AKuntabilitas Kinerja
Konsep Akuntabilitas
Akuntabilitas: bentuk kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan Risiko dan Kesalahan dalam
pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui suatu media pertanggungawajaban yang dilakukan secara periodik
Akuntabilitas
(Mardiasmo, 2006:3)
Setiap organisasi pemerintah memiliki potensi menghadapi risiko dan
NIlai-nilai Akuntabilitas;
kesalahan dalam akuntabilitas.
Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan
Agar terwujud organisasi yang akuntabel, mekanisme akuntabilitas harus
Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari & mencegah keterlibatan dalam
politik praktis
memuat akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas manajemen,
Bersikap adil dalam penyelenggaraan pemerintahan & YANLIK akuntabilitas proses, akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan, dan
Bersikap, perilaku konsisten dan dapat diandalkan akuntabilitas finansial. Akuntabilitas Kinerja diperlukan instrumen yang
jelas, yaitu: Perencanaan Strategis, Kontrak Kerja, dan Laporan Kinerja.
Kesimpulan:
Pemimpin berperan dalam membangun akuntabilitas agar staf/ PNS akuntabel dalam berkinerja dan mampu
mengambil pilihan yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat politik praktis, mampu bersikap
adil dalam melayani masyarakat dalam tugas dan fungsinya
HUBUNGAN KELEMBAGAAN Resu
OLEH: ARISMAN, M.Si.
me
Deskripsi Singkat :
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami konspe hubungan
kelembagaan, menyusun peta jejaring kerjasama antar unit organisasi/kembaga, dan
menganalisis potensi kewenangan dalam kerjasama pelayanan publik
Tujuan Pembelajaran :
Peserta mampu memahami konsep kerjasama kelembagaan, menyusun peta jejaring kerjasama,
dan menganalisis potensi kewenangan dalam kerjasama YANLIK.
Deskripsi Singkat :
Modul ini berisi tentang pengertian Givernment Reengineering sebagai landasan perubahan proses
bisnis saat transformasi, kebijakan digitalisasi pemerintah, komponen kunci dan tantangan dalam
digitalisasi, serta strategi membangun digital organization
Tujuan Pembelajaran :
Peserta mampu memahami proses bisnis As-Is dan To-Be di lingkungan kerjanya dalam
transformasi digital, memahami konsep digital organization untuk menghadapi perubahan
lingkungan organisasi
akibat dari tuntutan stakeholder dan publik
1
Government Process Reenginering (GPR), merupakan reformasi dari proses bisnis di pemerintahan
menyangkut prinsip, struktur, dan perilaku untuk meningkatkan kinerja dan kualitas layanan pemerintah.
Rekayasa ulang proses bisnis terletak pada penghilangan proses bisnis yang tidak dapat meningkatkan
nilai tambah, bukan otomatisasi/digitalisasi.
Kerangka Kerja GPR, meliputi : analisis permasalahan di organisasi, identifikasi pihak yang terlibat,
Mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan, dan implementasi, monitoring & evaluasi
2
Transformasi Digital, merupakan metodologi yang digunakan organisasi untuk
mengubah/membuat model dan budaya bisnis baru dengan teknologi. (Constellation Research).
Kebijakan digitalisasi pemerintah diatur dalam InPres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan &
Strategi Nasional e-Government, PP No.95 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE), Perpres No.39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, UU No11 Tentang Informasi &
Transaksi Elektronik dan PP No.71 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
3
Komponen Kunci yang harus dimiliki organisasi dalam menerapkan penyelenggaraan sistem
elektronik, yaitu: perangkat keras, perangkat lunak, tenaga ahli, tata kelola, pengamanan,
sertifikasi kelaikan sistem elektronik, dan pengawasan.
Tantangan pembangunan DO yang harus menjadi perhatian, meliputi: kultur, budaya, kebiasaan,
kebijakan masih bersifat makro, resisten untuk berubah, minimnya sharing & kolaborasi, talent
gap (jumlah & kualitas SDM).
4
Hal yang harus dilakukan menuju DO, antara lain: menentukan tujuan akhir pembangunan DO,
membuat peta jalan DO, menjalankan semua amanat kebijakan, memperkecil kesenjangan
kompetensi SDM di instansinya, komitmen pimpinan dalam menjalankan agenda digital,
meningkatkan kesadaran pentingnya berbagi data, menyiapkan aturan main.
Keberhasilan pembangunan digital organization, adalah integrasi, atau menjadi satu kesatuan
yang utuh serta SDM yang mumpuni dibidang talenta digital .
STANDAR KINERJA
PELAYANAN
RES
UM
DESKRIPSI SINGKAT: PELAYANAN PUBLIK
E
Modul ini memberikan pengetahuan dan Pelayanan publik, didefinisikan sebagai
pemahaman terkait standar kinerja pelayanan kegiatan dalam rangka pemenuhan
agar kualitas pelayanan publik menjadi kebutuhan pelayanan meliputi barang,
meningkat. jasa, dan/atau pelayanan yang
disediakan oleh penyelenggara
TUJUAN PEMBELAJARAN: pelayanan publik (UU No.25/2009).
