Cybercounseling Sebagai Inovasi Konselor E8001924 PDF
Cybercounseling Sebagai Inovasi Konselor E8001924 PDF
ballqissayn@student.untan.ac.id
ABSTRAK
Individu tidak dapat terlepas dari pembaharuan teknologi dengan era yang terus bergerak.
Cybercounseling justru tidak akan menjadi suatu hal menakutkan akan menggantikan peran konselor di
era society.Tantangan yang hadir juga memengaruhi kinerja konselor dan apabila menghindar akan jauh
tertinggal serta profesi konselor akan tidak lagi dilirik sebagai profesi yang dapat menangani masalah
dengan responsif. Hingga cybercounseling hadir membantu mempermudah kinerja konselor dengan
menghadirkan kelebihan yang telah dipaparkan. Di perlukan pula bentuk pengawasan yaitu supervisi
cybercounseling Hal ini penting untuk menilai bagaimana melaksanakan konseling secara online (a)
berkomunikasi dan mempertahankan empati, (b) memahami cerita konseli, (c) menghadapi tantangan
disrupsi, dan (d) mengevaluasi efektivitas konselor. Penulis membahas beberapa hal mengenai artikel
konseptual dengan menyajikan lieratur berdasarkan hal yang relevan pada era society 5.0 Artikel dengan
metode literature review ini bertujuan untuk menjaring wawasan konselor, dengan adanya inovasi
cybercounseling konselor akan senantiasa memiliki ketuntasan kompetensi profesional serta mendorong
kebermanfaatan konselor agar terus bergerak dari perkembangan zaman yang terbaru sebagai konselor
yang inovatif dan mengikuti kebaruan.
ABSTRACT
People are constantly evolving, and individuals cannot do without technological updates.
Cybercounseling will not be a scary thing, it will replace the role of the counselor in the era of society.
The challenges that are present also affect the performance of the counselors and if they avoid it, they
will be far behind and the counselor profession will no longer be looked at as a profession that can
handle problems responsively. Until cybercounseling comes to help facilitate the performance of
counselors by presenting the advantages that have been described. A form of supervision is also needed,
namely cybercounseling supervision. It is important to assess how to carry out online counseling (a)
communicate and maintain empathy, (b) understand the counselee's story, (c) face the challenges of
disruption, and (d) evaluate the effectiveness of the counselor. The author discusses several things about
conceptual articles by presenting literature based on things that are relevant in the era of society 5.0 This
article with the literature review method aims to capture the insight of counselors, with the innovation of
cybercounseling counselors will always have complete professional competence and encourage the
usefulness of counselors so that they continue to move from developments. the latest era as a counselor
who is innovative and follows the novelty.
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
100 Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 101
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300
beberapa keadaan yang tidak tepat menerapkan strategi belajar dan program yang
pelaksanaannya, terlebih yang berurusan dengan sama untuk kebutuhan siswa di era yang baru
perkembangan media dan teknologi akan yaitu society 5.0 sehingga hal ini perlu di
memerlukan berbagai penyesuaian terkhusus perhatikan. Tujuan penulisan artikel ini adalah
pada profesi konselor. Konselor merupakan salah untuk mengetahui bagaimana tantangan konselor
satu pendidik dan istilah konselor secara resmi di era disrupsi serta menghadirkan
digunakan dalam Undang-undang Nomor 20 cybercounseling sebagai inovasi baru dalam
Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional mewujudkan generasi pada era society 5.0.
yang menyebutkan: Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, METODE
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, Artikel ini merupakan hasil kajian
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain dan penelaahan penyusun dengan metode
sesuai dengan kekhususannya, serta literatur review yang dapat digunakan
berpartisipasi dalam menyelenggarakan
sebagai rujukan mengenai cybercounseling
pendidikan.
Disruptive innovations bukan sebuah yang setidaknya dapat dilihat melalui hasil
upaya membuat produk melainkan inovasi yang pemikiran ini untuk memberikan inovasi
membuat produk dan layanan lebih mudah konselor untuk menyesuaikan
diakses dan terjangkau (Lasmawan, 2019) dalam perkembangan pada kondisi disrupsi pada
makna tersebut disrupsi memang lebih mengarah era society 5.0.
kepada bidang ekonomi dan juga teknologi.
Namun disrupsi ini juga dapat saja terjadi pada HASIL DAN PEMBAHASAN
bidang pendidikan khususnya koselor. Disrupsi Perkembangan suatu zaman menuju
merupakan kondisi yang dipenuhi oleh inovasi zaman berikutnya sudah barang tentu
dan perubahan yang berdampak sangat signifikan memerlukan penyesuaian. Individu pada
terhadap kehidupan lingkungan. Pada era ini, dasarnya tidak dapat menutup diri dari hal
kelompok yang dapat memberikan terobosan tersebut, sehingga individu dipaksa untuk dapat
baru baik dalam sistem maupun kegiatannya beradaptasi dan berinovasi. Individu yang gagal
akan mengalahkan kelompok yang bersifat menghadapi tantangan perubahan era zaman,
konvensional (Lasmawan, 2019). akan tertinggal dan bisa jadi tergantikan.
Disrupsi berdampak pula pada bidang Tantangan ini tidak hanya berdampak
bimbingan dan konseling, salah satu fenomena pada satu profesi, namun seluruh profesi tidak
disrupsi yang terjadi ialah ketika suatu inovasi terkecuali konselor guru bimbingan dan
baru masuk ke dunia konselor yang sebelumnya konseling. Konselor memasuki peran yang peting
telah memiliki layanan yang tersusun dengan di era ini agar mampu menghadapi kdampak
program tahunan, program semesteran dan serius pada lingkup profesinya. (Alijona, 2020)
program lainnya haruslah dapat membuka Konselor harus sebisa mungkin untuk
wawasan baru bahwa era teknologi harus juga memperluas kompetensi tidak hanya kompetensi
dimanfaatkan dengan efektif dan sebaik-baiknya. akademik dan profesional namun juga
Dampak disrupsi yang cukup kuat ini akan kompetensi teknologi untuk menyambut society
menimbulkan beberapa penyesuaian baru 5.0.
terutama terhadap para konselor yang masih
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
102 Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300
Tingkat Pemahaman (2015) Adam Aulia Malik, Berdasarkan KDVLO SHQHOLWLDQ ³7LQJNDW
Konselor Tentang Kusnarto Pemahaman Konselor tentang Kompetensi
Kompetensi Kurniawan Profesional dalam Pelayanan Bimbingan
Professional dalam dan Konseling di SMA Negeri se-
Pelayanan Bimbingan Kabupaten Pemalang 7DKXQ ´
dan Konseling diperoleh
simpulan konselor di SMA Negeri se-
Kabupaten Pemalang telah dapat
menguasai dan mengaplikasikan
kompetensi profesionalnya dalam
pelayanan bimbingan dan konseling
dengan kriteria tinggi.
Profesi Konselor dalam (2017) Mungin Eddy Implementasi kurikulum 2013 memberi
Kurikulum 2013 dan Wibowo peluang dan peran yang begitu besar dan
Permasalahannya sekaligus tantangan bagi Guru BK atau
konselor agar dapat menjalankan profesi
bimbingan dan konseling secara
bermartabat sehingga akan dapat
membantu peserta didik memilih dan
menentukan arah peminatan sesuai dengan
kemampuan,bakat,minat dan
kecenderungan masing- masing peserta
didik. Jika Guru BK atau konselor dapat
menjalankan tugas mulia ini dengan baik
maka profesi BK akan terjadi public trust
dan kemartabatan profesi dapat
diwujudkan.
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 103
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
104 Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300
dari perkembangan teknologi yang terjadi di era hal mencapai keoptimalan individu, (Ngafifi,
disrupsi yaitu cybercounseling. 2014) menyatakan bahwa Pada masyarakat
teknologi, ada tendensi bahwa kemajuan adalah
Tantangan Pelaksanaan Cybercounseling suatu proses dehumanisasi secara perlahan-lahan
Menghadapi era society juga harus siap sampai akhirnya manusia takluk pada teknik.
menemui tantangan yang hadir Teknologi memberikan banyak manfaat positif
didalamnya,tantangan penerapan pelaksanaan bagi manusia untuk mempermudah manusia
cybercounseling ini ialah: Pertama penguasaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun
teknologi informasi dan komunikasi agar tidak demikian disisi yang lain kemajuan teknologi
tergantikan oleh artificial counselor. Kemajuan menimbulkan efek negatif yang kompleks
era didahului dengan kemajuan bidang dan melebihi manfaat dari teknologi itu sendiri
sektor tertentu dengan segala inovasinya, dari terutama terkait pola hidup manusia dalam
berbagai hal kita dapat mengamati fenomena dimensi sosial budaya. Kaitannnya dengan hal
pergantian era dengan jelas, seperti adanya tersebut yang juga harus disesuaikan dengan
Artifical Intelegent/AI (kecerdasan buatan). ketrampilan keprofesionalan konselor dengan
Artificial intelligence/ AI adalah sebuah program berbagai kebaruan literatur dan media sebab
komputer yang memiliki algoritma yang individu yang akan ditanganinya juga akan
berfungsi untuk dapat mempelajari data dan masuk kedalam perubahan Era. Maka
menggunakannya untuk dapat melakukan proses dibutuhkanlah wadah untuk konselor agar dapat
berfikir dan bertindak seperti manusia, berinovasi dengan pembaruan teknologi yaitu
(Supriyadi & Asih, 2020). Lasse Rouhiainen salah satunya layanan cybercounseling
dalam (Arief & Saputra, 2019) Kecerdasan (konseling online). Ketiga adanya inovasi baru
buatan ini merupakan salah satu hal yang yaitu upaya menerapkan cybercounseling agar
memicu berbagai perubahan besar dalam konselor dapat menyesuaikan kebutuhan individu
kehidupan bermasyarakat, hingga pada awal dan menyesuaikan perubahan smart era society
2018 timbulah isu apabila profesi pendidik akan 5.0. Kini praktisi konselor telah banyak
