Anda di halaman 1dari 5

Khutbah I

Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah Melalui mimbar ini, saya mengajak kepada jama’ah muslim semuanya untuk senantiasa meningkatkan
kualitas takwa dan rasa syukur kita kepada Allah swt yang telah memberikan beribu nikmat, diantanya nikmat iman dan takwa. Sehingga kita
sebagai hamba patut untuk terus meningkatkan dan menguatkan ketakwaan dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangan-
larangannya.  
Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah Pada kesempatan khutbah ini, saya mengajak kepada diri sendiri dan jamaah sekalian untuk
memperbanyak ibadah menjelang akhir bulan Ramadhan ini dengan berdzikir, sholat sunnah dan memperbanyak sedekah terhadap sesama.
Tentu kita semua tidak asing dengan nasihat dan anjuran untuk meningkatkan kualitas ibadah di akhir bulan Ramadhan, sebab akhir bulan
Ramadhan terdapat sebuah momen istimewa yaitu sebuah malam yang memiliki kemuliaan yang pahalanya lebih dari seribu bulan. Momen
tersebut adalah malam Lailatul Qadar yang selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di dunia. Malam yang memiliki keutamaan lebih
dari seribu bulan tersebut waktunya dirahasiakan oleh Allah swt untuk menguji keikhlasan kita dalam beribadah, namun Rasulullah saw
memberikan tanda-tanda terjadinya malam tersebut di sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh
Sayyidatina Aisyah:

 
Artinya, “Rasulullah saw meningkatkan kesungguhan (ibadahnya) di sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), hal yang tidak beliau lakukan pada
(hari) lainya,” (HR. Muslim, Ibnu Majah, Khuzaimah dan Ahmad).  

 Artinya, “Dari Aisyah ra berkata” Rasulullah saw (ketika) memasuki sepuluh terakhir Ramadhan beliau menghidupkan malam itu,
membangunkankeluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya.”  
Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah Malam Lailatul Qadar tidak hanya memiliki keistimewaan lebih utama dari seribu bulan, namun juga
memiliki kemuliaan karena Al-Qur’an turun pada malam tersebut. Diturunkannya Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar menjadi momentum
untuk kembali merenungi penciptaan manusia yang sebenarnya dan pembebasan dari kezaliman yang terjadi sebelum Al-Qur’an diturunkan.
Allah swt berfirman dalam surat Al-Qadr ayat 1 yang berbunyi:

  Artinya, “ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam Lailatul Qadar.”  
Dengan demikian, dari ayat dan hadits di atas, kita sebagai seorang hamba sudah seharusnya mencari bekal untuk kehidupan di akhirat kelak,
sehingga memperbanyak ibadah di malam mulia ini sangat dianjurkan untuk menunjukan sikap kehambaan kita dengan memperbanyak ibadah.
Setidaknya ada 4 amalan agar dapat meraih keistimewaan malam mulia tersebut.   Pertama, mendirikan shalat sunnah dengan istiqomah
terutama shalat sunnah yang dianjurkan seperti shalat tahajud dan salat tasbih dengan berjamaah. Shalat sunnah yang dilakukan pada malam
hari yaitu dalam waktu antara setelah shalat isya dan subuh memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah kesempatan terkabulnya doa. oleh
karena itu amalan shalat sunnah malam ini sangat dianjurkan untuk dilakukan menjelang akhir bulan Ramadhan.   Kedua, perbanyaklah
berdzikir kepada Allah swt dan berdoa untuk meminta ampunan. Amalan ini bisa mengantarkan kita untuk meraih keutamaan malam Lailatul
Qadar, karena berdzikir adalah perintah dari Allah swt yang difirmankan dalam surat Al-A’raf ayat 205:  

Artinya, “Ingatlah tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan hati dan rasa takut pada waktu pagi dan petang dengan tidak mengeraskan
suara, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.” (QS Al-A’raf: 205).   
Dari ayat di atas dapat kita ambil hikmahnya bahwa sesibuk apapun kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari namun alangkah baiknya untuk
tetap berdzikir kepada Allah swt kapanpun dan dimanapun kita berada.   Ketiga, amalan yang dianjurkan untuk meraih keutamaan Lailatul
Qadar adalah melakukan i’tikaf di masjid. I’tikaf berarti berdiam diri di masjid dengan niat tertentu. Rasulullah saw juga melakukan hal tersebut
sebagaimana yang disebutkan oleh Sayyidatina Aisyah:
Artinya, ”Dari Aisyah ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw melakukan i’tikaf setelah tanggal dua puluh Ramadhan hingga akhir hayatnya,”
(HR Al-Bukhari dan Muslim).   
Keempat, bersedekahlah dengan ikhlas. Umat Islam sangat dianjurkan untuk saling membantu sesama muslim oleh karena itu dianjurkan
bersedekah. Terutama bersedekah di sepuluh hari terakhir bulan penuh berkah ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw

Artinya, “Dari Anas ra ia berkata, bahwa Rasulullah saw pernah ditanya, apakah sedekah yang paling utama? Ia menjawab sedekah di bulan
Ramadhan.” (HR Al-Baihaqi).
Hadits di atas menunjukan betapa besarnya balasan untuk orang yang melakukan sedekah di akhir bulan Ramadhan terutama pada sepuluh hari
terakhir menjelang perginya bulan Ramadhan.  
KHUTBAH II

Anda mungkin juga menyukai