Kelompok 4 - Tax Planning PPH Pasal 2126
Kelompok 4 - Tax Planning PPH Pasal 2126
Pemberi Pegawai
Keterangan
No Objek PPhPasal 21 Kerja (PPh (Taxable/Non
Badan) Taxable)
Tunjangan yang
3. Deductible Taxable
diberikan dalam bentuk uang
Honorarium yang
4. Deductible Taxable
diterima Dewan Komisaris/ Pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap
Premi Jamsostek
JKK/JKM, Asuransi kesehatan, kecelakaan, kematian, beasiswa dan Bila tidak dimasukkan
6. Deductible Taxable
asuransi sebagai penghasilan karyawan makan merupakan ND
dwiguna yang ditanggung pemberi kerja
PPh Pasal 21 di
9. Deductible Taxable
Gross-UP oleh perusahaan
Hanya atas uang saku,
18. Biaya perjalanan dinas Deductible Taxable bila diberikan dalam lumpsum maka seluruhnya
menjadi objek PPh pasal 21
Non
20. Tantiem Taxable SE-06/PJ.44/1999
Deductible
kenikmatan yang diberikan oleh WP yang dikenai PPh final atau WP yang
Kejadian tersebut serinh terjadi dalam pembuatan perjanjian atau kontrak kerja yang tidak
mengindahkan aspek perpajakannya. Maka sebelum kontrak kerja ditandatangani harus
dipastikan:
1. Pemuatan klausul pajak dalam perkanjian atau kontrak kerja yang mensyaratkan pajak
terutang harus dihitung berdasarkan nilai kontrak (di luar harga pokok barang) yakni
dikenakan dari nilai bruto kontrak, dan untuk PPh 21/26 pemberi kerja wajib memotong
dari pembayarannya
2. Klausul pajak secara jelas menyarakan siapa yang harus menanggung PPh Pasal 21/26,
sehingga pajak yang terutamg fan pemotongannya didasarkan pada klausul tersebut
Klausul Pajak dalam Perjanjian/Kontrak Kerja
Sebagai contoh, suatu perusahaan memiliki proyek dan tidak memotong PPh Pasal 21
kemudian transaksi ini diketahui oleh fiskus pada saat pemeriksaan pajak, maka perusahaan
akan dikenai kewajiban membayar PPh 21 yang terutang dan denda keterlambatan penyetoran
sebesar 2% sebulan dari pokok pajak.
Dari kasus ini, jelas bahwa tax planning memerlukan dikungan dari beberapa divisi
perusahaan. Untuk menghindari timbulnya kerugian dikemudian hari di luar rencana
anggaran, semua divisi yang terkait harus mempertimbangkan aspek perpajakan atas klausul
perjanjian atau kontrak kerja yang akan dibuat seperti beban pajak yang terutang dan
penanggung pajaknnya.
PEMBERIAN KESEJAHTERAAN
KARYAWAN
PENGOBATAN ATAU
KESEHATAN KARYAWAN
NATURA ATAU CASH
1) Reimbursement (penggantian) kwitansi biaya
Pemberian Natura untuk
medikal dari dokter/klinik/rumah sakit.
kesejahteraan karyawan tidak
Perlakuan pemajakannya: Pengeluaran ini
cocok jika perusahaan:
adalah bagian dari penghasilan karyawan yang
1) Sedang mengalami kerugian.
bersangkutan karena diterima secara tunai
2) Dikenakan PPh Badan secara
oleh perusahaan, boleh dibiayakan (deductible)
Final.
tapi harus ditambahkan sebagai penghasilan
karyawan dalam SPT PPh 21.
PEMBERIAN KESEJAHTERAAN
KARYAWAN
PENGOBATAN ATAU PENGOBATAN ATAU
KESEHATAN KARYAWAN KESEHATAN KARYAWAN
2) Pemberian tunjangan pengobatan/kesehatan
3) Pengobatan di RS/klinik/dokter
(medical allowance) setiap bulan, sakit, atau tidak
langganan dan pengambilan obat dari
sakit.
apotek langganan.
Perlakuan pemajakannya: Pengeluaran ini
Perlakuan pemajakannya: Merupakan
merupakan bagian dari penghasilan karyawan
pengeluaran natura atau kenikmatan
yang bersangkutan yang diterima secara teratur,
(benefit in kinds) dan tidak boleh
boleh dibiayakan (deductible) tapi harus
dibebankan sebagai biaya
ditambahkan sebagai penghasilan karyawan
perusahaan.
dalam SPT PPh 21.
PEMBERIAN KESEJAHTERAAN
KARYAWAN
MAKAN KARYAWAN
PENGOBATAN ATAU Dari sisi PPh Badan, dengan asumsi jumlah
KESEHATAN KARYAWAN beban yang sama, skema pemberian makan
sebagai tunjangan atau pengganti tunjangan,
4) Perusahaan mendirikan RS/klinik/
keduanya sama-sama bisa dibiayakan tetapi
berikut dokternya.
pemberian tunjangan makan akan
Perlakuan pemajakannya: Merupakan
mengakibatkan bertambahnya PPh Pasal 21.
pengeluaran natura atau kenikmatan
Apabila hanya dipandang dari sisi fiskal, lebih
(benefit in kinds) dan tidak boleh
menguntungkan jika disiapkan makan bersama
dibebankan sebagai biaya
untuk seluruh karyawan.
perusahaan.
PEMBERIAN KESEJAHTERAAN
KARYAWAN
IURAN PENSIUN & JHT/THT
PREMI ASURANSI UNTUK YANG DIBAYAR PERUSAHAAN
KARYAWAN Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang
Asuransi yang diberikan dapat berupa dipotong PPh Pasal 21 berupa iuran pensiun yang
dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
asuransi kesehatan, dwiguna, jiwa, kematian,
disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan hari tua
kecelakaan kerja, dan beasiswa. Pembayaran
atau iuran Jaminan Hari Tua kepada badan
premi asuransi oleh pemberi kerja untuk penyelenggara Tunjangan Hari Tua atau penyelenggara
kepentingan pegawainya boleh dibebankan jaminan sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi
sebagai biaya perusahaan (deductible), tetapi kerja. Iuran yang dibayarkan kepada dana pensiun yang
bagi karyawan bersangkutan premi tersebut pendiriannya tidak/belum disahkan oleh Menteri
merupakan penghasilan (taxable). Keuangan tidak boleh dibebankan sebagai biaya.
PEMBERIAN KESEJAHTERAAN
KARYAWAN
PERUMAHAN UNTUK KARYAWAN Perlakuan pemajakannya:
Alternatif 1 & 2 termasuk kriteria
Ada beberapa alternatif fasilitas perumahan yang
pemberian natura sehingga biaya-biaya
diberikan oleh perusahaan:
terkait seperti penyusutan, eksploitasi,
Penempatan pada rumah dinas yang dibuat/dibeli oleh
perusahaan. sewa, tidak bisa dibebankan sebagai
Penempatan pada rumah dinas yang disewa oleh biaya.
perusahaan. Agar tidak dikategorikan sebagai natura,
Perusahaan memberikan penggantian sewa rumah kepada karyawan perlu diberikan
dinas yang dibayar oleh karyawan, penggantian ini tunjangan perumahan yang dimasukkan
dimasukkan ke dalam tunjangan perumahan bagi ke daftar gaji.
karyawan.
Perusahaan memberikan tunjangan perumahan kepada
karyawan.
PEMBERIAN KESEJAHTERAAN
KARYAWAN
PERUMAHAN UNTUK KARYAWAN PAKAIAN SERAGAM KARYAWAN
Perlakuan pemajakannya: Kriteria yang disyaratkan oleh fiskus mengenai
Alternatif 3 & 4 boleh dibiayakan (deductible) tetapi pemberian natura (termasuk pakaian seragam):
tunjangan perumahan harus dicatat dan dilaporkan Pemberian natura yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto pemberi kerja dan bukan
sebagai unsur penghasilan bagi karyawan dan
merupakan penghasilan bagi karyawan yang
dicantumkan dalam daftar gaji karyawan.
menerimanya.
Biaya sewa rumah yang dibayarkan pada karyawan Pemberian natura yang merupakan keharusan dalam
merupakan penghasilan karyawan, sedang bagi pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan
perusahaan, merupakan biaya yang dapat kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut
diperhitungkan dalam PKP. mengharuskannya, meliputi pakaian dan peralatan
biaya pemeliharaan/perawatan/lain-lain biaya yang untuk keselamatan kerja, termasuk pakaian seragam
dikeluarkan secara fiskal tak dapat diterima dalam petugas keamanan (satpam).
menghitung PKP, sebab termasuk biaya atas natura.
PEMBERIAN KESEJAHTERAAN
KARYAWAN
TRANSPORTASI UNTUK KARYAWAN 4. Biaya dalam rangka menjalankan tugas perusahaan,
misalnya berupa biaya transport, hotel, dan sebagainya
1. Biaya eksploitasi kendaraan antar jemput karyawan merupakan biaya perusahaan dan bukan penghasilan
adalah biaya dan bukan merupakan penghasilan karyawan.
bagi karyawan.
2. Seluruh biaya eksploitasi & depresiasi untuk Transportasi karyawan dari rumah ke tempat kerja dapat
kendaraan perusahaan yang dikuasai/dipegang diberikan dalam bentuk:
oleh karyawan tertentu/dibawa pulang setelah jam 1. Antar jemput dengan mobil perusahaan.
2. Diberikan kendaraan sedan/sejenis yang dimiliki dan
kerja merupakan biaya dan bagi karyawan bukan
dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu
merupakan penghasilan karena termasuk natura.
karena jabatan atau pekerjaannya.
3. Tunjangan transport untuk keperluan pergi & 3. Untuk tujuan tax planning, agar biaya kendaraan
pulang kantor merupakan penghasilan bagi tersebut dapat dibebankan sebagai biaya, dapat di atasi
karyawan dan biaya bagi perusahaan. memberikan pinjaman (car loan).
PEMBERIAN KESEJAHTERAAN
KARYAWAN
PERJALANAN DINAS KARYAWAN BONUS DAN JASA PRODUKSI
Komponen biaya perjalanan dinas, dan jika atas Dalam pemberian bonus dan gratifikasi, tantiem dan
pemberian ini dibayarkan secara tunai sebagai uang jasa produksi tersebut, bisa diperlakukan sebagai biaya,
saku, maka pemberian tersebut dikategorikan sebagai jika dibebankan dalam biaya tahun berjalan.
Tantiem tidak dapat dibebankan sebagai biaya dalam
penghasilan bagi karyawan yang bersangkutan. Bila
menghitung PKP, serta bagi penerimanya adalah
perusahaan menginginkan agar travelling allowance
penghasilan dan dikenakan PPh Pasal 21.
tersebut dapat dibiayakan (deductible) dalam laporan
Untuk keperluan tax planning, harus dihindari
keuangan fiskal perusahaan, maka travelling
pembayaran gaji, bonus, gratifikasi jasa produksi yang
allowance tersebut harus dimasukkan dalam SPT PPh
melebihi kewajaran kepada pemegang saham yang juga
Pasal 21 atas nama karyawan yang bersangkutan menjadi komisaris, direksi, atau pegawai, karena
sebagai unsur tambahan penghasilan yang dikenakan pembayaran tersebut merupakan dividen dan tak boleh
PPh Pasal 21. dibebankan sebagai biaya perusahaan.
PEMBERIAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN
NATURA DI DAERAH TERTENTU
Daerah tertentu/terpencil ini adalah daerah yang secara
ekonomis mempunyai potensi yang layak dikembangkan tetapi
prasarana ekonomi umumnya kurang memadai, sulit dijangkau
oleh transport umum, sehingga untuk mengubah potensinya
menjadi kekuatan ekonomi, penanam modal menanggung resiko
cukup tinggi dengan masa pengembalian yang relatif panjang.
Termasuk di dalamnya ada daerah perairan laut (kedalaman >50
M) yang dasar lautnya mempunyai cadangan mineral.
Penetapan daerah tertentu diberikan untuk jangka waktu 5
tahun, yang berlaku sejak tahun pajak diterbitkannya keputusan
dan dapat diperpanjang 1 kali. Permohonan keputusan tentang
penerapan daerah tertentu/terpencil diajukan kepada Kanwil
DJP yang membawahi KPP Tempat WP yang bersangkutan
terdaftar.
TERIMA
KASIH