Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman

Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021


Tersedia Online: http://ojs.uniska.ac.id/index.php/BKA
e-ISSN 2477-6300

CYBERCOUNSELING SEBAGAI INOVASI KONSELOR MENGHADAPI


TANTANGAN DISRUPSI PADA ERA SOCIETY 5.0

Ball Qiss Ayuni1, Syarifah Runika Umaria2, Amallia Putri1


1
Universitas Tanjungpura
2
Universitas Negeri Malang

ballqissayn@student.untan.ac.id

ABSTRAK

Individu tidak dapat terlepas dari pembaharuan teknologi dengan era yang terus bergerak.
Cybercounseling justru tidak akan menjadi suatu hal menakutkan akan menggantikan peran konselor di
era society.Tantangan yang hadir juga memengaruhi kinerja konselor dan apabila menghindar akan jauh
tertinggal serta profesi konselor akan tidak lagi dilirik sebagai profesi yang dapat menangani masalah
dengan responsif. Hingga cybercounseling hadir membantu mempermudah kinerja konselor dengan
menghadirkan kelebihan yang telah dipaparkan. Di perlukan pula bentuk pengawasan yaitu supervisi
cybercounseling Hal ini penting untuk menilai bagaimana melaksanakan konseling secara online (a)
berkomunikasi dan mempertahankan empati, (b) memahami cerita konseli, (c) menghadapi tantangan
disrupsi, dan (d) mengevaluasi efektivitas konselor. Penulis membahas beberapa hal mengenai artikel
konseptual dengan menyajikan lieratur berdasarkan hal yang relevan pada era society 5.0 Artikel dengan
metode literature review ini bertujuan untuk menjaring wawasan konselor, dengan adanya inovasi
cybercounseling konselor akan senantiasa memiliki ketuntasan kompetensi profesional serta mendorong
kebermanfaatan konselor agar terus bergerak dari perkembangan zaman yang terbaru sebagai konselor
yang inovatif dan mengikuti kebaruan.

Kata Kunci: cybercounseling; disrupsi; era society 5.0.

ABSTRACT

People are constantly evolving, and individuals cannot do without technological updates.
Cybercounseling will not be a scary thing, it will replace the role of the counselor in the era of society.
The challenges that are present also affect the performance of the counselors and if they avoid it, they
will be far behind and the counselor profession will no longer be looked at as a profession that can
handle problems responsively. Until cybercounseling comes to help facilitate the performance of
counselors by presenting the advantages that have been described. A form of supervision is also needed,
namely cybercounseling supervision. It is important to assess how to carry out online counseling (a)
communicate and maintain empathy, (b) understand the counselee's story, (c) face the challenges of
disruption, and (d) evaluate the effectiveness of the counselor. The author discusses several things about
conceptual articles by presenting literature based on things that are relevant in the era of society 5.0 This
article with the literature review method aims to capture the insight of counselors, with the innovation of
cybercounseling counselors will always have complete professional competence and encourage the
usefulness of counselors so that they continue to move from developments. the latest era as a counselor
who is innovative and follows the novelty.

Keywords: cybercounseling; disruption; era society 5.0

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
100 Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300

PENDAHULUAN (SDM) unggul agar mempersiapkan diri untuk


Teknologi mendorong manusia terus beradaptasi dengan berbagai perubahan pada era
berinovasi dengan tujuan memudahkan individu ini dan dapat diartikan dengan mengonsep
dalam berkomunikasi, berinteraksi satu sama masyarakat yang berpusat pada individu dengan
lain, memperluas hubungan antar individu, serta berbasis teknologi. Pendidik di era society 5.0,
mempelajari perkembangan dunia. Hal ini haruslah memiliki keterampilan dibidang digital
mendorong seluruh profesi untuk senantiasa serta berpikir kreatif dan guru dituntut untuk
mengikuti kebaruan zaman. lebih inovatif dan dinamis dalam mengajar di
kelas.
Penerapan teknologi di bidang pendidikan
mencakup seluruh komponen termasuk
bimbingan dan konseling. Dimana seorang guru
bimbingan dan konseling yang disebut sebagai
konselor sekolah atau pendidik profesional
dengan kualifikasi sarjana pada fokus pendidikan
bimbingan dan konseling (Ridha, 2019). Apabila
produk google saja dapat memenuhi kehidupan
individu sehari±hari karena fiturnya yang
lengkap, akankah peran konselor sebagai tenaga
Sumber: IMD World Digital
pembimbing dan menangani berbagai
Competitiveness Ranking 2020
permasalahan individu juga dapat terganti
dengan teknologi serupa? Menurut
Data diatas menunjukan bahwa Indonesia Permendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang
menduduki urutan ke-56 dari 63 negara dan
bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar
termasuk bottom 10 atau peringkat 10 terbawah
dan pendidikan menengah, guru bimbingan dan
dalam persiapan implementasi digital pada
konseling berkualifikasi sebagai pendidik
tingkat dunia, atau dapat dikatakan masih masuk
profesional, lulusan S1 bimmbingan dan
pada kategori rendah. Berbagai bidang profesi di
konseling dan menguasai kompetensi dalam
Indonesia berlomba menyesuaikan perubahan
bidang bimbingan dan konseling.
yang terus bergulir dari waktu ke waktu, pada
Kaitannya dengan kompetensi dalam
bidang pemerintahan dengan menerapkan
bidang Bimbingan dan Konseling (BK)
berbagai sistem yang membantu kinerja
hendaknya konselor dapat melihat bahwa
pemerintah seperti pelayanan perizinan online
perannya yang kemudian disejajarkan dengan
berbasis mobile/ smartphone, selain itu
perkembangan teknologi yang terus berkembang
manajemen data untuk menghimpun data serta
dan tidak dapat dicegah membawa berbagai
penyampaian informasi ketenagakerjaan kepada kebijakan baru yang bermunculan. Perbedaan
masyarakat. Supriyadi & Asih (2020) dalam
zaman memiliki pengaruh besar terhadap
penelitiannya memaparkan bahwa teknologi
penyesuaian kinerja elemen±elemen bimbingan
terutama kecerdasan buatan banyak membantu
dan konseling yang seharusnya dapat
dalam hal alur birokrasi pemerintahan sehingga
mendukung era ini, permasalahan umum yang
menjadi lebih efisien karena pelayanan bersifat
dijumpai. Menurut Hartono (2015) kompetensi
pelayanan terpadu serta meningkatkan kepuasan
salah satunya mengenai tampilan kerja yang
masyarakat terhadap pelayanan publik. berkualitas tinggi, dapat diartikan bahwa untuk
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi
mencapai keberhasilan kerja tantangan akan
mendukung peningkatan terhadap kebutuhab
menyertai pelaksanaan layanan dan memenuhi
manajemen dan pendataan informasi akademis
kompetensi konselor.
serta kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
Pelaksanaan layanan yang diberikan
pendidikan yang mudah diakses (Sumarwiyah & konselor dengan kepiawaian konselor dalam
Zamroni, 2016)
menerapkan layanan yang telah disusun dalam
Pada bidang pendidikan tentunya hal ini Permindikbud No. 111 Tahun 2014 bahwa
sudah menjadi bahan diskusi dan telah
pedoman pemberian layanan BK yaitu: konselor
menghasilkan berbagai proyek baru walaupun melakukan identifikasi dan pengumpulan data,
masih harus terus dikembangkan seiring dengan
menganalisis dan mendiagnosis masalah,
era baru yang kini banyak dikenal dengan era melakukan prognosis, memberikan perlakuan
society 5.0. Era society 5.0 ini melibatkan
sistematis dan kontinu, mengevaluasi dan
berbagai hasil penelitian dari bidang pendidikan menindaklanjuti. Sehingga ketika terjadi
yang harus mencetak sumber daya manusia

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 101
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300

beberapa keadaan yang tidak tepat menerapkan strategi belajar dan program yang
pelaksanaannya, terlebih yang berurusan dengan sama untuk kebutuhan siswa di era yang baru
perkembangan media dan teknologi akan yaitu society 5.0 sehingga hal ini perlu di
memerlukan berbagai penyesuaian terkhusus perhatikan. Tujuan penulisan artikel ini adalah
pada profesi konselor. Konselor merupakan salah untuk mengetahui bagaimana tantangan konselor
satu pendidik dan istilah konselor secara resmi di era disrupsi serta menghadirkan
digunakan dalam Undang-undang Nomor 20 cybercounseling sebagai inovasi baru dalam
Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional mewujudkan generasi pada era society 5.0.
yang menyebutkan: Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, METODE
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, Artikel ini merupakan hasil kajian
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain dan penelaahan penyusun dengan metode
sesuai dengan kekhususannya, serta literatur review yang dapat digunakan
berpartisipasi dalam menyelenggarakan
sebagai rujukan mengenai cybercounseling
pendidikan.
Disruptive innovations bukan sebuah yang setidaknya dapat dilihat melalui hasil
upaya membuat produk melainkan inovasi yang pemikiran ini untuk memberikan inovasi
membuat produk dan layanan lebih mudah konselor untuk menyesuaikan
diakses dan terjangkau (Lasmawan, 2019) dalam perkembangan pada kondisi disrupsi pada
makna tersebut disrupsi memang lebih mengarah era society 5.0.
kepada bidang ekonomi dan juga teknologi.
Namun disrupsi ini juga dapat saja terjadi pada HASIL DAN PEMBAHASAN
bidang pendidikan khususnya koselor. Disrupsi Perkembangan suatu zaman menuju
merupakan kondisi yang dipenuhi oleh inovasi zaman berikutnya sudah barang tentu
dan perubahan yang berdampak sangat signifikan memerlukan penyesuaian. Individu pada
terhadap kehidupan lingkungan. Pada era ini, dasarnya tidak dapat menutup diri dari hal
kelompok yang dapat memberikan terobosan tersebut, sehingga individu dipaksa untuk dapat
baru baik dalam sistem maupun kegiatannya beradaptasi dan berinovasi. Individu yang gagal
akan mengalahkan kelompok yang bersifat menghadapi tantangan perubahan era zaman,
konvensional (Lasmawan, 2019). akan tertinggal dan bisa jadi tergantikan.
Disrupsi berdampak pula pada bidang Tantangan ini tidak hanya berdampak
bimbingan dan konseling, salah satu fenomena pada satu profesi, namun seluruh profesi tidak
disrupsi yang terjadi ialah ketika suatu inovasi terkecuali konselor guru bimbingan dan
baru masuk ke dunia konselor yang sebelumnya konseling. Konselor memasuki peran yang peting
telah memiliki layanan yang tersusun dengan di era ini agar mampu menghadapi kdampak
program tahunan, program semesteran dan serius pada lingkup profesinya. (Alijona, 2020)
program lainnya haruslah dapat membuka Konselor harus sebisa mungkin untuk
wawasan baru bahwa era teknologi harus juga memperluas kompetensi tidak hanya kompetensi
dimanfaatkan dengan efektif dan sebaik-baiknya. akademik dan profesional namun juga
Dampak disrupsi yang cukup kuat ini akan kompetensi teknologi untuk menyambut society
menimbulkan beberapa penyesuaian baru 5.0.
terutama terhadap para konselor yang masih

Tabel 1. Artikel Kompetensi Konselor


Judul Artikel Tahun Nama Penulis Hasil dan Pembahasan
Pentingnya Kualitas (2016) Amallia Putri Konseling yang efektif bergantung pada
Pribadi Konselor dalam kualitas hubungan antara klien dengan
Konseling untuk konselor. Pentingnya kualitas hubungan
Membangun Hubungan konselor dengan klien ditunjukkan melalui
antar Konselor dan kemampuan konselor dalam kongruensi
Konseli (congruence), empati (empathy), perhatian
secara positif tanpa syarat (unconditional
positive regard), dan menghargai (respect)
kepada klien. Kepribadian merupakan titik
tumpu dari duajenis kemampuan yang lain
(pengetahuan dan ketrampilan), namun

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
102 Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300

demikian ketiga aspek memiliki


keterkaitan bersifat reciprocal atau dengan
kata lain ketiganya harus ada dan saling
mempengaruhi.

Pengaruh Kompetensi (2018) Drs.Saiful Hadi Berdasarkan hasil perhitungan tiga


Pedagogik dan variabel maka kompetensi profesional,
Kompetensi Profesional kompetensi pedagogik dan kinerja guru
Terhadap Kinerja Guru BK cenderung pada kelompok sedang. Hal
Bimbingan dan ini menunjukkan bahwa kondisi
Konseling di SDLB kompetensi (profil kompetensi) guru BK
Kota Bandung di SDLB berada dalam kategori sedang,
dengan demkian komptensi profesional,
kompetensi pedagogik dan kinerja guru
BK masih perlu ditingkatkan.

Tingkat Pemahaman (2015) Adam Aulia Malik, Berdasarkan KDVLO SHQHOLWLDQ ³7LQJNDW
Konselor Tentang Kusnarto Pemahaman Konselor tentang Kompetensi
Kompetensi Kurniawan Profesional dalam Pelayanan Bimbingan
Professional dalam dan Konseling di SMA Negeri se-
Pelayanan Bimbingan Kabupaten Pemalang 7DKXQ ´
dan Konseling diperoleh
simpulan konselor di SMA Negeri se-
Kabupaten Pemalang telah dapat
menguasai dan mengaplikasikan
kompetensi profesionalnya dalam
pelayanan bimbingan dan konseling
dengan kriteria tinggi.

