Wrendi Novendra Palawan Bab II - Unlocked PDF
Wrendi Novendra Palawan Bab II - Unlocked PDF
TINJAUAN PUSTAKA
membahas sejenis dengan topik tersebut peneliti rangkum dan gunakan sebagai
6
sumber daya
keuangan dan
ketiga metode kerja.
3 Hendi Analisis risiko Metode Faktor risiko Jurnal
Kurniawan rantai pasok AHP dominan pada
dan Ida material rantai pasok
Ayu Ari terhadap material yang
Anggraeni keterlambatan berpengaruh
(2020) pelaksanaan terhadap
proyek keterlambatan
konstruksi pelaksanaan proyek
konstruksi adalah
variabel D5
(Penundaan
pengiriman material
karena masalah
finansial yang tidak
lancar) dengan nilai
faktor risiko (FR) =
0,703.
4 Aziz Analisa faktor Metode Faktor-faktor yang Jurnal
Abdul M keterlambatan AHP mempengaruhi
(2016) proyek keterlambatan
progress proyek yaitu faktor
terkait dengan keterlambatan
manajemen pengiriman bahan,
waktu kesalahan desain
oleh kontraktor,
produktivitas
tenaga kerja yang
rendah dan
ketidaktepatan
waktu pemesanan
bahan hingga
dilakukan
perbaikan untuk
mengubah metode
kerja yaitu dengan
menempatkan
pekerja terampil
sesuai dengan
bidang
keahliannnya dan
menyiapkan
7
peralatan yang
memadai dengan
kebutuhan
5 Fajar Faktor yang Metode Berdasarkan Jurnal
Susilowati paling AHP analisis terhadap
dan Alfa berpengaruh pengendalian waktu
Risqi terhadap pada proyek
(2017) waktu tersebut dapat
pelaksanaan disimpulkan bahwa
pekerjaan faktor yang paling
konstruksi berpengaruh
studi kasus terhadap
pembangunan pengendalian waktu
proyek adalah permintaan
apartemen di perubahan atas
Jakarta pekerjaan yang
Selatan telah selesai.
6 Shubham Ranking of Metode Hasil penelitian
Sharma Delay Factors AHP dan menunjukkan faktor
dan Sohit in viktor multi penyebab
Agrawal Construction attribute keterlambatan
(2017) Project Using decision proyek gedung
AHP and yaitu manajemen
VIKOR yang buruk,
MultiAttribute interfensi,
Decision kemampuan pekerja
Making yang rendah,
Method kurangnya
pengalaman
7 Rizki Analisi faktor Diagram Berdasarkan hasil Jurnal
Prayudi penyebab sebab analisis dan
Ramadhan keterlambatan akibat pengolahan data
(2020) pada (fishbone) bahwa penyebab
pembangunan untuk keterlambatan
proyek “SCE” mencari proyek SCE adalah
menggunakan variabel rusaknya peralatan
metode faktor dan utama yang
analytical AHP berpengaruh
hierarchy terhadap
process keseluruhan
aktivitas konstruksi,
kemudian diikuti
sikap konsultan
pengawas yang
8
cenerung lambat
dalam memberikan
informasi dan
keputusan di
lapangan yang
sangat
mempengaruhi
kinerja dari
kontraktor di
lapangan
8 Yurianto Identifikasi Metode Dari 61 variabel Jurnal
dan faktor-faktor AHP aspek potensial
Trihono yang penyebab
Kadri mempengaruh keterlambatan
(2020) i didapat 11 variabel
keterlambatan penyebab
proyek keterlambatan
infrastruktur pelaksanaan yang
kereta cepat mempengaruhi
Jakarta- waktu pelaksanaan
Bandung proyek
pembangunan
infrastruktur kereta
cepat Jakarta-
Bandung
berdasarkan
rangking AHP
yaitu:
1. Kendala dalam
pembebasan
lahan untuk
bangunan
infrastruktur
(63.144 %),
2. Penetapan
jadwal proyek
yang amat ketat
oleh pemilik
(61.771 %),
3. Rencana urutan
kerja yang tidak
tersusun dengan
baik/terpadu
(61.5706 %),
9
4. Tidak
tersedianya
(material, alat,
tenaga kerja)
sesuai
kebutuhan
(57.216 %),
5. Shop drawing
tidak siap pada
saatnya, tidak
ada kesempatan
untuk
mempelajari
(56.266 %),
6. Perubahan
