Anda di halaman 1dari 3

Produk Persilangan Budaya Hasil Globalisasi

Perkembangan zaman dan teknologi seperti sekarang ini membuat istilah globalisasi
menjadi sangat familiar. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia
yang terus bergerak dalam masyarakat global. Fenomena ini rasanya sudah mendarah daging
pada setiap sisi, baik aktivitas, makanan, pakaian, maupun gaya hidup. Masuknya globalisasi
juga turut memengaruhi kebudayaan suatu masyarakat. Budaya yang datang dari luar sering kali
bersentuhan dengan budaya-budaya lokal yang ada di dalam negeri. Persentuhan antara budaya
global dan lokal mampu menghasilkan sebuah peristiwa silang budaya.

Contoh dari peristiwa silang budaya terdapat dalam dua video parodi lagu “Butter” milik
BTS. Video pertama berasal dari akun YouTube milik eJ Peace, sedangkan video kedua berasal
dari akun YouTube Putih Abu-abu. Peristiwa silang budaya yang terdapat dalam kedua video
tersebut terlihat dari bagaimana suatu produk budaya global diserap dan disesuaikan konsepnya
dengan budaya lokal. Seperti yang kita ketahui, “Butter” merupakan sebuah lagu milik boygroup
BTS yang berasal dari Korea Selatan. Produk dari budaya K-pop ini telah mendunia dan
memasuki hampir setiap negara, termasuk Indonesia. Masuknya lagu ini ke Indonesia sangat
disambut baik oleh masyarakatnya. Beberapa orang mengekspresikan rasa sukanya dengan
melakukan song cover dan dance cover, serta membuat video parodi.

Dua video yang telah disebutkan di atas merupakan contoh dari video parodinya. Kedua
video tersebut memelesetkan lagu “Butter” dengan cara mengganti lirik lagunya. Lirik pada
video pertama berisi tentang dilema seseorang yang ingin menyatakan cintanya kepada seorang
perempuan. Pada video kedua, liriknya lebih religius karena mengandung ajakan untuk berzikir.
Selain mengganti liriknya, kedua video parodi tersebut juga turut mencampurkan unsur musik
daerah di dalamnya sehingga terdengar berbeda dari musik aslinya. Dari kedua video tersebut,
penonton dapat merasakan adanya unsur musik K-pop yang disatukan dengan unsur musik lokal.
Persentuhan antara lagu “Butter” dengan lirik berbahasa Indonesia dan konsep lokal inilah yang
disebut sebagai persilangan budaya.

Maraknya persilangan budaya di era globalisasi ini menimbulkan kontra pada sebagian
masyarakat. Mereka menganggap perubahan ini dapat mengurangi keorisinalan budaya lokal.
Kita, bangsa Indonesia, memang sering memandang bahwa kekayaan budaya lokal harus
dipertahankan kemurniannya. Budaya tradisional harus dipersembahkan dan dinikmati sesuai
dengan konsep aslinya, tanpa campur tangan budaya lain. Konsep seperti ini memang dapat
mempertahankan kemurnian tradisional, tetapi sangat sulit, tidak praktis, dan memiliki
segmentasi penonton yang sempit. Generasi muda sekarang melihat seni tradisional sebagai
produk lama yang membosankan. Melihat fenomena ini, modernisasi budaya menjadi suatu hal
yang sangat penting untuk meningkatkan daya tarik terhadap budaya lokal. Modernisasi ini dapat
dilakuakan dengan membiarkan budaya global bersentuhan dengan budaya lokal sehingga terjadi
suatu persilangan budaya.

Dengan adanya persilangan budaya, portal antara dunia luar dan dalam jadi terbuka luas.
Dari pemaparan di atas, kita tahu bagaimana budaya Korea atau K-pop telah masuk dan
menjamur di Indonesia. Masuknya budaya Korea ini turut menginspirasi masyarakat untuk
membuat inovasi produk budaya, seperti yang ada dalam video parodi di atas. Mereka menerima
masuknya suatu lagu beraliran K-pop dan mencoba memasukkan unsur lokal ke dalamnya. Dari
inovasi ini, khalayak luas dapat melihatnya sebagai sesuatu yang baru dan menarik. Dalam kasus
ini, keautentikan suatu budaya, baik itu budaya Korea maupun Indonesia menjadi tidak
signifikan lagi. Masyarakat tidak lagi melihat dari mana produk budaya itu berasal. Mereka lebih
memfokuskan pada produk mana yang lebih unik dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Perubahan yang terjadi akibat globalisasi tentunya membawa berbagai dampak, baik itu
dampak positif maupun negatif. Dampak ini dapat terlihat dari bagaimana khalayak memberi
tanggapan atas perubahan tersebut. Dari kedua video parodi di atas, dapat diketahui bahwa
keduanya mendapat respons yang baik dari masyarakat. Mereka melihat bahwa dua produk hasil
persilangan budaya tersebut memiliki suatu keunikan tersendiri yang membuat mereka tertarik.

Akan tetapi, respons baik dari masyarakat tidak semata-mata menjadikannya sebuah
penilaian yang utuh. Beberapa orang mungkin menganggap silang budaya dalam kedua video
tersebut sebagai suatu hal yang negatif. Mereka takut jika di masa depan akan terjadi
homogenisasi budaya yang membuat tidak adanya perbedaan budaya antarmasyarakat. Peristiwa
ini menjadi ancaman karena kemungkinan besar budaya luar yang masuk berusaha mendominasi
dan menggerus budaya lokal yang ada.

Kemungkinan tersebut merupakan isu yang perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian dapat
dilakukan untuk menjawab pertanyaan apa sajakah dampak negatif yang ada atau mungkin
terjadi dalam persilangan budaya dan apakah homogenisasi dapat terjadi jika produk hasil silang
budaya ini terus bermunculan di masyarakat. Kedua pertanyaan ini merupakan isu yang menarik
untuk dibahas. Pembahasan dari dua rumusan masalah ini dapat memberikan gambaran tentang
seberapa jauh persilangan budaya akibat globalisasi dapat memengaruhi kehidupan masyarakat
ke depannya. Selain itu, dari pembahasan ini, pembaca dapat menganalisis langkah-langkah apa
saja yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif dari persilangan budaya ini.

Referensi:

eJ Peace. (2021, Mei 30). BTS - Butter (INDONESIAN PARODY) | MTS - 'Bapper' Official
MV [Berkas Video]. Diperoleh dari https://www.youtube.com/watch?v=QMCfs7khJO0

Oktavianus, Hendra. (2018). “Modernisasi Produk Budaya, Kunci Promosi Indonesia”. Diakses
pada 08 Desember 2021 dari https://kumparan.com/hendra-oktavianus/modernisasi-
produk-budaya-kunci-promosi-indonesia

Putih Abu-abu. (2021, Juni 02). BTS (방탄소년단) 'Butter' VERSI ISLAMI (DZIKIR | COVER
PARODI PUTIH ABU-ABU) [Berkas Video]. Diperoleh dari
https://www.youtube.com/watch?v=GN-HaHVJRXA

Putri, Ratna Cahaya Rina Wirawan. 2016. Identitas dan Budaya pada Masa Kini: Keuntungan
Globalisasi dan Ancaman Homogenisasi. Jurnal Komunikasi Visual, 9 (01), 7-13.

Anda mungkin juga menyukai