Profesi Konselor dalam (2017) Mungin Eddy Implementasi kurikulum 2013 memberi
Kurikulum 2013 dan Wibowo peluang dan peran yang begitu besar dan
Permasalahannya sekaligus tantangan bagi Guru BK atau
konselor agar dapat menjalankan profesi
bimbingan dan konseling secara
bermartabat sehingga akan dapat
membantu peserta didik memilih dan
menentukan arah peminatan sesuai dengan
kemampuan,bakat,minat dan
kecenderungan masing- masing peserta
didik. Jika Guru BK atau konselor dapat
menjalankan tugas mulia ini dengan baik
maka profesi BK akan terjadi public trust
dan kemartabatan profesi dapat
diwujudkan.

Kompetensi Profesional (2020) Hestini Nurrahmi Kompetensi profesional guru bimbingan


Guru Bimbingan dan dan konseling Hasil secara keseluruhan
Konseling guru bimbingan dan konseling SMK se
Kota Pontianak berkompeten. Guru
bimbingan dan konseling SMK se Kota
Pontianak pernah dan telah mengikuti
kegiatan- kegiatan yang dapat
meningkatkan kompetensi profesional,
diantaranya mengikuti pelatihan, seminar,
workshop yang terkait bimbingan dan
konseling. Namun untuk kegiatan

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 103
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300

penelitian keilmiahan bimbingan dan


konseling para guru bimbingan dan
konseling belum pernah melakukan, begitu
juga dengan mengikuti pendidikan lanjutan
(S2 bimbingan dan konseling) belum ada
yang mengikuti.

Berdasarkan tabel diatas, terdapat kurikulum 2013 (Wibowo, 2017)


kesimpulan bahwa: bahwa keberadaan acuan kompetensi
1. Pentingnya pribadi konselor untuk konselor akan mendukung konselor
memiliki kepiawaian dalam menangani untuk memahami peserta didik dan
berbagai situasi yang akan memegaruhi meningkatkan keprofesionalannnya
kinerja profesional konselor untuk melalui kepiawaianya dalam
menangani berbagai tantangan adalah menghadapi tantangan. Tentunya hal ini
modal dasar selain pengetahuan dan haruslah sejalan dengan kecenderungan
ketrampilan, (Putri, 2016). Salah zaman dan kondisi peserta didik di era
satunya menggerakan inovasi baru yang sekarang.
dengan konselor yang kreatif dan efektif 5. Berdasarkan kompetensi profesional
sesuai taraf standar kompetensi. guru bimbingan dan konseling se- Kota
2. Penelitian yang telah dilakukan Hadi Pontianak sudah menunjukan
(2018) menunjukan perlunya kompetensi dari beberapa aspek terlihat
peningkatan dalam hal kinerja guru dari keaktifan guru bimbingan dan
bimbingan dan konseling di ranah konseling dalam menyerap informasi
kompetensi pedagogik dan kompetensi mengenai kompetensi profesionalnya
profesional tidak hanya di sekolah serta mengikuti diskusi ilmiah melalui
menengah saja namun dalam penelitian workshop atau wadah ilmiah lain untuk
tersebut dikatakan bahwa Hal ini meningkatkan mutu pelayanan
menunjukkan indikasi bahwa bimbingan dan konseling, namun
kompetensi profesional perlu disebutkan dalam Nurrahmi (2020)
ditingkatkan untuk menunjang kinerja guru bimbingan dan konseling masih
guru BK di SDLB, karena kemampuan belum mengikuti peningkatan jenjang
ini merupakan potensi dasar yang dapat pendidikan lanjutan dan kurangnya
menunjang dalam mendidik dna minat penelitian keilmiahan bimbingan
membimbing siswa berkebutuhan dan konseling sehingga kurang dapat
khusus. Salah satu kompetensi melihat bagaimana fenomena yang
profesional adalah penguasaan proses dibutuhkan peserta didik pada era
pembimbingan terhadap siswa melalui sekarang.
kegiatan-kegiatan pelatihan yang
berkaitan dengan proses pembimbingan Dapat disimpulkan bahwa dari tabel
yang diberikan. kompetensi konselor telah ada upaya dari
3. Pemahaman konselor tentang akademisi bimbingan dan konseling tentang
profesional dalam pelayanan bimbingan pengelolaan kompetensi profesional baik secara
dan konseling terbilang sudah dapat pedagogik maupun profesional masih
menguasai (Malik & Kurniawan, 2015) membutuhkan keberpihakan peraturan yang
dalam penelitiannya mengemukakan mengikat serta menumbuhkan inovasi para
bahwa guru BK se- Kabupaten konselor. Problema ini akan menjadi tantangan
Pemalang telah memahami pentingnya yang besar bagi konselor untuk berinovasi
kompetensi profesional dalam menyongsong pendidikan di era society 5.0
pelayanan bimbingan dan konseling dengan menerapkan cybercounseling (konseling
sehingga diharapkan diterapkan melalui online). Penerapan cybercounseling tentu akan
layanan dan menjadi guru bimbingan memiliki dampak yang akan menumbuhkan
dan konseling yang profesional dan disrupsi bagi konselor maka konselor perlu
melaksanakan mandat sesuai dengan memiliki alternatif treatmen yang kekinian,
capaian kompetensi profesionalnya. efektif dan efisien untuk membantu peserta didik
4. Selanjutnya merujuk pada atikel yang yang dimungkinkan mengalami dampak negatif
berjudul Profesi konselor dalam

