Anda di halaman 1dari 7

Resume Modul

AKuntabilitas Kinerja

Deskripsi Singkat: Tujuan / Hasil Belajar:


peserta mampu mengidentifikasi masalah akuntabilitas dan merumuskan langkah/
upaya perbaikan akuntabilitas di unit
Mata pelatihan ini membahas tentang pemahaman organisasi masing-masing
akuntabilitas kinerja, dan membangun budaya akuntabilitas
kinerja. Mata pelatihan ini disajikan dengan proses Indikator Hasil Belajar:
experiential learning, yaitu kombinasi ceramah Mampu memahami nilai-nilai dasar dan konsep akuntabilitas
Mampu mengidentifikasi masalah akuntabilitas (risiko dan kesalahan)
interaktif, dengan metode belajar secara daring,
Merumuskan langkah/upaya perbaikan akuntabilitas
ceramah, diskusi, praktik dan simulasi. Merumuskan langkah/upaya membangun budaya akuntabilitas
Merumuskan langkah/upaya komunikasi & koordinasi dalam akuntabilitas organisasi

Konsep Akuntabilitas
Akuntabilitas: bentuk kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan Risiko dan Kesalahan dalam
pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui suatu media pertanggungawajaban yang dilakukan secara periodik
Akuntabilitas
(Mardiasmo, 2006:3)
Setiap organisasi pemerintah memiliki potensi menghadapi risiko dan
NIlai-nilai Akuntabilitas;
kesalahan dalam akuntabilitas.
Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan
Agar terwujud organisasi yang akuntabel, mekanisme akuntabilitas harus
Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari & mencegah keterlibatan dalam
politik praktis
memuat akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas manajemen,
Bersikap adil dalam penyelenggaraan pemerintahan & YANLIK akuntabilitas proses, akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan, dan
Bersikap, perilaku konsisten dan dapat diandalkan akuntabilitas finansial. Akuntabilitas Kinerja diperlukan instrumen yang
jelas, yaitu: Perencanaan Strategis, Kontrak Kerja, dan Laporan Kinerja.

Membangun Budaya Akuntabilitas dalam Konsep Komunikasi & Koordinasi dalam


Organisasi Akuntabilitas
Untuk membangun budaya akuntabilitas, perlu memperhatikan aspek-aspek meliputi: transparansi, sistem Komunikasi dan koordinasi sangat dibutuhkan dalam organisasi. Hirarki dengan tugas dan
dan prosedur terkini, partisipatif, evaluasi dan reviu, keluhan dan respon, monitoring & evaluasi, dan
tanggungjawab yang menjadi amanahnya jelas dan masing-masing harus dapat
kebijakan futuristik.
mengkomunikasikan agar apa yang menjadi visi dan misi organisasi dapat tercapai dengan
Peran Pemimpin dalam membangun Budaya Akuntabilitas: baik.
Menjadi teladan dalam menerapkan akuntabilitas Pengambilan keputusan oleh pimpinan admnisitrator harus dikoordinasikan dengan
Menentukan hasil dan harapan
atasannya, agar keputusan yang dihasilkan dapat dilaksanakan secara akuntabel dan
Komitmen meningkatkan SPIP secara konsisten
Terbuka menerima feedback, dan mampu memecahkan masalah
beretika.
Memberdayakan staff agar mampu akuntabel Praktik Komunikasi yang baik, setidaknya memuat beberapa hal: mendengarkan, bertanya
Memberikan reward & punishment dan memberi tanggapan, gunakan kalimat positif dan bahasa yang efektif, menjaga
Membangun profesionalisme profesionalisme baik sebagai pemimpin maupun bawahan.
Konsisten menerapkan akuntabilitas

Kesimpulan:
Pemimpin berperan dalam membangun akuntabilitas agar staf/ PNS akuntabel dalam berkinerja dan mampu
mengambil pilihan yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat politik praktis, mampu bersikap
adil dalam melayani masyarakat dalam tugas dan fungsinya
HUBUNGAN KELEMBAGAAN Resu
OLEH: ARISMAN, M.Si.
me
Deskripsi Singkat :
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami konspe hubungan
kelembagaan, menyusun peta jejaring kerjasama antar unit organisasi/kembaga, dan
menganalisis potensi kewenangan dalam kerjasama pelayanan publik

Tujuan Pembelajaran :
Peserta mampu memahami konsep kerjasama kelembagaan, menyusun peta jejaring kerjasama,
dan menganalisis potensi kewenangan dalam kerjasama YANLIK.

