Anda di halaman 1dari 8

NAMA : YARA ZUHARA

NIM : 190420007

MK : PENGANGGARAN PERUSAHAAN V-E

ANGGARAN PENJUALAN
Anggaran penjualan merupakan anggaran pertama yang dibuat oleh
perusahaan. Anggaran penjualan umumnya menggambarkan penghasilan yang akan
diterima karena ada penjualan.Anggaran penjualan meliputi anggaran jenis produk
yang akan dijual, volume produk yang akan dijual, harga perunit, waktu penjualan dan
daerah penjualannya.
Anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya. Oleh
karena itu setelah disusun anggaran penjualan, selanjutnya dilanjutkan dengan
menyusun anggaran operasional lainnya.

Komponen-komponen pokok-pokok konsep Anggaran Penjualan :


1. Dasar-dasar penyusunan anggaran
 Menyusun tujuan perusahaan
 Menyusun strategi perusahaan
 Menyusun Forecast penjualan

2. Menyusun Anggaran Penjualan


 Anggaran Promosi dan Advertensi
 Anggaran biaya-biaya penjualan
 Rencana pemasaran

Untuk menetapkan target penjualan, beberapa pokok berikut perlu diperhatikan :


1. Harus mempertimbangkan faktor-fakto sebagai berikut :
 Luas pasar
 Keadaan persaingan
 Kemampuan pasar untuk menyerap barang (Peluang Pasar)
 Keadaan/sifat konsumen
 Kemampuan Financial
 Keadaan personalia
2. Membuat suatu Proyeksi /forecast penjualan (Ramalan Penjualan)
Forecat Penjualan adalah perkiraan atau proyeksi secara teknis
permintaan konsumen potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai
asumsi.
Secara umum teknik forecasting yang umum diterapkan untuk memperoleh
suatu forecast penjualan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Forecast berdasarkan Judgement
 Pendapat Salesman
 Pendapat Sales Manager
 Pendapat Para Ahli
 Survey Konsumen

2. Forecast Berdasarkan Perhitungan Statistik


Apabila berdasarkan data histories dari satu varible saja digunakan :
 Metode Trend Bebas
Pada umumnya metode trend bebas cenderung digunakan sebagai analisis pendahuluan
yang akan memberikan gambaran awal dari suatu permasalahan yang akan
dihadapi.

 Metode Trend Semi Average


Metode ini dapat digunakan untuk keperluan forecash dengan membentuk
suatu persamaan seperti analisis regresi. Metode ini dapat digunakan apabila
data yang ada jumlahnya genap sehingga dapat dibagi menjadi dua kelompok
sama besar.

 Metode Trend Moment


Metode Trend Moment merupakan metode analisis yang dapat digunakan
untuk keperluan peramalan dengan membentuk persamaan : Y = a + bX.
Dalam penerapannya, metode ini tidak mensyaratkan jumlah data harus
genap.

 Metode Least Square


Dalam hal ini, terhadap data dilakukan pembagian menjadi dua kelompok
untuk data yang jumlahnya :

 Genap, maka score nilai X nya adalah ....., -5, -3, -1, 1, 3, 5, …….
 Ganjil, maka score nilai X nya adalah ……, -2, -2, 0, 1, 2, …….

Apabila berdasarkan data histories dari satu variable yang akan ditaksir
dihubungkan dengan data histories lain, maka digunakan :
 Metode Korelasi
 Metode Regresi
3. Forecast Dengan Metode-metode Khusus
 Analisa Industri

Analisa ini lebih ditekankan pada “market share” yang dimiliki perusahaan.
Tahapan dalam pemakaian industri adalah :
1. Membuat proyeksi permintaan industri.
2. Menilai posisi perusahaan dalam persaingan.

 Analisa Product Line


Umumnya digunakan pada perusahaan yang menhasilkan beberapa macam
produk dan tidak mempunyai kesamaan, sehingga dalam membuat forecastnya
harus terpisah.

 Analisa Pengunaan Akhir


Digunakan bagi perusahaan yang menghasilkan produk setengah jadi, maka
dalam pembuatan forecastnya ditentukan oleh penggunaan akhir yang ada
kaitannya dengan produk yang dihasilkan.

CONTOH : TREND MOMENT

Penerapan metode ini untuk data penjualan PT.MAJU sebagaimana tertera pada
tabel 2.1.

Skala waktu Penjualan X XY X2


(Quarter) (unit)
Q1 8500 unit 0 0 0
Q2 9000 unit 1 9000 1
Q3 9500 unit 2 19.000 4
Q4 10000 unit 3 30.000 9

Σ 37.000 unit 6 58.000 14

Dalam mencari koefisien a dan b menggunakan


persamaan : ΣY = n . a + b . ΣX
ΣXY = a . ΣX + b . ΣX2
Keterangan : n = Banyaknya pasangan amatan X, Y = 4
Selanjutnya terhadap persamaan yang terbentuk dapat dicari
penyelesaiannya melalui metode eliminasi ataupun metode substitusi.

I. 37.000 = 4a + b ( 6 ) [x3]
II. 58.000 = 6a + b ( 14 ) [x2]
111.000 = 12a + 18b
116.000 = 12a + 28b
-5000 = -10b
b = 500

Substitusikan
b = 500 ( I ) 37.000 = 4a + 6b
4a = 37.000 – 3000 = 34.000
a = 34.000 / 4
a = 8.500
Maka, persamaan trend nya :
Y = 8.500 + 500 ( x )
Dengan demikian, Forecast penjualan untuk
Quarter 5 adalah Y = 8.500 + 500 ( 4 )
Y = 10.500
PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT
KENDALI MANAJEMEN PENDAPATAN DAN
PENGEMBANGAN USAHA
(Studi kasus pada CV. Mustika Surya Elektrik Samarinda)
Tujuan utama pendirian perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan keuntungan
yang optimal dengan pengeluaran biaya yang wajar. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
diperlukan pengelolaan yang efektif terhadap seluruh aspek kegiatan perusahaan, sehingga
pengelolaan perusahaan dapat berjalan baik dan lancar sesuai dengan rencana perusahaan.

Anggaran perusahaan disusun manajemen untuk dapat melaksanakan tujuan yang telah
ditetapkan agar dapat dicapai dengan sebaik mungkin. Khususnya anggaran penjualan, pada waktu
penyusunan harus dapat melihat faktor – faktor yang berhubungan dengan aktivitas penjualan,
seperti anggaran distribusi barang sehingga penjualan barang hasil produksi CV. Mustika Surya
Elektrik berupa panel, tiang listrik dan trafo yang bahan bakunya diambil dari luar daerah dapat
dianggarkan dengan baik untuk memberikan harga penjualan yang kompetitif.

Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai yakni, “Bagaimana Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Kendali
Manajemen Pendapatan dan Pengembangan usaha pada CV. Mustika Surya Electric Samarinda?”
dan adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian adalah, Untuk mengetahui
pelaksanaan penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha pada CV. Mustika Surya Elektrik di Samarinda.

Anggaran.
Menurut M. Nafarin (2007 : 4) “Perencanaan (budgeting) merupakan proses menyusun
anggaran sehingga anggaran (budget) adalah hasil (bagian) dari penganggaran.”

Dijelaskan kembali oleh M. Nafarin (2007 : 5) “Penganggaran perusahaan merupakan proses


menyusun anggaran perusahaan sehingga anggaran perusahaan berarti menjelaskan, menghitung,
dan menyusun anggaran perusahaan.”

Anggaran Penjualan.
Menurut Haruman dan Rahayu ( 2007 : 45 ) “Anggaran penjualan (sales budget) ialah
budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan selama priode yang akan
datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah
(kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat / daerah penjualannya.”

Menurut Garrison, Norren dan Brewer diterjemahkan oleh Nuri Handuan (2006 : 42) “Sales
budget (anggaran penjualan) adalah perencanaan detail yang menunjukan perkiraan penjualan untuk
priode mendatang ; penjualan ini biasanya disajikan dalam unit maupun nilai mata uang penjualan.”

Menurut M. Munandar (2007 : 41) “Bugdet Penjualan (salles budget) ialah Budget yang
merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama priode
tertentu yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang
akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu
penjualan, serta tempat (daerah) pemasarannya.”

Dan menurut M. Nafarin (2007 : 166) “Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan
atau anggaran hasil proses menjual.”

Dimana M. Nafarin menjelaskan bahwa “Menjual (sell) berarti menyerahkan sesuatu kepada
pembeli dengan harga tertentu dan pada saat tertentu.” (2007 : 166)
Manajemen Pendapatan.

Manajemen adalah suatu konsep yang mengatur kinerja para pekerja dengan proses
merencanakan, pengorganisasian sehingga memunculkan pengendalian bagi perusahaan.

Pendapatan (revenue) dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahan.
Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku.

Pengembangan Usaha.
Pengembangan usaha adalah “Tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang
pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan pertumbuhan usaha, tetapi tidak
termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang usaha.” ( Id/Wikipedia)

Hubungan Penerapan Anggaran Penjualan sebagai kendali manajemen pendapatan untuk


pengembangan perusahaan.
Sehingga dengan menerapkannya anggaran penjualan akan meningkatkan pendapatan
perusahaan yang didapat melalui aktivitas penjualan.

Pusat penghasilan biasanya ditemukan pada bagian / departemen pemasaran / penjualan yang
memiliki aktivitas antara lain, Menyusun anggaran penjualan dan Merencanakan jumlah / target
penjualan.
Dalam Penelitian ini peneliti memiliki kerangka konsep sebagai berikut :

Penerapan Pengendalian Pengembangan


Anggaran Manajemen Usaha
Penjualan Pendapatan

Keterangan gambar :
1. Perincian penerapan anggaran penjualan pada aktrivitas penjualan barang.
2. Pengendalian penjualan dimana perusahaan sudah memiliki pengawasan dari anggaran
penjualan dengan mengoptimalkan penerapan melalui pendapatan penjualan.
3. Mengelola pendapatan melalui aktivitas penjualan sehingga memiliki keuntungan yang akan
digunakan untuk pengembangan usaha.

Metode Penelitian
Jika dilihat dari objek dan metode analisis yang digunakan, maka penelitian ini termasuk
dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kasus.
Sesuai dengan judul yaitu penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen
pendapatan dan pengembangan usaha, maka terdapat variabel yang menjadi dimensi pengukuran
dalam penelitian ini.

Sumber dan Jenis Data.


Data merupakan faktor yang penting untuk menunjang suatu penelitian. Yang menjadi jenis
data dalam penelitian ini dibagi dua jenis data, antara lain :
1. Data Primer
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dilakukan
dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
2. Data Sekunder
Teknik Pengumpulan Data.
1) Metode Observasi
2) Metode Dokumen
3) Metode Wawancara Langsung
4) Literatur (penelitian perpustakaan)

Teknik Analisis Data.


Pengumpulan data yang diperlukan untuk mengetahui bagaimana penerapan anggaran
penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha adalah melalui dua
cara yakni menganalisis forcast penjualan perusahaan untuk mengetahui penerapan anggaran
penjualan dan kuesioner yang diberikan kepada para pejabat berwenang yang ada dalam perusahaan
berkaitan dengan pengendalian manajemen pendapatan dan pengembangan usaha perusahaan.

Hasil Penelitian
Pengujian Rumusan Masalah.
Untuk pengujian rumusan masalah yakni “Bagaimana penerapan anggaran penjualan sebagai
alat kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha?” yang peneliti lakukan terhadap
perusahaan dan memperoleh data yang diperlukan dengan menyebarkan kuesioner, berisi pertanyaan
– pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas kepada empat responden
sebagai key informan, yaitu kepala bagian administrasi keuangan CV. Mustika Surya Elektrik,
kepala bagian oprasional CV. Mustika Surya Elektrik, direktur utama CV. Mustika Surya Elektrik
dan konsultan perusahaan CV. Mustika Surya Elektrik.

Langkah – langkah yang dilakukan dalam pengolahan kuesioner adalah :

1. Menyebarkan kuesioner tersebut kepada empat orang yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan utama perusahaan yang telah dipilih peneliti menyesuaikan penelitian dalam
mengelola keuangan dan pendapatan perusahaan.

2. Mengolah hasil jawaban kuesioner dengan memisahkan tiap jawaban responden sesuai
dengan jawaban yang tersedia “Ya” dan “Tidak”.

3. Menjumlahkan hasil olahan data jawaban kuesioner sesuai jawaban “Ya” dan “Tidak”
secara terpisah lalu menjumlahkan keduanya menjadi total jumlah jawaban kuesioner.

4. Setelah didapat total jumlah jawaban kuesioner tersebut, lalu total jawaban “Ya” dibagi
dengan semua total jawaban “Ya” dan “Tidak” yang dijumlahkan kemudian dikalikan
dengan 100% untuk mengetahui presentase analisis tersebut.

Analisis perhitungan presentase pengolahan data kuesioner yang telah peneliti dapat dengan
menggunakan alat analisisis yang dikemukakan oleh Dean J. Champion (1981; 302) adalah sebagai
berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 "𝑦𝑎"


= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 ×100%

79
= 100×100% = 57%

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh jawaban “Ya” sebanyak 79 dan hasil
jumlah jawaban kuesioner sebanyak 139, setelah dihitung memakai alat perhitungan yang
dikemukakan oleh Dean J. Champion (1981; 302) maka diperoleh hasil presentase penerapan
anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha sebesar
57%.
Penilaian hasil presentase yang disesuaikan dengan kriteria yang dikemukakan oleh peneliti
melalui acuan milik Dean J. Champion (1981 : 302) yaitu diklasifikasikan pada :

51% - 75% : Kesesuaian Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Kendali Manajemen
Pendapatan Perusahaan Cukup Tercapai.

Maka hasil analisis tersebut dikelompokan pada kriteria sebesar 51% - 75% yakni “Kesesuaian
Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Kendali Manajemen Pendapatan dan Pengembangan
Usaha cukup tercapai.”

Kesimpulan

Mengenai penyusunan anggaran yang tidak dikelola secara baik terhadap penyusunan biaya
distribusi pembelian bahan baku benar adanya, dikarenakan Direktur Utama selaku pembuat
anggaran penjualan kurang memperhitungkan biaya tidak terduga yang sering muncul ketika
pendistribusian barang ke pabrik menjadikan biaya oprasional yang terkadang tidak sesuai dengan
anggaran penjualan yang telah disusun. Sehingga sebaiknya biaya tak terduga yang telah terjadi
beberapa kali dalam kegiatan distribusi bisa di anggarkan lebih untuk meminimalisir terjadinya
penyimpangan terjadinya pembengkakan biaya distribusi.

Dan mengenai bagaimana penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen
pendapatan dan pengembangan usaha pada perusahaan yang telah diteliti bahwa hasil uji presentase
mendapatkan hasil 57% yakni termasuk dalam kategori cukup tercapai dalam penerapannya.
Pengujian tersebut menggunakan alat uji presentse yang dikemukakan oleh Dean J. Champion
(1981:302) melalui penyebaran kuesioner terhadap key informan selaku pejabat terkait yang
berwenang dalam kegiatan penjualan perusahaan.

Dalam hal ini benar adanya ketercapaian penerapan anggaran dalam hal teknis tetapi dalam
hal intuisi dan pengendalian manajemen pendapatan dalam hal kebijakan sikologis dan sosial
lingkungan perusahaan masih harus ditingkatkan agar keberhasilan tercapai sangat baik.

Analisis forcasting yang diramalkan pada penjualan perusahaan berjumlah minimal


penjualan pada Rp. 200.000.000,00 hingga maksimal Rp. 400.000.000,00 untuk tahun 2015 optimis
akan tercapai dengan tolak ukur keberhasilan penerapan < -5% untuk penyimpangan yang terjadi
dan > 5% untuk positive pencapaian penerapan yang di sesuaikan oleh perusahaan

Bahwa penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha dalam hal teknis pada perusahaan CV. Mustika Surya Elektrik cukup tercapai
tetapi masih terdapat penyimpangan pada hal pengendalian sebagai pengawasan guna tercapainya
penerapan anggaran penjualan seperti, dalam hal sikologi dan emosional serta sosial lingkungan
kerja perusahaan membuat pekerjaan yang berjalan tidak kondusif.

Anda mungkin juga menyukai