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
104 Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300

dari perkembangan teknologi yang terjadi di era hal mencapai keoptimalan individu, (Ngafifi,
disrupsi yaitu cybercounseling. 2014) menyatakan bahwa Pada masyarakat
teknologi, ada tendensi bahwa kemajuan adalah
Tantangan Pelaksanaan Cybercounseling suatu proses dehumanisasi secara perlahan-lahan
Menghadapi era society juga harus siap sampai akhirnya manusia takluk pada teknik.
menemui tantangan yang hadir Teknologi memberikan banyak manfaat positif
didalamnya,tantangan penerapan pelaksanaan bagi manusia untuk mempermudah manusia
cybercounseling ini ialah: Pertama penguasaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun
teknologi informasi dan komunikasi agar tidak demikian disisi yang lain kemajuan teknologi
tergantikan oleh artificial counselor. Kemajuan menimbulkan efek negatif yang kompleks
era didahului dengan kemajuan bidang dan melebihi manfaat dari teknologi itu sendiri
sektor tertentu dengan segala inovasinya, dari terutama terkait pola hidup manusia dalam
berbagai hal kita dapat mengamati fenomena dimensi sosial budaya. Kaitannnya dengan hal
pergantian era dengan jelas, seperti adanya tersebut yang juga harus disesuaikan dengan
Artifical Intelegent/AI (kecerdasan buatan). ketrampilan keprofesionalan konselor dengan
Artificial intelligence/ AI adalah sebuah program berbagai kebaruan literatur dan media sebab
komputer yang memiliki algoritma yang individu yang akan ditanganinya juga akan
berfungsi untuk dapat mempelajari data dan masuk kedalam perubahan Era. Maka
menggunakannya untuk dapat melakukan proses dibutuhkanlah wadah untuk konselor agar dapat
berfikir dan bertindak seperti manusia, berinovasi dengan pembaruan teknologi yaitu
(Supriyadi & Asih, 2020). Lasse Rouhiainen salah satunya layanan cybercounseling
dalam (Arief & Saputra, 2019) Kecerdasan (konseling online). Ketiga adanya inovasi baru
buatan ini merupakan salah satu hal yang yaitu upaya menerapkan cybercounseling agar
memicu berbagai perubahan besar dalam konselor dapat menyesuaikan kebutuhan individu
kehidupan bermasyarakat, hingga pada awal dan menyesuaikan perubahan smart era society
2018 timbulah isu apabila profesi pendidik akan 5.0. Kini praktisi konselor telah banyak
dapat tergantikan oleh robot yang menerapkan melakukan riset yang mendukung baik serta
sistem Artificial Intelligence / AI (kecerdasan mulai mengurangi disrupsi dari gaya konselor
buatan) yang ketika dihubungkan dengan profesi \DQJ µMDGXO¶ PHQMDGL NRQVHORU \DQJ PHQHULPD
konselor yaitu akan hadir konselor buatan atau teknologi dengan mengupayakan transformasi
Artificial Counselor memicu banyak diskusi para berupa munculnya berbagai sistem
ahli. Karena hal semacam ini tentu harus pula cybercounseling. Penelitian (Nor Zainudin &
sesuai dengan unjuk kerja profesional konselor Yusof, 2018) mengemukakan bahwa tingkat
yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan kepuasan konseli dalam melakukan konseling
Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia online lebih tinggi dibandingkan konseling tatap
Nomor 27 Tahun 2008, tentang Standar muka. Hal ini juga sudah sepatutnya menjadi
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor penguatan bahwa cybercounseling mudah saja di
pada butir D mengenai kompetensi profesional terapkan dengan mempertimbangkan kode etik
yaitu: (1) merancang Program Bimbingan dan yang umumnya dipakai dalam proses konseling,
Konseling, (2) mengimplementasikan Program menjelaskan metode apa yang akan digunakan,
Bimbingan dan Konseling yang komprehensif, menginformasikan kepada konseli bahwa data
dan (3) menilai proses dan hasil kegiatan konseling akan disimpan secara aman,
bimbingan dan konseling. Konselor yang memverifikasi pendampingan, mendiskusikan
memiliki peranan membimbing dan mengawal prosedur alternatif, dan menjelaskan
potensi individu dengan berbagai cakupan kemungkinan-kemungkinan kegagalan teknologi
layanan serta tindak lanjut tertentu, dari situlah Petrus & Sudibyo (2017).
tentu tidak begitu saja dapat tergantikan dengan
teknologi. Kedua distrupsi bidang sosial dan Kelebihan dan Kelemahan Cybercounseling
budaya. Melihat adanya tantangan tersebut Adanya inovasi tentu akan ada
konselor harus mampu melihat dan pertimbangan tentang kelebihan dan kelemahan,
menyelesaikan suatu problema individu pelayanan cybercounseling dengan berbagai
berangkat dari kelebihannya serta latar belakang issue nya akan memiliki beberapa kelebihan
Socio Cultural yang semakin beragam dan sebagai berikut: 1) Menjangkau konseli lebih
mudahnya siapapun untuk mengakses informasi luas terlebih kepada konseli yang sungkan
semakin membentuk pola pikir individu yang bertemu atau malu menemui langsung, yang
dapat saja mempengaruhi kepiawaiannya dalam artinya cyberconseling mampu menciptakan rasa

