1 Peta Konsep (Beberapa 1. Keimanan kepada Hari Akhir dan Kiamat. istilah dan definisi) di Kiamat diartikan keadaan makhluk dan alam modul bidang studi semesta ketika berakhirnya kehidupan mereka di dunia. Hari Kiamat merupakan tahapan yang harus dilewati menuju Negeri Akhirat. Kiamat merupakan kebangkitan manusia dari kematian atau dari kuburnya. Maknanya, pada hari itu semua manusia dibangkitkan dari kubur, tempat peristirahatan setelah kematiannya. Selanjutnya, mereka diadili dan diminta pertanggungjawaban atas semua perbuatannya di dunia. Kiamat merupakan akhir dari alam semesta dan kehidupan semua makhluk. Artinya saat kiamat tiba, seluruh jagat raya beserta isinya, seperti planet, bintang, langit, bumi, manusia, dan semua yang ada, hancur binasa. Kehidupan makhluk pun tidak ada lagi. Ini merupakan bencana besar bagi alam raya dan yang ada di dalamnya. Kiamat diartikan sebagai: (1) hari kebangkitan setelah mati (orang yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk diadili perbuatannya); (2) hari akhir zaman (dunia seisinya rusak binasa dan lenyap); (3) celaka sekali, bencana besar, rusak binasa; (4) berakhir dan tidak muncul lagi. Kiamat diartikan keadaan makhluk dan alam semesta ketika berakhirnya kehidupan mereka di dunia Al-Qur'an menyebut istilah al-yaum al-ākhir ( ),وم333الي االخرhari akhir, sebanyak 26 kali dan menyebut istilah al- ākhirah ( ),االخرةakhirat, sebanyak 115 kali. Istilah ini, al- ākhir, secara kebahasaan, menurut ar-Rāgib al-Asfahānī, mengandung arti akhir atau yang kemudian yang merupakan lawan dari perkataan awal. Istilah al-ākhir biasanya dihubungkan dengan istilah yaum ( ) اليومsehingga menjadi al-yaum al-ākhir ( ),اليوم االخرberarti Hari Akhir atau hari Kiamat. Sementara itu, istilah al- ākhirah ( ),االخرةakhirat sering dihubungkan dengan istilah dār yang berarti negeri atau kampong, seperti dalam ungkapan al-dār al-ākhirah, yang berarti negeri akhirat. Tanda-Tanda Kiamat 1) tanda-tanda kecil (asyrath shughra), yaitu (tanda-tanda) yang mendahului Kiamat dengan (jarak) waktu yang lama dan menjadi hal yang berulang-ulang (biasa terjadi). Seperti hilangnya ilmu, merebaknya kebodohan dan minuman khamer, saling berlomba meninggikan bangunan, serta lain sebagainya. 2) tanda-tanda besar (asyrath kubra), yaitu perkara-perkara besar yang muncul menjelang terjadinya Kiamat (qurba qiyam as-sa’ah), dan kejadiannya tidak berulang- ulang. Seperti kemunculan ad-Dajjal, turunnya ‘Isa as., keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya Matahari dari arah barat. . 2. Qadha, Qadar dan Takdir. Qadha menurut ulama Asy’ariyyah adalah kehendak Allah atas sesuatu pada azali untuk sebuah ‘realitas’ pada saat sesuatu di luar azali kelak. Sementara qadar menurut mereka adalah penciptaan (realisasi) Allah atas sesuatu pada kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya pada azali. Syekh M Nawawi Banten memberikan contoh konkret qadha dan qadar menurut kelompok Asyariyyah. Qadha adalah putusan Allah pada azali bahwa kelak kita akan menjadi apa. Sementara qadar adalah realisasi Allah atas qadha terhadap diri kita sesuai kehendak-Nya. Qadla terbagi kepada dua bagian: Qadlā Mubram dan Qadlā Mu’allaq. Pertama: Qadlā Mubram, ialah ketentuan Allah yang pasti terjadi dan tidak dapat berubah. Qadlā Mu’allaq, yaitu ketentuan Allah yang berada pada lambaran-lembaran para Malaikat, yang telah mereka kutip dari al-Lauh al-Mahfuzh.
Daftar materi bidang
2 studi yang sulit dipahami pada modul Qadla di dalam hadits di atas adalah Qadlā Mu’allaq. Di sini harus kita ketahui bahwa Qadla terbagi kepada dua bagian: Qadlā Mubram dan Qadlā Mu’allaq. Pertama: Qadlā Mubram, ialah ketentuan Allah yang pasti terjadi dan tidak dapat berubah. Ketentuan ini hanya ada pada Ilmu Allah, tidak ada siapapun yang mengetahuinya selain Allah sendiri, seperti ketentuan mati dalam keadaan kufur (asy- Syaqāwah), dan mati dalam keadaan beriman (asSa’ādah), ketentuan dalam dua hal ini tidak Daftar materi yang sering 3 mengalami miskonsepsi berubah. Seorang yang telah ditentukan oleh Allah dalam pembelajaran baginya mati dalam keadaan beriman maka itulah yang akan terjadi baginya, tidak akan pernah berubah. Qadlā Mu’allaq adalah ketentuan-ketentuan Allah yang berada pada lebaran-lembaran para Malaikat Situasi takdir muallaq berlainan dengan takdir mubram. Doa tidak dapat mengubah kenyataan yang digariskan dalam takdir mubram. Meskipun demikian, doa dipercaya dapat meminimalisir dampak bala yang timbul karena takdir mubram.