Anda di halaman 1dari 2

1.

Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Anda yang
sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara?
No. Pemikiran Ki Hajar Dewantara Konteks Sosio-Kultural yang Sejalan di
Daerah
1 Nilai gotong royong Membersihkan desa
2 Peduli Membantu menyalurkan bantuan dana untuk
para lansia dan janda.
3 Tekun dan Ulet Tetap kuliah meski sambil bekerja
4 Musyawarah Ikut terlibat musyawarah karang taruna
5 Kerja Sama Terlibat dalam kegiatan sinoman.

2. Bagaimana pemikiran Ki Hajar Diwantara dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-


nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta
didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks sosial budaya
di daerah Anda?
Pemikiran Ki Hajar Konteks Sosio-Kultural Penguatan Peserta Didik dalam
Dewantara yang Sejalan di Daerah Konteks Sosial Budaya
1. Nilai gotong royong Membersihkan desa - Mebersihkan, merapikan dan
menghias kelas
- Ikut serta kegiatan jum’at
bersih
2. Peduli Membantu menyalurkan - Berbagi makanan ketika
bantuan dana untuk para membawa bekal
lansia dan janda. - Bertakziyah ke teman yang
sedah berduka
- Membantu teman yang
kesulitan dalam memahami
materi pelajaran
3. Tekun dan Ulet Tetap kuliah meski sambil - Belajar terlebih dahulu
bekerja sebelum jam pembelajaran
- Mencatat setiap materi dan
tugas yang diberikan oleh
guru
- Menyelesaikan tugas tepat
waktu
4. Musyawarah Ikut terlibat musyawarah - Pemilihan pengurus kelas
karang taruna - Pemilihan ketua OSIS
5. Kerja Sama Terlibat dalam kegiatan - Membayar uang kas kelas
sinoman. sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan bersama
- Bekerja kelompok

3. Sepakati satu kekuatan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menebalkan laku peserta
didik di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah
Anda yang dapat diterapkan
Budaya di sekolah mitra kami tepatnya di SMPN 3 Madiun dan SMPN 10 Madiun,
menerapkan budaya P5 (proyek penguatan profil pelajar pancasila) dan guru memberikan
contoh perilaku yang baik berupa tindakan secara langsung di depan siswa sehingga
siswa meniru hal tersebut, ini sesuai dengan pemikiran KHD bahwa ing ngarso sung
tulodho yang maknanya di depan memberi teladan.

Anda mungkin juga menyukai