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 105
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300

aman dan nyaman dalam berkomunikasi. 2) sentuhan kepedulian dan bahasa tubuh yang
Waktu dan tempat konseli dapat di laksanakan terbatas. 2) Akan ada dinamika proses konseling
kapanpun dan dimanapun dengan persyaratan yang sedikit karena terbatas media. 3) Harus
dan kesepakatan yang disetujui. 3) Dalam memiliki aturan terikat tertentu agar dapat
keadaan tertentu respon verbal ataupun isyarat mengontrol perilaku konseli. 4) Kemampuan
konseli dapat tercurahkan dengan lebih sukarela konselor menghadirkan media lain yang dapat
karena dapat mengolah pola berpikirnya dan mendukung kelemahan diatas agar lebih menarik
tidak takut terancam. Dengan kelebihan yang ada dan disimak. 5) Keterbatasan konselor yang
maka harapannya cybercounseling ini harus menutup diri dengan keterbaruan teknologi, tentu
melalui persiapan serta kemampuan teori dan sudah tidak dapat menjangkau konseli yang aktif
praktik yang baik dari seorang konselor yang bermedia dan melek teknologi.
dapat menyelesaikan kelemahan cybercounseling Berikut merupakan hasil eksplorasi
dibawah ini: 1) Kurangnya dorongan minimal penelitian tekait cybercounseling.
secara langsung seperti menatap, memberikan

Tabel 2. Artikel Keunggulan Cybercounseling


Judul Penelitian Tahun Nama penulis Hasil / Pembahasan
Aplikasi Cybercounseling (2020) Nur Hidayah Masyarakat sudah mengenal
Kognitif Perilaku Bagi cybercounseling sebagai media layanan
Guru BK di Era Revolusi konseling melalui dunia maya sejak awal
Industri 4.0 abad 21. Seiring perkembangannya era
digital, cybercounseling dikenali sebagai
media layanan konseling telah
menggantikan layanan konseling face-to-
face yang berangsur-angsur kurang
diminati oleh siswa. Cybercounseling
dilakukan secara real time melalui
teleconference dan/atau smartphone
android. Implementasi cybercounseling
sebagaimana konseling tatap muka
menggunakan
model-model konseling yang dipilih.
Model konseling yang digunakan pada
aplikasi ini adalah model konseling
Kognitif Perilaku (CBT) yang merupakan
hasil riset terdahulu.

Cybercounseling Sebagai (2019) Dyah Luthfia Cybercounseling memiiliki banyak


Salah Satu Model Kirana alternatif pilihan aplikasi berbantuan dan
Perkembangan Konseling mendukung keterlaksanaan konseling
Bagi Generasi Milenial online dengan mempertimbangkan etika
serta menyesuaikan kebutuhan zaman pada
peserta didik dengan berbagai basis
ashyncronus cybercounseling.
Cyber-Counseling: Is It (2018) Zaida Nor The history of computer usage and internet
Really New? Zainudin & usage in counseling has provided another
Yusni alternative to practicioner. By
Mohamad understanding the history of the evolution
Yusop and revolution of this cyber- counseling
brings new information to counselors. For
the future discussion and research, the
issurs and oppotunities of Cyber-
counseling services can be addressed. This
will enrich the data of the new services, as
well as be part of the history of coming
revolution of cyber-counseling, the AI-

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
106 Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300

Counseling maybe.

Kajian Konseptual (2017) Jerizal Petrus Pelayanan cybercounseling adalah salah


Layanan Cyberconseling & Hanung satu bentuk pertanggungjawaban keilmuan
Sudibyo bagi setiap orang yang menyandang
profesi konselor profesional. Oleh karena
itu konselor perlu beradaptasi dan
mempersiapkan diri secara baik dalam
penguasaan teknologi informasi dan
komunikasi dalam melaksanakan
pelayanan bimbingan dan konseling. Hal
ini tidak lagi menjadi pilihan tetapi
menjadi sebuah kewajiban untuk dilakukan
oleh konselor mengingat perilaku
masyarakat dewasa ini melaksanakan
aktivitas basisnya pada teknologi informasi
dan komunikasi.

Konseling Online Sebagai (2018) Yurike Layanan konseling online ini memiliki
Alternatif Treatmen Di Kinanthy standar yang perlu dilakukan oleh konselor
Era Disrupsi Karamoy & bersama dengan konseli agar proses
Agit Purwo konseling tetap dalam kode etik yang telah
Hartanto ditetapkan dalam konseling seperti
menjaga kerahasian permasalahan konseli
hingga mengantisipasi pemalsuan data
yang berdampak pada kerugian yang
dialami oleh konseli.

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan PENUTUP


bahwa: Individu tidak dapat terlepas dari
1. Cybercounseling dapat dijadikan sebuah pembaharuan teknologi dengan era yang terus
inovasi bagi konselor untuk dapat bergerak. Cybercounseling akan menjadi suatu hal
melaksanakan kegiatan konseling pada menakutkan justru tidak akan menggantikan peran
zaman teknologi dan internet yang kini konselor di era society. Mengutip penelitian
bergerak begitu pesat. Alijona (2020) Seorang konselor yang
2. Cybercounseling dapat menjadi inovasi mengungkapkan perannya pada era kebaruan
pada era society 5.0. Hal ini terlihat pada berharap selain dirinya terus meningkatkan inovasi
keunggulan cybercounseling. Selain dapat hal ini juga mendorong kinerja profesi konselor
dilaksanakan dengan perbedaan tempat, lebih terpandang dan berintegritas. Tantangan yang
cybercounseling juga dapat menghemat hadir juga beragam dan apabila menghindar akan
waktu, hal ini dikarenakan jauh tertinggal serta profesikonselor akan tidak lagi
cybercounseling dapat diakses oleh dilirik sebagai profesi yang dapat menangani
konselor dan konseli kapanpun dan masalah dengan responsif. Hingga
dimanapun sesuai janji yang telah cybercounseling hadir membantu mempermudah
disepakati. kinerja konselor dengan menghadirkan kelebihan
3. Cybercounseling memiliki berbagai fitur yang telah dipaparkan diatas. Saran diperlukan
aplikasi untuk dilaksanakan mulai dari pula bagi para peneliti bentuk pengawasan yakni
berbasis chat/ teks, berbasis supervisi cybercounseling Hal ini penting untuk
videoconference maupun audio. Hal ini menilai bagaimana melaksanakan konseling secara
dapat membantu konselor dalam online (a) berkomunikasi dan mempertahankan
melaksanakan konseling sesuai dengan empati, (b) memahami cerita konseli, (c)
keinginan ataupun kemampuan dari menghadapi tantangan, dan (d) mengevaluasi
konseli. efektivitas mereka sendiri. Saran dan Rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya hendaknya
menambahkan sudut pandang lain mengenai
bagaimana membangun cybercounseling dan

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 107
Ball Qiss Ayuni, Syarifah Runika Umaria, Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2021
e-ISSN 2477-6300

menambahkan fakta dan data realita pelaksanaan Konseptual Layanan Cyberconseling.


cybercounseling yang sudah berjalan. Konselor, 6 (1), 6.
Petrus, Jerizal, & Sudibyo, H. (2017). Kajian
REFERENSI Konseptual Layanan Cyberconseling.
Alijona, A. (2020). Peran Konselor di Era Konselor, 6(1), 6.
Disruption. PD ABKIN JATIM Open Journal https://doi.org/10.24036/02017616724-0-00
System, 188±194. Putri, A. (2016). Pentingnya Kualitas Pribadi
Arief, N. N., & Saputra, M. A. A. (2019). Konselor Dalam Konseling Untuk
Kompetensi Baru Public Relations (PR) Membangun Hubungan Antar Konselor Dan
Pada Era Artificial Intelligence. Jurnal Konseli. JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling
Sistem Cerdas, 2(1), 1±12. Indonesia), 1(1), 10.
Hadi, S. (2018). Pengaruh Kompetensi Pedagogik https://doi.org/10.26737/jbki.v1i1.99
Dan Kompetensi Profesional Terhadap Ridha, A. A. (2019). Penerapan konselor sebaya
Kinerja Guru Bimbingan Dan Konseling Di dalam mengoptimalkan fungsi layanan
Sdlb Kota Bandung. Jurnal Ilmu Politik dan bimbingan konseling di sekolah. Jurnal
Komunikasi, 8(1). Psikologi, 15(1), 25±34.
Hartono, M. S. (n.d.). Profesi Bimbingan dan Sumarwiyah, & Zamroni, E. (2016). Pemanfaatan
Konseling di Era Disrupsi: Peluang dan Tekonologi Informasi (Ti) dalam Layanan
Tantangan. Bimbingan dan Konseling sebagai
Hidayah, N. (2020). Aplikasi Cybercounseling Representasi Berkembangnya Budaya
Kognitif Perilaku Bagi Guru BK di Era Profesional Konselor dalam Melayani Siswa.
Revolusi Industri 4.0. PD ABKIN JATIM Jurnal Bimbingan Dan Konseling Ar-
Open Journal System, 13±30. Rahman , 2 (1) 4(3), 57±71.
Kinanthy, Y., Hartanto, A. P., & Prawita, Sri, K. Supriyadi, E. I., & Asih, D. B. (2020).
(2018). Konseling Online Sebagai Alternatif Implementasi Artificial Intelligence (Ai) Di
Treatmen Di Era Disrupsi. Seminar Nasional Bidang Administrasi Publik Pada Era
Bimbingan Konseling, 2(1), 92±96. Revolusi Industri 4.0. Jurnal RASI, 2(2), 12±
KIRANA, D. L. (2019). Cybercounseling Sebagai 22.
Salah Satu Model Perkembangan Konseling Wibowo, M. E. (2017). Profesi Konselor dalam
Bagi Generasi Milenial. Al-Tazkiah, 8(1), Kurikulum 2013 dan Permasalahannya.
51±63. Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan,
https://doi.org/10.20414/altazkiah.v8i1.1101 1(2), 63±85.
Lasmawan, I. W. (2019). Era Disrupsi Dan https://doi.org/10.30598/jbkt.v1i2.143
Implikasinya Bagi Reposisi Makna Dan Zainudin, N. Z., & Yusop, Y. M. (2018). Cyber-
Praktek Pendidikan (Kaji Petik Dalam Counseling: Is It Really New? International
Perspektif Elektik Sosial Analisis). Jurnal Research Journal of Education and
Media Komunikasi Pendidikan Pancasila Sciences, 2(2).
dan Kewarganegaraan, 1(1), 54±65.
Malik, A. A., & Kurniawan, K. (2015). Tingkat
Pemahaman Konselor Tentang Kompetensi
Professional dalam Pelayanan Bimbingan
dan Konseling. Indonesian Journal of
Guidance and Counseling, 4(2), 30±36.
Ngafifi, M. (2014). Kemajuan Teknologi Dan Pola
Hidup Manusia Dalam Perspektif Sosial
Budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan:
Fondasi dan Aplikasi, 2(1), 33±47.
https://doi.org/10.21831/jppfa.v2i1.2616
Nor Zainudin, Z., & Yusof, Y. M. (2018). Gender
comparisons on the cyber-counseling and
face-to-face counseling approaches.
International Journal of Academic Research
in Business and Social Sciences, 8(8).
Nurrahmi, H. (2020). Kompetensi Profesional.
Guru Profesional, 95±112.
Petrus, J, & Sudibyo, H. (2017). Kajian

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
108 Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai