Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ETIKA DAN UNDANG-UNDANG KESEHATAN

“TANTANGAN DAN PELUANG OBAT TRADISIONAL DI


INDONESIA”

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Naili Aziza, S. H., M.H

Disusun Oleh
Kelompok 2

1. Farida Apri Julianti 82022050202 7. Selvi Nabila Simahate 82022050227


2. Sukmawati Adjami 82022050208 8. Kresensia Sulastri Kasi 82022050230
3. Ade Reka Saputri 82022050211 9. Reski Lofiona 82022050235
4. Putri Afiana Solicah 82022050215 10. Ahmad Ariq Tamam Roziqi 82022050239
5. Nindya Priswa 82022050216 11. Indah Tri Winarni 82022050242
6. Yosef Mansen Sado 82022050223

PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2022

1
PENGERTIAN OBAT TRADISIONAL

 Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun- temurun,

berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan

setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian

masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan dan saat ini

penggunaannya cukup gencar dilakukan karena lebih mudah dijangkau masyarakat,

baik harga maupun ketersediaannya.

 Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan

tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan

Pendaftaran Obat Tradisional.

PENANDAAN OBAT BAHAN ALAM DI INDONESIA

Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia diatur pada Keputusan Kepala Badan Pengawasan
Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok
Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia.

1. Penandaan Jamu

 Kelompok jamu  harus mencantumkan logo dan tulisan “JAMU”  


 Logo berupa “RANTING DAUN TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan
ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/ pembungkus/ brosur
 Logo (ranting daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau di atas dasar
warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo
 Tulisan “JAMU” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam di
atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan
“JAMU”

2
2. Penandaan Obat Herbal Terstandar

 Obat herbal terstandar sebagaimana harus mencantumkan logo dan tulisan “OBAT
HERBAL TERSTANDAR”
 Logo berupa” JARI-JARI DAUN (3 PASANG) TERLETAK DALAM
LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/
pembungkus/ brosur.
  Logo (jari-jari daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau di atas warna
putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo. 
 Tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak
dengan warna hitam di atas dasar  warna putih atau warna lain yang mencolok
kontras dengan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR”.

3
3. Penandaan Fitofarmaka

 Kelompok Fitofarmaka  harus mencantumkan logo dan tulisan “FITOFARMAKA”


 Logo berupa “JARI-JARI DAUN (YANG KEMUDIAN MEMBENTUK
BINTANG) TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian
atas sebelah kiri dari wadah/ pembungkus/ brosur.
 Logo (jari-jari daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau di atas dasar
putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo.
 Tulisan “FITOFARMAKA” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna
hitam di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan
tulisan “FITOFARMAKA”. 

Dalam pelabelan suatu produk, dilakukan penerapan 2D Barcode yang diatur pada
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 33 Tahun 2018 tentang Penerapan
2D Barcode dalam Pengawasan Obat dan Makanan.

2D Barcode menggunakan metode

 Otentifikasi
 Identikasi

4
2D Barcode dengan metode Identifikasi berlaku untuk:

 Obat yang termasuk dalam golongan obat bebas dan obat bebas terbatas;
 Obat Tradisional;
 Suplemen Kesehatan;
 Kosmetika; dan
 Pangan Olahan.

2D Barcode dengan metode Identifikasi yang tercantum dalam Izin Edar secara elektronik
berupa QR Code diterbitkan oleh Badan POM. 2D Barcode harus memuat informasi
meliputi: nomor Izin Edar dan masa berlaku Izin Edar.

 Pelaku usaha wajib mencantumkan 2D barcode pada kemasan primer, kecuali :


o Volume di bawah 5 (lima) mililiter;
o Kemasan Primer blister;
o Kemasan Primer strip;
o Kemasan ampul;
o kemasan tube yang memiliki berat bersih di bawah 5 (lima) gram;
o Stick pack;
o Suppositoria; dan/atau
o Memiliki luas permukaan label kurang dari atau sama dengan 10 cm 2 
(sepuluh centimeter persegi).
 Selain pencantuman 2D barcode, hal lain yang harus diperhatikan pada label
adalah terkait dengan pencantuman informasi asal bahan tertentu, kandungan
alkohol, serta  batas kedaluwarsa yang diatur pada Peraturan Kepala Badan POM
RI No.HK.03.1.23.06.10.5166 tentang Pencantuman Informasi Asal Bahan
Tertentu, Kandungan Alkohol, dan Batas Kedaluwarsa pada Penandaan/Label
Obat, Obat Tradisional, Suplemen Makanan dan Pangan. Pada peraturan ini diatur
terkait dengan :
o Jenis Bahan tertentu
o Cara Pencantuman Label untuk Produk yang mengandung bahan tertentu
o Pencantuman label untuk produk yang mengandung alkohol
o Pencantuman label untuk batas kedaluwarsa

5
 Industri Obat Tradisional (IOT) adalah industri yang memproduksi obat tradisional

dengan total aset diatas Rp. 600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah), tidak termasuk

harga tanah dan bangunan.

 Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) adalah industri obat tradisional dengan total

aset tidak lebih dari Rp. 600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah), tidak termasuk

harga tanah dan bangunan.

 Usaha jamu / Racikan adalah suatu usaha peracikan pencampuran dan atau

pengolahan obat tradisional dalam bentuk rajangan, serbuk, cairan, pilis, tapel atau

parem dengan skala kecil, dijual di suatu tempat tanpa penandaan dan atau merek

dagang.

 Obat Tradisional Lisensi adalah obat tradisional asing yang diproduksi oleh suatu

Industri obat tradisional atas persetujuan dari perusahaan yang bersangkutan

dengan memakai merk dan nama dagang perusahaan tersebut.

 Pilis adalah obat tradisional dalam bentuk padat atau pasta yang digunakan dengan

cara mencoletkan pada dahi.

 Parem adalan obat tradisional dalam bentuk padat, pasta atau bubur yang digunakan

dengan cera melumurkan pada kaki dan tangan atau pada bagian tubuh lain.

 Tapel adalah obat tradisional dalam bentuk, padat pasta atau bubur yang digunakan

dengan cara melumurkan pada seluruh permukaan perut.

 Sediaan Galenik adalah ekrtaksi bahan atau campuran bahan yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan atau hewan.

 Bahan tambahan adalah zat yang tidak berkhasiat sebagai obat yang ditambahkan

pada obat tradisional untuk meningkatkan mutu, termasuk mengawetkan, memberi

warna, mengedapkan rasa, bau serta konsistensi.

6
Berdasarkan PERMENKES No 06 tahun 2002 BAB III dijelaskan bahwa :

1. Setiap industri dan usaha di bidang obat tradisional wajib memiliki izin dari

Menteri

2. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk usaha

jamu gendong dan usaha jamu racikan.

3. Selain wajib memiliki izin, industri dan usaha obat tradisional wajib memenuhi

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penanaman modal.

Izin industri dan usaha obat tradisional berlaku seterusnya selama industri

dan usaha obat tradisional yang bersangkutan masih berproduksi dan memenuhi

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8 dijelaskan bahwa, Menteri dalam pemberian izin sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) mendelegasikan kewenangan pemberian izin

untuk :

a. IOT dan IEBA kepada Direktur Jenderal;

b. UKOT kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi; dan

c. UMOT kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

PERKEMBANGAN OBAT TRADISIONAL


Perlu diketahui bahwa penemuan obat jaman dahulu berawal dari coba-mencoba
yang dilakukan oleh manusia purba secara '"EMPIRIS" .Empiris berarti berdasarkan
pengalaman dan disimpan serta dikembangkan secara turun-temurun hingga muncul apa
yang disebut Ilmu Pengobatan Rakyat atau yang lazimnya disebut Pengobatan Tradisional
atau Jamu.
Akan tetapi, tidak semua obat “memulai” sejarahnya sebagai obat anti penyakit.
Ada obat yang pada awalnya digunakan sebagai racun seperti strychnine & kurare yang
digunakan sebagai racun-panah oleh penduduk pedalaman Afrika. Contoh yang paling up
to date adalah nitrogen-mustard (awalnya digunakan sebagai gas beracun saat perang
dunia pertama) sebagai obat kanker.
Baru sekitar pada permulaan abad ke-20, obat-obat kimia sintetis mulai
“menampakkan diri”. Aspirin salah satu indikator kemajuan obat kimia sintetis saat itu.
7
Pada tahun 1935 terjadi gebrakan dalam penemuan dan penggunaan kemoterapeutika
sulfanilamid yang disusul penisilin pada tahun 1940. Seperti diketahui bersama, secara
tradisional, sebenarnya luka bernanah dapat disembuhkan dengan menutupinya dengan
kapang-kapang dari jenis tertentu, tetapi baru sekitar tahun 1928 khasiat ini baru diselidiki
secara ilmiah oleh Dr. Alexander Fleming. Dari hasil penelitian Dr. Alexander Fleming,
ditemukanlah penisilin.
Sejak saat itu, beribu-ribu zat sintetis diketemukan (diperkirakan sekitar 500 zat
per tahun-nya). Hal ini membuat perkembangan di bidang Farmakoterapi meningkat pesat.
Meski begitu, diperkirakan lebih dari 78% obat yang beredar sekarang adalah
merupakan hasil dari penemuan tiga dasawarsa terakhir.
Di Indonesia dari tahun ke tahun terjadi peningkatan produksi obat tradisional.
Menurut data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM), sampai tahun 2002 terdapat
1.012 industri obat tradisional yang memiliki izin usaha industri yang terdiri dari 105
industri berskala besar dan 907 industri berskala kecil..

TANTANGAN OBAT TRADISIONAL DI INDONESIA

TEMUAN BAHAN KIMIA OBAT DALAM OBAT TRADISIONAL


Dengan semakin luasnya peredaran Obat tradisonal maka semakin Marak pula peredaran
obat tradisional, yang tidak memenuhi syarat terutama Obat Tradisional yang mengandung
bahan kimia obat ( OT-BKO ) Berdasarkan hasil pengawasan Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) di seluruh Indonesia, ditemukan beberapa Obat Tradisional dengan
Bahan Kimia Obat (OT-BKO), diantaranya merupakan obat tradisional yang tidak terdaftar
(ilegal). Analisis temuan OT-BKO selama 5 tahun terakhir, mengalami penurunan. Pada
tahun 2007 (1,65%); tahun 2008 (1,27%); tahun 2009 (1,06%); tahun 2010 (0,84%); dan
tahun 2011, ditemukan 21 item dari 2883 sampel (0,72%).Berdasarkan hasil pengawasan
Badan POM di seluruh Indonesia sampai bulan Agustus 2012, ditemukan ada sebanyak 29
OT-BKO. Sebanyak 20 di antaranya merupakan produk OT tak terdaftar (ilegal) dan
merupakan produk OT yang tidak sesuai dengan persetujuan pendaftaran
Bahan Kimia Obat (BKO) yang diidentifikasi terkandung dalam obat trasisional
(OT) tersebut menunjukkan tren yang berbeda. Pada kurun waktu 2001-2001, tren temuan
OT-BKO mengarah pada obat rematik dan penghilang rasa sakit, antara lain obat
tradisional yang mengandung bahan obat fenilbutason, metampiron, parasetamol, dan asam
mefenamat. Sedangkan pada periode tahun berikutnya, perubahan tren mengarah pada obat
pelangsing d Untuk melindungi agar masyarakat tidak mengkonsumsi OT-BKO, BPOM
8
mengeluarkan peringatan/public warning. Daftar OT-BKO tersebut adalah Protein-zhi
kapsul, Asam Urat Nyeri Tulang cap Gunung Krakatau (serbuk); Buah Naga Kapsul;
Dewa-dewi Kapsul; Jamu cap Putri Sakti Penyehat Badan (cair); Jamu Trasisional Jawa
Asli Cap Putri Sakti (cair); Kapsul Telat Bulan (Tiaw Keng Poo Sae); Kuat Tahan Lama
Surabaya Madura (serbuk); Lebah Mutiara Gatal-gatal (kapsul); Linu Rat Kapsul; MD dan
SM Obat Asam Urat Nyeri Tulang/Sendi Cicunguya (kapsul); Obat Kuat dan Tahan Lama
Powerman (kapsul); Obat Kuat dan Tahan Lama Super X (kapsul); Pil Anti Sakit Gigi Plus
Pak Tani (tablet); Prima Setia Kapsul; Scorpion Kapsul; Siper Kapsul; Tangkur Cobra Laut
(kapsul); Tiger Fit Asam Urat Flu Tulang (kapsul); dan Power Up (kapsul).
”BKO yang dicampurkan ke dalam OT, biasanya dosisnya tidak terukur. Jika
dikonsumsi secara terus menerus, akan terakumulasi dalam tubuh dan bisa membahayakan
kesehatan”,.Bahan Kimia Obat (BKO) yang diidentifikasi terkandung dalam obat
tradisional tersebut menunjukkan tren yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada
kurun waktu 2001-2007, temuan OT-BKO menunjukkan tren ke arah obat rematik dan
penghilang rasa sakit, misalnya obat tradisional yang mengandung bahan obat
Fenilbutason, Metampiron, Parasetamol, dan Asam Mefenamat.
Sedangkan pada periode 2008 - pertengahan 2012, temuan OT-BKO menunjukkan
perubahan tren ke arah obat pelangsing dan obat penambah stamina atau aprodisiaka. Obat
tradisioal Sebagai tindak lanjut terhadap temuan OT-BKO tersebut, Badan POM
melakukan penarikan dan pemusnahan. Untuk obat tradisional yang telah terdaftar dan
ditemukan mengandung BKO, maka nomor registrasinya akan dicabut serta dilakukan
penarikan produk dan pemusnahan.tersebut mengandung bahan obat seperti Sibutramin,
Sildenafil, dan Tadalafil.

Nama dan Alamat Tahun


Produsen/Importir Temuan
Bahan Kimia
No Nama/No. Izin Edar yang Tercantum dan Keterangan
Obat (BKO)
pada Label Penarikan
ABC Acai Berry kapsul Sibutramin
1. lunak M.G.L (HK) Hidroklorida 2011 Tidak terdaftar

Pegal Linu Prono Jiwo UD Prono Jiwo, Terdaftar, NIE


2. cairan obat dalam/TR Banyuwangi Fenilbutason 2011 dibatalkan
Parasetamol, Tidak terdaftar,
Labaik kapsul / 688 251265 PT Trisno Cipta Fenilbutason, mencantumkan No
3. 007 88 Usaha, Cirebon dan Metampiron 2011 Izin Edar fiktif

9
Tidak terdaftar,
Remasyah serbuk / TR Fenilbutason
mencantumkan No
4. 993298381 PJ. Remasyah, Jateng dan Piroksikam 2012 Izin Edar fiktif

Obat Kuat dan Tahan Tidak terdaftar,


Lama Sarang Madu / TR PJ. Multi Sari mencantumkan No
5. Manjur, Jakarta Sildenafil Sitrat 2012 Izin Edar fiktif
082572693

Asam Urat Flu Tulang Tidak terdaftar,


Mahkota Mas kapsul / TR Gold Dragon Herb, mencantumkan No
6. 003203021 Semarang Parasetamol 2012 Izin Edar fiktif

Raga Prima Asam Urat Flu Tidak terdaftar,


PJ. Bayu Saputra
7. Tulang Pengapuran kapsul / Parasetamol 2012 mencantumkan No
Jaya, Tangerang
TR 033429702 Izin Edar fiktif

Daun Bidara Jamu Asam


Tidak terdaftar,
Urat, Pegal Linu Plus Sakit Natrium
PJ. Mutiara Sehat, mencantumkan No
Gigi / diklofenak dan
8. Lampung 2012 Izin Edar fiktif
TR 025466629 Parasetamol

Tidak terdaftar,
Neo Rematik / TR PJ Dita Farmasi, Parasetamol dan mencantumkan No
9. 003766246 Kudus Prednison 2012
Izin Edar fiktif

Parasetamol dan Tidak terdaftar,


Teratai Putih kapsul / TR
PJ Teratai Putih, Natrium mencantumkan No
10. 043230731 2012
Jateng Diklofenak Izin Edar fiktif

Penyehat Badan Cap


CV. Kuda Laut Siproheptadin Tidak terdaftar,
11. Kuda Laut / TR 013611111 Banyuwangi 2012 NIE dibatalkan
Hidroklorida

Tidak terdaftar,
Alfa Salam Batuk Pilek / mencantumkan No
12. TR 003203489 PJ. Doa Ibu Jakarta Parasetamol 2012 Izin Edar fiktif

Tidak terdaftar,
13. Kupu–Kupu Malam serbuk / PT. SM Jaya, Jateng Tadalafil 2012
mencantumkan

Piroksikam, Tidak terdaftar,


Rhemalin / Parasetamol dan mencantumkan No
14. TR 003201674 PJ Tri Tanjung 2012 Izin Edar fiktif
Kafein
Tidak terdaftar,
Parasetamol dan mencantumkan No
Jamu Pil Panatik PJ Putra Mahakam
15. fenilbutazon 2012 Izin Edar
/ TR 971134621 Kaltim - Indonesia
fiktif

10
Parasetamol, As.
Mefenamat dan Tidak terdaftar,
Pil Ramuan Shin She
PJ Mustika Alam Na mencantumkan No
16. Merah Delima / 066754317 2012
Banten - Indonesia Diklofenak Izin Edar fiktif

New Anrat Jamu


Tradisional Jaya / Tidak terdaftar,
PJ. Jaya Asli, mencantumkan No
17. TR 993 203 Cilacap Methampiron 2012 Izin Edar fiktif
841
Jamu As–Syifa Tumpas PT. Izza Mandiri Tidak terdaftar,
Plus Habbatussauda / TR Sukses Jakarta mencantumkan No
18. 053 345 734 Teofilin 2012 Izin Edar fiktif
Indonesia

Jamu Urat Laga Obat Kuat


19. Tahan Lama Indonesia Parasetamol 2012 Tidak terdaftar

Jamu As–Syifa Izza PT. Izza Mandiri Tidak terdaftar,


Fenilbutazon dan mencantumkan No
Cikungunya Sukses Jakarta
20. Parasetamol 2012 Izin Edar fiktif
/ TR 053 345 531 Indonesia

PT. Izza Mandiri Tidak terdaftar,


21. Jamu As–Syifa Izza Fenilbutazon dan 2012 mencantumkan No
Sukses Jakarta
Kecethit / TR 053 345 890 Parasetamol Izin Edar fiktif
Indonesia
PT. Adonai Perkasa,
22. Acai Berry kapsul lunak Sibutramin HCl 2012 Tidak terdaftar
Jakarta
Pegal Linu Asam Urat
Akar Dewa / TR 043 634 Terdaftar, NIE
23. UD Citra Alam, Jatim Piroksikam 2012 dibatalkan
311

Pegal Linu Cap Kuda Terdaftar, NIE


24. Laut / TR 113 628 211 UD Citra Alam, Jatim Piroksikam 2012 dibatalkan
Jamu Encok
Asam Urat Akar Dewa Rasa Terdaftar, NIE
25. UD Citra Alam, Jatim Piroksikam 2012 dibatalkan
Pahit

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


NOMOR 19 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN TINDAK LANJUT HASIL
PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, OBAT KUASI, SUPLEMEN KESEHATAN,
DAN KOSMETIKA

Pasal 4

Pengawasan Obat Tradisional, Obat Kuasi, dan Suplemen Kesehatan dilakukan pada:

a. Fasilitas produksi dan distribusi Obat Tradisional, Obat Kuasi, dan Suplemen
Kesehatan;

11
b. Penandaan Obat Tradisional, Obat Kuasi, dan Suplemen Kesehatan;

c. Promosi Obat Tradisional, Obat Kuasi, dan Suplemen Kesehatan; dan d. Monitoring
Efek Samping Obat Tradisional, Obat Kuasi, dan Suplemen Kesehatan

Pasal 7

1) Hasil Pengawasan Obat Tradisional, Obat Kuasi, Suplemen Kesehatan, dan


Kosmetika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat berupa temuan.

2) Temuan hasil Pengawasan Obat Tradisional, Obat Kuasi, Suplemen Kesehatan, dan
Kosmetika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) temuan minor (ringan);

b) temuan mayor (sedang); dan

c) temuan kritis (berat).

Pasal 8

Tindak lanjut temuan hasil Pengawasan Obat Tradisional, Obat Kuasi, Suplemen
Kesehatan, dan Kosmetika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dapat berupa:

a. pembinaan teknis; dan/atau

b. sanksi administratif.

Pasal 9

Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, berupa tindakan yang
dilaksanakan oleh Petugas dalam rangka melakukan pembinaan terhadap penyempurnaan
Pengelolaan Obat Tradisional, Obat Kuasi, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetika.

Pasal 10

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b dapat berupa:

a. peringatan tertulis;

b. penarikan;

c. pemusnahan;

d. penghentian sementara kegiatan;

e. pencabutan sertifikat

f. pembatalan/pencabutan nomor izin edar

12
g. pengumuman kepada publik; dan/atau

h. rekomendasi kepada instansi terkait sebagai tindak lanjut hasil Pengawasan.

Pasal 11

Ketentuan teknis Pedoman Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Obat Tradisional, Obat
Kuasi, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
sampai dengan Pasal 10 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Badan ini.

Pasal 12

Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 tidak


menghapuskan pengenaan sanksi keperdataan dan/atau sanksi pidana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13

Tindak lanjut hasil Pengawasan yang sedang berproses sebelum berlakunya Peraturan
Badan ini tetap diproses berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Keputusan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.04.1.23.08.15.3873 Tahun 2015
tentang Pedoman Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetika, dan
Suplemen Kesehatan.

Pasal 14

Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Badan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia

13
PENUTUP
Makin meningkatnya keinginan masyarakat untuk memilih obat tradisional sebagai
alternatif kesembuhan dan dengan pesatnya perkembangn Obat Tradisional di Indonesia
maupun didunia maka ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh farmasis untuk
mengembangan obat tradisional yang aman dan memenuhi syarat kesehatan :
1. Dengan melihat jumlah tanaman Indonesia yang berlimpah dan baru 180 tanaman
yang digunakan sebagai obat tradisional oleh industri maka peluang bagi profesi
kefarmasian untuk meninkatkan peran sediaan herbal dalam pembangunan kesehatan
masih terbuka lebar.
2. Standarisasi bahan baku dan obat jadi, pembuktian efek farmakologi menajdi PR bagi
farmasis masayarkat
3. Tingkat keamanan obat herbal merupakan tantangan bagi farmasis agar obat herbal
dapat semakin diterima oleh masyarakat luas
4. Pemberian informasi yang benar terhadap Obat Tradisional merupakan kewajiban
farmasis kepada masyarakat.

14

Anda mungkin juga menyukai