Anda di halaman 1dari 5

2.1.

4 Developmentally Appropriate Practice (DAP)

DAP merupakan proses pembelajaran yang diciptakan dengan memperhatikan tahap


perkembangan peserta didik. Dengan kata lain, proses pembelajaran yang mengusahakan dan
berfokus pada menyesuaikan bagaimana peserta didik belajar secara alamiah dan merata demi
memenuhi atau mengakomodir karakteristik dan kebutuhan belajar masing-masing peserta didik.
Terciptanya DAP membutuhkan kreativitas guru untuk bisa memberikan lingkungan belajar
yang selaras dengan perkembangan, kebutuhan, pengetahuan dan potensi anak, serta DAP
merupakan pembelajaran yang menjadikan anak aktif bergerak, bertanya dan mencoba sehingga
proses pembelajaran menjadi asik, bermakna dan menyenangkan untuk mereka.

DAP sendiri bukanlah suatu kurikulum melainkan suatu konsep kerangka kerja dalam
memfasilitasi belajar anak. Konsep DAP muncul karena banyaknya kurikulum yang
dikembangkan di sekolah-sekolah Amerika pada kurun waktu tahun 1960-an sampai 1970-an
yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak, khususnya untuk anak usia di bawah 8
tahun. Kurikulum-kurikulum tersebut dianggap telah gagal menghasilkan siswa yang dapat
berpikir kritis dan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan (Bredekamp,
et.al., 1992, dalam Megawangi, 2005). Terdapat 3 dimensi pada konsep DAP diantaranya yaitu:
patut menurut usia (age appropriate), patut menurut individu anak (individual appropriate), dan
patut menurut lingkungan dan budaya.

Dimensi patut menurut usia (age appropriate) bermakna bahwa pembelajaran dilakukan
dengan menyesuaikan usia anak. Hal ini didasari oleh tahapan perkembangan manusia dapat
memberikan pengetahuan tentang aktivitas, materi, pengalaman, dan interaksi sosial apa saja
yang sesuai, menarik, aman, mendidik, dan menantang bagi anak. Dalam hal ini, peran guru
adalah menyiapkan lingkungan belajar serta merencanakan pengalaman yaang patut bagi anak.

Dimensi patut menurut individu anak (individual appropriate) didasari oleh fakta bahwa
kepribadian setiap anak unik. Oleh karena itu, Baik kurikulum dan interaksi orang dewasa
dengan anak harus memperhatikan perbedaan individu. Belajar bagi anak-anak adalah hasil dari
interaksi antara cara berpikir anak dengan pengamalan bersama benda konkrit, pendapat (ide),
dan orang lain. Pengalaman seperti itu harus sesuai dengan perkembangan kemampuannya, dan
juga harus mendorong siswa menjadi tertarik dan paham. Para pendidikan juga harus memahami
keunikan setiap anak, oleh karena itu, para pendidikan hendaknya dapat menyesuaikan diri
dengan keunikan-keunikan tersebut.

Dimensi patut menurut lingkungan dan budaya maksudnya adalah pendidik harus
mengetahui latar belakang sosial dan budaya anak karena latar belakang sosial dan budaya anak
dapat menjadi bahan acuan guru dalam mempersiapkan materi pelajaran yang relevan dan berarti
bagi kehidupan anak. Selain itu, guru juga dapat mempersiapkan anak menjadi individu yang
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sosialnya.

2.1.5 Teaching at the Right Level

Teaching at the Right Level (Pengajaran sesuai level) adalah sebuah prinsip pembelajaran
yang mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran tersebut dirancang, dibuat, dan disesuaikan dengan capaian tingkat kemampuan
dan kebutuhan peserta didik. Dalam penerapannya, guru dapat mengelompokkan peserta didik
berdasarkan fase perkembangan ataupun berdasarkan tingkat kemampuan yang sama.

Tujuan pendekatan pengajaran ini adalah sebagai bentuk implementasi dari filosofi
pembelajaran Ki Hadjar Dewantara yang berpusat pada peserta didik, memastikan setiap peserta
didik mendapatkan hal belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik membangun dan meningkatkan kompetensi
numerasi dan literasi.

Lebih jelasnya, dalam melaksanakan konsep teaching at the right level (TaRL), pertama


guru perlu lebih dulu melakukan asesmen. Asesmen ini berfungsi untuk mengetahui
karakteristik, potensi, dan kebutuhan siswa. Sehingga guru tahu sampai mana tahap
perkembangan dan capaian belajar siswa.

Kedua, tahap perencanaan. Setelah mengantongi hasil dari asesmen tersebut, guru
kemudian dapat menyusun perencanaan  proses pembelajaran yang sesuai.  Seperti perangkat
ajar apa yang digunakan, metode, hingga pengelompokan siswa sesuai tingkat kemampuan.

Ketiga, tahap pembelajaran. Pada tahap pembelajaran, guru juga perlu melakukan
asesmen berkala dalam rangka mengetahui proses perkembangan yang terjadi pada siswa. Selain
itu, evaluasi pembelajaran di akhir juga merupakan hal yang penting. Hal ini berfungsi untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dan membantu merancang pembelajaran
berikutnya.

REFERENCE

Megawangi, R. dkk. (2005). Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan : Penerapan


Teori Depelovmentally Appropriate Practice (DAP). Depok : Indonesian Heritage
Foundation.

SISWA G
A. KETERANGAN DIRI SISWA
1. Nama Siswa
a. Nama lengkap Diendi Filsuf Abrar
b. Nama panggilan Abrar
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Tempat Tanggal Lahir Kerinci, 12 Januari 2007
4. Agama Islam
5. Kewarganegaraan
Indonesia
6. Anak ke berapa
1
7. Jumlah saudara kandung
8. Jumlah saudara tiri 1 (adik cewek)
9. Jumlah saudara angkat -
10. Anak yatim/piatu/yatim piatu -
11. Bahasa sehari-hari -
Bahasa lokal (Bahasa Kerinci
B. KETERANGAN TEMPAT TINGGAL
1. Alamat Lengkap Mendalo Darat
2. Nomor Telephone 0813 6841 1478
3. Tinggal dengan orang tua/ Tinggal dengan orang tua
saudara/asrama/ kost
Jarak dari rumah ke sekolah 10 menit
C. KETERANGAN KESEHATAN
1. Golongan darah B
2. Penyakit yang pernah di derita -
3. Kelainan jasmani -
4. Tinggi dan berat tubuh 168 cm dan 51 kg
D. BIODATA ORANG TUA
1. Nama orang tua
a. Nama Ayah Rudi Afriandi
b. Nama ibu
2. Pekerjaan orang tua Leni Mutia
a. Ayah
b. Ibu Guru
3. Penghasilan orang tua Guru
a. Ayah
b. Ibu >Rp. 5.000.000
4. Tempat Tanggal lahir
>Rp. 5.000.000
a. Ayah
b. Ibu
-
5. Pendidikan terakhir
a. Ayah
-
b. Ibu
S-1
S-1

SISWA H
A. KETERANGAN DIRI SISWA
12. Nama Siswa
a. Nama lengkap Adesta Praja Kurniawan
b. Nama panggilan Adesta
13. Jenis Kelamin Laki-laki
14. Tempat Tanggal Lahir Jambi, 27 Desember 2007
15. Agama Islam
16. Kewarganegaraan
Indonesia
17. Anak ke berapa
1
18. Jumlah saudara kandung
19. Jumlah saudara tiri 2 (adik cewek)
20. Jumlah saudara angkat -
21. Anak yatim/piatu/yatim piatu -
22. Bahasa sehari-hari -
Bahasa lokal (Bahasa Jambi)
B. KETERANGAN TEMPAT TINGGAL
4. Alamat Lengkap Jl. Kapten Pattimura Simpang 4
5. Nomor Telephone Sipin
6. Tinggal dengan orang tua/ Tinggal dengan orang tua
saudara/asrama/ kost
Jarak dari rumah ke sekolah 10 menit
C. KETERANGAN KESEHATAN
5. Golongan darah B
6. Penyakit yang pernah di derita -
7. Kelainan jasmani -
8. Tinggi dan berat tubuh 140 cm dan 43 kg
D. BIODATA ORANG TUA
6. Nama orang tua
a. Nama Ayah Adi Kurna Wirawan
b. Nama ibu Dewi Santi
7. Pekerjaan orang tua
a. Ayah Honor Samsat
b. Ibu Wirausaha (Fotocopy)
8. Penghasilan orang tua
a. Ayah -
b. Ibu -
9. Tempat Tanggal lahir
a. Ayah Oktober 1983
b. Ibu Januari 1986
10. Pendidikan terakhir
a. Ayah
-
b. Ibu
SMA

Anda mungkin juga menyukai