Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI KLINIK

Dosen pengampu :

Chylen setiyo rini S.Si,.MS.i.

Oleh :

Reza Verindah (191335300001)

D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 2021


A. Judul : uji sensitivitas antibiotic tyamphenicol
B. Hari,tanggal: Rabu,2 juni 2021
C. Nama Dosen:chylen setiyo rini S.Si,M.Si
D. Nama Laboran: Leni yuroh widya ningrum S.ST
E. Tujuan:
 Untuk mengetahui batas kepekaan/sensitivitas suatu bakteri (peka,setengah peka
atau resistent) terhadap suatu antibiotika yang dinyatakan sebagai konsentrasi
hambat minimum (KHM) suatu antibiotika
 Untuk mengetahui metode umum yang digunakan untuk menentukan kepekaan
suatu bakteri terhadap antibiotika.
F. Dasar teori:
Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi
bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang
biak di dalam tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat
virus, seperti flu.
Secara umum antibiotika terbagi atas :
 Penisislin
Penisislin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap kuman gram positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman gram negative contohnya :
benzylpenicilin,fenoksimetilpenicilin kloksasilin,asam klavulanat,ampilisin
 Sefalosporin
Spectrum kerjanya luas dan meliputi banyak kuman gram-positif dan gram
negative termasuk Escherichia coli. Berkhasiat bakterisid dalam fase pembunuhan
kuman, berdasarkan penghambatan sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman
untuk ketangguhan dindingnya contohnya:
Sefaleksin,sefamandol,sefouroksin,sefotaksim,seftazidim,aztreonam.
 Aminoglisida
Aktivitas bakterisid,berdasarkan dayanya untuk menetrasi dinding bakteri dan
mengikat diri pada ribbosom dalam sl, proses translasi (RNA dan DNA) diganggu
sehingga biiosintesa proteinnya dikacaukan. Efek ini tidak saja terjadi pada fase
pertumbuhan juga bila kuman tidak membelah diri contohnya:
streptomisin,gentamisin,amiksin,neomisin paromisin.
 Tetrasiklin
Mekanisme kerja berdasarkan digangggunya sintesa protein kuman spectrum
kerjanya luas dan meliputi banyak cocci gram positif dan gram negative serta
kebanyakan bacilli kecuali psedo monas dan proteus
contohnyatretaksilin,doksisiklin
 Makrolida dan linkomisin
Eritromisin bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri gram positif dan
pectrum kerjanya mirip penisislin-G menisme kerjanya melalui peningkatan
reversible pada ribosom kuman, sehingga sintesis proteinnya dirintangi contoh:
eritromisin,azitromisin,spiramisin dan linkomisin
 Polipeptida
Bakterisid berdasaran aktivitas permukaan dan kemampuannya untuk melekatkan
diri pada membrane sel bakteri,sehingga permeabilitas sel meningkat dan
akhirnya sel meletus contohnya: polimiksin B,basitrasin,gramsidin
 Antibiotika lainnya
Bersifat bakteriostatis terhadap Enterobacter dan staphylococcus aureus
berdasarkan perintangan sintesa polipeeptida kuman, contoh:
kloramfenikol,vankomisin,asam fusidat,mupirosin,spektinomisin.
G. Alat dan bahan:
 Tabung reaksi
 Cawan petri
 Erlenmeyer
 Bunsen
 Blub
 Autocalve
 Kapas steril
 bakteri pada sampel sputum
 media muller hinton
 media NAS
 standart Mc Farland
 antibiotic kloramfenikol
 pz steril
 aquades steril
 paper disk
H. Prosedur kerja:
1. Kulturkan bakteri NAS,inkubsi 24 jam
2. Pindahkan ke Pz steril dengan menggunan ose
3. Bandingkan kekeruhan pz dengan mc farland,
4. Inokulasi bakteri menggunakan swab dari pZ ke media MHA dengan cara
melingkar 3 kali
5. Didiamkan selama 30 menit
6. Letakan paperdisk kedalam cawan yang telah berisi antibiotic
7. Inkubasi selama 24 jam dan ukur zona bening
I. Hasil pemeriksaan:
Praktikum Uji Sensitivtas Mikroba Ini Menggunakan Bakteri Hasil Tumbuh Dari
Pembiakan Identifikasi Bakteri Yang Di Lanjut Penanaman Mirobanya Di Media NAS.
Pemeriksaan Ini Memiliki Rumus Perhitunganya Yaitu :

Rumus perhitungan : d = (d zona vertical – d paper) + (d zona horizontal – d paper)

2
 Cawan Petri 1
( d Zona Vertical )+ ( d zona Horizontal−d paper )
=¿
2
( 7−6 )+(10−6)
=0,25 mm
2

 Cawan Petri 2
( d Zona Vertical )+ ( d zona Horizontal−d paper )
=¿
2

( 10−6 )+(8−6)
=3 mm
2
 Cawan Petri 3

( d Zona Vertical )+ ( d zona Horizontal−d paper )


=¿
2

( 8−6 ) +(7−6)
=1,5 mm
2

 Cawan Petri 4

( d Zona Vertical )+ ( d zona Horizontal−d paper )


=¿
2

( 8−6 ) +(6−6)
=1 mm
2
J. Pembahasan
Uji sensitivitas antibiotik merupakan tes yang digunakan untuk menguji kepekaan suatu
bakteri terhadap suatu antibiotik. Uji sensitivitas bertujuan untuk mengetahui efektifitas
dari suatu antibiotik. Uji sensitivitas dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: difusi
cakram diffusion test), pengenceran atau dilusi (dilusi test), antimicrobial gradient dan
short automated instrumen system. Uji sensitivitas dengan metode difusi agar plate dapat
dilakukan dengan cara Kirby Bauer dengan teknik disc diffusion (cakram disk) atau
teknik sumuran.

Pada dasarnya, infeksi bakteri yang tergolong ringan dapat pulih dengan sendirinya,
sehingga pemberian antibiotik dirasa tidak perlu. Namun, ketika infeksi bakteri yang
diderita tidak kunjung membaik, dokter dapat meresepkan antibiotik. Selain keparahan
kondisi, terdapat juga beberapa pertimbangan lain sebelum akhirnya pasien diberikan
antibiotik, yakni:

 Infeksi yang diderita adalah infeksi menular.


 Terasa mengganggu dan diduga membutuhkan waktu lama untuk sembuh dengan
sendirinya.
 Terdapat risiko tinggi menyebabkan komplikasi.
Penggunaan antibiotik harus dengan anjuran. Yang kemudian akan menyesuaikan dosis
dengan kondisi pasien, memberitahukan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dan
saat menggunakan obat, serta efek samping yang dapat terjadi atas penggunaan
antibiotik.
Antibiotic tidak dianjurkan dalam keadaan sebagai berikut:
 Ibu hamil dan menyusui.
 Tengah dalam pengobatan lain.
 Memiliki riwayat alergi antibiotik.
Antibiotik juga dapat diberikan sebagai langkah pencegahan infeksi bakteri atau dalam
dunia medis dikenal sebagai profilaksis. Orang-orang yang diberikan antibiotik untuk
profilaksis adalah orang yang memiliki risiko tinggi mengalami infeksi bakteri, seperti
ketika orang tersebut menjalani operasi glaukoma atau operasi penggantian sendi
Thiamphenicol adalah obat antibiotik untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri.
Beberapa penyakit yang dapat diatasi oleh obat ini adalah tifus, gonore, meningitis,
infeksi saluran pernapasan, dan infeksi saluran pencernaan.
Berikut ini adalah dosis umum thiamphenicol berdasarkan kondisi yang akan diatasi dan
usia pasien:
Kondisi: Infeksi bakteri dan penyakit menular seksual
 Dewasa: 1.500 mg/hari, dapat dibagi menjadi beberapa dosis. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 3.000 mg/hari untuk infeksi yang parah.
 Anak-anak: 30–100 mg/kgBB/hari.
Kondisi: Gonore

 Dewasa: 2.500 mg/hari selama 1–2 hari, atau 2.500 mg pada hari pertama dan
selanjutnya 2.000 mg/hari selama 4 hari.
K. Kesimpulan
Thiamphenicol termasuk pada jenis antibiotika
L. Daftar pustaka
https://www.alodokter.com/thiamphenicol
http://jkp.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/home/article/view/257
https://www.alodokter.com/antibiotik
M. Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai