungsi belajar mengajar dengan baik. Anak
intelektual umum dibawah normal retardasi mental di SLB Putera Asih
yaitu 70 dan memiliki kendala dalam Kota Kediri tidak dapat mengikuti
perilaku adaptif serta gejala yang pembelajaran dengan baik dan sampai
timbul dalam masa perkembangan jam pelajaran berakhir. Anak retardasi
(Mutaqin, 2012). Perilaku adapatif mental sedang juga tidak dapat
merupakan bentuk kemampuan berkomunikasi dengan baik karena
seseorang berkaitan dengan pengucapan kata-kata dan kalimatnya
keberfungsian kemandirian pribadi, yang tidak lazim dan tidak dapat
tanggung jawab pribadi dan tanggung dimengerti maknanya. Karena
jawab sosial (Leland, 1978 dalam kemampuannya yang terbatas dalam
Delphie, 2009). perilaku dan berkomunikasi, hal ini
Pada anak retardasi mental menyebabkan anak retardasi mental
sedang di SLB Putera Asih Kota bertengkar dengan teman sebayanya
Kediri, memiliki kemampuan dalam atau bersikap emosional dengan
perilaku adaptif yang kurang. Hal ini temannya. Kelainan perilaku tertentu
ditunjukkan dari gejala yang muncul atau perilaku yang salah merupakan hal
pada anak retardasi mental antara lain yang menyulitkan dalam kegiatan
anak tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran anak retardasi mental
belajar mengajar sampai selesai. sedang. Bagi anak retardasi mental
Kemampuan perilaku adaptif yang sedang yang mempunyai perilaku
kurang ditunjukkan pada perilakunya kurang atau salah, intervensi yang tepat
selama di sekolah yaitu bersikap emosi adalah perkembangan sosial, hal ini
dan meluapkannya dengan memukuli sangat berguna dan penting untuk
dirinya sendiri, teman dan memukuli dilakukan selama proses pembelajaran
gurunya, menggigit gigit bajunya di sekolah. Hal hal yang dapat
hingga sobek dan memukuli bangku. dilakukan antara lain dengan mengajari
Perilaku salah yang dialami anak berkenalan atau bersalaman
anak retardasi mental dapat dengan temannya, memperkenalkan

5
diri didepan kelas, dan belajar berbaur (Johnsen, B.H dan Skjorten, M.S.,
atau bermain dengan teman sebayanya. 2003 dalam Delphie, 2009).
Keterbatasan perilaku anak Kemampuan perilaku adaptif
retardasi mental sedang tersebut anak retardasi mental memang sangat
ditunjukkan dengan emosi temper dipengaruhi oleh keluarga, jadi anak
tantrum (luapan marah dengan agresi retardasi mental sangat membutuhkan
tak terkendali), tertawa, menangis dukungan dari orang tua atau keluarga
tanpa sebab, rasa takut yang tidak agar dapat memantau perilakunya dan
wajar, gangguan sensori, perilaku dapat mengajari bagaimana berperilaku
menggigit-gigit benda, mencium yang baik. Sulit dalam memberikan
benda-benda dan tidak suka dipeluk pengajaran kepada anak retardasi
(Mahdalela, 2013). mental karena keterbatasan dalam
Kemampuan perilaku adaptif kecerdasan, tetapi dengan mengajari
pada anak retardasi mental sedang di secara berulang-ulang akan dapat
SLB Putera Asih Kota Kediri kurang membantu anak retardasi mental
dan ditunjukkan dari anak retardasi sedang memahami apa yang diajarkan.
mental sedang dengan berperilaku yang Disekolah, didapatkan bahwa guru
menyimpang, seperti marah tidak mengajari untuk berperilaku yang baik
terkendali pada saat jam pelajaran atau harus diulang berkali-kali dan di
pada saat bermain dengan teman- ajarkan setiap hari dan berulang-
temanya. Luapan marah dan emosinya berulang. Faktor lingkungan juga
diluapkan dengan mambanting barang- mempengaruhi anak retardasi mental,
barang, memukuli diri sendiri, merusak seperti teman dan lingkungan
fasilitas sekolah dan memukuli guru rumahnya. Banyak dari anak retardasi
atau temannya. Anak retardasi mental mental yang di mata masyarakat
juga memiliki ketakutan yang tidak kurang dapat diterima karena
wajar dalam hal tertentu, seperti keterbatasannya.
bertemu dengan orang yang baru ia Berdasarkan hasil penelitian
kenal. Gangguan sensorinya juga tentang Keberfungsian kemandirian
kurang, hal ini ditunjukkan dengan pribadi pada anak retardasi mental
anak retardasi mental suka menggigit sedang di Sekolah Luar Biasa Putera
bajunya sendiri dan menggigit Asih Kota Kediri, dari 30 responden
perlengkapan sekolahnya seperti buku, didapatkan pada indikator
pensil dan penghapus. keberfungsian kemandirian pada anak
Faktor yang mempengaruhi retardasi mental sedang lebih dari 50%
kemampuan perilaku adaptif yang kurang yaitu sebanyak 16 responden
kurang antara lain lingkungan sekitar atau 53,3%.
dirinya, misalnya keadaan keluarga, Keberfungsian kemandirian
tetangga dan teman-temannya (independent functioning) secara umum
disekolah (Skinner, 2013). Faktor lain mengacu kepada kemampuan individu
yaitu keadaan lingkungan yang lebih dalam usahanya mencapai keberhasilan
luas, misalnya keadaan kota atau desa melaksanakan tugas-tugasnya sesuai
dimana anak retardasi mental hidup dengan usia dan apa yang diharapkan
dan kebiasaan atau budaya kelompok oleh anggota masyarakat di sekitarnya.
di tempat ia tinggal, ada pula faktor Kelemahan pada keberfungsian
lain yaitu faktor perkembangan budaya kemandirian akan dapat menimbulkan
secara menyeluruh pada zamannya sifat ketergantungan kepada orang lain
dalam kegiatan yang bersifat sosial di

6
lingkungannya. Sebaliknya, perasaan lebih luasnya lagi ketika anak retardasi
percaya kepada orang lain akan mental sedang sudah dewasa yang
berfungsi terhadap pertumbuhan nantinya akan hidup berdampingan
kedewasaan siswa dengan retardasi dengan masyarakat, anak retardasi
mental melalui pengalaman- mental mampu mengikuti aturan serta
pengalaman yang bersifat vokasional menyesuaikan diri selaras dengan
(Schloss, P.J, 1984 dalam Delphie, norma yang berlaku dan ada di
2009). Pada umumnya, anak dengan masyarakat.
gangguan perkembangan mempunyai Dari hasil penelitian di atas
pola perkembangan perilaku yang tidak didapatkan sebanyak 16 responden
sesuai dengan kemampuan potensinya (53,3%) yang kurang dalam
(Delphie, 2005 dalam Nihayati, 2015). keberfungsian kemandirian. Hal ini
Pada anak dengan retardasi dibuktikan dari hasil lembar observasi,
mental sedang memiliki tingkat pada pernyataan ke-5 yaitu saat
kemandirian atau keberfungsian kegiatan belajar apakah anak retardasi
kemandiri yang kurang, hal ini mental tampak aktif bertanya pada guru
ditunjukkan bahwa anak dengan sebanyak 66,7 % menjawab bahwa
retardasi mental tidak mampu anak retardasi mental sedang tidak
memenuhi kebutuhan pribadinya pernah aktif bertanya pada saat
sendiri, melainkan dengan bantuan kegiatan belajar mengajar, pada
orang lain seperti keluarga atau orang pernyataan tentang anak retardasi
tua pada saat dirumah, dan guru pada mental dapat menulis dan membaca
saat disekolah. Ditunjukkan dengan secara mandiri tanpa bergantung
anak tidak mampu mengerjakan tugas dengan guru sebanyak 33,3 %
disekolah sendiri, anak retardasi mental menjawab jarang anak retardasi mental
juga tidak dapat menulis dan membaca dapat menulis dan membaca secara
secara mandiri sehingga harus mandiri tanpa bergantung dengan guru,
bergantung dengan guru, sehingga sedangkan pada pernyataan tentang
dengan kemampuan individu anak anak retardasi mental mampu
yang kurang, anak retardasi mental mengerjakan tugas sekolah secara
tidak dapat mencapai keberhasilan sendiri tanpa dibantu sebanyak 30 %
melaksanakan tugas-tugasnya sesuai tidak mampu mengerjakan tugas
usia mereka. Hal ini disebabkan karena disekolah secara sendiri tanpa dibantu,
keterbatasan pada fungsi kognitifnya, pada pernyataan tentang anak retardasi
yaitu keterbatasan dalam berfikir dan mental dapat mengikuti nasihat guru
keterbatasan dalam kecerdasan. saat di nasihati agar tidak ramai
Dibutuhkan suatu strategi yang tepat sebanyak 26,7 % tidak dapat mengikuti
dalam merancangkan program nasehat guru saat dinasehati supaya
pembelajaran yang tepat sesuai dengan tidak ramai, pada pernyataan tentang
karakteristik dan kebutuhan anak, maka retardasi mental mampu mengikuti
perilaku adaptif dasar yang harus kegiatan belajar mengajar sampai jam
dikuasai oleh anak dengan retardasi pelajaran selesai sebanyak 30 % tidak
mental sedang adalah terkait dengan mampu mengikuti belajar mengajar
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, sampai jam pelajaran selesai. Hal
harapannya ketika anak sudah mampu tersebut sebabkan karena faktor pada
memenuhi kebutuhan pribadinya anak anak retardasi mental yang tidak
retardasi mental sedang tidak mampu memulai pembicaraan atau
bergantung kepada orang lain. Dampak mempertahankan pembicaraan dua arah

7
yang baik sehingga anak tidak mampu sedang memiliki gangguan
bertanya pada saat proses perkembangan dan memiliki
pembelajaran, pada anak retardasi kelemahan ketrampilan gerak, fisik
mental sedang lebih sering bersikap yang kurang sehat, koordinasi gerak
acuh tak acuh. Kemampuan mental yang kurang dan keterampilan kasar
yang tidak mencukupi dan merupakan dan halus kurang yang berdampak pada
kondisi dimana anak dengan retardasi tanggung jawab pribadinya yang
mental sedang memiliki intelegensi kurang ditunjukan dengan perilaku
yang rendah dan menyebabkan anak retardasi mental yang tidak
ketidakmampuan individu untuk mampu bersikap agar tidak gaduh saat
belajar. dikelas, tidak mampu merapikan
Berdasarkan hasil penelitian seragam dan alat tulis yang ia miliki.
tentang Tanggung jawab pribadi pada Dari hasil penelitian di atas
anak retardasi mental sedang di didapatkan sebanyak 19 responden
Sekolah Luar Biasa Putera Asih Kota (63,3%) kurang dalam tanggung jawab
Kediri, dari 30 responden didapatkan pribadi. Hal ini dibuktikan dari hasil
sebanyak 19 responden kurang pada kuesioner pada pernyataan tentang
indikator tanggung jawab pribadi (63,3 anak retardasi mental mampu
%). merapikan seragamnya sendiri
Tanggung jawab pribadi sebanyak 60 % tidak mampu
(personal responsibility) diartikan merapikan seragamnya sendiri,
sebagai suatu tinjauan kemampuan pernyataan tentang anak retardasi
seorang anak retardasi mental dalam mental dapat pergi sendiri ke kamar
memantau perilaku dirinya dan dapat mandi tanpa ditemani oleh guru
menerima semua risiko dari rasa sebanyak 60 % tidak dapat pergi
tanggung jawabnya. (Wulandari, sendiri ke kamar mandi tanpa di temani
2012). Menurut Schloss, P.J, 1984 oleh guru, pernyataan tentang yaitu
dalam Delphie, 2009 yang dimaksud anak RM dapat mengetahui akibat dari
tanggung jawab pribadi (personal perilaku yang tidak baik sebanyak 36,7
responsibility) diartikan sebagai suatu % tidak dapat mengetahui akibat dari
tinjauan kemampuan seorang siswa perilaku yang tidak baik, pernyataan
dengan hendaya perkembangan tentang yaitu anak retardasi mental
fungsional dalam memantau perilaku mampu bersikap agar tidak gaduh di
dirinya dan dapat menerima semua kelas sebanyak 36,7 % tidak mampu
risiko dari rasa tanggung jawabnya. bersikap agar tidak gaduh di kelas,
Anak retardasi mental sedang pada pernyataan tentang setelah selesai
didapati kurang dalam tanggung jawab belajar dikelas, anak dapat merapikan
pribadi disebabkan karena faktor buku dan alat tulisnya sebanyak 43,3 %
intelegensi yang rendah dimana tidak dapat merapikan buku dan alat
memiliki keterlambatan perkembangan tulisnya setelah selesai belajar dikelas.
sehingga mengalami kendala dalam Perlunya pembelajaran secara
perilaku adaptifnya termasuk dini yang sangat penting untuk
didalamnya adalah dalam tanggung dikembangkan bagi anak dengan
jawab pribadinya sehingga anak retardasi mental sedang. Pembelajaran
retardasi mental tidak memiliki dini di sekolah berfokus pada aktivitas
tanggung jawab dan tidak memahami sederhana yang biasa dilakukan anak
resiko dari perilakunya. Secara dalam kehidupan sehari hari.
keseluruhan, anak retardasi mental Pembelajaran dapat dilakukan sedini

8
mungkin disesuaikan dnegan Pada anak dengan retardasi
kemampuan anak. Ada banyak strategi mental yang kurang pada indikator
yang dapat digunakan dalam tanggung jawab sosial ini disebabkan
pembelajaran untuk mengembangkan keterbatasan dalam interaksi sosial dan
tanggung jawab pribadi anak retardasi penyesuaian diri dengan lingkungan.
mental sedang, salah satunya dengan Adapun gangguan yang ada pada
pembelajaran langsung dimana mampu interaksi sosial pada anak retardasi
meningkatkan kemampuan anak mental antara lain yaitu tidak mau
retardasi mental sedang, selain bermain dengan temannya saat jam
menerapkan pembelajaran langsung, istirahat, suka menyendiri dengan
untuk membantu anak retardasi mental bersembunyi di kolong meja, tidak mau
sedang dalam belajar tentang perilaku bekerjasama dengan temannya dalam
adaptif maka dapat disajikan melalui tugas kelompok dan sering marah dan
video pembelajaran atau gambar- meluapkan emosinya dengan merusak
gambar yang disertai dengan langkah fasilitas kelas. Anak retardasi mental
pelaksanaannya yang dilakukan secara bermain dengan teman-teman yang
bertahap. Peran guru dalam lebih muda, karena tidak dapat
pembelajaran yaitu memberikan bersaing dengan teman sebayanya.
bimbingan serta memfasilitasi anak Tanpa bimbingan dan pengawasan,
untuk memperoleh pengalaman mereka dapat terjerumus ke dalam
langsung sehingga aspek-aspek yang tingkah laku yang terlarang terutama
akan dikembangkan dapat berfungsi mencuri, merusak dan pelanggaran
secara optimal. seksual. Masalah ini berkaitan dengan
Berdasarkan hasil penelitian masalah-masalah atau kesulitan dalam
tentang Tanggung jawab sosial pada hubungannya dengan kelompok dan
anak retardasi mental sedang di individu disekitarnya.
Sekolah Luar Biasa Putera Asih Kota Bagi sebagian besar anak
Kediri, dari 30 responden didapatkan retardasi mental, hambatan secara
sebanyak 19 responden kurang (53,3 holistik untuk mampu bertanggung
%). jawab secara sosial sangat tinggi
Tanggung jawab sosial meliputi (Prabowo, 2014). Hambatan tersebut
penyesuaian sosial terhadap lingkungan disebabkan oleh adanya pengaruh-
dan perkembangan emosional (Schloss, pengaruh lingkungan hidupnya yang
1984 dalam Delphie, 2009). Aspek cukup dominan dan sangat sulit
keterampilan sosial, anak dengan diadaptasi secara langsung (Schloss,
gangguan perkembangan umumnya 1984 dalam Delphie, 2009).
tidak mempunyai kemampuan sosial, Pada anak retardasi mental
antara lain suka menghindar dari sedang memiliki hambatan dalam
keramaian, ketergantungan hidup pada tanggung jawab sosial hal ini
keluarga, kurangnya kemampuan untuk ditunjukkan dengan tanda pada anak
mengatasi marah, rasa takut yang retardasi mental yang kurang dalam
berlebihan, kelainan peran seksual, tanggung jawab sosialnya adalah
kurang mampu berkaitan dengan perilaku yang kurang atau tidak
kegiatan yang melibatkan kemampuan perhatian terhadap lingkungannya,
intelektual dan mempunyai pola pandangan yang kosong, perhatian
perilaku seksual secara khusus yang lebih sehingga membuat anak
(Delphie, 2005 dalam Nuhayati, 2015). retardasi mental apatis dan acuh tak
acuh. Lingkungan dapat mempengaruhi

9
anak retardasi mental dalam tanggung proses pembelajaran, pada pernyataan
jawab sosialnya, sedangkan anak tentang anak retardasi mental dapat
retardasi mental memiliki kesulitan menghabiskan bekal makanannya saat
dalam beradaptasi dengan istirahat tanpa di perintah sebanyak 6,7
lingkungannya terutama pada % tidak dapat menghabiskan bekal
lingkungan baru dan lebih besar. makanannya saat istirahat tanpa
Kemampuan penyesuaian diri dengan diperintah.
lingkungannya sangat dipengaruhi oleh Keterampilan dalam perilaku
kecerdasan. Oleh karena tingkat sosial sangat dibutuhkan oleh anak
kecerdasan anak retardasi mental dengan retardasi mental sedang.
berada di bawah normal, maka dalam Pembelajaran perilaku adaptif dalam
kehidupan sosial mengalami hambatan. kaitannya dengan materi yang
Selain itu, ada kecenderungan anak dipelajari untuk mengembangkan
retardasi mental sedang diisolasi atau keterampilan sosial dapat disajikan
dijauhi oleh lingkungan sekitarnya dalam bentuk aktivitas anak dalam
sehingga dapat berpengaruh pada berinteraksi, bekerjasama dan bermain
pembentukan pribadi yang dengan temannya. Strategi
mengakibatkan suatu kondisi pada pembelajaran yang dipilih guru, dapat
anak retardasi mental tentang dilakukan dengan permainan atau
ketidakmampuannya di dalam kegiatan bermain peran dengan
menyesuaikan diri terhadap tuntutan melibatkan anak secara aktif dalam
sekolah, keluarga, masyarakat, dan setiap kegiatan, selain itu materi terkait
bahkan dirinya sendiri. dengan tanggung jawab sosial dapat
Dari hasil penelitian didapatkan dikembangkan dalam perilaku adaptif
sebanyak lebih dari 50% kurang dalam anak retardasi mental sedang yaitu
tanggung jawab sosial (53,3 %) mengajarkan anak tentang nilai-nilai
sejumlah 19 responden. Hal ini yang berlaku di masyarakat. Materi ini
dibuktikan dari hasil kuesioner pada dapat disajikan melalui ilustrasi
pernyataan tentang yaitu anak retardasi gambar disertai keterangan. Guru dapat
mental dapat bekerjasama dengan merancang pembelajaran untuk lebih
temannya saat mengerjakan pekerjaan memahamkan anak mengenai nilai-
kelompok sebanyak 40 % tidak mampu nilai yang berlaku di masyarakat.
bekerjasama dengan temannya saat Selain itu guru juga dapat menjelaskan
mengerjakan pekerjaan kelompok, tentang sebab akibat jika anak
pernyataan tentang anak retardasi melakukan suatu perbuatan, baik yang
mental mampu berbicara dengan baik terpuji maupun yang tercela.
saat bermain dengan teman-temannya Harapannya anak retardasi mental
sebanyak 30 % yang tidak mampu sedang mampu membedakan perilaku
berbicara dengan baik saat bermain yang baik dan buruk, sebagai bekal
dengan teman-temannya, pernyataan anak ketika nanti sudah hidup di
tentang yaitu anak retardasi mental masyakarat.
mau bermain dengan teman saat jam
istirahat sebanyak 26,7 % yang tidak Simpulan
mau bermain dengan teman saat jam
istirahat, pernyataan tentang yaitu Disimpulkan bahwa Anak
apakah emosi anak RM muncul saat retardasi mental sedang di Sekolah
proses pembelajaran sebanyak 20 % Luar Biasa Putera Asih Kota Kediri,
tidak meluapkan emosi pada saat memiliki kemampuan perilaku adaptif

10
yang kurang. Pada indikator Prabowo,Eko, (2014). Buku Ajar
keberfungsian kemandirian, tanggung Keperawatan Jiwa.
jawab pribadi dan tanggung jawab Yogyakarta: Nuha Medika.
sosial kurang. Skinner, (2013). Ilmu Pengetahuan dan
Perilaku Manusia.Yogyakarta:
Saran PUSTAKA PELAJAR.
Soetjiningsih, (2012). Tumbuh
Perilaku adaptif anak retardasi Kembang Anak Edisi 2. Jakarta:
mental sedang menujukkan perilaku EGC.
yang kurang pada sikap ditunjukkan __________, (2014). Tumbuh
dengan sulitnya berinteraksi dengan Kembang Anak Edisi 2. Jakarta:
lingkungan sosial. Peran keluarga EGC.
dirumah untuk perkembangan perilaku Wulandari, (2012). Strategi
adaptif anak retardasi mental sedang Pengembangan Perilaku
sangat di perlukan. Anak retardasi Adaptif Anak Tunagrahitna
mental memiliki hak yang sama untuk Melalui Model
dapat berinteraksi dan bersosialisasi Pembelajaran Langsung.
dengan lingkungan. Jurnal Pendidikan Khusus.
Hal:51-66.
Daftar Pustaka

Delphie,Bandi, (2009). Bimbingan


Perilaku Adaptif. Sleman:
PT.Intan Sejati Klaten.
Ismawati, Yusnita, (2014). Hubungan
Asupan Makanan Dengan
Status Gizi Dan Perilaku
Adaptif Anak Autis Di Paud
ABK Mutiara Kasih
Trenggalek. E-journal boga,
Volume 03, Nomor 1, Edisi
yudisium periode Februari
tahun 2014, Hal:184-191
Mahdalela, (2013). Ananda
Berkebutuhan Khusus.Jakarta:
Graha Ilmu.
Muttaqin, (2011). Asuhan
Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika.
Muttaqin, (2012). Asuhan
Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nihayati, Fitryasari, Yusuf (2015).
Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

11

Anda mungkin juga menyukai