disain/detail
pekerjaan pada
waktu
pelaksanaan
(56.170 %),
7. Koordinasi
proyek yang
cukup rumit
(54.851 %),
8. Kelalaian/Keterl
ambatan oleh
sub kontraktor
pekerjaan
(53.081 %),
9. Spesifikasi
teknis tidak jelas
dan kurang
tegas kerena
terlalu umum
(52.837 %),
10.Adanya
prosedur
perijinan
pelaksanaan
pembangunan
yang dipersulit
dari berbagai
pihak (50.370
%), dan
10
11. Kondisi cuaca
yang kurang
baik (49.680 %)
9 Nelco Identifikasi Metode Berdasarkan hasil Jurnal
Andreti faktor AHP pengolahan faktor
Novari dominan sumber daya
dan rework pada manusia, faktor
Bambang pelaksanaan yang memiliki
Endro pekerjaan bobot tertinggi /
Yuwono struktur dominan yaitu
(2020) konstruksi kurangnya
baja proyek pemahaman
alumka AP- mengenai gambar
AC tender , gambar
pelaksanaan dan
gambar detail baja
dengan bobot faktor
(A4) dengan bobot
faktor 0,2705.
Berdasarkan hasil
pengolahan faktor
metode kerja, faktor
yang memiliki
bobot tertinggi /
dominan yaitu
kesalahan pada
pengukuran titik
koordinat (base
plate) (A6) dengan
bobot faktor
0,3792, kesalahan
proses
penyambungan
pengencangan baut
/ penyambungan
dengan pengelasan
baja (A9) dengan
bobot faktor 0,4376
dan posisi lubang ,
diameter dan
bentuk lubang yang
menyimpang dari
toleransi standar
(A13) dengan bobot
11
faktor
0,3848.Berdasarkan
hasil pengolahan
pada faktor
lingkungan, faktor
yang memiliki
bobot tertinggi /
dominan yaitu
cuaca buruk / hujan
yang menghalangi
proses pengelasan
baja dengan bobot
faktor 0,3458
10 Rizky Analisis Metode Faktor peringkat Jurnal
Ananda, keterlambatan AHP pertama yang
Endang dan kualitas mengakibatkan
Mulyani hasil keterlambatan dan
dan Rafie pekerjaan rendahnya kualitas
(2021) pada proyek hasil pekerjaan
konstruksi pada proyek
gedung konstruksi gedung 3
lantai adalah
metode konstruksi
yang tidak tepat,
tenaga kerja yang
buruk, kekurangan
material,
kekurangan tenaga
kerja
2.2 Proyek
“Proyek merupakan suatu proses sumber daya dan adanya dana tertentu secara
12
proyek tersebut, sehingga menjadi sumber daya yang tersedia dalam jangka
waktu tertentu yang sesuai dengan fungsinya”. Menurut Soeharto (1999) proyek
dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka
maupun non sumber daya manusia. dengan alokasi sumber daya tertentu dan
mutunya telah digariskan dengan jelas. Menurut Akbar (2002): Kegiatan proyek
dalam proses mencapai hasil akhirnya dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu
yang harus dipenuhi dibedakan dari kegiatan operasional, hal tersebut karena
sifatnya yang dinamis, non-rutin, multi kegiatan dengan intensitas yang berubah-
kegiatan sementara yang dari awal sampai akhir dibatasi oleh biaya, waktu, dan
mutu. Di dalam proses mencapai tujuan tersebut telah ditentukan batasan biaya
(anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi.
Ketiga batasan diatas disebut juga tiga kendala (triple constrain) yang sering di
13
Gambar 2.1 Sasaran proyek yang juga merupakan 3 kendala
terjadi penyimpangan kualitas hasil pekerjaan, baik disengaja atau tidak, risiko
yang harus ditanggung tidak kecil. Cara memperbaiki bangunan yang tidak
dan jangka waktu pelaksanaan. Dengan demikian faktor biaya, waktu dan
kualitas dalam proses konstruksi merupakan kesepakatan mutlak yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi dan ketiganya saling tergantung dan berpengaruh secara ketat.
14
Inflasi
Penundaan Waktu
Sengketa Hukum
Modal Bunga Kerja
Pembiayaan
Waktu Kualitas
Konstruksi
1. Proyek Konstruksi
konstruksi.
15
2. Proyek Manufaktur
produk, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang
dihasilkan.
manajemen.
5. Proyek Kapital
dalam kegiatan proyek tersebut agar dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
16
Manajemen proyek menurut Kerzner (dikutip Soeharto, 1999) mendefinisikan
manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan
mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan
ditentukan, yaitu, lingkup, mutu, jadwal, dan biaya. Serta memenuhi keinginan
daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu
penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat
lain.
17
2. Proses pengendalian (controlling)
3 tahapan, yaitu:
1. Perencanaan
organisasi tim-nya.
2. Penjadwalan
lainnya.
3. Pengendalian
dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat.
18
1. Kegiatan Perencanaan
Perencanaan (planning)
Pengorganisasian (organizing)
2. Kegiatan Pelaksanaan
Pengarahan (directing)
3. Kegiatan Pengendalian
Pengawasan (supervising)
Pengendalian (controlling)
Koordinasi (coordinating)
1. Tepat waktu (on time) yaitu waktu atau jadwal yang merupakan salah
pasar.
2. Tepat anggaran (on budget) yaitu biaya yang harus dikeluarkan sesuai
19
2.4 Penjadwalan Proyek
diperlukan guna menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek yang besar dimana
jumlah kegiatan yang sangat besar dan rumitnya ketergantungan antara kegiatan
tidak mungkin lagi diolah dalam fikiran, maka penjadwalan dan kontrol menjadi
lengkap dan menuliskan berbagai macam kegiatan dalam kerangka yang logis
Jadwal bagi proyek merupakan peta dalam perjalanan. Tanpa peta yang baik
waktu (proyek gagal). Untuk itu sebelum proyek dimulai sebaiknya seorang
20
Manfaat dari hasil perencanaan tersebut bagi proyek adalah:
tertunda atau tidak diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan.
21
2.5.2 Macam-Macam Keterlambatan Proyek
saja.
22
1. Tenaga Kerja
2. Bahan
3. Karakteristik tempat
23
Lokasi proyek yang jauh dari pusat kota/pusat distribusi peralatan
dan material
4. Manajerial
Pengawasan proyek
Perhitungan kebutuhan
5. Peralatan
Ketersediaan peralatan
Kerusakanperalatan
Produktifitas peralatan
6. Keuangan
7. Fisik Bangunan
Luas wilayah
Jumlah unit
24
Jumlah lantai
8. Design
Kerumitan design
9. Cuaca
Cuaca panas
Kerusuhan
Bencana alam
Pemogokan buruh
Kecelakaan
Kenaikan BBM
25
keterlambatan pembayaran, pendjadwalan ulang, dampak reputasi perusahaan,
Pihak Owner
digunakan.
Pihak Kontraktor
gaji karyawan dan biaya sewa alat yang dapat mengurangi laba
Konsultan
pembangunan lainnya.
material dasar atau barang jadi baik yang lokal maupun import. Cara
26
penanganannya sangat bervariasi tergantung pada kondisi proyek, sejak yang
ditangani langsung oleh staf khusus dalam organisasi sampai bentuk pembagian
pemasok atau agen, importir, produsen atau industri, yang kesemuanya mengacu
pada dokumen perencanaan dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Cara
3. Jika tidak mungkin tetap pada garis rencana semula mungkin diperlukan
Amerika Serikat pada tahun 1970-an. AHP merupakan salah satu model
27
hierarki, kemudian memasukkan nilai numerik sebagai pengganti presepsi
Terdapat tiga prinsip utama dalam pemecahan masalah dalam AHP menurut
1. Dekomposisi Masalah
relatifnya.
28
4. Penetapan Prioritas Pada Masing-Masing Hirarki
Sintesis dari prioritas didapat dari hasil perkalian prioritas lokal dengan
prioritas dari kriteria bersangkutan yang ada pada level atasnya dan
memberikan bobot prioritas lokal dari elemen yang ada pada level
6. Pengambilan/Penetapan Keputusan
29