Muatan pelayanan publik: 1. Hak,
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta kewajiban dan larangan, 2. Partisipasi
memiliki pengetahuan dan dapat menyusun dan pemberdayaan masyarakat, 3.
standar kineja pelayanan
Kewajibab pokok penyelenggara
(pemerintah)
MANAJEMEN
KINERJA
D ESK RI PSI SI N G K AT :
Mata pelatihan ini membekali peserta tentang
konsep dasar manajemen kinerja & penerapan
teknik-teknik kinerja dalam pelaksanaan bidang K I N ERJA, MAN AJEMEN K I N
tugas manajemen kinerja organisasi E R J A D AN K E PE M I MPI N AN
Manajemen Kinerja, merupakan gaya manajemen
H ASI L BEL AJAR: yg mengintegrasikan dan memanfaatkan informasi
Peserta mampu menerapkan manajemen kinerja dalam proses pengambilan keputusan.
kinerja dalam menjalankan tugas dna perannya Pemimpin mempunyai 3 peran kunci, yaitu:
sebagai pemimpin jenjang administrator mengkomunikasikan ekspektasi (sasaran) yg jelas
sehingga mampu menghasilkan kinerja tinggi dna kredibel, membangun strategi mewujudkan
ekspektasi, dan mengambil keputusan yg tepat
berdasarkan informasi yg andal.
P RA K T I K MAN A J E M E N K I N
E RJA
Beberapa instansi yang telah berhasil
membangun manajemen kinerja dengan
baik, all: Pemprov DIY, Kabupaten K ESI M PU L AN
Natuna. Terobosan yg dilakukan dg Manajemen perubahan merupakan ruh dari
memanfaatkan teknologi informasi dalam reformasi birokrasi. Setiap pemimpin
manajemen kinerja. perubahan harus mampu menerapkan
manajemen kinerja, baik dari penguasaan
peraturan, konsep dan teknik manajemen
kinerja, dan praktik dalam penerapan
manajemen kinerja itu sendiri.
RESUME MODUL
I N D I K AT OR
K E BE R H ASI L AN :
D ESK RI PSI SI N G K 1. Menjelaskan dan
AT : menguraikan konsep
dan kebijakan
Mata pelatihan ini berisi perencanaan
tentang perencanaan 2.Menjelaskan manajemen
organisasi pemerintah, anggaran tingkat
penganggaran efektif dan nasional
efisien, pelaksanaan 3.Mengidentifikasi manajemen
anggaran yg akuntabel & anggaran tingkat K/L
4.Menjelaskan manajemen
pengelolaan pelaksanaan anggaran
pertanggungjawaban H ASI L PE M B E L A J A R A N : 5. menguraikan manajemen
anggaran perencanaan dan
Peserta mampu memahami
konsep perencanaan dan penganggaran daerah
membuat perencanaan, konsep
penganggaran, dan pelaksanaan
& pelaporan anggaran secara
akuntabel
K ESI MPU L AN
Manajemen penganggaran yang
terdiri dari perencanaan,
PEL A P O R A N K EUA N G AN D
penganggaran, pelaksanaan,
AN K I N ERJA pelaporan dan pertanggungjawaban
Kebijakan dalam pelaporan keuangan, sangat penting untuk dikuasai oleh
mengacu pada Standar Akuntansi pimpinan level manajer/administrator.
Pemerintahan (SAP). Rencana yg baik tidak akan terwujud
Unsur-unsur laporan keuangan: laporan apabila tidak didukung oleh
pelaksanaan anggaran, laporan finansial ketersediaan anggaran yg cukup
dan CaLK.
Laporan Realisasi Anggaran, meliputi:
ikhtisar sumber, alokasi, pemakaian
sumber daya keuangan.
Resume fiodul
MANAJEMEN RISIKO
oleft: Arisman, fi.Si.
Proses Analisis
fianajemen
Risiko Konflik
Tahapan dalam melakukan Analisis Risiko terintegrasi, Organisasi yang sehat tidak lepas dari konflik, sikap
meliputi: Pengidentifikasian kegiatan, Analisis risiko, berbeda, tanggapan berbeda dan lainnya. Organisasi
dan Penentuan & penilaian tingkat risiko. dikatakan sehat apabila mampu mengelola dan
menjadikan konflik menjadi energi dan ide inovasi dalam
Pemerintah menyusun standar pelaksanaan kegiatan berkinerja.
dengan tingkat risiko menengah dan/atau tinggi.
Kegiatan dengan risiko rendah, maka standar Manajemen konflik adalah proses membatasi aspek
pelaksanaan kegiatan usaha berupa standar atas negatif konflik sambil meningkatkan aspek positif
pemenuhan aspek keselamatan, kesehatan dan konflik. Tujuannya meningkatkan pembelajaran,
lingkungan. termasuk efektivitas atau kinerja pengaturan organisasi.
konflik yang dikelola dengan benar dapat meningkatkan
hasil kelompok dalam organisasi.