Konsep Kerjasama Kelembagaan


Dasar Hukum pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan diatur dalam UUD 1945. Sejak
diterbitkannya UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, hal ini mempunyai implikasi bahwa
penyelenggaraan pemerintahan telah diatur dengan lengkap. UU No.23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah menjadi pedoman agar pembinaan dan hubungan kolaborasi wajib dilaksanakan
antara daerah dan pemerintah pusat.
Kerjasama strategis yang dilaksanakan oleh daerah, misalnya kerjasama internasional, masih harus
membutuhkan kolaborasi dan koordinasi dengan Presiden/Menteri Luar Negeri.

Lembaga-lembaga Terkait Tugas Pokok


Kebijakan desentralisasi dalam pemerintah di Indonesia, mengklasifikasikan menjadi 3 kelompok: urusan
absolut (tidak diserahkan kepada daerah), urusan konkuren (dapat dibagi antara Pemerintah Pusat,
Pemda Provinsi, dan Pemerintah Kab/Kota, serta urusan umum (acuan Gub/Bupati/Walikota untuk
melaksanakan pembinaan kesatuan bangsa, politik dalam negeri dan menguatkan persatuan bangsa.
Kerjasama antara Pusat, Daerah, daerah dan daerah, perlu untuk dikembangkan lagi, agar pengembangan
potensi daerah bisa meningkat, dan antar daerah dapat menerima manfaat dari kerjasamanya.

Potensi Kerjasama dalam Kewenangan


Kriteria kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dalam amandemen UUD45 Pasal 17 dan 18, meliputi:
Eksternalitas, pendekatan pembagian urusan pemerirntah yang mempertimbangkan dampak/akibat
Akuntabilitas, pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dimana yang menangani urusan adalah
yang terdekat dengan masalah tsb
Efisiensi, pendekatan daya guna dan hasil guna dalam menangani urusan pemerintahan
Kepentingan Strategis Nasional, pendekatan dalam rangka pertimbangan menjaga keutuhan dan kesatuan
bangsa, kedaulatan negara, hubungan luar negeri, pencapaian program strategis nasional dan pertimbangan
lainnya.
Resume Modul
ORGANISASI DIGITAL
Oleh: Arisman, M.Si.

Deskripsi Singkat :
Modul ini berisi tentang pengertian Givernment Reengineering sebagai landasan perubahan proses
bisnis saat transformasi, kebijakan digitalisasi pemerintah, komponen kunci dan tantangan dalam
digitalisasi, serta strategi membangun digital organization

Tujuan Pembelajaran :
Peserta mampu memahami proses bisnis As-Is dan To-Be di lingkungan kerjanya dalam
transformasi digital, memahami konsep digital organization untuk menghadapi perubahan
lingkungan organisasi
akibat dari tuntutan stakeholder dan publik

Government Process Reenginering

1
Government Process Reenginering (GPR), merupakan reformasi dari proses bisnis di pemerintahan
menyangkut prinsip, struktur, dan perilaku untuk meningkatkan kinerja dan kualitas layanan pemerintah.
Rekayasa ulang proses bisnis terletak pada penghilangan proses bisnis yang tidak dapat meningkatkan
nilai tambah, bukan otomatisasi/digitalisasi.

Kerangka Kerja GPR, meliputi : analisis permasalahan di organisasi, identifikasi pihak yang terlibat,
Mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan, dan implementasi, monitoring & evaluasi

Pendekatan Digital Organization

2
Transformasi Digital, merupakan metodologi yang digunakan organisasi untuk
mengubah/membuat model dan budaya bisnis baru dengan teknologi. (Constellation Research).
Kebijakan digitalisasi pemerintah diatur dalam InPres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan &
Strategi Nasional e-Government, PP No.95 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE), Perpres No.39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, UU No11 Tentang Informasi &
Transaksi Elektronik dan PP No.71 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.

Konsep Digital Organization

3
Komponen Kunci yang harus dimiliki organisasi dalam menerapkan penyelenggaraan sistem
elektronik, yaitu: perangkat keras, perangkat lunak, tenaga ahli, tata kelola, pengamanan,
sertifikasi kelaikan sistem elektronik, dan pengawasan.
Tantangan pembangunan DO yang harus menjadi perhatian, meliputi: kultur, budaya, kebiasaan,
kebijakan masih bersifat makro, resisten untuk berubah, minimnya sharing & kolaborasi, talent
gap (jumlah & kualitas SDM).

Praktik Digital Organization

4
Hal yang harus dilakukan menuju DO, antara lain: menentukan tujuan akhir pembangunan DO,
membuat peta jalan DO, menjalankan semua amanat kebijakan, memperkecil kesenjangan
kompetensi SDM di instansinya, komitmen pimpinan dalam menjalankan agenda digital,
meningkatkan kesadaran pentingnya berbagi data, menyiapkan aturan main.
Keberhasilan pembangunan digital organization, adalah integrasi, atau menjadi satu kesatuan
yang utuh serta SDM yang mumpuni dibidang talenta digital .
STANDAR KINERJA
PELAYANAN
RES
UM
DESKRIPSI SINGKAT: PELAYANAN PUBLIK

E
Modul ini memberikan pengetahuan dan Pelayanan publik, didefinisikan sebagai
pemahaman terkait standar kinerja pelayanan kegiatan dalam rangka pemenuhan
agar kualitas pelayanan publik menjadi kebutuhan pelayanan meliputi barang,
meningkat. jasa, dan/atau pelayanan yang
disediakan oleh penyelenggara
TUJUAN PEMBELAJARAN: pelayanan publik (UU No.25/2009).
Muatan pelayanan publik: 1. Hak,
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta kewajiban dan larangan, 2. Partisipasi
memiliki pengetahuan dan dapat menyusun dan pemberdayaan masyarakat, 3.
standar kineja pelayanan
Kewajibab pokok penyelenggara
(pemerintah)

STANDAR PELAYANAN PUBLIK PENGUKURAN KINERJA


PP No.2/2018 mengatur tentang Standar PELAYANAN
Pelayanan Minimal, Ketentuan mengenai Ukuran keberhasilan penyelenggaraan
jenis dan mutu pelayanan dasar yg pelayanan publik ditentukan oleh
merupakan urusan pemerintahan wajib, yg kepuasan penerima layanan. Sesuai
berhak diperoleh setiap warga negara. Permenpan 14/2017, diatur tentang
Standar Pelayanan Minimum memuat :
survei kepuasan masyarakat untuk
Persyaratan, Prosedur, Waktu, Biaya/Tarif,
Produk Pelayanan, dan Penanganan mengukur kualitas layanan yang
pengelolaan pengaduan. diberikan secara komprehensif.
Tujuannya dalam rangka mewujudkan
good governance.

PENGELOLAAN SUMBER DAYA KESIMPULAN


DALAM YANLIK
Pelayanan publik wajib memiliki standar
Pengelolaan pelayanan publik agar dapat minimum pelayanan (SPM) Keberhasilan
optimal, perlu memberdayakan pegawai, pelayanan dapat diukur melalui Survei
sistem manajemen pelayanan, serta Kepuasan Masyarakat (SKM).
sarana & prasarana. Pelayanan publik dapat berhasil apabila
Pegawai wajib meningkatkan pelayanan pegawai, sistem manajemen pelayanan dan
dengan prima, sistem manajemen sarpras diberdayakan.
pelayanan perlu ditingkatkan, dan
penyelenggara pelayanan wajib
menyediakan sarana & prasarana
pendukung.
R E S U M E MOD UL

MANAJEMEN
KINERJA

D ESK RI PSI SI N G K AT :
Mata pelatihan ini membekali peserta tentang
konsep dasar manajemen kinerja & penerapan
teknik-teknik kinerja dalam pelaksanaan bidang K I N ERJA, MAN AJEMEN K I N
tugas manajemen kinerja organisasi E R J A D AN K E PE M I MPI N AN
Manajemen Kinerja, merupakan gaya manajemen
H ASI L BEL AJAR: yg mengintegrasikan dan memanfaatkan informasi
Peserta mampu menerapkan manajemen kinerja dalam proses pengambilan keputusan.
kinerja dalam menjalankan tugas dna perannya Pemimpin mempunyai 3 peran kunci, yaitu:
sebagai pemimpin jenjang administrator mengkomunikasikan ekspektasi (sasaran) yg jelas
sehingga mampu menghasilkan kinerja tinggi dna kredibel, membangun strategi mewujudkan
ekspektasi, dan mengambil keputusan yg tepat
berdasarkan informasi yg andal.

K EBI JAK AN MAN A J E M E N


K I N ERJA
Kebijakan manajemen kinerja di Indonesia K ON SEP D ASAR & T EK N I K
ditetapkan melalui Inpres No.7 Tahun 1999 tentang MAN A J E M E N K I N ERJA
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Untuk menunjang jalannya sistem AKIP, Manajemen kinerja, meliputi perencanaan
diterbitkan UU No.17 Tahun 2003 tentang kinerja, pengelolaan data kinerja, dan
Keuangan Negara, serta PP 8/2006 tentang evaluasi kinerja. Evaluasi dapat dilakukan di
sistem AKIP yang diintegrasikan dengan sistem level individu maupun kinerja unit secara
perencanaan, penganggaran, perbendaharaan dan keseluruhan. Manajemen kinerja berfungsi
sistem akuntansi pemerintahan. sebagai alat akuntabilitas. Pelaporan kinerja
tsb menjadi penanda bahwa pihak-pihak telah
menerapkan manajemen kinerja.

P RA K T I K MAN A J E M E N K I N
E RJA
Beberapa instansi yang telah berhasil
membangun manajemen kinerja dengan
baik, all: Pemprov DIY, Kabupaten K ESI M PU L AN
Natuna. Terobosan yg dilakukan dg Manajemen perubahan merupakan ruh dari
memanfaatkan teknologi informasi dalam reformasi birokrasi. Setiap pemimpin
manajemen kinerja. perubahan harus mampu menerapkan
manajemen kinerja, baik dari penguasaan
peraturan, konsep dan teknik manajemen
kinerja, dan praktik dalam penerapan
manajemen kinerja itu sendiri.
RESUME MODUL

MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA


OLEH: ARISMAN, M.SI.

I N D I K AT OR
K E BE R H ASI L AN :
D ESK RI PSI SI N G K 1. Menjelaskan dan
AT : menguraikan konsep
dan kebijakan
Mata pelatihan ini berisi perencanaan
tentang perencanaan 2.Menjelaskan manajemen
organisasi pemerintah, anggaran tingkat
penganggaran efektif dan nasional
efisien, pelaksanaan 3.Mengidentifikasi manajemen
anggaran yg akuntabel & anggaran tingkat K/L
4.Menjelaskan manajemen
pengelolaan pelaksanaan anggaran
pertanggungjawaban H ASI L PE M B E L A J A R A N : 5. menguraikan manajemen
anggaran perencanaan dan
Peserta mampu memahami
konsep perencanaan dan penganggaran daerah
membuat perencanaan, konsep
penganggaran, dan pelaksanaan
& pelaporan anggaran secara
akuntabel

K ON SEP & K EBI JAK AN


P E R E N CAN AAN D AN PEL AK SAN AAN
PEN G AN G G AR AN AN G G ARAN N EG ARA
MAN AJ E M E N AN G G ARAN
UU No.25/2004 tentang ( N ASI O N AL ) Proses perencanaan
sistem perencanaan pembangunan dilakukan melalui
pembangunan nasional dan Sistem Perencanaan
APBN sebagai kebijakan fiskal Pembangunan Nasional, meliputi
UU 17/2003 tentang negara menjadi acuan dalam
Keuangan Negara, menjadi RPJPN, RPJMN, RKP, Rencana
perencanaan dan penganggaran. Anggaran K/L. dan Detail
dasar dalam perencanaan dan Perhitungan besaran
penganggaran. Anggaran Pemerintah.
pendapatan, belanja & Penyusunan anggaran
Redesain perencanaan & pembiayaan APBN mengacu
penganggaran meliputi: didasarkan pada RENJA K/L
pada: pertumbuhan ekonomi, yang diselaraskan dg RKP,
program, sasaran program, inflasi, nilai tukar rupiah, suku RENSTRA, RPJMN, dan ditelaah
output program, kegiatan, bunga SPN 3 bulan, harga oleh Bappenas, DJA, dan K/L.
KRO, RO, Komponen-sub minyak mentah Indonesia, dan
komponen-header-akun dan Lifting minyak bumi,
detail belanja.