dapat tergantikan oleh robot yang menerapkan melakukan riset yang mendukung baik serta
sistem Artificial Intelligence / AI (kecerdasan mulai mengurangi disrupsi dari gaya konselor
buatan) yang ketika dihubungkan dengan profesi \DQJ µMDGXO¶ PHQMDGL NRQVHORU \DQJ PHQHULPD
konselor yaitu akan hadir konselor buatan atau teknologi dengan mengupayakan transformasi
Artificial Counselor memicu banyak diskusi para berupa munculnya berbagai sistem
ahli. Karena hal semacam ini tentu harus pula cybercounseling. Penelitian (Nor Zainudin &
sesuai dengan unjuk kerja profesional konselor Yusof, 2018) mengemukakan bahwa tingkat
yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan kepuasan konseli dalam melakukan konseling
Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia online lebih tinggi dibandingkan konseling tatap
Nomor 27 Tahun 2008, tentang Standar muka. Hal ini juga sudah sepatutnya menjadi
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor penguatan bahwa cybercounseling mudah saja di
pada butir D mengenai kompetensi profesional terapkan dengan mempertimbangkan kode etik
yaitu: (1) merancang Program Bimbingan dan yang umumnya dipakai dalam proses konseling,
Konseling, (2) mengimplementasikan Program menjelaskan metode apa yang akan digunakan,
Bimbingan dan Konseling yang komprehensif, menginformasikan kepada konseli bahwa data
dan (3) menilai proses dan hasil kegiatan konseling akan disimpan secara aman,
bimbingan dan konseling. Konselor yang memverifikasi pendampingan, mendiskusikan
memiliki peranan membimbing dan mengawal prosedur alternatif, dan menjelaskan
potensi individu dengan berbagai cakupan kemungkinan-kemungkinan kegagalan teknologi
layanan serta tindak lanjut tertentu, dari situlah Petrus & Sudibyo (2017).
tentu tidak begitu saja dapat tergantikan dengan
teknologi. Kedua distrupsi bidang sosial dan Kelebihan dan Kelemahan Cybercounseling
budaya. Melihat adanya tantangan tersebut Adanya inovasi tentu akan ada
konselor harus mampu melihat dan pertimbangan tentang kelebihan dan kelemahan,
menyelesaikan suatu problema individu pelayanan cybercounseling dengan berbagai
berangkat dari kelebihannya serta latar belakang issue nya akan memiliki beberapa kelebihan
Socio Cultural yang semakin beragam dan sebagai berikut: 1) Menjangkau konseli lebih
mudahnya siapapun untuk mengakses informasi luas terlebih kepada konseli yang sungkan
semakin membentuk pola pikir individu yang bertemu atau malu menemui langsung, yang
dapat saja mempengaruhi kepiawaiannya dalam artinya cyberconseling mampu menciptakan rasa
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 105
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300
aman dan nyaman dalam berkomunikasi. 2) sentuhan kepedulian dan bahasa tubuh yang
Waktu dan tempat konseli dapat di laksanakan terbatas. 2) Akan ada dinamika proses konseling
kapanpun dan dimanapun dengan persyaratan yang sedikit karena terbatas media. 3) Harus
dan kesepakatan yang disetujui. 3) Dalam memiliki aturan terikat tertentu agar dapat
keadaan tertentu respon verbal ataupun isyarat mengontrol perilaku konseli. 4) Kemampuan
konseli dapat tercurahkan dengan lebih sukarela konselor menghadirkan media lain yang dapat
karena dapat mengolah pola berpikirnya dan mendukung kelemahan diatas agar lebih menarik
tidak takut terancam. Dengan kelebihan yang ada dan disimak. 5) Keterbatasan konselor yang
maka harapannya cybercounseling ini harus menutup diri dengan keterbaruan teknologi, tentu
melalui persiapan serta kemampuan teori dan sudah tidak dapat menjangkau konseli yang aktif
praktik yang baik dari seorang konselor yang bermedia dan melek teknologi.
dapat menyelesaikan kelemahan cybercounseling Berikut merupakan hasil eksplorasi
dibawah ini: 1) Kurangnya dorongan minimal penelitian tekait cybercounseling.
secara langsung seperti menatap, memberikan
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
106 Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300
Counseling maybe.
Konseling Online Sebagai (2018) Yurike Layanan konseling online ini memiliki
Alternatif Treatmen Di Kinanthy standar yang perlu dilakukan oleh konselor
Era Disrupsi Karamoy & bersama dengan konseli agar proses
Agit Purwo konseling tetap dalam kode etik yang telah
Hartanto ditetapkan dalam konseling seperti
menjaga kerahasian permasalahan konseli
hingga mengantisipasi pemalsuan data
yang berdampak pada kerugian yang
dialami oleh konseli.
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 107
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
108 Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin