Anda di halaman 1dari 13

10 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No.

1, Maret 2015

Optimasi Penyusunan Anggaran Penjualan Menggunakan


Lagrange Multiplier
Widya Nurcahayanty Tanjung1, Tiara Juanita 1
1
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Al Azhar Indonesia, , Jl. Sisingamangaraja, Jakarta, 12110

Penulis untuk korespondensi/E-mail: tiarajuanita@rocketmail.com

Abstrak - Optimasi keuntungan dapat dicapai melalui berbagai macam cara, salah satunya adalah
dengan merencanakan dan mengendalikan anggaran penjualan. Perencanaan dan pengendalian
penjualan yang dirancang dengan baik dan tepat diharapkan mampu membantu dalam mencapai
target penjualan agar memperoleh laba yang optimal. Pada umumnya, anggaran penjualan disusun
terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Tujuan utama pembuatan anggaran ini adalah
untuk mengurangi ketidakpastian dimasa depan, memasukkan pertimbangan atau keputusan
manajemen dalam proses perencanaan, memberikan informasi dalam profit planning control, serta
mempermudah pengendalian penjualan. Metode Lagrange adalah metode yang digunakan untuk
menentukan titik maksimum dan minimum suatu fungsi yang diiringi dengan persyaratan atau
kendala yang harus dipenuhi. Metode ini berguna untuk memperoleh nilai-nilai maksimum relatif atau
minimum relatif dari fungsi f(x,y) yang dipengaruhi oleh fungsi persyaratan g(x,y)=0. Langkah
pertama yang dilakukan dalam optimasi anggaran ini yaitu melakukan peramalan agregat permintaan
dilanjutkan dengan disagregasi permintaan ke setiap region berdasarkan kontribusi penjualan,
kemudian menyusun anggaran penjualan dengan metode Lagrange Mulitplier hingga diperoleh
keuntungan yang optimal. Berdasarkan hasil agregasi penjualan, jumlah produk yang harus dijual
yaitu sebesar 33,331 kardus. Jumlah alokasi untuk setiap region berdasarkan hasil disagregasi
penjualannya yaitu sebesar 4,267 kardus untuk Jabotabek, 611 kardus untuk West Java, 900 kardus
untuk West Outer Islands, 318 kardus untuk Central Java, 400 kardus untuk East OI 2, 645 kardus
untuk EOI (Dummy), 25 kardus untuk EAST OI 1, dan 26,167 kardus untuk Non XYZ Brand. Dengan
demikian, jumlah anggaran penjualan tahun 2014 yaitu sebesar Rp6.594.350.758,- dengan jumlah
keuntungan optimal yang dapat diperoleh perusahaan sebesar Rp 4.035.316.605,- atau sama dengan
61% dari jumlah anggaran penjualan.

Kata Kunci ± Optimasi, Anggaran penjualan, Lagrange Multiplier, Peramalan

Abstract ± Many ways can be cultivated to reach profit optimization, such as planning and controlling in
sales budgeting can be used as a method. Good in sales planning and controlling might be help to
achieve sales target as an effort to get optimize profit. In gHQHUDO VDOHV¶ SODQQLQJ LV DUUDQJHG DV D ILUVW
step before creating another budgeting plan. The main objectives in this work are minimizing
uncentanty in the future, considering management judgment in planning process, giving information in
profit planning control, and simplying sales control. Lagrange method can be used to determine
optimum and minimum points from a function which followed by bounderies that must be filled. This
method is useful to calculate relatives maximum or relatives minimum numbers from a function f(x,y)
that influenced by requirement function g(x,y)=0. To finish optimizing budgeting plan, firstly,
calculating the demand aggregate planning therefore continued by demand disagregations to all region
based on their sales contributions. Moreover, followed by compiling sales budgeting using Lagrange
0XWOLSOLHU PHWKRG¶V WR REWDLQ RSWLPXP SURILW Based on sales aggregation result, number of product
should be sales are 33.331 cartons. Number of allocation for each regions followed by sales agregations
results are 4.267 cartons for Jabotabek, 611 cartons for West Java, 900 cartons for West Outer Islands,
318 cartons for Central Java, 400 cartons for East OI 2, 645 cartons for EOI (Dummy), 25 cartons for
EAST OI 1, and 26,167 cartons for Non XYZ Brand. Therefore, total sales budgeting in year 2014 is Rp
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015 11

6.594.350.758,- and number of optimum profit that company earn is Rp 4.035.316.605,- or equal by
61% from total sales budgeting.

Keyword ± Optimization, sales budgeting, Lagrange Multiplier, Forecasting

PENDAHULUAN Metode-metode Peramalan Time Series


Double Exponential Smoothing 2 Parameter dari
Anggaran penjualan adalah anggaran yang Holt
merencanakan secara lebih terperinci mengenai Metode pemulusan dua parameter dari Holt atau
penjualan perusahaan selama periode yang akan lebih dikenal dengan Holt Exponential Smoothing
datang yang didalamnya meliputi rencana mengenai pada dasarnya tidak menggunakan rumus
jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah pemulusan berganda secara langsung. Sebagai
(kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang gantinya, Holt memuluskan nilai trend dengan
yang akan dijual, waktu penjualan, serta tempat parameter yang berbeda dari parameter yang
penjualannya (M.Munandar, 2000). PT XYZ digunakan pada deret asli. Ramalan dari pemulusan
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di dua parameter dari Holt didapat dengan
bidang manufaktur, khususnya food industry. menggunakan dua konstanta pemulusan (dengan
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan terdiri dari nilai antara 0 sampai 1) dan memiliki tiga
berbagai macam jenis produk, seperti sirup, saus, persamaan, yaitu:
kecap, makanan ringan, nutrisi balita, serta 6W .;W -. 6W-1+bt-1) ...(persamaan 1)
minuman.Untuk setiap jenis produk juga memiliki EW 6W-St-1)+(1- EW-1......(persamaan 2)
berbagai macam varian (rasa, ukuran, dan lain- Ft+m=St+bt. m...................(persamaan 3)
lain). Penelitian ini hanya di fokuskan pada produk Dimana:
nutrisi balita, yaitu biskuit bayi. Dalam St:Nilai pemulusan padaperiode t
menyalurkan produknya ke seluruh Indonesia, bt:Nilai pemulusan trend pada periodet
perusahaan merasa kesulitan dalam merencanakan . Konstanta pemulusan yang bernilaiantara 0
dan mengendalikan penjualan.Dampak dari sampai 1
kesulitan tersebut menyebabkan sulitnya Konstanta pemulusan trend yang bernilai antara o
memperoleh laba yang optimal. Hal ini sampai 1
mengakibatkan sering tidak tercapainya target Xt:Data aktual permintaan pada periode t
penjualan di masa mendatang. Salah satu penyebab m:Jumlah periode yang akan di- ramalkan ke depan
dari tidak tercapainya target penjualan adalah Ft+m:Data peramalan pada periode t+m
karena perusahaan belum memiliki sistem
penganggaran yang baku termasuk didalamnya Triple Exponential Smoothing 3 Parameter dari
anggaran penjualan. Karena dengan adanya Winter
anggaran penjualan ini perusahaan dapat Metoda Winters digunakan untuk memodelkan data
menentukan prakiraan target penjualan optimal di dengan pola musiman, baik mengandung trend
masa mendatang sehingga keuntungan yang maupun tidak.Titik berat metode ini adalah pada
diperoleh pun optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan QLODL UDPDODQ . NHPLULQJDQ VORSH PDXSXQ
suatu metode pembuatan anggaran penjualan yang HIHN PXVLPDQ
tepat, agar keuntungan yang optimal dapat 6W . 1-. 6W-1+bt-1) .......(persamaan 4)
diperoleh perusahaan di masa mendatang. EW 6W±St-1)+(1- EW-1.....(persamaan 5)
,W - It-L.....................(persamaan 6)
Ft+m=(St+bt.m)Tt-L+m....(persamaan 7)
TINJAUAN PUSTAKA Dimana:
St:Data pemulusan keseluruhan pada periode t
Peramalan bt:Data pemulusan tren pada periode t
Peramalan adalah metode untuk memperkirakan It: Data pemulusan musiman padaperiode t
suatu nilai di masa depan dengan menggunakan L: Panjang musiman
data masa lalu, sedangkan aktivitas peramalan .:Konstanta pemulusan yang ber- nilai antara 0
merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha sampai 1
memperkirakan penjualan dan penggunaan suatu : Konstanta trend yang bernilai antara 0 sampai 1
produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat : Konstanta musiman yang bernilai antara 0
dalam kuantitas yang tepat (Gasperz, 2004). sampai 1
12 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015

Xt:Data aktual permintaan pada periode t 2) Prediksi permintaan untuk suatu periode
m:Periode peramalan yang diinginkan perencanaan jangka menengah yang layak
Ft+m: Data peramalan pada periode t+m pada waktu agregat.
3) Metode untuk menentukan biaya.
Metode Dekomposisi 4) Model yang mengombinasikan prediksi dan
Pendekatan ini mencoba menguraikan pola-pola biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat
dasar deret berkala menjadi sub pola musim, siklus, dibuat untuk periode perencanaan.
trend dan random. Beberapa sub pola kemudian
dianalisa secara terpisah, diekstrapolasi kedepan Perencanaan Disagregasi
dan kemudian digabung kembali untuk Perencanaan disgaregat merupakan langkah
mendapatkan ramalan data asli (Makridakis dkk, selanjutnya setelah perencanaan agregat, tujuan dari
1999). Penulisan matematis umum dari Pendekatan perencanaan disagregat adalah untuk memecah
dekomposisi adalah Xt=f(It,Tt,Ct, Et) satuan agregat pada perencanaan agregat ke dalam
..............(persamaan 8) setiap item produk serta mengetahui item suatu
Dimana : produk tersebut akan diproduksi.Metode-metode
Xt: Nilai deret berkala (data yang aktual) pada disagregasi:
periode t 1) Persentase
It:Komponenmusiman(atau indekspada periode t) Prosedur teknik persentase:
Tt : Komponen trend pada periode t ‡ Hitung persentase kuantitas item masing-
Ct : Komponen siklus pada periode t masing terhadap kuantitas famili pada data
Et : Komponen galat atau acak pada periode t masa lalu (semua dalam unit agregat)
Metode dekomposisi dapat berasumsi pada model ‡ Gunakan persentase ini untuk menentukan
aditif atau multiplikatif dan betuknya dapat kuantitas item masing-masing dari rencana
bervariasi. Dekompoisi rata-rata sederhana agregat.
berasumsi pada model additif : 2) Metode Bitran and Hax
Xt= ( It + Tt + Ct ) + Et.....(persamaan 9) Metode ini terdiri dari 2 algoritma, yaitu :
Metode rasio pada trend menggunakan model ‡ Algoritma untuk memecahkan rencana
multiplikatif dalam bentuk : aggregat dalam jumlah produk famili.
Xt= ( It * Tt * Ct ) * Et....(persamaan 10)
Apabila akan ditunjukkan ada tidaknya gerakan Anggaran Penjualan
musiman maka perlu dibuat indeks musiman
(Supranto, 2000). Metode dekomposisi Pengertian Anggaran Penjualan
multiplikatif dari data berkala dapat juga Anggaran penjualan adalah anggaran yang
dinyatakan dalam variabel Y sebagai berikut : merencanakan secara lebih terperinci tentang
Y = T x S x C x I .............(persamaan 11) penjualan perusahaan selama periode yang akan
Dimana: datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang
Y : data deret berkala jenis barang yang akan di jual, jumlah barang yang
T : data trend akan dijual, harga barang yang akan di jual, waktu
S : faktor musiman penjualan, serta tempat penjualannya (Munandar,
C : faktor siklis 2001).
I : faktor eror
Metode Budgetting
Perencanaan Agregat dan Disagregat Ada beberapa metode untuk budgetting :
1) Metode persentase penjualan (Percentage of
Perencanaan Agregat sales), yaitu persentase dari hasil penjualan
Perencanaan agregat (agregat planning) juga 2) Metode keseimbangan persaingan (Competitive
dikenal sebagai penjadwalan agregat adalah suatu parity), yang artinya dengan
pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para mempertimbangkan budet iklan pesaing
manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan 3) Metode kemampuan perusahaan (Affordable
waktu produksi. Proses agregasi (aggregation) method), yaitu berangkat dari kesanggupan
ialah pengelompokan beberapa jenis item menjadi perusahaan untuk mengeluarkan biaya iklan
product family. Ada empat hal yang diperlukan 4) Metode tujuan dan tugas (Objective and task
dalam perencanaan agregat, antara lain: method), artinya budget di hitung dari berapa
1) Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur besar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
penjualan dan output. komunikasi brand.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015 13

px (Q) prob( x Q) 1 prob( x t Q)


Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov š
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov- = 1 prob( x t x kV x )
Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi
....................................(persamaan 15)
data (yang akan diuji normalitasnya) dengan Dengan menggunakan persamaan :
distribusi normal baku. Distribusi normal baku
adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam
f
§ b ·
³ f u (uo) pu t (auo b)duo pu t ¨¨ ¸
¸
bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi 2
f © 1 a ¹
sebenarnya uji Kolmogorov-Smirnov adalah uji
beda antara data yang diuji normalitasnya dengan .........................................(persamaan 16)
data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika Maka, diperoleh
signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat px (Q) 1 pu t (k ) pu (k )
perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di .................................(persamaan 17)
atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang Langkah penentuan nilai Qi (i=1,2,3,...n) dapat
signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov- dihitung dengan menurunkan persamaan 15, yaitu
Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah
0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai pi | M 1 | vi Bi
perbedaan yang signifikan dengan data normal iPx | Qi | 1
baku, berarti data tersebut tidak normal. Namun pi g i Bi
jika signifikansi di atas 0,05 berarti tidak terdapat GDQ 4 • ...........(persamaan 18)
perbedaan yang signifikan antara data yang akan pi gi Bi p i| | M 1 | v i Bi
diuji dengan data normal baku, artinya data =
mengikuti sebaran normal.
pi gi Bi pi g i Bi
( M 1)vi g i
pu t ( k i )
pi g i Bi
Metode Lagrange ^
Adapun model matematis yang digunakan dalam dan Qi max( 0, xi k iV i )
penelitian ini, yaitu
...........................................................(persamaan19)
¾ Fungsi Objektif
Langkah 3 :Membandingkan setiap nilai ( 6Qi vi
Pada penelitian kali ini, output yang
diharapkan adalah mencapai keuntungan )dengan nilai W (anggaranpokok
Optimal. Oleh karena itu fungsi tujuan penjualan produk), kemudian:
yang digunakan seperti berikut 9 Jika ( 6Qi vi | W ), maka
^ Q
E[P(Qi )] ( pi g i ) x i (vi g i )Qi ( pi g i Bi )³ xi f ( xi )dxi perhitungan berhenti
0
¾ Constraint 9 Jika ( 6Qi vi W ), maka kembali ke
Adapunfungsi persyaratan atau constraint
yang digunakan, yaitu perhitungan awal (penentuan jumlah
produk) dengan nilai M yang lebih kecil
6Qv d W
9 Jika ( 6Qi vi ! W ), maka kembali ke
Penentuan ukuran penjualan ( Qi ) Optimal perhitungan awal (penentuan jumlah
produk) dengan nilai M yang lebih besar
Iterasi untuk menemukan ukuran pemesanan yang
Optimal adalah sebagai berikut :
Langkah 1:Memilih nilai awal positifuntuk M
Perhitungan ekspektasi keuntungan (Profit
dengan nilai 0 sampai 1
Maximization)
Langkah 2:Menentukan nilai untuk setiap
Perhitungan ini dapat dilakukan dengan
kategori produk
š
menggunakan rumus sebagai berikut :
^
Q x Q
E[ P(Qi )] ( pi g i ) x i (vi g i )Qi ( pi g i Bi )³ xi f ( xi )dxi
0
Vx ........................... (persamaan 13) ............................(persamaan 20)
š Jika permintaan berdistribusi normal, maka
Q x kV x persamaan diatas menjadi:
...................(persamaan 14)
Jumlah yang diharapkan dilambangkan dengan
14 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015

§ ^
· METODOLOGI PENELITIAN
^
¨ Qi xi ¸
E[ P(Qi )] ( pi g i ) x i (vi g i )Qi ( pi g i Bi )V xi Gu ¨
¨ V xi ¸¸
© ¹ Mulai
.......(persamaan 21)

Keterangan notasi : Peramalan Agregat


k : Nilai normal baku atau satuan baku
(untuk mengukur berapa simpangan Plot data historis permintaan
baku sebuah pengamatan)
iPi | Qi | :Probabilitas (total permintaan
untuk produk i kurang darixi ) tiap kategori Perhitungan peramalan permintaan
(Metode Time Series)
produk
E [P(Qi)] :Ekspektasi keuntungan tiap
kategori produk
Komparasi MAPE ketiga metode
M : Nilai Lagrange Multiplier peramalan
vi : Harga beli untuk produk per
unit
pi : Harga jual untuk produk per
unit Penentuan hasil peramalan agregat
gi : Harga obral atau diskon
untuk produk per unit
Bi : Biaya penalty untuk produk
per unit Disagregasi hasil peramalan
Qi :Ukuran pemesanaan (volume (Kontribusi Penjualan)
pembelian) tiap kategori produk
xi :Jumlah permintaan tiap
kategori produk A
^
x : Rata-rata jumlah permintaan
tiap kategori produk
1L : standar deviasi tiap kategori
produk

Harga Pokok Penjualan (HPP)


Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang yang dijual atau harga
perolehan dari barang yang dijual. Adapun
komponen biayanya meliput persediaan awal, biaya
produksi, dan persediaan akhir.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015 15

Time Series Plot of Demand 2008; Demand 2009; Demand 2010; ...
A
8000 Variable
Demand 2008
Demand 2009
7000
Demand 2010
Demand 2011
6000 Demand 2012
Alokasi anggaran penjualan 5000
Demand 2013

Data
4000
Penentuan ukuran penjualan (Qi) optimum
3000

Pemilihan nilai awal positif 2000


untuk Lagrange Multiplier
1000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Index

Tidak Data terdistribusi


STOP
normal
Gambar 2. Plot data permintaan Januari
2008- Desember 2013
Ya

Penentuan volume penjualan


Pada grafik tersebut jelas terlihat, dimana pola time
(Qi) tiap varian produk series berulang pada waktu tertentu dengan pola
yang sama. Hal ini menunjukan pola musiman,
Perbandingan setiap nilai
yang mana rata-rata jumlah permintaan biskuit bayi
™4LYL GHQJDQ QLODL : meningkat pada bulan April tiap
(budget PT XYZ)
tahunnya.Kemudian turun, dan naik kembali pada
bulan Juni.Begitupun dengan bulan Juli yang
sempat mengalami penurunan.Namun pada bulan
Agustus mengalami peningkatan.Dimana pola
Biaya penjualan produk =
Budget PT XYZ
tersebut berulang di tahun-tahun tertentu (2010,
Tidak 2011, dan 2012).Lalu peningkatan kembali terjadi
secara bersamaan pada bulan November untuk
Ya
setiap tahunnya pada tahun-tahun tertentu (2008,
2009, 2011, dan 2013) dan ditutup pada bulan
Desember yang cendrung mengalami penurunan.
Pola ini menunjukan fluktuasi pola data time series
Perhitungan ekspektasi
keuntungan
musiman, dimana terdapat penurunan dan
peningkatan permintaan terhadap produk yang
berulang pada periode-periode tertentu tiap
Selesai tahunnya.
Gambar 1 Metodologi Penelitian
Perhitungan Peramalan Permintaan
Setelah diketahui pola permintaan yang dihasilkan,
langkah selanjutnya yaitu melakukan uji coba
HASIL DAN PEMBAHASAN peramalan dengan beberapa metode peramalan time
series yang mengandung pola musiman dengan
Peramalan Agregat tujuan untuk menemukan metode peramalan yang
Plot Data Permintaan BiskuitBayi memiliki tingkat eror terkecil. Perhitungan
Dalam melakukan peramalan kuantitatif perlu
peramalan dilakukan dengan menggunakan
dibuat plot data historis permintaan terlebih dahulu.
software minitab versi 16. Metode peramalan yang
Hal ini dilakukan karena adanya asumsi bahwa digunakan, yaitu:
beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut 1) Dekomposisi
di masa mendatang (Makridakis dkk, 1999). Sebelum melakukan peramalan
Berikut merupakan plot data historis permintaan dekomposisi, perlu diketahui terlebih
per tahunnya dahulu model dari dekomposisi yang akan
digunakan. Dalam hal ini peneliti
menggunakan Dekomposisi Multiplikatif.
Hal ini dikarenakan data pada musim
tertentu proporsional terhadap musim-
musim sebelumnya.Seperti yang terjadi
16 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015

pada bulan April hingga Agustus 2013 Hal ini dilakukan untuk mengurangi waktu
yang berulang dengan pola yang sama pada dalam proses peramalan. Semakin banyak
tahun-tahun sebelumnya. Berikut ini adalah jumlah konstanta, maka proses peramalan
hasil peramalan dekomposisi multiplikatif akan membutuhkan waktu yang cukup
dengan minitab lama, karena sistem akan melakukan
perulangan kombinasi perhitungan yang
Time Series Decomposition Plot for C1
memiliki nilai alpha, beta, dan gamma lebih
Multiplicative Model
banyak. Hasil trial dan error dengan
8000 Variable
Actual minitab terdapat pada lampiran 1. Tabel 4.8
7000 Fits
Trend
Forecasts
adalah perbandingankonstanta pemulusan
6000
Accuracy Measures dan ukuran kesalahan berdasarkan trial dan
5000 MAPE 286
MAD 1623 error yang telah dilakukan dengan minitab
4000 MSD 4074905
C1

3000
Tabel 1. Perbandingan konstanta pemulusan dan
2000
MAPE pada metode Winter
1000 Alpha Gamma Delta
MAPE
.) ¨
0
0,1 171
1 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80 0,1 0,2 175
Index 0,3 178
0,1 171
0,1 0,2 0,2 177
Gambar 3. Hasil peramalan dengan metode 0,3 181
Dekomposisi 0,1 174
0,3 0,2 179
0,3 184
Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa 0,1
0,1
0,2
184
188
MAPE yang dihasilkan dengan metode 0,3 192
0,1 189
dekomposisi adalah sebesar 286. 0,2 0,2 0,2 194
0,3 199
0,1 195
2)Triple Exponential Smoothing 3-Parameter 0,3 0,2
0,3
200
205
From Winter 0,1 196
0,1 0,2 200
Untuk mendapatkan hasil ramalan dengan 0,3 205
menggunakan metode Winter Multiplikatif, 0,3 0,2
0,1
0,2
203
208
diperlukan nilai konstanta pemulusan 0,3 212
0,1 211
(alpha, beta, dan gamma) yang optimal atau 0,3 0,2 216

yang dapat meminimumkan kesalahan 0,3 220

peramalan.Besarnya nilai alpha, beta, dan


gamma berkisar dari 0 sampai 1.Dalam hal Dari tabel diatas dapat dilihat, MAPE
ini, peneliti menggunakan trial dan error terkecil berada pada nilai alpha, gamma,
untuk mendapatkan konstanta peramalan dan delta masing-masing sebesar 0,1
yang optimal.Namun, Trial dan error dengan nilai MAPE sebesar 171. Hasil
tersebut memiliki batasan untuk setiap nilai peramalan metode Winter Multiplikatif
konstanta adalah 0.1, 0.2, dan 0.3.Nilai dengan MAPE terkecil, yaitu 171 disajikan
tersebut berlaku untuk menggerakan semua pada gambar 4.5
nilai konstanta atau mengkombinasikan
nilai-nilai yang ada, sehingga didapatkan
nilai minimum pada ukuran eror (MAPE).
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015 17

Winters' Method Plot for C1 Smoothing Plot for C1


Multiplicative Method Double Exponential Method

8000 Variable Variable


Actual 7500 Actual
Fits Fits
Forecasts Forecasts
6000 95,0% PI 95,0% PI

Smoothing Constants 5000 Smoothing Constants


Alpha (level) 0,1 Alpha (level) 0,1
4000 Gamma (trend) 0,1
Gamma (trend) 0,1

C1
Delta (seasonal) 0,1
C1

Accuracy Measures

2000 Accuracy Measures 2500 MAPE 238


MAPE 171 MAD 1481
MAD 1560 MSD 3482984
MSD 3725058
0
0

-2000

1 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80 1 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80
Index Index

Gambar 4. Hasil peramalan dengan metode Winter Gambar 5. Hasil peramalan dengan metode DES 2
Multiplikatif parameter dari Holt

3) Double Exponential Smoothing (DES 2 Komparasi MAPE Metode MetodeDekomposisi,


Paramater dari Holt) Winter, dan Holt
Perhitungan pada minitab secara trial dan error Setelah hasil peramalan dari ketigametode
terdapat pada lampiran 2. Tabel 4.9 adalah hasil peramalan diatas didapatkan, kemudian langkah
perbandingan konstanta pemulusan dan ukuran selanjutnya yaitu membandingkan nilai MAPE dari
kesalahan berdasarkan trial dan error yang telah ketiga metode tersebut. Perbandingan MAPE dari
dilakukan ketiga metode peramalan dapat dilihat pada tabel
4.10 berikut ini
Tabel 2. Perbandingan konstanta pemulusan dan
MAPE pada metode DES Tabel 3. Komparasi MAPE berdasarkan tiga metode
Metode MAPE
Alpha Gamma
MAPE Dekomposisi 286
.
0,1 238 Triple Eksponensial Smoothing (Winter) 171
0,1 0,2 246 Double Eksponensial Smoothing (Holt) 238
0,3 250
0,1 246 Berdasarkan hasil uji coba dengan ketiga metode
0,2 0,2 251 peramalan yang menghasilkan tingkat kesalahan
0,3 255 paling rendah berdasarkan mean average
0,1 247 percentage error (MAPE) adalah metode Winter
0,3 0,2 251
sebesar 171. Hal ini berkaitan dengan besarnya
0,3 253
tingkat kesalahan (error) dari sebuah peramalan
bahwa semakin kecil eror yang dihasilkan, maka
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa nilai semakin baik peramalan yang dilakukan. Dengan
alpha dan gamma yang terpilih adalah sebesar 0,1. demikian, metode peramalan permintaan satu tahun
Dikarenakan nilai tersebut memiliki MAPE yang ke depan menggunakan metode Winter untuk
paling kecil dibandingkan nilai alpha dan gamma merencanakan anggaran penjualan .
lainnya, yaitu sebesar 238.Hal ini menunjukan
bahwa semakin kecil nilai alpha dan gamma, maka Penentuan Hasil Peramalan Agregat
semakin kecil MAPE yang dihasilkan. Hasil Berdasarkan Metode Terbaik
peramalan metode Double Eksponential Smoothing Pada tabel 4.11 merupakan hasil peramalan agregat
2 Parameter dari Holt dengan MAPE terkecil dari Metode Winter sebagai metode peramalan yang
disajikan pada gambar 4.6 terbaik daripada kedua metode lainnya
18 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015

Tabel 4. Hasil peramalan permintaan metode Winter Setelah kontribusi penjualan berdasarkan SKU
(kardus) diketahui, langkah selanjutnya peneliti melakukan
Periode Bulan Hasil Peramalan Permintaan disagregasi dari hasil peramalan dengan Winter,
73 Januari 2528 yaitu total peramalan permintaan sebanyak 33.331
74 Februari 3072
kardus terhadap kontribusi penjualan berdasarkan
75 Maret 1888
SKU. Contoh pada varian original 120 gram
76 April 3098
77 Mei 2777
dengan permintaan sebesar 10.693 kardus diperoleh
78 Juni 3584 dari 33.331 kardus dikalikan dengan kontribusi
79 Juli 2448 penjualan original 12 gram 32% seperti yang
80 Agustus 3675 terdapat pada tabel 4.13 di bawah ini
81 September 1771
82 Oktober 2536 Tabel 6. Hasil disagregasi permintaan berdasarkan SKU
83 November 3653 (kardus)
SKU Permintaan
84 Desember 2301 Original 120 gram 10693
Total 33331 Original 240 gram 6395
Orange 120 gram 3796
Orange 240 gram 3807
Dari tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa total Apple 120 gram 4607
Apple 240 gram 4034
peramalan agregat biskuit bayi sebanyak 33331 Total 33331
kardus yang akan dialokasikan ke setiap region.
Setelah jumlah permintaan biskuit bayi masing-
Disagregasi Hasil Peramalan masing SKU diketahui, peneliti melakukan
Setelah jumlah agregat produk diketahui, kemudian disagregasi berdasarkan region.Kemudian persen
peneliti melakukan disagregasi hasil peramalan per kontribusi yang diperoleh sebelumnya dikalikan
region.Hal ini dilakukan agar dapat diketahui dengan jumlah permintaan masing-masing SKU
berapa jumlah permintaan yang harus dialokasikan seperti yang terdapat pada tabel 4.13. Pada tabel
ke masing-masing region.Sehingga memudahkan 4.14 di bawah ini merupakan hasil disagregasi
dalam menentukan anggaran pada tiap berdasarkan SKU tiap region
daerah.Disagregasi dilakukan dengan mengetahui
terlebih dahulu kontribusi penjualan baik tiap SKU. Tabel 7. Hasil disagregasi permintaan berdasarkan SKU
Tabel 4.12 berikut ini merupakan kontribusi tiap region
penjualan5 berdasarkan SKU SKU JABOTABEK WEST JAVA WEST OUTER ISLANDS
REGION
CENTRAL JAVA EAST OI 2 EOI (DUMMY) EAST OI 1 NON XYZ BRAND
Total

12,80% 1,83% 2,70% 0,95% 1,20% 1,93% 0,07% 78,51% 100%


Original 120 gram 1369 196 289 102 128 207 8 8394 10693
Original 240 gram 819 117 173 61 77 124 5 5020 6395
Tabel 5. Kontribusi penjualan berdasarkan SKU Orange 120 gram
Orange 240 gram
486
487
70
70
102
103
36
36
46
46
73
74
3
3
2980
2988
3796
3807
Apple 120 gram 590 84 124 44 55 89 3 3617 4607
SKU Jan 08-Des 13 Kontribusi Apple 240 gram 516 74 109 38 48 78 3 3167 4034
Total 4267 611 900 318 400 645 25 26167 33331
Original 120 gram 55185 32,08%
Original 240 gram 33002 19,18% Dapat dilihat pada tabel 4.14 diatas jumlah
Orange 120 gram 19591 11,39% permintaan biskuit bayi varian Original 120 gram
Orange 240 gram 19645 11,42% sebesar 10.693 kardus, Original 240 gram sebesar
Apple 120 gram 23776 13,82% 6.395 kardus, sedangkan varian Orange 120 gram
Apple 240 gram 20821 12,10% dan Orange 240 gram masing-masing sebesar 3.796
Grand Total 172019 100% kardus 3.807 kardus, serta varian Apple 120 gram
dan Apple 240 gram masing-masing sebesar 4.607
Untuk memperoleh kontribusi penjualan seperti kardus dan 4.036 kardus.
yang terlihat pada tabel 4.12, dapat dilakukan
dengan cara menjumlahkan permintaan tiap tahun Anggaran Penjualan
mulai dari Januari 2008 hingga Desember 2013 Pada penelitian kali ini constraint yang digunakan
berdasarkan data historis demand pada tabel 4.3 adalah budget perusahaan (W) seperti yang terdapat
sebelumnya. Kemudian total permintaan masing- pada tabel 4.6. Dengan tujuan yaitu
masing SKU dijumlahkan hingga diperoleh grand mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh tahun
total. Selanjutnya membagi permintaan tiap SKU 2014. Adapun tahapan yang dilakukan dalam
dengan grand total, sehingga dapat diketahui membuat anggaran penjualan dengan metode
kontribusi penjualan masing-masing SKU. Dengan Lagrange Multiplier seperti di bawah ini
cara yang sama dapat diketahui kontribusi
penjualan tiap region seperti yang terdapat pada
lampiran 3.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015 19

Penentuan Ukuran Penjualan (Qi)Optimal Probability Plot of C1


Normal
Berikut merupakan langkah-langkah untuk 99,9
Mean 2510

menemukan Qi yang Optimal 99


StDev
N
1706
71

Tahap 1 : Pemilihan nilai awal positif untuk 95


90
KS
P-Value
0,084
>0,150

Lagrange Multiplier (M) 80


70

Percent
60
Nilai M merupakan konstanta 50
40
30

sembarang yang berfungsi sebagai 20


10

penambah satuan rupiah ketika 5

1
membandingkan total biaya pembelian 0,1

produk dengan budget yang dimiliki -4000 -2000 0 2000


C1
4000 6000 8000

perusahaan. Nilai Lagrange Multiplier


Gambar 6. Grafik Uji Kolmogorov-
ini harus positif, yaitu berkisar dari 0 - Smirnov
1.Sebagai langkah awal nilai M yang
digunakan adalah 0. Berdasarkan gambar diatas, peneliti
Tahap 2 : Penentuan Volume Penjualan (Qi) Tiap melakukan interpretasi terhadap output
Varian Produk yang dihasilkan. Berikut ini
Pada tahap ini, rumus yang digunakan interpretasi output pada Uji
terdapat pada persamaan 14 yang Kolmogorov-Smirnov
terdapat pada bab 2. Namun rumus
tersebut dapat digunakan jika 1) Grafik
permintaan berdistribusi normal. Untuk Berdasarkan grafik diatas, sebaran data
membuktikan bahwa data telah yang ditunjukkan dengan titik-titik
berdistribusi normal, maka dilakukan merah berada disekitar bidang
Normality Test diagonal mengikuti garis lurus.Hal ini
¾ Uji Normalitas menunjukan bahwa data permintaan
Untuk menguji kenormalan data biskuit bayi menyebar normal.
(Normality Test), peneliti 2) Nilai Statistik
menggunakan Uji Kolmogorov- a) Mean
Smirnov dengan minitab untuk Mean yang diperoleh yaitu 2510. Rata-
mempermudah perhitungan. rata data permintaan biskuit bayi 2510
Sebelumnya peneliti membuat kardus, artinya nilai memusat pada
hipotesis dari Uji KS seperti di bawah nilai 2510 kardus.
ini b) Standar Deviasi
x Hipotesis untuk uji kenormalan Standar Deviasi = 1706. Nilai standar
ini, yaitu deviasi ini tidak terlalu besar.Hal ini
Ho = Data berdistribusi normal menunjukan keragaman data tidak
H1 = Data tidak berdistribusi terlalu besar yang artinya data bersifat
normal homogen.
x Nilai Tabel c) N = 72, jumlah sampel yang dihitung
. 1 1LODL WDEHO .6 oleh peneliti terdapat 72 data
0,16 permintaan biskuit bayi (Tahun 2008-
x Teori pengambilan keputusan: Ho 2013)
diterima apabila nilai KS hitung < d) KS atau nilai Kolmogorov-Smirnov
nilai KS tabel. yang diperoleh sebesar 0,084 yang
Berikut hasil yang diperoleh mana KS hitung 0,084 < nilai KS tabel
dengan minitab 0,16 Sehingga Ho diterima, yang
berarti data terdistribusi normal.
e) p-value > 0,150 dimana lebih dari 5%,
artinya terima Ho yang menyatakan
bahwa data permintaan yang ada telah
terdistribusi normal.
Setelah diketahui bahwa data telah
mengikuti sebaran normal, maka rumus
SX • N GDSDW GLJXQDNDQ GDODP
20 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015

perhitungan Qi. Contoh perhitungan Tabel 8. Hasil perhitungan anggaran penjualan dengan
manual produk Original 120 gram nilai M = 0
JABOTABEK
untuk Jabotabek, yaitu Produk
Harga Jual Harga Beli Demand STD Deviasi Peluang
Nilai k Qi QiVi
(pi) (vi) (xi) 1L Pu(k)
(M 1)Vi gi Original 120 Rp 378.336 Rp 201.430 1369 406,36 0,53 -0,08 1336 Rp 269.192.263
Pu t k i = Original 240
Orange 120
Rp 311.376
Rp 378.336
Rp 184.107 819
Rp 210.127 486
243,01
144,26
0,59
0,55
-0,23
-0,13
763
467
Rp
Rp
140.426.580
98.175.201
pi g i Bi Orange 240 Rp 311.376 Rp 192.814 487 144,66 0,62 -0,31 442 Rp 85.314.687
Apple 120 Rp 378.336 Rp 216.298 590 175,07 0,57 -0,18 558 Rp 120.751.478
(0 1)201.430 0 Apple 240 Rp 311.376 Rp 201.469 516 153,31 0,65 -0,39 457 Rp 92.006.988
0,53 Total 4267 Rp 805.867.197

378.336 0 0
Tabel 9. Anggaran Penjualan dengan nilai M = 0
Region Anggaran Penjualan
Dengan nilai sebesar 0,53 maka JABOTABEK Rp 805.867.197
100% - 53% = 47%. Sehingga WEST JAVA Rp 111.480.972
didapatkan nilai = -0,08 yang WEST OUTER ISLANDS Rp 172.028.932
CENTRAL JAVA Rp 60.413.309
diperoleh dari tabel z distribusi normal EAST OI 2 Rp 77.393.254
seperti yang terdapat pada lampiran 8. EOI (Dummy) Rp 124.746.030
EAST OI 1 Rp 4.734.965
Hasil perhitungan manual dengan nilai NON XYZ BRAND Rp 5.237.686.099
M = 0 untuk Jabotabek, West Java, Total Rp 6.594.350.758
Central Java, dan Non ABC terdapat
pada lampiran 5. Selanjutnya Dari hasil perhitungan pada tabel 4.15, diperoleh
menghitung nilai Q1 dengan bahwa total biaya penjualan produk adalah sebesar
menggunakan persamaan 18 : Rp 6.594.350.758. Jika dibandingkan dengan
Q1 max( 0;1369 ( 0,08x406,36)) anggaran penjualan (W) yang dimiliki PT XYZ,
(0;1336) yaitu Rp 6.671.960.316, maka nilai M harus
diperkecil.Oleh karena itu perhitungan pun kembali
= 1336 kardus dilakukan pada tahap pertama dengan nilai M lebih
kecil.Namun karena nilai M positif berkisar dari 0
Tahap 3 : Perbandingan setiap nilai dengan nilai W hingga 1, maka perhitungan dapat diberhentikan.
(anggaran penjualan Produk) dengan Hal ini berarti dengan nilai M = 0, apa yang
syarat seperti yang terdapat pada bab 2. tertuang dalam anggaran senilai Rp 6.594.350.758
Perhitungan biaya penjualan produk sudah cukup optimal.
original 120 gram, rumus yang
digunakan, yaitu Sehingga 1336 x MenghitungEkspektasi Jumlah Keuntungan
201.430 = Rp 269.192.263. Begitupun Setelah diketahui total anggaran penjualan yang
dilakukan untuk varian produk lainnya sesuai dengan budget perusahaan, maka ekspektasi
yang kemudian dijumlahkan seluruhnya ( keuntungan optimal yang akan diperoleh
6Qi vi ) agar dapat dibandingkan dengan perusahaan dapat diketahui.
budget yang dimiliki perusahaan (W).
Dengan cara yang sama, maka dapat Dalam hal ini, karena nilai M = 0 yang paling
diketahui total biaya penjualan masing- optimal, maka perhitungan ekspektasi keuntungan
masing region pada nilai M = 0. Hasil dapat dilakukan dengan menggunakan informasi
perhitungan anggaran penjualan (Qivi) yang terdapat pada tabel perhitungan dengan nilai
dengan nilai M=0 untuk Jabotabek M = 0. Untuk menghitung ekspektasi jumlah
terdapat pada tabel 4.15. Dengan cara keuntungan optimal, rumus yang digunakan seperti
yang sama, maka dapat diketahui total yang terdapat pada persamaan 21 pada bab 2. Tabel
biaya penjualan masing-masing region 4.17 di bawah ini merupakan contoh tabel hasil
dengan nilai M = 0 seperti yang terdapat perhitungan ekspektasi keuntungan untuk
pada lampiran 6. Sedangkan pada tabel Jabotabek.
4.16 merupakan rekapitulasi anggaran
penjualan seluruh region
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015 21

Tabel 10. Hasil Perhitungan Ekspektasi Keuntungan Nilai Lagrange Multiplier


JABOTABEK Anggaran Penjualan Status Budget PT XYZ Keputusan
Harga Jual Harga Beli Demand STD Deviasi Peluang
(M)
Produk Nilai k Qi QiVi fu(k) Gu(k) E(P(Qi))
(pi) (vi) (xi) 1L Pu(k) 0 Rp 6.594.350.758 C Rp 6.671.960.316 Sudah optimal
Original 120 Rp 378.336 Rp 201.430 1369 406,36 0,53 -0,08 1336 Rp 269.192.263 0,40 0,44 Rp 181.046.330
Original 240 Rp 311.376 Rp 184.107 819 243,01 0,59 -0,23 763 Rp 140.426.580 0,39 0,52 Rp 74.802.899
Orange 120 Rp 378.336 Rp 210.127 486 144,26 0,55 -0,13 467 Rp 98.175.201 0,40 0,47 Rp 60.187.373
Orange 240 Rp 311.376 Rp 192.814 487 144,66 0,62 -0,31 442 Rp 85.314.687 0,38 0,57 Rp 40.635.554 Berdasarkan tabel diatas, dapat lihat bahwa
Apple 120 Rp 378.336 Rp 216.298 590 175,07 0,57 -0,18 558 Rp 120.751.478 0,39 0,50 Rp 69.580.336
Apple 240 Rp 311.376 Rp 201.469 516 153,31 0,65 -0,39 457 Rp 92.006.988 0,37 0,62 Rp 39.054.155 perhitungan anggaran penjualan dengan nilai
Total 4267 Rp 805.867.197 Rp 465.306.645
Lagrange Multiplier (M) = 0, yaitu Rp
6.594.350.758 lebih kecil daripada budget
Berdasarkan tabel 4.17 diatas menunjukan bahwa
perusahaan. Dalam hal ini
perusahaan perlu menganggarkan (budgetting)
seharusnyaperhitungandilakukankembalike
penjualan sebesar Rp 805.867.197 untuk penjualan
tahap awal, yaitu penentuan nilai M positif
sebanyak 4.267 kardus biskuit bayi di Jabotabek.
yang lebih kecil. Namun karena nilai M sama
Dengan jumlah tersebut, perusahaan dapat
dengan nol merupakan nilai M positif paling
memperoleh keuntungan yang optimal khusus di
rendah, maka perhitungan nilai M yang lebih
daerah Jabotabek sebesar Rp
kecil dari nol tidak bisa dilakukan. Sehingga
465.306.645.Untukperhitungan ekspektasi dapat disimpulkan bahwa dengan nilai M = 0,
keuntungan masing-masing region dapat dilihat sudah optimal dan perusahaan dapat
pada lampiran 7. Tabel 4.18 di bawah merencanakan budget penjualan biskuit bayi
inimerupakan rekapitulasi ekspektasi ke seluruh Indonesia pada tahun 2014sebanyak
keuntungan seluruh region Rp 6.594.350.758. Dengan begitu perusahaan
dapat memperoleh laba yang optimal. Dengan
Tabel 11. Ekspektasi keuntungan disusunnya anggaran penjualan, perusahaan
Region Ekspektasi Keuntungan
JABOTABEK Rp 465.306.645 dapat merencanakananggaran-anggaran
WEST JAVA Rp 52.830.005 lainnya sehingga dapat menggambarkan suatu
WEST OUTER ISLANDS Rp 108.166.148 rencana anggaran yang komprehensif.
CENTRAL JAVA Rp 36.105.536
EAST OI 2 Rp 48.443.867 3) Jumlah keuntungan optimal yangakan
EOI (Dummy) Rp 77.026.439 diperoleh perusahaan dengan menggunakan
EAST OI 1 Rp 2.907.623 metode Lagrange Multiplier pada tahun 2014
NON XYZ BRAND Rp 3.244.530.343
Total Rp 4.035.316.605 sebanyak Rp 4.035.316.605 Adapun perincian
jumlah keuntungan pada masing-masing
region seperti berikut :
KESIMPULAN
Region Ekspektasi Keuntungan
JABOTABEK Rp 465.306.645
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, WEST JAVA Rp 52.830.005
maka kesimpulan yang dapat diambil dalam WEST OUTER ISLANDS Rp 108.166.148
CENTRAL JAVA Rp 36.105.536
penelitian ini adalah
EAST OI 2 Rp 48.443.867
1) Dari total peramalan agregat yang diperoleh EOI (Dummy) Rp 77.026.439
sebesar 33.331 kardus biskuit bayi, maka EAST OI 1 Rp 2.907.623
jumlah permintaan biskuit bayi yang harus NON XYZ BRAND Rp 3.244.530.343
Total Rp 4.035.316.605
dialokasikan ke setiap region, terdiri dari
4.267 kardus untuk Jabotabek, 611 kardus
Dapat disimpulkan bahwa keuntungan terbesar
untuk West Java, 900 kardus untuk West Outer
yang dapat diperoleh perusahaan terletak pada
Islands, 318 kardus untuk Central Java, 400
Non XYZ Brand, yaitu sebesar Rp
kardus untuk East OI 2, 645 kardus untuk EOI
3.244.530.343. Hal ini dikarenakan Non XYZ
(Dummy), 25 kardus untuk EAST OI 1, dan
Brand merupakandistributor perusahaan
26.167 kardus untuk Non XYZ Brand.
seperti sales reprensentative perusahaan.
2) Dalam proses perhitungan anggaran penjualan
Sehingga distributor tersebut bertugas
dengan menggunakan metode Lagrange
menangani penjualan biskuit untuk jangka
Multiplier, nilai M sangat menentukan
waktu tertentu.
prakiraan anggaran penjualan dan ekspektasi
keuntungan Optimal yang akan diperoleh
perusahaan. Berikut adalah hasil pembuatan
anggaran penjualan menggunakan metode
Lagrange Multiplier
22 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol .3, No. 1, Maret 2015

DAFTAR PUSTAKA [6] Munandar. Budgetting: Perencanaan,


Pengkoordinasian dan Pengawasan Kerja,
[1] Assauri, Sofyan. Teknik dan Metode Edisi I, BPFE, Yogyakarta. 2000.
Peramalan, Penerapannya dalam Ekonomi [7] Nafarin, M. Penganggaran Perusahaan.
dan dunia usaha. UI Press. Jakarta. 1984. Jakarta: Salemba Empat. 2007.
[2] Gasperz, Vincent. Production Planning and [8] Novita, Nila. Penentuan Alokasi Anggaran
Inventory Control. PT Gramedia Pustaka Pengadaan Produk Multi-Item Category
Umum, Jakarta. 2004. Single Periode Sebagai Upaya Meminimasi
[3] Handoko, Hani T. Manajemen Personalia dan Penumpukan Inventory di Moveable Distro
Sumber Daya Manusia.BPFE: Yogyakarta. and Cloth.Surakarta: Universitas Sebelas
2008. Maret. 2009.
[4] Heizer Jay, Barry Render. Manajemen [9] Pusparini, M. Hubungan Realisasi Anggaran
Operasi. Jakarta: Salemba Empat. 2010. Penjualan dengan Pencapaian Target Laba
[5] Makridakis, S., Wheelwright, S.C. dan Operasi pada PT. Jasa Jejaring
McGee. V.E. Metode dan Aplikasi Wasantara.Skripsi.Bandung: FPIPS
Peramalan. Edisi Kedua. Jilid 1.Terjemahan Universitas Pendidikan Indonesia. 2004.
Andriyanto dan Basith.Jakarta: Erlangga. [10] Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid
1999. 1&2.Jakarta: Erlangga. 2000.

Anda mungkin juga menyukai