K ESI MPU L AN
Manajemen penganggaran yang
terdiri dari perencanaan,
PEL A P O R A N K EUA N G AN D
penganggaran, pelaksanaan,
AN K I N ERJA pelaporan dan pertanggungjawaban
Kebijakan dalam pelaporan keuangan, sangat penting untuk dikuasai oleh
mengacu pada Standar Akuntansi pimpinan level manajer/administrator.
Pemerintahan (SAP). Rencana yg baik tidak akan terwujud
Unsur-unsur laporan keuangan: laporan apabila tidak didukung oleh
pelaksanaan anggaran, laporan finansial ketersediaan anggaran yg cukup
dan CaLK.
Laporan Realisasi Anggaran, meliputi:
ikhtisar sumber, alokasi, pemakaian
sumber daya keuangan.
Resume fiodul
MANAJEMEN RISIKO
oleft: Arisman, fi.Si.

Deskripsi Singkat &


Tujuan Pembelajaran: SPIP, GCG & Tftree
Lines of Defense
Modul ini berisi tentang manajemen risiko
dalam konteks dan perspektif menyeluruh SPIP merupakan proses yg integral dilakukan
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
dalam organisasi, membangun budaya sadar
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
risiko & strateginya, serta manajemen
tercapainya tujuan organisasi, melalui keandalan
perubahan. laporan, pengamanan aset,& ketaatan thd
peraturan perundang-undangan.
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta
GCG merupakan penggunaan wewenang dalam
mampu memahami SPIP, Tata kelola mengelola urusan-urusan negara dlm tingkat
pemerintahan yg baik (GCG), Budaya & organisasi. 3LD merupakan pendekatan dalam
manajemen risiko, serta Penerapan manajemen mengelola risiko dalam organisasi, meliputi: unit
risiko di unit kerja organisasi, unit pelaksana manajemen risiko, dan
adanya auditor baik internal maupun eksternal.

Budaya Risiko &


Aspek fiR fianajemen
Budaya sadar risiko adalah suatu pola interaksi Risiko
dan berpersepsi semua pegawai dalam
menerapkan manajemen risiko dalam setiap Risiko : kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa yang
dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi
pengambilan keputusan dan cara melakukan
(COSO, ERM 2004)
pekerjaan secara berkelanjutan.
Jenis-jenis risiko: risiko murni, risiko spekulasi, risiko
Aspek penting yg fundamental adalah bisnis, risiko keuangan, dan risiko strategi.
bagaimana manajemen risiko dapat tercipta
Manajemen risiko adalah pendekatan sistematis utk
dan menjadi budaya dalam organisasi, sehingga
menentukan tindakan terbaik dalam kondisi
akan membantu percepatan pencapaian visi
ketidakpastian, meliputi: penetapan konteks,
dan misi organisasi. identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, dan
penanganan risiko, serta adanya komunikasi dna
konsultasi pada masing-masing tahapan.

Proses Analisis
fianajemen
Risiko Konflik
Tahapan dalam melakukan Analisis Risiko terintegrasi, Organisasi yang sehat tidak lepas dari konflik, sikap
meliputi: Pengidentifikasian kegiatan, Analisis risiko, berbeda, tanggapan berbeda dan lainnya. Organisasi
dan Penentuan & penilaian tingkat risiko. dikatakan sehat apabila mampu mengelola dan
menjadikan konflik menjadi energi dan ide inovasi dalam
Pemerintah menyusun standar pelaksanaan kegiatan berkinerja.
dengan tingkat risiko menengah dan/atau tinggi.
Kegiatan dengan risiko rendah, maka standar Manajemen konflik adalah proses membatasi aspek
pelaksanaan kegiatan usaha berupa standar atas negatif konflik sambil meningkatkan aspek positif
pemenuhan aspek keselamatan, kesehatan dan konflik. Tujuannya meningkatkan pembelajaran,
lingkungan. termasuk efektivitas atau kinerja pengaturan organisasi.
konflik yang dikelola dengan benar dapat meningkatkan
hasil kelompok dalam organisasi.

Anda mungkin juga menyukai