Anda di halaman 1dari 4

Naskah

Judul : Akhlak rakyatku tak sebagus jalan desaku

Pemain :

1. Siti Hodijah (dalang)

2. Triyas pangkostra ( pak parket )

3. Tiara (Bu burket+Bu Lilis)

4. Mutiana (angel)

5. Sarah abso (Nurlela)

6. Nadya (Bu lehak)

7. Tasya (Bu Yanti)

Prolog

Di suatu desa yang permai bernama desa purket. Sawah yang subur, jalan yang mulus, dan tanah
yang makmur. Desa itu sempurna, tetapi tidak dengan rakyatnya. Para warga yang berasal dari
orang-orang berada dan kaya, angkuh, sombong dan sangat toxic.

...

Angel, seorang anak kaya raya, ayahnya seorang anggota polisi dan ibunya seorang guru PNS. Ketika
ia jalan-jalan di sore hari, ia melihat ibu Lilis yang masih saja tekun menanam padi padahal itu tak
akan membuatnya kaya dengan cepat.

Mutiana/angel : bu masih nanem padi aja? Dak bosen apo miskin terus?

Tiara/Bu Lilis : eh iya neng, Alhamdulillah setidaknya saya ga makan uang haram

Mutiana/angel : haha yasudah bu, selamat menikmati kemiskinan yaa

Angel pun melanjutkan perjalanannya menggunakan sepeda motor jenis terbaru


Mutiana/ angel : miskin aja belagu, kapan kayanya kalo kerja kaya gitu terus, sudah dibilang
harusnya dia ikut saja kemarin, waktu aku suap agar memilih pak suep saja menjadi kepala desa,
pasti dia sudah buka usaha toko untuk melanjutkan hidupnya.

Namun, karena jalan yang begitu bagus Angel pun terjatuh dari motornya.

Mutiana/angel : aduh! Ah kurang ajar jalannya licin nian karena terlalu bagus!

Ketika angel terjatuh, pak Parket kepala desa purket melihatnya dan buru-buru membantunya.

pak parket/ : hati-hati neng angel, kenapa bisa jatuh? Jalannya ada lobang ya? Nanti langsung saya
cor ulang saja ya agar tidak ada korban lagi

Mutiana/angel : hah? Tidak pak parket jalan yang bapak buat ini terlalu bagus, terlalu mulus, jadi
saya jatuh. Bisa-bisanya bapak membuat jalan sebagus ini, terlalu becus bapak jadi kepala desa!

Angel pun meninggalkan pak parket dengan wajah kesal.

Pak parket : astaghfirullahaladzim..

Sesampainya di rumah pak parket menceritakan hal tersebut ke istrinya

Pak parket : buu.. bapak tadi baru saja menolong neng angel yang jatuh dari motornya. Tapi dia
marah-marah Bu karena bapak membangun jalan terlalu mulus sehingga neng angel terjatuh

Bu burket/ Tiara : hah? Innalilahi pak.. ada-ada saja anak itu bukannya terima kasih. Warga di desa
ini sangat Dajjal pak. Sudah kita bagus-bagus bangun jalan mereka malah marah. Pak ibu minta
kepada bapak, agar terus memiliki teguh pendirian, jangan pernah memakai dana desa untuk
kepentingan pribadi. Ibu rela kita miskin pak, ibu tidak mau kita makan uang haram.

Pak parket : iya Bu..

..
Besok paginya, pak parket pun menuju balai desa dengan menggunakan motor Supra tahun 2007
kecintaannya. Ia tertegun, sudah berbaris rapih banyak mobil keluaran terbaru didepan balai desa.
Pak parket pun heran dan buru- buru menuju ruangannya.

Pak parket : ada apa ini Nurlela?

Sarah/ Nurlela : mereka berada di aula pak, bapak ini lama sekali, makanya saya sudah bilang beli
mobil Rubicon saja agar cepat sampai.

Pak parket tidak peduli dengan apa yang disampaikan Nurlela ia pun masuk menuju

Aula.

Pak parket : assalamualaikum.. MasyaAllah ada apa gerangan ini, bapak dan ibu-ibu?

Nadya/ Ibu Lehak : saya tidak punya banyak waktu pak, saya langsung to the point' saja. Bapak bisa-
bisanya membangun jalan bagus seperti itu, sekolah juga semuanya bapak perbaiki, seharusnya
bapak itu korupsi! Gunakan dana itu untuk kepentingan bapak, seharusnya bapak beli mercy, BMW
atau Rubicon? Gunakan dana desa pak! Tahun depan juga keluar lagi dana desa itu! Bapak ini terlalu
amanah jadi kepala desa, tidak suka saya!

Tasya/Ibu Yanti : betul itu pak! Ternyata bapak ini kepala desa yang amanah, terlalu jujur! Tahun ini
berapa turun dana desa? 20M? Rumah bapak kan cuma satu lantai, buat tiga lantai. Kami tidak suka
bapak terlalu jujur! Kasih juga kekami kepala desa yang lama itu meyetor dana desa 100 juta kekami
setiap tahun, dia kami atur agar terus menjadi kepala desa.

Pak parket : astaghfirullah.. sabar dulu ibu-ibu. Ibu tidak sadar hal itu tidak dibenarkan? Ibu saya
begini selalu menerima kritikan warga, saran rakyat kecil, saya gunakan dana desa sebaik mungkin.
Agar desa ini menjadi semakin permai. Ibu-ibu sadar yang itu haram buu.. haram.. lihat desa Konoha
karena para pemimpin mereka yang korupsi, anggaran mereka di gunakan untuk hal yang tidak
penting. Desa konoha mereka kacau Bu, jalan lobang dimana-mana. Di bangun 2 bulan sudah
hancur, sekolah banyak pembullyan, wc bau nya minta ampun tidak pernah di benarkan, dikelas-
kelas saya lihat kipas angin kotor dan sudah reyot. Ibu mau anak-anak ibu sekolah di sekolah seperti
itu? Kepala desa konoha Sibuk memakai Rubicon, BMW, mercy di jalan yang berlubang itu. Ibu-ibuu
sadar.. saya tidak mau korupsi!

Ibu-ibu disana pun terdiam, tidak biasanya kepala desa itu marah seperti itu. Musyawarah yang
Mereka rencanakan agar uang dana desa mengalir ke kantong mereka pun gagal total.
Nadya/Ibu lehak : bukan begitu pak.. apakah bapak tidak rumah bapak di perbaiki, jangan jalan saja
pak..

Pak parket : tidak Bu lehak, tidak! Ibu-ibu harus sadar desa purket harus permai, bagus dan asri. Saya
tidak ingin menggunakan dana desa, saya tidak ingin desa purket seperti desa Konoha yang
pemimpinnya anti kritik, warga mereka kritik dikit di laporkan, di intimidasi. Saya tidak mau.

Ibu-ibu disana sedikit kesal tapi juga setuju, itu demi kebaikan desa. Mereka pun meninggalkan balai
desa dengan wajah masam. Musyawarah yang mereka harapkan tidak berhasil.

Pak parket pun meminta agar seluruh aparat desa terus berada dijalan yang benar dan tidak korupsi

Pak parket : ibu Nurlela juga meminta saya korupsi? Ibu sekali lagi saya dengar hal itu saya akan
memecat ibu. Saya minta keterangan pengeluaran anggaran desa Minggu ini, antarkan keruangan
saya. Dan untuk yang lain jika kalian juga ingin korupsi, silakan keruangan saya. Akan saya buatkan
surat pengunduran diri secara tidak hormat!

Setelah kejadian musyawarah yang terkesan mendesak itu, desa purket kembali tentram. Mereka
beruntung, desa mereka tidak seperti desa sebelah desa Konoha yang jauh dari kata maju. Pak
parket selaku kepala desa terus membangun fasilitas bagi warga desa, dan membuat para warga
desa sadar. Bahwa pak parket dan Bu burket adalah kepala desa yang teladan, kepala desa yang
sangat di butuhkan di desa purket.

Hidup desa purket! Hidup pak parket!

Demikianlah ceritanya, hikmah yang bisa kita ambil adalah sebagai pemimpin kita harus memimpin
secara amanah dan bijaksana. Musyawarah sangat di perlukan, untuk mencapai tujuan bersama tapi
tidak untuk kepentingan pribadi. Dan termasuk utnuk Indonesia, Indonesia membutuhkan pak
parket, pak parket lainnya. Pemimpin jujur, amanah, dan tanpa korupsi!

Sekian drama dari kelompok empat. Kami memohon maaf apabila ada salah kata dan kekurangan
dan kepada Allah kami mohon ampun.

Kelompok empat? JAYA!!!

Anda mungkin juga menyukai