Jurnal PELVIC FLOOR SENAM KEGEL N LANSIA HASIL MUSCLE TERHADAP DALAM PEMERIKSA TRAINING FREKUENSI PERAWATAN AN UNTUK BERKEMIH INKONTINESIA SEDIMEN MEMPERBAIKI ATAU BUANG URIN URINE INKONTINENSIA AIR DI RUMAH DENGAN URIN PADA KECIL PADA PADA VARIASI LANSIA LANJUT USIA WILAYAH PENGAWET DI PANTI KERJA SOSIAL PUSKESMAS TRESNA DARUL WERDHA IMARAH PAGAR DEWA KABUPATEN BENGKULU ACEH BESAR Volume, VOL 3 NO. 5 , VOL 4, HAL VOL5, HAL 820- VOL.3 Halaman 1274-1286 826 No.3 ,HAL 5445 TahunTerbi Juni 2022 01 Mei 2022 04 Maret 2022 Agustus 2022 t Penulis W Wahyuni , Andri Kusuma NuswatulKhaira, Putu Ayu Maoli Zartika Wijaya, T. Iskandar Parwati , Ni FatsiwiNunikAnd Faisal, Isnaini, Wayan Desi ari Nora Veri Bintari ,Diah Prihatiningsih Download https:// http:// https:// https://stp- journal.aptifi.org download.garuda. journal.aptifi.org/ mataram.e- kemdikbud.go.id/ index.php/ijopre/ journal.id/ article.php? article/view/41/28 JIP/article/ article=2823252& download/ val=13791&title= 1875/1442/ Pengaruh %20Senam %20Kegel %20Terhadap %20Frekuensi %20Berkemih %20Atau %20Buang %20Air%20Kecil %20Pada %20Lanjut %20Usia%20Di %20Panti %20Sosial %20Tresna %20Werdha %20Pagar %20Dewa %20Bengkulu
Tanggal 3 mei 2023 3 Mei 2023 3 Mei 2023 3 Mei 2023
review Tujuan Tujuan dari tujuan dari Tujuan dari jurnal untuk penelitian penelitian ini penelitian ini ini yaitu untuk mengetahui bagaimana manfaat diketahui mendampingi hasil pelvic muscle distribusi lansia dalam pemeriksaan training dalam karateristik kurangnya sedimen urine memperbaiki responden pengetahuan dengan inkontinensia urin berdasarkan jenis lansia tentang pengawet pada lansia. kelamin serta perawatan formalin dan diketahui inkontinensia dan toluena. Jenis pengaruh senam tidak ada penelitian kegel terhadap pendampingan yang frekuensi oleh keluarga digunakan berkemih atau lansia itu sendiri yaitu analitik buang air kecil dalam hal dengan pada lanjut usia. intinensia urine. pendekatan Maka dari itu eksperimen. dilakukan Sampel yang pendampingan digunakan terhadap lansia sebanyak 15 agar paham dan urine dengan mengerti. 3 kali perlakuan. Hasil analisa data dengan uji One-way anova dan Kruskal Wallis menunjukkan hasil p value eritrosit, leukosit, sel epitel masing- masing sebesar 0,137; 0,699; 0,342 dimana p value >0,005 yang berarti tidak terdapat perbedaan hasil sedimen urine dengan pengawet formalin dan toluena. Tetapi masing- masing unsur memiliki perubahan morfologi setelah diawetkan dengan pengawet formalin dan toluena Subjek Sampel penelitian Sampel yang lansia adalah Sampel penelitian yang di gunakan digunakan dalam sebanyak 25 penelitian adalah di anggota penelitian ini orang wilayah yang di kelompok senam berjumlah 15 puskesmas gunakan Kota Manggar lanjut usia di Daruimarah adalah Sampel dengan anggota panti social Kabupaten Aceh yang sejumlah 42 orang Tresna Werdha Besar digunakan wanita lanjut usia, pagar dewa dalam tetapi sampel yang Bengkulu penelitian ini digunakan dalam sebanyak 15 penelitian ini sampel urine sebanyak 35 wanita pagi. Jumlah lanjut usia melalui minimal purposive sampling sampel sesuai kriteria menurut Gay inklusi. Penelitian dan Diehl ini dilakukan pada (1996), lapangan terbuka. menyatakan penelitian dengan pendekatan eksperimen sebanyak 15 subjek per grup. Unit pemeriksaan yang akan dilakukan sebanyak 15 sampel x 3 perlakuan. Sehingga total unit pemeriksaan yaitu 45 unit. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu urine pagi, pengawet toluena, dan pengawet formalin 40%. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rak tabung, mikroskop, sentrifuge, tabung sentrifuge, gelas ukur, mikropipet, cover glass, objek glass, pot urine, yellow tip Metode Penelitian yang Penelitian ini Kegiatan Jenis penelitian dilakukan dilakukan dengan pengabdian penelitian merupakan jenis penelitian masyarakat oleh yang penelitian jenis kuantitatif dengan Dosen digunakan kuantitatif pre- menggunakan Keperawatan adalah analitik eksperiment dengan metode quasy Poltekkes denganpendek desain pretest – experiment Kemenkes Aceh atan postest one dengan desain pre di DesaLamreung eksperimen group,Besar dan post tes yang kecamatan Darul dimana populasi sebanyak dilakukan pada Imarah pada penelitian 42 wanita lansia, suatu kelompok tanggal 07 Juli dilakukan lalu dilakukan (One group pre- 2021. Peserta dengan tujuan teknik purposive post design. Hasil pada kegiatan untukmengeta sampling dengan dari analisis pengabmas ini hui perbedaan pengisian kuisioner univariat adalah hasil sedimen diag nosis diketahui Pendamping dan urine inkontinensia urin sebagian besar Lansia. Adapun denganpenga menggunakan responden jumlah wet formalin questionnaire for berjenis kelamin pendamping dan urinary perempuan sebanyak 25 toluena.Popul incontinence dengan jumlah 9 orang dan jumlah asi yang diagnosis (QUID) responden (60%) lansia adalah digunakan dan disesuaikan sedangkan sebanyak 25 dalam kriteria inklusi responden dengan orang jadi seluruh penelitian ini penelitian.Maka jenis kelamin peserta yaitu seluruh didapatkan sampel laki-laki pengabdian mahasiswi sebanyak 35 wanita berjumlah 6 masyarakat ini STIKes Wira lansia yang responden (40%). sebanyak 50 MedikaBali merupakan anggota Sementara hasil orang. yang sedang kelompok senam analsis bivariat menstruasi. lansia dari peneltian ini Sampel yang Kota Manggar. dengan digunakan Rancangan menggunakan uji dalam Penelitian ini statistik berupa penelitian ini dilakukan untuk uji t dependent sebanyak 15 melihat penurunan diperoleh nilai p sampel urine keluhan value 0,00 0,05. pagi. Jumlah inkontinensia Kesimpulan minimal urin menggunakan penelitian ini sampel alat ukur ialah ada menurut Gay reseived urinary pengaruh senam dan Diehl incontinence scale kegel terhadap (1996), (RUIS). Program frekuensi menyatakan latihan dilakukan berkemih atau penelitian selama 3minggu buang air kecil dengan dengan pada lanjut usia di pendekatan frekuensipertemuan Panti Sosial eksperimen sebanyak 3 kali Tresna Werdha sebanyak 15 seminggu, dimana Pagar Dewa subjek per minggu pertama Bengkulu. grup. Unit dimulai dari 5 pemeriksaan sesi yang akan sebagaifrekuensi dilakukan kontraksi dasar sebanyak 15 dan dosis kontraksi sampel x 3 akan ditingkatkan perlakuan. setiap minggu. Sehingga total Sebelum dilakukan unit pelvic floor muscle pemeriksaan training yaitu 45 unit. pada minggu pertama lansia terlebih dahulu mengisi kuisioner Resived Urinary IncontinenceScale( RUIS) dandilaksanakan program training selama 3minggu. Dan pada minggu terakhir dilakukan kembali pengisian kuisioner received urinary incontinence scale(RUIS) untuk dijadikanperbandin gan sebelum dan se sudahmelakukan pelvic floor muscle training,Setelah mendapatkan data, maka dilakukan uji hipo tesis yaitu Wilxocon Sign Rank Testuntuk melihat pengaruh pelvic floor muscle trainingterhadap inkontinensia urin. Hasil Menunjukkan Berdasarkan tabel Berdasarkan hasil Hasil penelitian jumlah lansia yang 1 kegiatan pemeriksaan menjadi responden diketahui jenis pengabdian yang eritrosit urine sebagian besar kelamin lanjut dilakukan pada 7 menunjukkan berumur 66-74 usia yang Juli 2021,maka perubahan tahun yang masuk menderita diperoleh : morfologi dalam kategori inkotinensia urine a. Penyuluhan eritrosit urine manula sebanyak atau frekuensi kegiatan pada (60% ) . Hasil tabel berkemih/buang 1) Evaluasi pemeriksaan penelitian air kecil ≥ 8 kali Struktur segera dan responden berjenis sehari di Panti a) Tim Dosen diawetkan kelamin perempuan Sosial Tresna Pengabdian dengan sebanyak (100% ). Werdha Pagar Masyarakat formalin dan Dari tabel Dewa Bengkulu melakukan tugas toluena. Hasil menunjukkan dimana sebagian sesuai rencana pemeriksaan bahwa penderita besar responden b) Media dan alat segera inkontinensia urin berjenis kelamin untuk penyuluhan menunjukkan terbanyak pada perempuan yaitu tersedia morfologi dari jenis stress berjumlah 9 c) Tersedia eritrosit yaitu inkontinensia urin (60%) sementara tempat yang berbentuk yaitu 16 orang yang berjenis nyaman untuk cakram (45,7% ) . kelamin laki-laki peserta yang hadir normal. Hasil Berdasarkan tabel berjumlah 6 d) Mayoritas pemeriksaan diatas jumlah lansia (40%). peserta dengan mengalami penyuluhan penambahan inkontinensia urin bersedia pengawet pada tingkat ringan mengikuti formalin sebanyak 25 orang penyuluhan 2) terjadi (71,4 % ).Hasil uji Evaluasi Proses perubahan statistic Wilxocon a) Pelaksanaan morfologi Signed Rank Test sesuai dengan eritrosit setelah melakukan waktu yang telah sedikit pelvic floor muscle direncanakan b) membesar. training didapatkan Fasilitator mampu Hasil nilai p value = memfasilitasi pemeriksaan 0,000. Hasil ini peserta dengan membuktikan masyarakat penambahan adanya pengaruh wilayah kerja pengawet pelvic floor muscle Puskesmas Kec. toluena training terhadap Darul Imarah perubahan inkontinensia urin yang kurang aktif morfologi (Ho diterima). untuk bertanya. dapat dilihat dari 3) Evaluasi Hasil ukurannya yang mengecil a) 90% peserta dan bentuk yang hadir yang tidak mengikuti bulat. kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan. b) 90% peserta mengatakan senang mengikuti kegiatan ini karena dapat menambah ilmu. Kekuatan Penelitian ini Penelitian lain Berdasarkan hasil Penelitian ini diperkuat dengan juga memperkuat penelitian juga sejalan teori pendukung hasil penelitian pengabdi dengan terjadinya ini dimana sebelumnya penelitian kemunduran fisik menurut (Sutarmi diketahui kegel yang yang dinyatakan et al., 2016) exercise mampu dilakukan oleh Yu dkk (2016) dengan judul menurunkan skor oleh Sari yaitu Sebanyak penelitian inkontinensia (2018) [6], 60% responden pengaruh latihan urine pada lansia yang telah berumur 66- kegel terhadap (Faisal et al., melaporkan 74 tahun termasuk frekuensi 2021). Menurut bahwa terjadi dalam kategori inkotinensia urine teori terdapat cara perbedaan lanjut usia. Lanjut pada lanjut usia di untuk jumlah usia merupakan Unit Rehabilitasi memperbaiki eritrosit yang fase terjadinya Sosial Margo ketidakmampuan diukur segera, kemunduran baik Mukti Rembang berkemih yaitu ditunda 2 jam fisik maupun diketahui hasilnya dengan latihan dan ditunda 3 system pada semua berupa otot dasar jam dengan fungsi tubuh, karateristik panggul (pelvic menggunakan termasuk system responden dilihat muscte exercise) pengawet perkemihan. Hasil dari jenis kelamin atau sering formalin. penelitian ini laki-laki sebagian disebut dengan Hasil uji beda menunjukkan responden ialah latihan Kegel. menggunakan bahwa 35 lansia perempuan Latihan dasar Kruskal berjenis kelamin dengan jumlah 16 panggul Wallis perempuan (100%) responden melibatkan didapatkan anggota kelompok (59,3%) kontraksi tulang nilai senam lansia Kota sementara laki- otot probabilitas Manggar laki berjumlah 11 pubokoksigeus, sebesar 0,052 mengalami reponden otot yang sehingga inkontinensia urin. (40,7%). membentuk dinyatakan Penelitian lain juga struktur tidak terdapat menyebutkan penyokong perbedaan bahwa ada banyak panggul dan yang nyata faktor yang bisa mengililingi pintu jumlah menjadi penyebab panggul pada eritrosit yang inkontinensia urin vagina, uretra, diukur segera, pada lansia, dan rectum ditunda 2 jam diantaranya adalah (Simbolon & dan 3 jam. faktor jenis kelamin Boyoh, 2017). Pemberian dan usia. Senam Kegel pengawet Pelvic floor muscle memberikan efek formalin training selama 3 menurunkan dapat minggu dapat frekuensi SUI membantu menurunkan dengan mempertahan keluhan meningkatkan kan jumlah inkontinensia urin. kekutan otot dasar eritrosit. Hasil penelitian panggul atau otot Pengawet dapat dilihat dari Puboccoccygeus. formalin nilai p = 0,000 yang Senam Kegel mampu berarti nilai p < memberikan bereaksi 0,005, sehingga pengaruh yang dengan disimpulkan pelvic signifikan protein floor muscle terhadap sebagai salah training peningkatan satu unsur berpengaruh kekuatan otot pembentuk sel terhadap dasar panggul darah inkontinensia urin. sehingga kemudian Hal ini didukung dianjurkan mengikatnya oleh penelitian dilakukan untuk agar tidak Domoulin (2020), mencegah mudah yang menunjukkan inkontinensia terserang oleh penurunan pada lansia dan bakteri persentase rata-rata keluhan pembusuk. inkontinensia urin lainterkait fungsi sebesar 70%- 74%. otot dasar Menurut Samosir panggul (Amilia dan Yulia pada et al., 2018) tahun (2019), yaitu latihan dasar panggul dilakukan selama 2 minggu didapatkan hasil adanya perubahan dari inkontinensia berat menjadi inkontinensia normal. Terdapat teori secara biologis menjelaskan tentang mekanisme pelvic floor muscle training untuk meringankan inkontinensia urin. Teori pertama otot spinter external akan meremas urethra dan teori kedua otot dasar panggul yang kuat akan menyokong leher kandung kemih (Radziminska dkk, 2018). Kesimpulan Berdasarkan hasil, Hasil karateristik Adanya Berdasarkan maka dapat responden dari 15 peningkatan hasil disimpulkan bahwa responden pengetahuan penelitian ada sebagian besar lansia dan yang telah pengaruh berjenis kelamin pendamping dilakukan pelvic floor muscle perempuan tentang cara dapat training dengan. melakuklan disimpulkan terhadap perbaikan Sementara Rata- senam kegel dan bahwa tidak inkontinensia urin rata frekuensi cara perawatan terdapat yaitu p valu berkemih atau lansia dengan perbedaan e = 0,0001. buang air kecil inkotinensia urine hasil sedimen atau buang air urine dengan kecil pada lansia pengawet sebelum diberikan formalin dan intervensi berupa toluena. senam kegel. Tetapi rerata Hasil analisis eritosit dan bivariat dengan leukosit pada menggunakan uji pemeriksaan statistic t- segera, dependent dapat dengan ditarik pengawet kesimpulan formalin dan bahwa HO ditolak toluena sementara Ha mengalami diterimal dimana peningkatan artinya ada dimana rerata pengaruh tertinggi pada pemberian senam pemeriksaan kegel. terhadap dengan frekuensi pengawet berkemih atau formalin yaitu buang air kecil pada eritrosit pada lanjut usia di sebesar Panti Sosial 4.700/LPB Tresna Werdha dan pada Pagar Dewa leukosit Bengkulu. sebesar 1.207/LPB. Hasil rerata sel epitel mengalami penurunan dan rerata terkecil pada pemeriksaan dengan toluena sebesar 2.613/LPK. Serta terjadi perubahan morfologi eritrosit, leukosit, dan sel epitel yang di periksa segera dengan pengawet formalin dan toluena. Perubahan morfologi pada pemeriksaan dengan pengawet formalin yaitu ukuran morfologi sedikit membesar dan mengecil sedangkan perubahan morfologi pemeriksaan dengan pengawet toluena yaitu ukuran morfologi yang mengecil dan dengan bentuk yang tidak beraturan. Saran Diharapkan Berdasarkan dari Dalam penelitian Bagi tenaga penelitian ini dapat hasil penelitian kali ini yang medis memberi informasi yang sudah berisi tentang diharapkan dan wawasan dilaksanakan oleh pendampingan untuk kepada masyarakat peneliti, maka lansia dalam pemeriksaan dan tenaga medis peneliti perawatan urine segar tentang manfaat menyarankan agar inkontinesia urin agar segera pelvic floor muscle pihak Panti Sosial dirumah pada diperiksa training untuk Tresna Werdha wilayah kerja sehingga memperbaiki atau tempat lanjut puskesmas darul mendapatkan inkontensia urin usia tinggal perlu imarah kabupaten hasil pada lansia adanya aceh besar. pemeriksaan keterlibatan dari dengan kasus yang akurat pada keluarga Tingginya dan dapat atau staf/pegawai presentase digunakan panti tempat inkontinensia urin sebagai lanjut usia tinggal yang terjadi pada penunjang untuk membantu wanita Asia diagnosa lanjut usia menunjukkan terhadap suatu mengingatkan bahwa kondisi ini penyakit. untuk melakukan harus Bagi peneliti senam kegel mendapatkan lain secara rutin perhatian diharapkan dengan harapan khusus.karena dapat akan menurunnya kasus melanjutkan frekuensi inkontinensia ini penelitian berkemih atau kebanyakan mengenai buang air kecil terjadi pada perbedaan yang kerap kali wanita dari pada hasil sedimen menyerang lanjut laki laki urine dengan usia. Senam kegel pengawet ini juga perlu formalin dan dimasukan toluena yang kedalam jadwal disimpan pada senam atau suhu 40C. jadwal kegiatan rutin Panti sehingga lanjut usia terkhusus penderita inkotinensia urine akan lebih mudah melakukan gerakangerakan senam kegel ketika berada di wisma masing- masing. Penelitian selanjutnya dapat melakukan pemberian intervensi untuk menurunkan frekuensi berkemih atau buang air kecil pada lanjut usia dengan mengkombinasi intervensi senam kegel ditambah dengan intervensi lainya seperti senam yoga dan intervensi lain yang sudah terbukti mampu menurunkan frekuensi berkemih atau buang air kecil.