Anda di halaman 1dari 4

Hari Pertama (Senin, 15 Juli 2019)

DIVISI MIKROBIOLOGI

1. Pemeriksaan yang dilakukan di divisi Mikrobiologi adalah:


a. Tes Cepat Molekuler (TCM)
b. Tes Malaria
c. Tes Sensitivitas Antibiotik
d. Tes Visum
e. Tes Analisis Sperma
f. Tes Pewarnaan Gram Bakteri (mikroskopis)

2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada hari Senin, 15 Juli 2019 yaitu:
a. Tes Cepat Molekuler (TCM)
Alat : GeneXpert
Tujuan : Melakukan pemeriksaan atau monitoring berbagai pemeriksaan atau
monitoring berbagai jenis penyakit atau kelainan genetik sesuai dengan catridge
(reagensia) yang digunakan dengan teknik real time PCR (penggandaan DNA).
 catridge TB MTB/RIF
sampel TB sputum
 catridge HIV HIV-1 Viral Load
sampel HIV plasma
Metode Pemeriksaan untuk TB : Rapid test. Pemeriksaan MBT ini menggunakan
sampel berupa sputum. Langkah-langkah pemeriksaan ini yaitu:
1) Ambil sputum + buffer dengan perbandingan 1:2 \
2) Masukkan sputum yang telah diencerkan sebanyak 2ml ke catridge TCM gene expert
3) Masukkan catridge ke alat gene expert 4) Hasil keluar setelah 1 jam 50 menit
1. Interpretasi hasil

2. Mematikan alat
a) Tutup software GeneXpert. Pilih NO pada semua kotak dialog yang muncul
b) Shut down komputer seperti biasa. Tunggu sampai komputer mati
c) Matikan alat GeneXpert dengan menekan tombol power di bagian belakang alat

b. Pemeriksaan jumlah virus HIV


Tujuan: Tes TCM Viral load HIV ini digunakan untuk mendeteksi jumlah virus HIV
pada sampel darah.
Metode: Rapid test Pemeriksaan TCM Viral load HIV ini menggunakan sampel berupa
plasma darah (tidak boleh tercampur dengan eritrosit. Pemeriksaan ni dilakukan sebelum
pengobatan, 1 bulan setelah pengobatan, dan 1 tahun setelah pengobatan. Langkah-
langkah pemeriksaan ini yaitu:
1) Masukkan plasma pada catridge viral load sebanyak 1,7 ml ke catridge TCM gene
expert
2) Masukkan catridge ke alat gene expert
3) Hasil keluar setelah 1 jam 55 menit

c. Tes Sensitivitas Antibiotik


Tujuan : Menentukan sensitivitas antibiotik dan resistensi bakteri terhadap
antibiotik
Metode : Disk Difusi dilakukan di dalam Biohazard Safety Cabinet
1. Menghidupkan Biosafety Cabinet
a) Tekan tombol ON/OFF ke posisi ON, alat akan otomatis melakukan “self testing”
b) Buka pintu ruangan kerja dengan menaikkan atau menurunkan handle pintu
c) Tekan tombol “FAN” untuk menghidupkan dan mematikan blower, setting
kecepatan blower (1-9) untuk mengatur besarnya angin dari blower.
d) Tekan tombol “FL Lamp” untuk menghidupkan dan mematikan lampu
penerangan ruang kerja.
e) Tekan tombol “UV Lamp” untuk menghidupkan dan mematikan lampu UV
untuk sterilisasi ruangan kerja, setting timer untuk mengatur lamanya waktu
sterilisasi.
f) Untuk mematikan alat tekan tombol ON/OFF ke posisi OFF.
2. Deteksi ESBL (Extended Spektrum Beta Laktamase)
a) Sinergisme antara cefotaxim, ceftazidime,aztreonam, ceftriaxone, dan clavulanate
b) Dideteksi dengan cara menempatkan disk Amoxiclav (20/10) ditengah-tengah
disk antibiotik tersebut diatas
c) Jarak 25 mm dari bagian tengah masing-masing disk
d) Perhatikan pelebaran zona hambatan kearah disk yang mengandung clavulanate
e) Adanya sinergisme antibiotik tersebut indikasi ESBL
f) Laporkan resisten terhadap semua golongan penisilin, chepalosporin, dan
aztreonam
g) Disk antibiotik yang harus dilaporkan resisten (meskipun hasailnya masih
sensitive, jika ditemukan indikasi ESBL:
1) Golongan penicillin
- Ampicillin
- Piperacilin
2) Golongan Beta Laktamase Inhibitor Combination
- Amoxicilin – Clavulanate
- Ampicilin – Sulbactam
- Piperacilin – Tazobactam
3) Golongan chepalosporin
- Cefazoline
- Cefuroxime
- Cefepim
- Cefotetan
- Cefoxitin
- Cefotaxime
- Ceftriaxone
- Ceftazidime
- Ceftaroline
4) Golongan monobactam
- Aztreonam
3. Deteksi MRSA (Methicilin Resisten Staphylococcus aureus)
Metode : Disk Difusi
Media : MHA
Konsentrasi antibiotik : Disk Cefoxitin 30µg
Lama inkubasi : 24 jam
Hasil ` : ≤ 21 mm  positif gen mec A (Resisten)  indikasi MRSA
≥ 22 mm  negatif mec A (Resisten)
Pelaporan : Semua golongan beta lactam (penicillin, Beta Laktamase
Inhibitor Combination Chepalosporin dan karbapenam) yang
tampak sensitive secara in vitro (pada TKA)  Dilaporkan
RESISTEN.
Antibiotik yang dilaporkan resisten (meskipun pada TKA sensitif) :
1. Golongan penicillin
- Oxacilin
- Penicilin
2. Golongan Cheplosporin
- Ceftaroline

3. Inducible Clindamycin Resistance


Metode : Disk difusi
Media : MHA
Konsentrasi Ab : Erytromicin 15 µg dan Clindamycin 2 µg (jarak disk 25 mm)
Hasil : Adanya zona inhibisi yang flat/datar pada daerah yang
berdekatan dengan erythromycin (Zona menyerupai huruf D) atau
ada pertumbuhan dalam zona hambatan clindamysin walaupun
tidak ditemukan adanya zona D.
Pelaporan : Laporkan sebagai clindamycin resistence

Anda mungkin juga menyukai