Anda di halaman 1dari 3

2.

Komunikasi Pembangunan di Indonesia

Komunikasi pembangunan yang dilancarkan di Indonesia akan berbeda dan harus


berbeda dengan komunikasi pembangunan di negara-negara lain karena subjek dan objek yang
terlibat dalam komunikasi pembangunan itu memang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut,
baik yang tampak maupun tidak tampak, disebabkan oeh kekhasan dalam tujuan negara, system
pemerintahan , latarbelakang kebudayaan, pandangan hidup bangsa, dan nilai-nilai yang melekat
pada rakyat, yakni rakyat Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika itu.

Komunikasi pembangunan yang bagaimana yang harus dilancarkan di Indonesia?


Pertama-tama yang harus jelas ialah pengertian pembnagunan itu sendiri. Oleh karena itu, cara
yang terbaik yaitu berpegang dan berpedoman pada makna pembangunan nasional yang
dirumuskan oleh wakil-wakil rakyat dan dituangkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN). Yang ditegaskan sebagai berikut :

“ Pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan manusia Indonesia


seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan
tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan
sebagainya, atau kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat
yang bertanggungjawab, rasa keadilan dan sebagainya, melainkan keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan antara keduanya, bahwa pembangunan itu merata diseluruh tanah air, bahwa
bukan hanya untuk sesuatu golongan atau sebagian dari masyarakat, tetapi untuk seluruh
masyarakat dan harus benar-benar dirasakan oleh seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat hidup,
yang berkeadilan social, yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan itu.”

Untuk emmberikan makna kepada istilah “komunikasi pembangunan”, khusunya di


Indonesia, pengertian pembangunan yang dirumuskan dalam GBHN tersebut dapat dipadatkan
sebagai berikut :

“ Pembangunan adalah proses meningkatnya kemajuan lahiriah dan kepuasan bathiniah


yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat Indonesia.”

Ciri khas pembangunan di Indonesia ialah penekanannya pada keselarasan antara aspek
kemajuan lahiriah dan aspek kepuasan bathiniah, yang tidak terdapat pada pengertian
pembangunan di negara-negara lain. Faktor keselarasan tersebut secara implisit mengandung
makna keserasian dan keseimbangan. Penegasan bahwa keselarasan antara kedua aspek tersebut
yang menjadi ciri khas pengertian pembangunan di Indonesia karena aspek-aspek lainnya
bersifat universal.

Ditinjau dari ilmu komunikasi yang juga mempelajari dan meneliti proses, yakni proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, pendapat dan
perilakunya, maka pembangunan melibatkan dua komponen yang kedua-duanya merupakan
manusia. Yang pertama adalah komunikator pembangunan. Yang kedua adalah komunikan
pembangunan, baik penduduk kota maupun desa, yang harus diubah sikap, pendapat, dan
perilakunya. Komunikasi akan efektif, yakni menimbulkan efek yang diharapkan dari
komunikan, apabila si komunikator mengenal siapa komunikannya.

Dalam bukunya Koentjaraningrat memaparkan mengenai kelemahan-kelemahan dalam


mentalitas bangsa ini untuk pembangunan, yaitu :

- Konsepsi-konsepsi, pandangan-pandangan, dan sikap mental terhadap lingkungan


kita, yang sudah lama mengendap dalam alam pikiran kita karena terpengaruh atau
bersumber pada system nilai budaya kita sejak beberapa generasi yang lalu,
- Konsepsi-konsepsi, pandangan-pandangan, dan sikap mental terhadap lingkungan jita
yang baru timbul sejak zaman revousi, dan yang sebenarnya tidak bersumber pada
system nilai b udaya kita.

Menurut Koentjaraningrat, perbedaan yang menyook dalam soal mentalitas ialah


mentalitas para petani didesa-desa dan para priyayi di kota. Akan teteapi dalam keadaan yang
berbeda itu, kelemahan mentalitas kedua kelompok itu sama saja, antara lain :

- Tidak bersumber pada nilai budaya yang berorientasi kepada hasil dari karya manusia
itu sendiri.
- Berorientasi terlalu banyak pada masa lampau.
- Terlalu banyak menggantungkan diri pada nasib.
- Terlalu berorientasi pada atasan, yakni orang-orang yang berpangkat tinggi atau
senior.

Demikian beberapa kelemahan mentalitas dari bangsa kita,. Oleh karena itu menut=rut
Koentjaraningrat, suatu bangsa yang hendak mengintensifkan usaha untuk pembangunan harus
berupaya agar banyak dari warganya menilai tinggi orientasi ke masa depan.

Dengan demikian,pembangunan yang digalakkan di Indonesia yakni dalam rangka


pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia,
harus bersifat paradigmatik, yakni merupakan pola yang membangkitkan inovasi bagi masa ynag
dijalani dan dihadapi sebagaimana ditegaskan dalam GBHN. Bukannya bersifat dilematik dan
problematic, terutama dalam pelaksanaannya, disebabkan oleh kekurangpahaman akan
mentalitas bangsa sendiri.

Sebagai panduan dari kedua pengertian yang diterangkandiawal, yakni pengertian


komunikasi dan pembangunan, maka komunikasi pembangunan khas Indonesia dapat
didefinisian sebagai berikut :

“ Komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang atau


sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam
rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya
dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.”

Anda mungkin juga menyukai