Anda di halaman 1dari 2

ZONA NYAMAN

Disusun oleh “Refiana Eka Asita Damayanti”

Dalam kamus mahasiswa pasti kita mengenal adanya mahasiswa “kupu-kupu” yang
merupakan singkatan dari ‘kuliah pulang – kuliah pulang’. Istilah mahasiswa “kupu-kupu”
ditujukan bagi mahasiswa yang kesehariannya hanya pergi ke kampus untuk berangkat kuliah
setelah selesai kuliah pulang ke kos istirahat, mengerjakan tugas, mencari hiburan, tidur,
kemudian paginya berangkat ke kampus lagi, dan seterusnya seperti itu.

Mungkin kita akan merasa nyaman dengan aktivitas itu sebagai mahasiswa, terlebih jika kita
hanya mengejar prestasi akademik ketika kita kuliah, tentu saja banyak waktu yang bisa kita
gunakan untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa agar
tercapai target akademiknya. Akan tetapi, apakah hanya akademik saja yang perlu kita
targetkan? Apakah kita sudah puas dengan prestasi akedimik yang tinggi? Tentu saja ada hal
lain yang kita butuhkan untuk bekal kita saat lulus selain prestasi akademik yang kita kejar-
kejar itu.

Banyak hal yang tidak akan kita ketahui ketika kita hanya diam di dalam lingkaran nyaman
kita yang hanya fokus terhadap akademik semata dan tidak mau beranjak keluar dari
lingkaran yang sudah kita buat tersebut untuk mencari tahu hal baru selain akademik.
Meninggalkan tempat paling nyaman kita yang bisa dikatakan sebagai zona nyaman (comfort
zone) kita sebagai mahasiswa tentu akan membuat kita berpikir kembali karena kita harus
membagi waktu untuk mencari hal baru dan mempertahankan akademik.

Kapan lagi kita akan berkembang jika kita hanya berdiam diri dalam zona nyaman kita dan
tidak mau bergerak melangkah keluar dari zona nyaman yang sudah kita buat. Pengalaman
untuk hidup mandiri tidak datang dengan sendirinya, tentu saja kita perlu mencarinya selagi
kita masih hidup dibawah tanggung jawab orang tua kita agar kelak ketika kita sudah lepas
dari tanggung jawab orang tua, kita sudah siap untuk hidup mandiri berbekal pengalaman
yang sudah kita dapatkan.

Namun, berbeda lagi ketika kita hanya diam dan menikmati kenyamanan kita saat ini yang
kita tahu hanya mengenai akademik dan akademik, lalu dari mana kita akan tahu hal lain
selain akademik.Dalam dunia perkuliahan apabila kita tidak memaksimalkan kesempatan
yang ada untuk kedepannya akan sangat sulit bagi kita beradaptasi dengan dunia pekerjaan,
tidak jarang mahasiswa yang kupu-kupu memilih bekerja part time. Tidak menyalahkan
bekerja part time tetapi akan lebih baik ketika menghabiskan waktu kita didunia organisasi
ataupun ukm didalam perkuliahan karena dengan itu ilmu kita akan semakin luas.

Dan tidak jarang juga banyak mahasiswa yang berusaha keluar dari zona nyaman tetapi
bimbang, seperti memilih ukm ataupun organisasi yang berlatar belakang “ikut teman”
padahal dengan kita ikut teman akan membuat kita terbebani dengan ukm atau organisasi
tersebut karena kita memilih tidak dengan minat dan bakat kita.

Tentu saja setiap orang memiliki pilihan tersendiri terhadap kehidupannya. Apakah orang
tersebut akan tetap bertahan dalam zona nyaman atau memilih untuk meninggalkan zona
nyaman mereka. Dengan pilihan tersebut tentunya ada sudut pandang yang berbeda dari
setiap orang mengenai zona nyaman. Bagi orang yang berteman baik dengan zona nyaman
tentu saja menganggap tetap tinggal dalam zona nyaman sebagai pilihan mereka.

Karena dalam zona nyaman mereka sudah dapat hidup secara teratur dan stabil, tidak mau
mengambil resiko untuk mengubah pola kehidupannya. Sedangkan bagi orang yang Contra
dengan zona nyaman menganggap zona nyaman itu berbahaya. Mereka tidak mau terlena dan
menganggap zona tersebut membosankan sehingga mereka beranjak keluar untuk
mendapatkan tantangan yang akan menambah pengalaman mereka diluar rutinitas yang
teratur dan dianggap membosankan.

Sebenarnya, ketika kita keluar dari zona nyaman tidak sepenuhnya kita benar-benar keluar,
tetapi lebih kepada kita memperluas zona nyaman kita. Karena ketika kita keluar dari zona
nyaman sebagai mahasiswa yang biasa-biasa saja kemudian kita mampu merasa nyaman
dalam zona diluar zona nyaman sama saja kita memperluas zona nyaman kita dan akan terus
berkembang sampai batas kemampuan kita dalam mengembangkan diri diluar zona nyaman.

Berada dalam zona nyaman bukan berarti buruk. Karena kehidupan kita ditentukan oleh
pilihan yang kita pilih yaitu untuk mencari aman atau memilih hal yang menantang dengan
keluar dari zona nyaman. Pengembangan diri dan pengalaman diperoleh ketika kita mampu
melangkah keluar dari zona nyaman.

Bukan berarti meninggalkan zona nyaman ialah masuk dalam danger zone, tetapi untuk
memperluas jangkauan zona nyaman itu sendiri bagi diri kita. Menjadi pribadi yang bijak dan
bisa memilih langkah yang terbaik bagi kehidupan akan menentukan nasib kita karena Tuhan
tidak akan memperbaiki nasib kita jika kita tidak mau bergerak sendiri dalam memperbaiki
nasib.

Anda mungkin juga menyukai